PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001) THEOFILLUS P SITANGGANG GIANFRANCO MARVIN GERALD ESTHY ANGELIA (M1A114005) (M1A114007) (M1A114023)
P E N G E R T I A N P R O F E S I, P R O F E S I O N A L, D A N P R O F E S I O N A L I S M E
Menurut KBBI PROFESI : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. CONTOH PROEESI : DOKTER, ARSIKTEK dan ENGINEER. 3
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya Mampu mengkonversikan ilmunya menjadi keterampilan Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi Memiliki sikap: komitmen tinggi, jujur, tanggung jawab, berpikir sistematis, menguasai materi 4
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup dari situ. Bangga akan pekerjaannya. 5
Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. 6
S E C T I O N 2 P R O F E S I O N A L
UNTUK MENJADI SEORANG YANG PROFESIONAL, MAKA KITA HARUS : AT T I T U D E I S E V E RY T H I N G AT W O R K P L A C E Tanggung jawab Berpikir sistematis Penguasaan materi Komitmen tinggi Menjadi bagian masyarakat profesional 8
LANGKAH PROSES PROFESIONAL Adanya asosiasi informal individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi. Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalani. Setelah individu-individu yang memiliki minat yang sama berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga. Melakukan penyepakatan adanya persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu. Penentuan kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan. Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.
S e c t i o n 3 K O D E E T I K 10
Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(chung, 1981 )mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan martabat (2). Peduli dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan (4). Tanggung jawab terhadap masyarakat. 12
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri.
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
S E C T I O N 4 K O D E E T I K T E K N I K E L E K T R O 15
Kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan : CLIENT PROFESIONAL PROFESIONAL ORGANISASI ORGANISASI PEMERINTAH
Seorang profesional tidak dapat memasang atau merencanakan suatu instalasi listrik semaunya, tetapi harus mengacu pada normanorma standarisasi kompetensi personil dan pelatihan yang berlaku secara internasional, dan juga mengacu pada peraturanperaturan dan situasi keahlian teknik di dalam negeri.
APLIKASI NILAI ETIKA DALAM BIDANG TEKNIK ELEKTRO Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas keamanan, kesehatan dan kesejahteraan publik dan segera menyatakan secara terbuka faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan. Menghindari konflik interess nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin, dan membukanya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul. Akan jujur dan realistis dalam bekerja. Menolak sogokan dalam segala hal. Mengembangkan pemahaman teknologi aplikasi yang sesuai dan kemungkinan konsekuensinya.
APLIKASI NILAI ETIKA DALAM BIDANG TEKNIK ELEKTRO Mencari, menerima dan menawarkan kritik, pekerjaan teknik harus mengakui dan memperbaikinya Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada factor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin keterbatasan fisik, umur dan asal kebangsaan. Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik reputasi. Akan jujur dan realistis dalam bekerja. Membantu rekan sejawat dan rekan kerja dalam penggembangan profesi mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini.
SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI 1. Sanksi moral 2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. NB : HAL INI TERKADANG TIDAK EFEKTIF
Untuk menjadi seorang yang profesional, kita harus menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya (engineer) dan selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi Harus selalu diingat bahwa etika dan moral dalam profesi itu sangat penting, karena berkaitan dengan kehidupan yang akan datang dan bersangkutan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagai seorang engineer yang profesional kita harus bekerja dengan JUJUR dan BERTANGGUNG JAWAB karena apa yang kita kerjakan mencakup hidup orang banyak.
THE END