HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan hipertensi. merupakan suatu keadaan di mana tekanan yang tinggi di dalam arteri

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MENCEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI UPT PSLU (UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) MAGETAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

FAKTOR PENCETUS TONSILITIS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN STROKE USIA DEWASA MUDA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

NURLAINIYAH KARTIKA SARI

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

Disusun oleh : J PROGRAM FAKULTAS SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : FAISAL AMINUDDIN ILHAM J 410 090 013 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHAATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. A. Yani Pabelan Tromol I Pos Kartasura Telp (0271) 717417 Surakarta 57102 SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini : Pembimbing I : Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) NIK : 863 Pembimbing II : Farid Setyo Nugroho, SKM NIK : Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi dari mahasiswa : Nama : Faisal Aminuddin Ilham NIM : J 410 090 013 Program Studi Judul Skripsi : Kesehatan Masyarakat : Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Naskah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan, Demikian persetujuan ini dibuat semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, Oktober 2013

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrohmanirrohim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Faisal Aminuddin Ilham NIM : J 410 090 013 Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan/Kesehatan Masyarakat Jenis : Skripsi Judul : Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Faisal Aminuddin Ilham Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (faisal.aminuddin.ilham@gmail.com) ABSTRAK Hipertensi dapat menyerang pada usia dewasa maupun pada lanjut usia, dan terjadi karena berbagai macam faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kualitas tidur dan lama kerja dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, analisis dengan rancangan case control. Populasi penelitian ini penduduk usia dewasa muda sebanyak 208 orang, sampel dibagi dua yaitu pada kelompok kasus sebanyak 30 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel pada kelompok kasus menggunakan sampel jenuh sebanyak 30 orang sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan simple random sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama tidur (p= 0,605), ada hubungan antara kondisi tidur (p= 0,003), tidak ada hubungan antara lama kerja fisik (p= 0,747) dan tidak ada hubungan antara lama kerja non fisik (p= 0,108) dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Kata Kunci : Kualitas Tidur, Lama Kerja, Hipertensi, Usia Dewasa Muda ABSTRACT Hypertension can attack the early adults or elderly people and it may happen because of several factors. The purpose of the research is to analyze the correlation between sleeping quality and working hours to the case of Hypertension to the early adults in Pondok village of Nguter in Sukoharjo.The research method is observational analytic method with case control design. The population taken is 208 early adult people and it is divided into two groups: 30 people as case group and 30 people as control group. The sample technique to the case group uses saturated sampling, and uses simple random sampling to control group. The statistic test uses chi square test using SPSS. The result of the research shows that there is no correlation between sleeping duration (p=0,605), physically working hours (p=0,747) and non-physically working hours (p=0,108) to the case of hypertension. However, there is a correlation between sleeping condition (p=0,003) to the hypertension case to the early adult people in Pondok village of Nguter in Sukoharjo.

Key words : Sleeping Quality, Working Hours, Hypertension, Early Adult People. PENDAHULUAN Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan hipertensi merupakan suatu keadaan di mana tekanan yang tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Sunaryanti, 2011). Akhir-akhir ini orang muda pun banyak yang terserang hipertensi (Junaidi, 2010). WHO menyebutkan bahwa 30% dari kematian di dunia diakibatkan oleh hipertensi (WHO, 2011). Berdasarkan Kemenkes (2012), hipertensi termasuk salah satu kategori penyakit yang dengan angka kematian tertinggi setelah pneumonia yaitu dengan prevalensi sebesar 4,81%. Berdasarkan Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2013), prevalensi hipertensi di Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 adalah sebesar 6,6%, tahun 2011 sebesar 7,29% dan tahun 2012 sebesar 5,78% (DKK Sukoharjo, 2012). Kasus hipertensi yang meningkat salah satunya di Desa Pondok, yaitu pada tahun 2011 tedapat 316 kasus dan pada tahun 2012 terdapat sebanyak 507 kasus (Puskesmas Nguter, 2012). Di Desa Pondok kasus hipertensi pada usia dewasa muda pada tahun 2012 terdapat 24 kasus sedangkan pada tahun 2013 terdapat 6 kasus pada bulan Januari sampai bulan Mei (Puskesmas Nguter, 2012).

Rudianto (2013), ada 2 jenis hipertensi yaitu : 1. Hipertensi primer 2. Hipertensi sekunder Faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi yang dapat diubah seperti kualitas tidur dan lama kerja. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah keturunan, umur, jenis kelamin dan etnis. Gunawan (2008), hipertensi memiliki beberapa komplikasi yaitu kerusakan jantung, gangguan otak, gangguan ginjal, perdarahan pada mata, kerusakan pada pembuluh darah perifer. Bustan (2007), hipertensi dapat dicegah dengan cara antara lain : 1. Pencegahan primer 2. Pencegahan sekunder 3. Pencegahan tersier Haryono dan Setianingsih (2013) penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu penatalaksanaan tanpa penggunaan obat dan penatalaksanaan penggunaan obat. Klasifikasi usia dewasa muda ada 3 masa (Mappiare, 1983), yaitu : 1. Early adulthood/masa dewasa awal mulai usia 21-40 tahun 2. Middle age/masa setengah baya mulai usia 41-60 tahun 3. Old age/masa tua yang berakhirnya masa usia setengah baya sampai meninggal dunia Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti

kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam) (Sigarlaki, 2006). Hasil penelitian Sekartaji (2013), mengenai hubungan antara lama kerja dengan kejadian hipertensi dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lama kerja terhadap kejadian hipertensi. Bekerja berlebihan atau selama 11 jam sehari akan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan yaitu depresi, stress, mata tegang, kinerja otak menurun, kualitas tidur menurun dan termasuk mengakibatkan penyakit jantung dan hipertensi. Hasil penelitian Gangswich dkk (2006), mengenai hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian hipertensi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan penderita hipertensi yang terbiasa tidur kurang dari 7-8 jam setiap malamnya ternyata memiliki risiko penyakit darah tinggi yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kualitas tidur dan lama kerja dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan case control. Dalam rancangan ini dibagi dua pengelompokan yaitu pada kelompok kasus (yang menderita hipertensi) dan kelompok kontrol (yang tidak hipertensi). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk usia dewasa muda di Desa Pondok Kecamatan Nguter sejumlah 208 orang. Sampel dalam penelitian ini dibagi dua kelompok yaitu pada kelompok kasus sebanyak 30 orang. Teknik

pengambilan sampel kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. (Sugiono, 2010) dan pada kelompok kontrol sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada kelompok kontrol yaitu dengan cara metode simple random sampling (Sugiono, 2010). Penelitian ini telah dilakukan di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada tanggal 28 Agustus 2013 di Desa Pondok. Hasil dari wawancara dan pengisian kuesioner di analisis menggunakan uji chi square satu jalur dengan SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Desa Pondok merupakan salah satu dari 16 desa yang terdapat di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Desa Pondok memiliki luas wilayah sebesar 253,3970 Ha. Berdasarkan data kependudukan, tahun 2012 Desa Pondok memiliki penduduk mencapai 4967 jiwa yang terdiri dari 2509 penduduk laki-laki dan 2458 penduduk perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1192. Tabel 1. Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pondok Tahun 2013 Variabel Jenis Kelamin Kasus Kontrol f (%) f (%) Laki-laki 6 (20) 12 (30) Perempuan 24 (80) 18 (70) Jumlah 30 (100) 30 (100) Berdasarkan jenis kelamin responden yang menderita hipertensi (kelompok kasus), lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan yaitu 24

orang (80%) daripada jenis kelamin laki-laki yaitu 6 orang (20%). Sedangkan jumlah responden yang tidak menderita hipertensi (kelompok kontrol) lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan yaitu 18 orang (70%) daripada jenis kelamin laki-laki yaitu 12 orang (30%). Tabel 2. Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pondok Tahun 2013 Variabel Pendidikan Kasus Kontrol f (%) f (%) Tidak sekolah /tidak tamat SD 1 (3,3) 1 (3,3) Tamat SD/sederajat 9 (30) 1 (3,3) Tamat SMP/sederajat 5 (16,7) 5 (16,7) Tamat SMA/sederajat 12 (40) 11 (36,7) Perguruan Tinggi 3 (10) 12 (40) Jumlah 30 (100) 30 (100) Berdasarkan tingkat pendidikan, pada kelompok penderita hipertensi banyak terjadi pada responden dengan riwayat pendidikan tamat SMA atau sederajat yaitu 12 orang (40%), dan hanya sedikit yang mempunyai tingkat pendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD yaitu 1 orang (3,3%). Pada kelompok kontrol (tidak menderita hipertensi) paling banyak pada responden dengan riwayat pendidikan Perguruan Tinggi Negeri yaitu 12 orang (40%), dan hanya sedikit pula yang mempunyai tingkat pendidikan tidak sekolah/tidak tamat SD atau sederajat masing-masing yaitu 1 orang (3,3%).

Tabel 3. Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Pondok Tahun 2013 Variabel Pekerjaan Kasus Kontrol f (%) f (%) Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga 14 (46,7) 10 (33,3) Wiraswasta 14 (46,7) 9 (30) Pegawai Swasta 0 0 5 (16,7) Pegawai Negeri Sipil 1 (3,3) 1 (3,3) Lain-lain 1 (3,3) 5 (16,7) Jumlah 30 (100) 30 (100) Berdasarkan riwayat pekerjaan responden, pada kelompok kasus hipertensi paling banyak terjadi pada responden dengan pekerjaan tidak bekerja/ibu Rumah Tangga dan Wiraswasta masing-masing yaitu 14 orang (46,7%) dan hanya sedikit yang bekerja sebagai pegawai swasta. Pada kelompok kontrol (tidak menderita hipertensi) paling banyak terjadi pada responden dengan riwayat pekerjaan tidak bekerja/ibu Rumah Tangga yaitu 10 orang (33,3%), dan hanya sedikit pula yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu 1 orang (3,3%). a. Analisis Lama Tidur Responden Tabel 4. Hubungan Antara Lama Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok Tahun 2013 Lama Tidur Kejadian Hipertensi p- OR 95% CI Kasus Kontrol value f (%) f (%) < 8 Jam setiap malam 14 (46,7) 17 (56,7) 0,605 0,669 0,242- > 8 Jam setiap 1,852 Malam 16 (53,3) 13 (43,3) Total 30 (100) 30 (100) Hal ini dikarenakan pada kelompok penderita hipertensi cenderung lebih banyak yang tidurmulaidari atau kurang dari jam 9 malam hingga

bangun jam 4 pagi atau lebih. Namun pada kelompok yang tidak hipertensi lebih banyak yang tidur kurang dari 8 jam setiap malam sebanyak 17 orang (56,7%), hal ini dikarenakan pada kelompok yang tidak hipertensi tidur mulai jam 9 malam keatas hingga bangun jam 4 pagi kurang dan tidak tepat tidur 8 jam setiap malamnya. b. Analisis Kondisi Tidur Responden Tabel 5. Hubungan Antara Kondisi Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok Tahun 2013 Kondisi Tidur Kejadian Hipertensi p- Kasus Kontrol value f (%) f (%) Tidak nyenyak 16 (53,3) 4 (13,3) OR 95% CI Nyenyak 14 (46,7) 26 (86,7) Total 30 (100) 30 (100) 0,003 0,135 0,038-0,481 Ada pun yang mempengaruhi kondisi tidur pada kelompok penderita hipertensi antara lain yaitu adanya faktor ekonomi, pekerjaan, sedang sakit dan mengasuh anak. Sedangkan pada kelompok yang tidak hipertensi lebih banyak yang kondisi tidurnya nyenyak sebanyak 26 orang (86,7%), hal ini terlihat dalam seminggu kondisi tidur pada kelompok tidak hipertensi tidak adanya keluhan maupun gangguan dalam kondisi tidurnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gottlieb dkk (2006), bahwa lama waktu tidur yang baik dalam sehari adalah selama 8 jam setiap malamnya. Tidur malam yang tidak mencukupi juga diketahui lebih tingginya kadar hormon cortisol yang mempengaruhi tingkat stres. Kurang

tidur berkaitan dengan mood atau suasana hati yang lebih buruk dan penurunan fungsi kognitif sehingga seseorang tidur kurang dari 8 jam setiap malamnya akan memicu timbulnya hipertensi. c. Analisis Lama Kerja Fisik Tabel 6. Hubungan Antara Lama Kerja Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok Tahun 2013 Lama Kerja Fisik Kejadian Hipertensi p- OR 95% CI Kasus Kontrol value f (%) f (%) > 7 Jam sehari 7 (23,3) 5 (16,7) 0,747 0,657 0,183- < 7 Jam sehari 23 (76,7) 25 (83,7) 2,363 Total 30 (100) 30 (100) Hal ini dibuktikan pada kelompok penderita hipertensi maupun tidak hipertensi dilihat frekuensi bekerja dalam sehari. Pada jenis kelamin laki-laki bekerja sebagai pedagang makanan, pegawai swasta dan buruh yang bekerja fisik tidak lebih dari 7 jam dalam sehari, adapun bekerja sebagai petani dan peternak dilakukan kurang dari atau sama dengan 7 jam dalam sehari. Sebagian besar pada kelompok penderita hipertensi maupun tidak hipertensi adalah perempuan, dan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, buruh pekerjaan rumah, pedagang makanan, pegawai swasta adapun bekerja sebagai petani dan peternak semua pekerjaan fisik dilakukan kurang atau sama dengan 7 jam dalam sehari. Jadi sebagian besar lama kerja fisik pada kelompok penderita hipertensi maupun tidak hipertensi dikatakan baik.

d. Analisis Lama Kerja Non Fisik Tabel 7. Hubungan Antara Lama Kerja Non fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di Desa Pondok Tahun 2013 Lama Kerja Non Fisik Kejadian Hipertensi p- Kasus Kontrol value f (%) f (%) > 7 Jam sehari 24 (80) 29 (96,7) < 7 Jam sehari 6 (20) 1 (3,3) Total 30 (100) 30 (100) OR 95% CI 0,108 7,250 0,815-64,457 Dapat dilihat dari perkerjaan pada jenis kelamin pria yaitu sebagai pengawas ternak, penjaga toko, penjual makanan kecil, pegawai kantoran, pegawai pabrik textil dan bekerja sebagai shift keamanan pabrik yang bekerja non fisik lebih dari 7 jam dalam sehari. Sebagian besar kelompok penderita hipertensi dan tidak hipertensi adalah perempuan. Pekerjaan perempuan meliputi bekerja sebagai ibu rumah tangga, guru, penjahit, pedagang kecil, penjaga toko dan mahasiswi dan dilihat frekuensinya melakukan pekerjaan non fisik lebih dari 7 jam dalam sehari. Hal ini terlihat bekerja non fisik pada kelompok penderita hipertensi dan tidak hipertensi tergolong ringan karena tidak sampai melakukan banyak aktifitas dan olah tubuh. Walaupun frekuensi lama kerja non fisik tinggi hal ini tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu : 1. Tidak ada hubungan antara lama tidur dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok. 2. Ada hubungan antara kondisi tidur dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok. 3. Tidak ada hubungan antara lama kerja fisik dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok. 4. Tidak ada hubungan antara lama kerja non fisik dengan kejadian hipertensi pada usia dewasa muda di Desa Pondok. Saran 1. Bagi masyarakat Bagi masyarakat hendaknya mengubah kualitas tidur kurang dan lama kerja berlebihan yang berisiko menimbulkan hipertensi terutama pada kondisi tidur. 2. Bagi instansi kesehatan Berdasarkan penelitian ini diharapkan petugas kesehatan setempat dapat memberikan promosi kesehatan dan memberikan alternatif pencegahan hipertensi di masyarakat. 3. Bagi peneliti lain Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko terjadinya hipertensi dengan variabel yang belum

pernah diteliti, khususnya pada faktor risiko terjadinya hipertensi pada usia dewasa muda. DAFTAR PUSTAKA Aini, EN. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Pada Pasien Lansia di Panti Lansia Wreda Bahagia Magetan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Budisetio, M. 2001. Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi Pada Penderita Usia Dewasa. Jakarta : Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Trisaksi. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Rineka Cipta. Calhoun, D. A. and Harding. Susan. M. 2006. Association of usual sleep duration with hypertension: the sleep heart health study. Sleep. 2006 ; 29 (8) : 1009-1014. US : National Library, Bethesda MD, 20894. Depkes. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Angka Kejadian Hipertensi di Indonesia Tahun 2007. Jakarta. Depkes. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Jakarta. Dinkes Provinsi Jateng. 2011. Laporan Hasil Penyakit Tidak Menular Tahun 2011. Dinkes Provinsi Jateng. DKK Sukoharjo. 2012. Data Penyakit Hipertensi di Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo : DKK Sukoharjo. Gangwich, J, Heymsfield, Steven B, Boden A. 2006. Short Sleep Duartion as a Risk Factor for Hipertension. New York : Departement of Epidemiology Mailman School of Public Health Columbia University. Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius. Gunawan, G. 2008. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gottlieb, DJ, Redline S, Nieto FJ. 2006. Association of usual sleep duration with hypertension: the Sleep Heart Health Study. US : National Library. Haryono, R dan Setianingsih, S. 2011. Awas Musuh-Musuh Anda Setelah Usia 40 Tahun. Yogyakarta : Goysen Publishing. Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer. Kemenkes RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta : Kemenkes RI. Lemeshow, S, Hosmer DW, Klar J, Lwange SK. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan (terjemahan). Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usana Offset Printing. Nisa, I. 2012. Ajaibnya terapi Herbal Tumpas Penyakit Darah Tinggi. Jakarta Timur : Niaga Swadaya. Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Puskesmas Nguter. 2012. Data penyakit hipertensi di Puskesmas Nguter. Nguter : Puskesmas Nguter. Rudianto, B. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Sakkhasukma. Sekartaji, D. 2013. Kerja Lembur Berdampak Negatif Pada Kesehatan. Diunduh 19 Agustus 2013. Http://thecrowduoice.com/post/hal 7/45398.htm. Sigarlaki, H. 2006. Karakteristik Dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi Di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Jakarta : Jurnal Makara Kesehatan Vol. 10 No. 2, Desember 2006 : 78-88. Sugiono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabetha Bandung. Sunaryanti, S. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan. Jogjakarta : Flashbook. Susilo, Y, dan Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Andi. Undang-Undang No. 13 Pasal 77 sampai pasal 85. 2003. Ketenagakerjaan. Jakarta : Peraturan Menteri Indonesia.