BAB I PENDAHULUAN. implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH E-BISNIS PENERAPAN E-KTP PADA MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program kerja Kementerian Dalam Negeri adalah memperbaharui

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan prima yangmempunyai sistem pelayanan

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan kehidupan bernegara secara tegas dirumuskan dalam Alinea. ke Empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengemukakan

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Kartu Tanda Penduduk atau KTP adalah suatu identitas resmi yang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Repub

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TLD NO : 15

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

Kependudukan yang Membahagiakan Rakyatnya melalui Pelayanan Pencatatan Sipil Yang Inovatif, Mudah, Cepat, Akurat dan Gratis

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dapat di artikan sebagai proses, prinsip-prinsip dan tata

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1. Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2. Pasal 5. Huruf a. Cukup jelas. Huruf b...

Disusun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2015

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Taufiqurrohman, SH, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsepsi negara hukum untuk mencapai tujuan negara indonesia secara implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Ketentuan-ketentuan diatas membawa dampak yang besar terhadap kegiatankegiatan pemerintahan dalam melaksanakan tujuan nasional. Dampak tersebut adalah kewenangan administrasi negara dalam penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan nasional yang membawa konsekuensi terlibatnya administrasi negara kedalam semua aspek kehidupan masyarakat. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa administrasi Negara mempunyai tiga arti, yaitu : pertama, sebagai salah satu fungsi Pemerintah, kedua sebagai aparatur dan aparat dari pada Pemerintah, ketiga sebagai proses penyelenggaraan melakukan tugas pekerjaan Pemerintah yang memerlukan kerja sama secara tertentu. Dari pendapat tersebut dapatlah diketahui bahwa administrasi Negara adalah keseluruhan aparatur pemerintahan yang melakukan tugas Negara selain tugas

berbagai aktivitas atau tugas-tugas pembuatan undang-undang dan pengadilan, sedangkan hukum administrasi Negara adalah seperangkat aturan yang memungkinkan administrasi Negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga terhadap sikat tindak administrasi Negara, dan melindungi administrasi Negara itu sendiri. Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negaranya melalui suatu sistem pemerintahan berupa pelayanan publik. Salah satu nya pelayanan publik yang di kelompokkan dalam pelayanan administratif.kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik. Dokumen-dokumen itu antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,Sertifikat Kepemilikan/ Penguasaan Tanah dan sebagainya. Salah satu pelayanan yang di berikan oleh pemerintah kepada masyarakat adalah pelayan publik dibidang administrtif, yakni pengurusan administrasi kependudukan dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik kepada setiap penduduk yang berdomisili di negara Indonesia. Secara teoritis, tujuan dari pelayanan publik dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:

a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka,mudah,dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas. d. Partisipasif, yaitu pelayanan yang mendapat dorongan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraaan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, stastus sosial,dan lain-lain. f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28 D ayat (4) menjelaskan bahwa: Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Dalam hak tersebut setiap orang atau warga negara juga mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri agar mendapatkan identitas yang resmi dari negara yakni Kartu Tanda Penduduk Elektronik.

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) pada awalnya adalah merupakan e-ktp yang berubah nama menjadi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Alasan perubahan penyebutan ini dikarenakan sesuai dengan norma Bahasa Indonesia yang baik dan yang benar. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 470/296/SJ tentang Kartu Tanda Penduduk Elektronik berlaku seumur hidup tanggal 29 januari 2016 mengamanatkan bahwa: 1. Pasal 64 ayat (7) huruf a Undang-undang Nomor 24 tahun 2013, mengamanatkan bahwa KTP-el untuk warga negara indonesia masa berlakunya seumur hidup. 2. Selanjutnya dalam pasal 101 huruf c Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 mengamanatkan bahwa KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 ditetapkan berlaku seumur hidup. Dengan demikian, KTP-el yang diterbitkan sejak tahun 2011 berlaku seumur hidup, dan tidak perlu diperpanjang walau telah habis masa berlakunya. Untuk itu bagi penduduk yang telah memiliki kartu tanda penduduk yang sudah diterbitkan sejak tahun 2011 berlaku seumur hidup, tidak perlu diperpanjang walaupun telah habis masa berlakunya, kecuali ada perubahan elemen datanya.

Dalam pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan menjelaskan bahwa Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTPel, adalah kartu tanda penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana. Kartu Tanda Penduduk Elektronik dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut : 1. Menghindari pajak. 2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota. 3. Mengamankan korupsi. 4. Menyembunyikan identitas (oleh para teroris). Kartu identitas elektronik ini telah banyak digunakan di negara negara Eropa antara lain Australia, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol, dan Swedia. Untuk di negara Tmur tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko. Dan untuk di negara Asia sendiri yang telah menggunakan kartu identitas elektronik ini adalah India dan China.

Program Kartu Tanda Penduduk Elektronik dapat mempermudah masyarakat dalam urusan pemerintahan dan juga bermanfaat bagi pemerintah dalam mengontrol dan mendapatkan informasi serta data penduduknya. Untuk pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan nasional bangsa dan pembangunan masayarakat bangsa. Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dilakukan tanpa memungut biaya kepada masyarakat karena ini merupakan program pemerintah. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dikoordinasi di Kecamatan masing-masing. Untuk proses pengambilan foto dan sidik jari dilakukan kantor Kecamatan, jika dalam bentuk kolektif maka proses pendistribusian dilakukan melalui kantor Kelurahan dan RT/setempat. Dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik baru, seiring dengan semakin tertatanya database kependudukan di seluruh Indonesia, maka dalam pelayanan perekaman, penerbitan, dan pengganti Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang rusak dan tidak merubah elemen data kependudukan nya, perlu dilakukan penyederhanaan prosedur dan syarat pembuatannya. Penyederhanaan prosedur dan syarat pembuatan tersebut dilakukan dengan cara cukup menunjukkan fotokopi KTP lama & Kartu Keluarga tanpa surat pengantar dari RT, RW dan Kelurahan/Kecamatan. Hal ini diatur didalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 471/ 1768/SJ Tentang Percepatan Penerbitan KTP-el dan Akta Kelahiran.

Didalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 471/1768/SJ poin 9 juga mengatur tentang larangan memberikan syarat tambahan dalam pelayanan perekaman dan penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan penerbitan akta kelahiran, misalnya dengan lunasan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB), surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), dan lain-lainnya. Permasalahan yang terjadi pada kenyataannya dalam prosedur pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik masyarakat ditanyakan dan disyaratkan lunas pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB), sedangkan di dalam surat keputusan kemendagri tersebut telah melarang memberikan syarat tambahan.berdasarkan permasalahan diatas terjadi ketidaksinkronan antara Undang-undang dengan pemerintahan maka dari itu penulis merasa tertarik untuk mengkajinya dengan memilih judul PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (KTP-el) DI KECAMATAN PADANG TIMUR. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Prosedur Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kecamatan Padang Timur? 2. Apa kendala yang terjadi dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektonik di Kecamatan Padang Timur?

C. Tujuan penelitian Penulisan ini secara umum bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa Fakultas Hukum yang akan menyelesaikan pendidikan guna memperoleh gelar sarjana hukum, sedangkan jika dilihat dari rumusan masalah yang telah di kemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kecamatan Padang Timur. 2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang timbul dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kecamatan Padang Timur. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah khasanah pengembangan ilmu hukum,khususnya bagi mahasiswa fakultas hukum Universitas Andalas. b. Melatih kemampuan penulis untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan merumuskannya dalam bentuk tertulis. c. Menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan dan menghubungkannya dengan praktek lapangan. d. Agar penelitian ini dapat menjawab rasa keingintahuan penulis mengenai pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di Kecamatan Padang Timur

2. Manfaat Praktis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, pihak-pihak yang terkait dalam hal ini baik masyarakat, pemerintah, dan para penegak hukum, khususnya pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dikaji. E. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis (sociological research) penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dan menelaah bagaimana suatu produk hukum di terapkan dalam masyarakat. Dengan perkataan lain, dalam penelitian ini penulis mengkaji bagaimana pelaksanaan suatu aturan yang berlaku dan bagaimana masyarakat melihat, memahami dan melaksanakan berlakunya suatu aturan hukum tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan data tentang suatu keadaaan atau gejala-gejala sosial yang berkembang di tengah-tengah masyarakat sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memeperoleh gambaran menyeluruh, lengkap, dan sistematis tentang objek yang akan diteliti. 2. Sumber Data Penelitian ini adalah untuk mendapatkan data :

a. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dengan metode wawancara (interview) dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini. b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research) yang ada berupa bahan hukum, data tersebut terdiri dari : 1. Bahan hukum primer Yaitu bahan hukum yang memiliki kekuatan hukum yang mengikat yang dalam hal ini berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Aministrasi Kependudukan, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 471/1768/SJ,dan peraturan perundangundangan lain yang berkaitan dengan judul skripsi. 2. Bahan hukum sekunder Yaitu bahan hukum yang dapat menunjang bahan hukum primer dan dapat membantu penulis dalam menganalisa dan memahami bahan hukum primer yang berupa literatur-literatur tertulis, baik buku-buku, makalah-makalah,laporan penelitian, artikel, surat kabar dan lain sebagainya yang resmi dan akurat. 3. Bahan hukum tersier

Yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus besar Bahasa Indonesia, dan sebagainya yang meberikan informasi guna melengkapi hasil penelitian ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data primer pada penelitian ini dilakukan dengan : a. Wawancara Ialah teknik pengumpulan data dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan objek penelitian.wawancara dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Responden Ialah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari orang-orang yang terlibat langsung dalam masalah yang ditangani, dalam hal ini responden hendak dituju adalah, pegawai Kecamatan Padang Timur. 2. Informan Ialah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari orang-orang yang mempunyai otoritas keilmuan dan mmpunyai pengalaman dalam bidangnya masing-masing seperti Camat,dll.

b. Studi dokumen Untuk memperoleh data sekunder dapat dilakukan denagn studi dokumen, ialah suatu teknik pengumpulan data dengan melihat, meneliti, dan mengumpulkan bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan penelitian. 4. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu analisa terhadap datadata yang bukan merupakan angka-angka untuk menghasilkan data yang tersusun secara sistematis dan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan, pandangan para ahli, dan pengalaman peneliti. 5. Metode Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling, Yaitu bahwa semua elemen atau setiap unit atau individual dalam dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan jumlah sampel dengan teknik ini umumnya menggunakan prosentase atas populasi. Berapa prosentase yang harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya tidak ada aturannya secara tegas. Hal tersebut sangat tergantung dari keadaan populasi penelitiannya.