BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis merupakan daratan rendah, rata-rata ketinggian

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN. 1. Sebelah utara dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak.

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN. antara , ,6 Lintang Utara dan , ,2 Bujur Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pulau berpenghuni yang dibakar dalam suatu pertempuran dengan Kuasa Kolonia

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

Bab III Profil Pemerintah Kabupaten Bengkalis

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU Dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 12 TAHUN 2007

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan sebaliknya, Provinsi Riau akan menjadi daerah yang tertinggal

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS 2 TAHUN 2001 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPT BUPATI PEKALONGAN,

Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Bengkalis 1. Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang terletak di bagian pesisir timur Pulau Sumatera. Wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan daratan rendah, rata-rata ketinggian antara 2-6,1 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 11.481.22 KM 2, yang terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Tercatat 33 pulau utama disamping pulau-pulau kecil lainnya yang berada di Kabupaten Bengkalis. Sebagian besar merupakan tanah organosol yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan organik terdapat di sungai, tasik serta pulau besar dan kecil. Batas-batas daerah Kabupaten Bengkalis adalah 1 : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak; c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun dan Kabupaten Kepulauan meranti; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir; Letak Kabupaten Bengkalis ini sangat strategis, karena disamping berada pada alur pelayaran internasional yang paling sibuk didunia, yakni 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis Tahun 2014. 13 1

14 Selat Malaka juga berada pada kawasan segitiga pertumbuhan ekonomi Negara Malaysia dan Negara Singapura (IMS -GT) dan kawasan segitiga pertumbuhan ekonomi Negara Malaysia dan Negara Thailand (IMS-GT). Secara administratif Pemerintah Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 (delapan) wilayah Kecamatan, yaitu 2 : Tabel II.1 Nama Kecamatan di Kabupaten Bengkalis No Kecamatan Ibu Kota Luas Daerah Kecamatan Kecamatan (KM 2 ) 1 Bengkalis Bengkalis Kota 514.00 2 Bantan Selat Baru 424.00 3 Bukit Batu Sungai Pakning 1.128.00 4 Siak Kecil Lubuk Muda 742.21 5 Mandau Air Jamban 937.47 6 Rupat Batu Panjang 896.35 7 Rupat Utara Tanjung Mendang 628.50 8 Pinggir Pinggir 2.503.00 Sumber Data: BPS Kabupaten Bengkalis, 2014 Jumlah penduduk yang mendiami Kabupaten Bengkalis sebanyak 747.797 jiwa yang terdiri dari 385.485 laki-laki dan 362.312 perempuan. 2. Ekonomi dan Pendidikan Pada mulanya Kabupaten Bengkalis dikembangkan menjadi daerah dengan konsentrasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata. Perekonomian daerah ini tumbuh karena perkembangannya dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dan swasta. Dengan ekonomi yang dimiliki daerah ini maka setiap keputusan atau kebijakan dalam menangkap peluang pengembangan dapat segera dihasilkan tanpa melalui proses birokrasi yang panjang. Kondisi inilah yang diharapkan menjadi 2 Ibid.

15 keunggulan Kabupaten Bengkalis dalam menghadapi globalisasi dan persaingan. Penduduk Kabupaten Bengkalis sebagian besar bermata pencaharian nelayan dan bertani, ini dikarenakan kondisi alam yang mendukung terutama dalam sumber daya hasil laut yang cukup melimpah. Mata pencaharian yang lainnya seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), POLRI, Buruh atau jasa, perdagangan dan lain-lain. Sementara itu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan menentukan dalam gerak pembangunan dan serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ketaatan akan peraturan dan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Dalam bidang pendidikan, Ibu Kota Bengkalis dapat dikatakan sebagai pusat pendidikan karena didaerah ini dapat dikatakan lengkap mulai taman kanak-kanak sampai pendidikan perguruan tinggi baik negeri atau swasta, dengan adanya fasilitas ini akan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berpotensi dalam meningkatkan ekonomi Kabupaten Bengkalis. 3. Pemerintahan Dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat maka perlunya instansi/lembaga pemerintah dalam kegiatan dengan pelaksanaan pembangunan pemerintah dan kemasyarakatan. Instansi pemerintah meliputi: a. Instansi Otonom Instansi yang ada status otonom dalam pemerintahan Kabupaten Bengkalis antara lain: Rumah Sakit, Dinas Pendidikan,

16 Dinas Perkebunan, Dinas Pertenakan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan, UPTD dan sebagainya. b. Instansi Vertikal Instansi yang ada dengan status vertikal yang berada di lingkungan Pemerintahan pada Kabupaten Bengkalis, antara lain: Administrasi Pelabuhan (ADPEL), Bea dan Cukai, Imigrasi, Pajak, BKKBN, Kantor Urusan Agama, Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri dan Kejaksaan. c. Instansi BUMN/BUMD Instansi BUMN/BUMD yang berada dikawasan Kabupaten Bengkalis, antara lain: PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO), PT PLN, Pos Indonesia, PT BNI, BRI dan seterusnya. B. Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis ini terletak di Jalan Pertanian Kabupaten Bengkalis 28712 yang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Perda Nomor 72 Tahun 2012. Yang dipimpin langsung oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab Kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis ini mempunyai tugas dan fungsi yang melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan atas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Perindustrian dan Perdagangan dan menyelenggarakan fungsi-fungsinya. Untuk lebih jelasnya mengenai Visi, Misi, tugas, fungsi, dan

17 susunan organisasi kepegawaian Disperindag Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: 1. Visi dan Misi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis Visi: Menjadikan Kabupaten Bengkalis sebagai kawasan Agro Industri dan Perdagangan yang terkemuka di Provinsi Riau Tahun 2020. Misi: a) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sektor Industri dan Perdagangan; b) Mewujudkan penciptaan dan perluasan peluang berusaha dan kesempatan kerja; c) Mewujudkan kelancaran distribusi barang dan jasa serta perlindungan konsumen; d) Mengembangkan kemampuan teknologi Industri berbasis pertanian (Agroindustri) dan sistem Agrobisnis; e) Membina dan memperkuat struktur industry; f) Mengembangkan perdagangan luar Negeri; g) Mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan Industri dan Perdagangan; h) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor Industri dan Perdagangan. 2. Tugas dan Fungsi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis a) Perumusan kebijakan teknis dibidang Perindustrian dan Perdagangan;

18 b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Perindustrian dan Perdagangan; c) Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Perindustrian dan Perdagangan; d) Pelaksanaan tugas ini yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Struktur organisasi kepegawaiannya meliputi: Untuk mengetahui jumlah seluruh pegawai yang bekerja di Disperindag Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.2 Jumlah Pegawai Menurut Struktur Organisasi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis No Struktur Organisasi Jumlah 1 Kepala 1 2 Sekretaris 22 3 Bidang Industri Agro, Mesin, Kimian, Alat 9 Transportasi Dan Telematika 4 Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil Dan Aneka 9 5 Bidang Perdagangan Dalam Negeri 10 6 Bidang Perdagangan Luar Negeri 7 7 UPTD 9 8 Kelompok Jabatan Fungsional 18 Jumlah 85 Sumber Data: Kantor Disperindag Kabupaten Bengkalis 2015 C. Gambaran Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Bengkalis Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Bengkalis adalah sebagai perpanjangan tangan daripada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis yang khususnya untuk mengkoordinir masalah

19 pelestarian kebudayaan dan pengembangan budaya, serta kerajinan rakyat khusunya kebudayaan dan kerajinan masyarakat Melayu Riau itu sendiri, yang bertujuan untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa, meningkatkan kualitas produk kerajinan dan perajin dalam rangka memperoleh jati diri bangsa, selain itu juga memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan perajin dengan mendorong semangat kewirausahaan, serta mempromosikan produk hasil kerajinan, dalam rangka perluasan pangsa pasar didalam dan diluar Negeri. Dewan Kerajinan Nasional Daerah atau yang sering disebut dengan Dekranasda ini, terus saja melakukan berbagai langkah konkrit untuk mempromosikan dan memperluas pemasaran berbagai produk kerajinan dan makanan khas yang dihasilkan oleh kabupaten Bengkalis yang mempunyai julukan sebagai Negeri Junjungan ini. Untuk itu pula dalam berbagai kegiatan pameran maupun bazar, baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar Provinsi Riau, pengurus Dekranasda Bengkalis ini selalu berupaya semaksimal mungkin agar dapat mengikuti kegiatan itu. Seperti kegiatan yang dilaksanakan belakangan ini adalah kegiatan Duri Expo yang dimulai pada tanggal 13 Mei 2015 lalu yang berlokasi di halaman LAMP Kecamatan Mandau Duri Kabupaten Bengkalis. Didalam expo yang dilaksanakan ini berbagai produk kerajinan dan makanan ringan khas Bengkalis yang dibawa ke duri untuk dipromosikan dan dijual kepada para pengunjung diantaranya adalah kain tenun songket Melayu Riau yang ada di Kabupaten Bengkalis sendiri, sedangkan untuk makanan

20 ringan khas Bengkalis diantaranya adalah lempuk durian, berbagai jenis manisan, kerupuk udang serta dodol nanas dan dodol durian yang cukup banyak diminati oleh pengunjung pameran. D. Gambaran Umum Usaha Industri Kecil Tenun Songket Melayu Riau di Kabupaten Bengkalis Songket berasal dari kata "sungkit" yang berarti "mencungkil" yang terdapat juga proses "mengait". Kedua proses itu (mencungkil dan mengait) merupakan proses utama dalam menenun sebuah kain. Sebagian orang menyebut bahwa kata "songket" berasal dari kata "Songka" yaitu topi atau "songkok" khas Palembang yang dipercaya sebagai daerah yang pertama kali masyarakatnya memiliki kebiasaan melakukan kerajinan tangan menenun kain yang digunakan pada songkok atau topi yang kemudian berkembang penggunaannya untuk pakaian. Tenun Songket Melayu merupakan kain hasil kerajinan tangan orangorang Melayu yang dilakukan dengan melalui proses menenun benang yang diselingi dengan tenunan benang emas atau benang perak dengan ragam motif/corak tenunan tertentu. Kain tenunan Songket Melayu memiliki keunikan dan kaya akan nilai keindahan dan estetika sebagai gabungan unsurunsur budaya yang melambangkan corak, pandangan dan pemikiran masyarakat Melayu. Ragam motif/corak kain tenunan Songket sangat erat hubungannya antara manusia dengan alam baik hewan maupun tumbuhan. Ragam ini juga mencerminkan cara dan pandangan hidup umat manusia. 3 3 Wisata Bengkalis Riau Indonesia, Tenun Bukit Batu, https://wisatabengkalis riau indonesia, 4 Mei 2015.

21 Menyongket artinya menenun dengan benang emas dan perak. Awalnya kain tenunan Songket ditenun dengan menggunakan benang sutra yang diselingi tenunan motif tertentu yang menggunakan benang emas atau perak. Hal ini merupakan pengaruh dari pedagang Tiongkok yang membawa benang sutra dan pedagang India yang membawa benang emas dan perak ke tanah Melayu. Mengingat benang sutra sangatlah mahal, maka pada perkembangan selanjutnya, benang sutra diganti dengan benang kapas biasa. Pada saat benang sutra masih dipakai sebagai bahan tenunan songket, hasil tenunan tersebut akan menunjukkan strata masyarakat yang melambangkan kemegahan dan kedudukan seseorang. Kain songket ini biasanya banyak digunakan oleh masyarakat melayu untuk pakaian perkawinan Melayu dan sering diberikan oleh pengantin lakilaki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hadiah perkawinan. Dilihat dari harganya, tenun songket tidak dimaksudkan hanya untuk masyarakat berada saja karena harganya yang bervariasi dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat tinggi. Berdasarkan data terakhir tahun 2015 yang diperoleh oleh penulis dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis saat ini ada 17 perusahaan/pengusaha industri kecil tenun songket Melayu Riau yang ada di Desa Kelapapati Kabupaten Bengkalis, nama perusahaan/pengusaha tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tenun Della; 2. Nurida;

22 3. Kamsiah; 4. Nur Azlina; 5. Ernawati; 6. Noriah; 7. Ety Roswita; 8. Yati; 9. Irnawati; 10. Irda Juni; 11. Maryanti; 12. Juriah; 13. Elly Azhari; 14. Fatimah; 15. Tilawati; 16. Mugibah; 17. Yulinar. 4 Semua para pengusaha industri kecil tenun songket Melayu Riau yang ada di Desa Kelapapati Kabupaten Bengkalis ini sampai sekarang masih memproduksi kain tenun songket Melayu Riau yang berupa kain. Dan dari kain itulah dapat menjadi berbagai macam bentuk seperti baju pengantin, selempang, tempat tisu dan lain-lain. Kain yang diproduksi setiap bulannya mencapai 5 sampai 10 helai kain atau 12,5 Meter sampai 25 Meter, tergantung dari pemesanan kepada pihak perusahaan/pengusaha industri tenun songket 4 Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis tahun 2015.

23 tersebut, semakin banyak yang memesan dan semakin banyak para perusahaan/pengusaha itu mempunyai pegawai atau pengrajin, maka akan semakin banyak pula kain tenun yang akan dihasilkan setiap bulannya. Yang menjadi ciri khas dari tenun songket Melayu Riau ini adalah terletak pada corak hiasannya serta kombinasi warna yang dibuat dari benang emas dan perak, dimana corak dan motif tersebut memiliki makna dan harga yang sangat tinggi.