BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

kewajiban zakat adalah urusan dengan Allah (vertical ),namun dalam menunaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, isu yang berkaitan dengan

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


DAFTAR PUSTAKA. Al Ba ly, Abdul Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan. Syari ah. Terjemahan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. Islam Perspektif Maqasyid Al-Syariah,Cetakan Pertama,Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2014.h.8.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

Indra Pratama Wicaksono

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang mana di dalamnya berisikan struktur atau prosedur yang secara umum fungsinya untuk mengarahkan dan mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang selanjutnya dapat disebut sebagai GCG, memiliki beberapa prinsip yang seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, diantaranya yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness) 1. GCG merupakan sistem, artinya bahwa setiap prinsipnya memiliki fungsi dan peranan yang saling berkaitan. Maka, penerapan GCG sangatlah penting untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan atau badan usaha atau lembaga. Salah satu pentingnya penerapan GCG yakni untuk mengarahkan perusahaan atau badan usaha atau lembaga agar bisa mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapainya. Selain itu juga agar dinilai lebih baik oleh para stakeholder untuk pertimbangan dalam menanamkan saham di perusahaan atau badan usaha atau lembaga. Tidak hanya pada lembaga umum 1 Mahmudi, Penguat Tata Kelola dan Reposisi Pengelola Zakat (Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, EKBISI, Vol.4, No.1, Desember 2009), hlm.69 1

2 saja, GCG juga memiliki pengaruh penting dalam lembaga pengelolaan zakat, diantanya adalah sebagai bahan pertimbangan para muzakki untuk turut ikut dalam berzakat melalui lembaga pengelolaan zakat, yang mana dapat dikatakan sebagai amil zakat, dan yang terpenting adalah memperkuat posisi perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efektif dan efisien. Setelah mengetahui mengenai informasi GCG, maka selanjutnya kita perlu mengetahui bahwa Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam, yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Zakat sebagai salah satu rukun Islam merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan bagi setiap muslim; untuk difasilitasi, dikelola, dan dialokasikan secara tepat oleh para pengelola zakat (amil); serta dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para penerima (mustahiq). Di samping dari dana zakat, biasanya juga didampingi oleh dana infaq dan shadaqah, atau biasa dikenal dengan dana ZIS. Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah yang efisien dan efektif tentu tidak dengan dilakukan sendiri oleh muzakki, tetapi perlu dikelola secara sistematis, terkoordinasi, dan terorganisasi dengan baik. Dalam hal ini Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sebagai amil memiliki peran yang sangat strategis untuk memberdayakan zakat dan mendukung tegaknya rukun Islam 2. Pertumbuhan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia sendiri 2 Mahmudi, Penguatan..., hlm.69.

3 sudah sangat pesat seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian dan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Secara umum, ada 3 (tiga) OPZ yang dapat kita pahami dan ketahui, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ), yang merupakan Lembaga milik pemerintah; Lembaga Amil Zakat (LAZ), merupakan lembaga yang dikelola masyarakat; dan masjid-masjid atau para ustadz yang dipercaya masyarakat setempat. Akan tetapi, hanya ada 2 (dua) kelembagaan pengelola zakat yang diakui pemerintah, yakni BAZ dan LAZ itu sendiri 3. Selanjutnya, Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang merupakan salah satu bentuk organisasi atau lembaga yang pengelolaan zakatnya berdiri sendiri, sangat memerlukan prinsip yang harus diterapkan dalam mengelola dana zakat tersebut. Hal ini karena lembaga juga merupakan organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan, yang berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) dan secara umum bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai dana berlebih (muzakki) dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang masih memiliki keterbatasan dana (musthahiq). Lembaga Amil Zakat biasanya juga menjadi bagian dalam suatu Lembaga Keuangan, salah satunya di Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia seperti Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) mengalami Pertumbuhan yang pesat. KSPPS dalam 3 Mahmudi, Penguatan..., hlm.69

4 operasionalnya di samping berfungsi sebagai lembaga penghimpun dan penyaluran dana dalam bentuk simpanan dan pinjaman, tetapi juga sebagai lembaga penghimpun dan penyaluran harta (yang biasa kita sebut dengan baitul maal). Salah satu KSPPS yang menjalankan fungsi tersebut adalah KSPPS BMT Bahtera Pekalongan. Lembaga Amil Zakat di KSPPS BMT Bahtera berada di posisi divisi sosial dikenal dengan Baitul Maal Bahtera, fungsinya untuk memudahkan dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat muzakki dalam menyalurkan dan mengelola dana zakat/infaq/shadaqah/wakaf dan dana umat lainnya kepada para mustahiq secara tepat dan daya guna. Baitul Maal Bahtera berada di Jl. Dr. Sutomo Mega Grosir MM Blok A.5 Pekalongan. Tabel 1.1 Laporan Keuangan Zakat, Infaq dan Shadaqah di Baitul Maal Bahtera Pekalongan Tahun 2015 4 SALDO AWAL 2015 4.885.563 PENERIMAAN ZAKAT 58.228.026 INFAQ / SHODAQAH Infaq Umum 141.984.666 Donasi Yatim 29.205.000 Donasi Ramadhan 11.050.000 Donasi Qurban 51.350.000 Donasi Mobil Peduli Umat 3.600.000 Donasi Sosial Kemanusiaan 1.260.000 Donasi Operasional 1.809.501 JUMLAH PENERIMAAN INFAQ / SHODAQAH 240.259.167 WAKAF 9.060.000 PENGELUARAN Total Penerimaan Dana 407.547.193 Pendayagunaan Zakat Maal 52.100.100 Pendayagunaan Infaq 49.910.800 Pendayagunaan Qardul Hasan 84.400.000 4 Brosur Baitul Maal Edisi: VI/ Jan Feb 2016.

5 Pendayagunaan Pendidikan 69.766.000 Pendayagunaan Ramadhan 9.409.500 Pendayagunaan Qurban 53.840.500 Pendayagunaan Yatim 33.332.000 Alokasi Renovasi Tempat Ibadah & Majlis Ta'lim 10.585.000 Donasi Sosial Kemanusiaan 6.000.000 Donasi Mobil Peduli Umat (MPU) 13.497.500 Pembelian Aset 5.480.000 Biaya Operasional 32.371.200 Jumlah Penggunaan Dana 20.692.600 SURPLUS (DEFISIT) (13.145.407) SALDO AKHIR 2015 61.740.156 Menurut peneliti, dengan sekilas melihat dari laporan keuangan di atas, maka pengalokasian penggunaan dana-dana sudah terorganisir cukup bagus. Selain itu peneliti juga memiliki alasan lain mengapa memilih Baitul Maal Bahtera Pekalongan sebagai tempat penelitian, ini karena Baitul Maal Bahtera sudah memiliki Office Channelling untuk pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan dana umat lainnya. Berangkat dari permasalahan di atas, penulis meneliti bagaimana penerapan tata kelola zakat, infaq dan shadaqah yang ada pada Baitul Maal Bahtera dengan melihat atau mengacu pada prinsip GCG ke dalam Tugas Akhir (TA) dengan judul penelitian : IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS) DI BAITUL MAAL BAHTERA PEKALONGAN.

6 B. Rumusan Masalah Melihat dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di Baitul Maal Bahtera Pekalongan? 2. Bagaimana implementasi prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah di Baitul Maal Bahtera Pekalongan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang dicapai adalah : a. Mengetahui pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di Baitul Maal Bahtera Pekalongan. b. Mengetahui implementasi prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di Baitul Maal Bahtera Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian atau penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut : a. Secara Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi Baitul Maal Bahtera Pekalongan

7 dalam rangka mengembangkan dan mengoptimalkan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqahnya. 2) Untuk memberikan kontribusi keilmuan yang mengkaji tentang Good Corporate Governance dan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah kepada peneliti yang akan datang. b. Secara Teoritis 1) Untuk mengembangkan keilmuan tentang pengelolaan ZIS pada Lembaga Amil Zakat, khususnya Baitul Maal. 2) Untuk informasi dan referensi bagi mahasiswa dan semua pihak yang membutuhkan mengenai Good Corporate Governance dan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah. E. Penegasan Judul Dalam rangka memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan maksud judul, maka perlu adanya penegasan judul. Adapun judul yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut: 1. Implementasi Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti pelaksanaan dan atau penerapan. 5 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 529.

8 2. Prinsip Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. 6 Pengertian GCG yang lebih ditegaskan adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan. Prinsip-prinsip dasar dalam GCG meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness). 7 3. Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah terdiri atas empat kata yang bermakna mendalam. Pertama, pengelolaan yang artinya pengembangan, pengendalian atau penyelenggaraan. 8 Yang kedua yaitu zakat yang menurut ulama Hanafiyah memiliki arti kepemilikan bagian harta tertentu dari harta tertentu untuk orang atau pihak tertentu yang telah ditentukan oleh syari (Allah swt) untuk mengharap keridhaan- Nya. 9 kemudian infaq dalam KBBI ditulis dalam tulisan infak yang artinya pemberian atau sumbangan harta selain zakat wajib untuk 6 Muh. Arief Effendi, The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 1. 7 Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 8 Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang : UIN Malang Press, 2008), hlm. 251. 9 Fakhruddin, Fiqh & Manajemen, hlm. 17.

9 kebaikan 10. Yang terakhir yaitu shadaqah yang dalam KBBI ditulis dengan kata sedekah yang artinya pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kempauan pemberi. 11 Dari keempat kata tersebut dapat diartikan sebagai pengelolaan dana dari zakat, infaq dan shadaqah untuk masyarakat dengan syarat dan ketentuan tertentu. 4. Baitul Maal Baitul Maal (rumah harta), merupakan salah satu bagian dari sebuah Lembaga Keuangan Syariah Mikro berupa Baitul Maal wattamwil (BMT) yang berfungsi untuk menerima titipan dana zakat, infaq dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. 12 Menurut penegasan istilah di atas, bahwa judul Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) di Baitul Maal Bahtera Pekalongan, dapat dimaknai sebagai sebuah penelitian untuk mengetahui penerapan prinsip tata kelola Zakat, Infaq dan Shadaqah yang baik pada Baitul Maal Bahtera Pekalongan sesuai dengan prispip Good Corporate Governance. 10 Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 553. 11 Pusat Bahasa, Kamus..., hlm. 1280. 12 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 447.

10 F. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika yang dibahas oleh penulis dalam penelitian yang ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan judul dan sistematika pembahasan. BAB II TELAAH PUSTAKA Pada bab ini merupakan teori yang mendasari pembahasan objek yang diteliti, berisi landasan teori yang meliputi. Pertama, konsep zakat, infaq dan shadaqah dalam Islam (pengertian zakat, infaq dan shadaqah; dasar hukum zakat, infaq dan shadaqah; syarat zakat, infaq dan shadaqah; macam-macam zakat; muzakki dan mustahiq; hikmah zakat, infaq dan shadaqah). Kedua, lembaga pengelola zakat, infaq dan shadaqah (latar belakang pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah; manajemen zakat, infaq dan shadaqah (sumber pendanaan zakat, infaq dan shadaqah; sistem pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah; mekanisme penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah; sistem pengawasan dana zakat, infaq dan shadaqah)). Ketiga, konsep dasar Good Corporate Governance, meliputi pengertian GCG, prinsip GCG (keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional,

11 kewajaran), penerapan prinsip GCG. Selanjutnya, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan mengenai alur atau jalannya penelitan yang dilakukan meliputi jenis dan pendekatan penelitian, setting penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data (sumber data primer dan sumber data sekunder), populasi dan sampel penelitian dan pengecekan keabsahan informasi, yang berisi teknik pengumpulan data (observasi, interview, dokumentasi) dan langkah-langkah metode analisa (metode analitik dan metode deskriptif). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bagian tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang berisikan tentang gambaran kelembagaan Baitul Maal Bahtera Pekalongan (sejarah Baitul Maal, visi dan misi Baitul Maal, profil dan struktur organisasi Baitul Maal, serta kegiatan operasional Baitul Maal). Kemudian, yang kedua adalah pembahasan hasil penelitian yang meliputi manajemen pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah Baitul Maal Bahtera Pekalongan (sumber pendanaan ZIS, sistem pengelolaan dana ZIS, mekanisme penyaluran dana ZIS, sistem pengawasan dana ZIS); implementasi prinsip Good Corporate Governance dalam pengelolaan dana ZIS di Baitul Maal Bahtera

12 Pekalongan (prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional/ independensi, kewajaran). BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi simpulan dan saran. Pada bab ini, yang dibahas adalah kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.