BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Menurut Nazir (2003) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penelitian. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel kepribadian ekstraversi dengan regulasi emosi (Nazir, 2003 ). Penelitian korelasi didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu (Arikunto, 1993). B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) : Kepribadian Ekstraversi 2. Variabel Terikat (Y) : Regulasi Emosi Gambar 3.1 Variabel X dan Y Kepribadian Ekstraversi (X) Regulasi Emosi (Y) 33

C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. 1. Kepribadian Ekstraversi Kepribadian ekstraversi merupakan sebuah karakteristik di dalam individu yang memiliki kecenderungan untuk terbuka terhadap sekitar, sehingga orang-orang yang memiliki kecenderungan kepribadian ekstraversi mempunyai ciri-ciri ramah, menyukai interaksi sosial dengan banyak orang, dan memahami sekitar. Adapun indikatornya sebagai berikut: 1. Minat berteman ( Friendliness), yaitu cenderung berminat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. 2. Minat berkelompok ( Gregariousness), yaitu lebih menginginkan menyelesaikan sesuatu secara bersama daripada sendiri. 3. Kemampuan asertif (Assertiveness), yaitu memiliki kemampuan untuk mengatakan apa yang dirasakan/diinginkan tanpa melanggar hak orang lain. 4. Tingkat aktivitas ( Activity-level), yaitu lebih cenderung mengikuti kegiatankegiatan yang bermanfaat untuk menghabiskan waktu. 5. Mencari kesenangan (Excitement-seeking), yaitu melakukan sesuatu dengan tidak terpaksa. 6. Kebahagiaan ( Cheerfulness), yaitu mampu menerima dan menikmati keadaan apapun. 34

2. Regulasi Emosi Regulasi emosi adalah kemampuan memahami apa yang sedang dirasakan, sehingga pertahanan psikologis dalam bentuk pengendalian dan pengaturan diri terhadap stimulus yang menghasilkan segala bentuk emosi negatif mampu dilakukan oleh individu. Adapun indikatornya sebagai berikut: 1. Kendali diri, dalam arti mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak dengan efektif. 2. Memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain. 3. Memiliki sikap hati-hati. 4. Memiliki adaptibilitas, yang artinya luwes dalam menangani perubahan dan tantangan. 5. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi. 6. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan lingkungannya. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Karena di tiga Sekolah Luar Biasa peneliti tidak mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, maka populasi pada penelitian ini adalah hanya guru-guru yang mengajar di lima Sekolah Luar Biasa di Pekanbaru 35

sebanyak 82 orang guru. Menurut Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua sebagai sampel sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2002). Data Sekolah Luar Biasa di Kota Pekanbaru yang disertai dengan jumlah murid dan guru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Rekapitulasi Data SLB Kota Pekanbaru Jumlah Siswa Jumlah Guru No. Nama Sekolah Status L P Total L P Total 1. SLB Melati Swasta 41 19 60 1 10 11 2. SLB Cendana Rumbai Swasta 2 6 8 2 5 7 3. SLB Al-Faqih Swasta 10 7 17 0 3 3 4. SLB Panam Mulia Swasta 9 9 18 0 6 6 5. SLB Pelita Hati Swasta 24 20 44 2 6 8 6. SLB Sri Mujinab Swasta 30 17 47 4 8 18 7. SLB Negeri Pembina Negeri 103 65 168 16 29 45 8. SLB Kasih Ibu Swasta 36 30 66 2 7 13 Keterangan: Huruf yang ditebalkan Huruf yang tidak ditebalkan : Sekolah yang menjadi lokasi penelitian : Sekolah yang tidak menjadi lokasi penelitian E. Metode Pengumpulan Data 1. Alat Ukur a. Skala Kepribadian Ekstraversi Skala kepribadian ekstraversi yang digunakan adalah skala kepribadian ekstraversi yang disusun oleh peneliti. Skala kepribadian ekstraversi ini merupakan komponen dari big five faktor khususnya ekstraversi menurut NEO PI-R yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae (Pervin & John, 2001) yaitu: minat berteman 36

(friendliness), minat berkelompok (gregariousness), kemampuan asertif (assertiveness), tingkat aktivitas (level-activity), mencari kesenangan (excitementseeking), kebahagiaan (cheerfulness). Aitem skala kepribadian ekstraversi dalam penelitian ini berjumlah 36 aitem, dengan perhitungan 18 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable. Skala ini dibuat oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kepribadian ekstraversi guru sekolah luar biasa di pekanbaru, dengan menggunakan model skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Pada penelitian ini penilaian bergerak dari 1 (satu) hingga 4 (empat). Pernyataan dibagi menjadi dua bagian yaitu pernyataan favorable dan unfavorable seperti pada tabel berikut. Tabel 3.2 Skor Aitem Skala Kepribadian Ekstraversi (X) Favorable Skor Unfavorable Skor Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 Setuju (S) 3 Setuju (S) 2 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Blue print skala kepribadian ekstraversi untuk uji coba (try out) dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian Ekstraversi untuk Uji Coba No. 1. Komponen Minat berteman (Friendliness) Butir Item Total Favorable Unfavorable 1, 2, 3 4, 5, 6 6 37

No. Komponen Favorable Butir Item Unfavorable Total 2. Minat berkelompok (Gregariousness) 7, 8, 9 10, 11, 12 6 3. Kemampuan asertif (assertiveness) 13, 14, 15 16, 17, 18 6 4. Tingkat aktivitas (levelactivity). 19, 20, 21 22, 23, 24 6 5. Mencari kesenangan (Excitement-seeking) 25, 26, 27 28, 29, 30 6 6. Kebahagiaan (Cheerfulness) 31, 32, 33 34, 35, 36 6 Total 36 b. Skala Regulasi Emosi Skala Regulasi Emosi pada penelitian ini adalah alat ukur untuk mengungkap pengaturan emosi pada guru dalam menghadapi anak luar biasa. Skala ini terdiri dari beberapa indikator yang disampaikan oleh Goleman (2004) yang menyatakan bahwa indikator tersebut merupakan hal-hal untuk mengetahui kemampuan individu dalam meregulasi emosinya, yaitu: Kendali diri, Memiliki hubungan interpersonal baik, memiliki sikap hati-hati, memiliki adaptibilitas, toleransi tinggi, dan berpandangan positif. Skala regulasi emosi guru sekolah luar biasa di pekanbaru dibuat sebanyak 36 aitem dengan perhitungan 18 aitem favorabel dan 18 aitem unfavorabel. Skala ini 38

disusun oleh peneliti dengan model skala likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Pada penelitian ini penilaian bergerak dari 1 (satu) hingga 4 (empat). Pernyataan dibagi menjadi dua bagian yaitu favorable dan unfavorable seperti pada tabel berikut. Tabel 3.4 Skor Aitem Skala Regulasi Emosi (Y) Favorable Skor Unfavorable Skor Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 Setuju (S) 3 Setuju (S) 2 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Blue print skala regulasi emosi untuk uji coba ( try out) dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Blue Print Skala Regulasi Emosi untuk Uji Coba No. Ciri-ciri Butir Aitem Favorable Unfavorable Total 1. Kendali diri. 1, 2, 3 4, 5, 6 6 2. Memiliki hubungan interpersonal baik. 7, 8, 9 10, 11, 12 6 3. Memiliki sikap hati-hati. 13, 14, 15 16, 17, 18 6 4. Memiliki adaptibilitas. 19, 20, 21 22, 23, 24 6 5. Toleransi tinggi. 25, 26, 27 28, 29, 30 6 6. Berpandangan positif. 31, 32, 33 34, 35, 36 6 Total 36 39

2. Uji Coba Alat Ukur Uji coba (try out) dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas, serta untuk mendapatkan aitem-aitem yang layak sebagai alat ukur. Uji coba ( try out) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan try out terpakai, artinya Bapak/Ibu guru tersebut bukan hanya menjadi subjek uji coba namun mereka juga merupakan subjek penelitian yang sebenarnya pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah subjek yang tersedia, sehingga peneliti melakukan uji coba dan penelitian dengan subjek yang sama. Pelaksanaan try out dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu dari tanggal 14 April 2014 sampai 24 April 2014, dengan jumlah subjek try out sebanyak 82 orang. Pada tryout terpakai ini, skala yang telah diisi oleh responden akan dilakukan uji daya beda diskriminasi terlebih dahulu untuk mengetahui mana aitem yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Selanjutnya, aitem yang memenuhi persyaratan tersebut akan dilakukan analisis untuk pengujian hipotesa dan aitem yang tidak memenuhi syarat tidak dianalisa. Pada saat menetapkan jumlah subjek uji coba, tidak ada ketentuan pasti mengenai jumlahnya. Secara statistik jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Berdasarkan konsep tersebut, peneliti menggunakan jumlah subjek uji coba sebanyak 82 subjek. Aitem yang diujicobakan berjumlah 72 aitem, yang terdiri dari 36 aitem regulasi emosi dan 36 aitem kepribadian ekstraversi. (Azwar, 2010). 40

F. Validitas, Indeks Daya Beda dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Tipe validitas berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, dapat digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria). Validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian isi tes atau aitem pada alat ukur dengan analisis rasional atau melalui professional judgment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana aitem -aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi) (Azwar, 2001). 2. Indeks Daya Beda Indeks daya beda merupakan koefisien yang menunjukkan bahwa fungsi aitem selaras dengan fungsi tes. Aitem yang memiliki indeks daya beda baik merupakan aitem yang konsisten karena mampu menunjukkan perbedaan antar subjek pada aspek yang diukur dengan skala bersangkutan. Indeks daya beda merupakan indikator konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara berkeseluruhan yang diistilahkan konsistensi aitem-total (Azwar, 2010). 41

Berdasarkan hasil perhitungan melalui sistem komputerisasi dengan bantuan SPSS For Windows 16, pada skala kepribadian ekstraversi diperoleh indeks daya beda yang bergerak dari -0,122 sampai 0,587. Awalnya, hasil uji indeks daya beda yang dinyatakan valid berjumlah 18 aitem dan aitem yang gugur berjumlah 18 aitem. Kemudian, peneliti menggugurkan 1 aitem lagi dikarenakan aitem tersebut <0,25 jadi, hasil akhir uji indeks daya beda yang dinyatakan valid berjumlah 17 aitem dan aitem yang gugur sebanyak 19 aitem. Pada aitem skala kepribadian ekstraversi, peneliti menggunakan daya diskriminasi diatas 0,25 dengan indeks daya beda bergerak dari 0,274 sampai 0,663. Menurut Azwar (2007), umumnya skala psikologi yang digunakan untuk menentukan indeks daya diskriminasi di atas 0,30 atau di atas 0,25 sudah dianggap mengindikasikan daya diskriminasi yang baik. Namun, apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka peneliti dapat menurunkan batasan kriteria 0,30 menjadi 0,25. Pada penelitian ini peneliti menentukan daya diskriminasi di atas 0,25. Jadi, aitem koefisien <0,25 dinyatakan tidak valid, sedangkan aitem yang dianggap valid adalah aitem dengan koefisien korelasi 0,25. Oleh karena itu, pengukuran Indeks daya beda dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi skor subjek pada aitem dengan skor tes (konsistensi aitem total). Teknik yang digunakan adalah koefisien korelasi aitem total dari Pearson dengan bantuan SPSS For Windows 16. Blue print hasil uji indeks daya beda aitem skala kepribadian ekstraversi adalah sebagai berikut. 42

Tabel 3.6 Blue Print Hasil Uji Indeks Daya Beda Aitem Skala Kepribadian Ekstraversi No 1. 2. 3. 4. 5. Komponen Minat berteman (Friendliness) Minat berkelompok (Gregariousness) Kemampuan asertif (assertiveness) Tingkat aktivitas (levelactivity). Mencari kesenangan (Excitement-seeking) Favorable Nomor Aitem Unfavorable Valid Gugur Valid Gugur Jumlah 1, 2, 3 - - 4, 5, 6 6 9 7, 8-10, 11, 12 14 13, 15 17, 18 16 6 20 19, 21-22, 23, 24 25, 26 27 28, 29 30 6 6 6 6. Kebahagiaan (Cheerfulness) 31, 32, 33-34, 35 36 6 Jumlah 11 7 6 12 36 Berdasarkan blue print hasil uji indeks daya beda diatas maka diproleh blue print skala kepribadian ekstraversi (X) yang akan dianalisis. Uraiannya dapat dilihat secara rinci dalam tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Blue Print Skala Kepribadian Ekstraversi (X) yang Dianalisis No Komponen Nomor Aitem Try Out Favorable Unfavorable Jumlah 1. Minat berteman (Friendliness) 1, 2, 3-3 43

No Komponen Nomor Aitem Try Out Favorable Unfavorable Jumlah 2. Minat berkelompok (Gregariousness) 9-1 3. Kemampuan asertif (assertiveness) 14 17, 18 3 4. Tingkat aktivitas (level-activity) 20-1 5. Mencari kesenangan (Excitementseeking) 25, 26 28, 29 4 6. Kebahagiaan (Cheerfulness) 31, 32, 33 34, 36 5 Jumlah 11 6 17 Pada skala regulasi emosi, berdasarkan hasil uji indeks daya beda aitem diperoleh perhitungan bergerak dari -0,147 sampai 0,602. Pada awalnya aitem skala regulasi emosi yang dinyatakan baik berjumlah 25 aitem dan aitem yang gugur berjumlah 11 aitem. Kemudian, peneliti menggugurkan 4 aitem lagi dikarenakan aitem-aitem tersebut <0,30. Jadi, hasil akhir uji indeks daya beda yang dinyatakan baik berjumlah 21 aitem dan aitem yang gugur sebanyak 15 aitem. Pada aitem skala regulasi emosi, peneliti menggunakan daya diskriminasi diatas 0,3 dengan indeks daya beda bergerak dari 0,335 sampai 0,628. Blue print hasil uji indeks daya beda aitem skala regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut: 44

Tabel 3.8 Blue Print Hasil Uji Indeks Daya Beda Aitem Skala Regulasi Emosi (Y) Nomor Aitem No Ciri-ciri Favorable Unfavorable Valid Gugur Valid Gugur 1. Kendali diri. - 1, 2, 3 6 4, 5 Jumlah 6 2. Memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain. 7, 9 8 11, 12 10 6 3. Memiliki sikap hatihati. 13, 14, 15-16, 17, 18-6 4. Memiliki adaptibilitas. 19, 20, 21-23 22, 24 6 5. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi. 25, 26 27 28, 29 30 6 6. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan lingkungannya. 31, 33 32-34, 35, 36 6 Jumlah 12 6 9 9 36 Berdasarkan blue print hasil uji indeks daya beda diatas maka diproleh blue print skala regulasi emosi (Y) yang akan dianalisis. Uraiannya dapat dilihat secara rinci dalam tabel 3.9 sebagai berikut: 45

Tabel 3.9 Blue Print Skala Regulasi Emosi (Y) Yang Dianalisis No Ciri-ciri Nomor Aitem Try Out Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kendali diri. 1-1 2. Memiliki hubungan interpersonal yang baik. 2, 3 4, 5 4 3. Memiliki sikap hati-hati. 6, 7, 8 9, 10, 11 6 4. Memiliki adaptibilitas. 12, 13, 14 15 4 5. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi. 16, 17 18, 19 4 6. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan lingkungannya. 20, 21-2 Jumlah 13 8 21 3. Reliabilitas Reliabilitas mempunyai pengertian keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan. Namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009 ). Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2004). Menurut Azwar (2007) reliabilitas adalah tingkat kepercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan yang pada prinsipnya pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel suatu pengukuran dan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi 46

koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya dan sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. (Azwar, 2010). Formula Alpha Cronbach dapat digunakan pada skala yang dapat dibelah menjadi dua atau tiga bagian dimana setiap belahan berisi aitem-aitem dalam jumlah yang sama banyak. (Azwar, 2010). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Koefisien Alpha Cronbach dan dibantu dengan program SPSS 16,00 for windows sebagai berikut: Koefisien reliabilitas untuk variabel kepribadian ekstraversi (X) dari 17 aitem yang valid dan koefisien reliabilitas variabel regulasi emosi (Y) dari 21 aitem yang valid, dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut : Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Skala Koefisien Reliabilitas 1. Kepribadian Ekstraversi 0,788 2. Regulasi Emosi 0,875 G. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini yaitu korelasi untuk mencari hubungan antara kepribadian ekstraversi sebagai variabel independen, dengan regulasi emosi sebagai variabel dependen, maka metode analisis data yang digunakan adalah korelasi product-moment dari Pearson yang digunakan untuk menentukan hubungan antara dua gejala interval (Arikunto, 2006). 47