LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA Yusnita Mirna Anggraeni, Selma Siahaan, Esti Rahardianingtyas, Wening Wijayanti, Revi Rosavika Kinansi, Arum Triyas Wardani, Rendro Wianto, Blondine, Ch. P Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2016 1
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN 2
3
SUSUNAN TIM PENELITI No. N a m a Keahlian / Kesarjanaan Kedudukan dalam Tim Uraian Tugas 1. Yusnita Mirna A, S.Si, M.Biotech Bioteknologi/S2 Ketua Pelaksana Melakukan pembuatan proposal, protokol dan pelaksanaan penelitian dalam segala aspek dan penyususunan laporan 2 Dra. Selma Siahaan, Apt, MHA Farmasi/S2 Peneliti Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian, evaluasi penelitian dan pembuatan laporan 3. Esti Rahardianingtyas, S.Si Biologi/S2 Peneliti Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian, administrasi penelitian, evaluasi penelitian dan pembuatan laporan 4. Wening Wijayanti, SKM Epidemiologi - Kesehatan Masyarakat/S1 Peneliti Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian, evaluasi penelitian, analisis data, dan pembuatan laporan 5 Revi Rosavika K., S.Si Statistika/S1 Peneliti Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian, evaluasi penelitian, analisis data, dan pembuatan laporan 6. Arum Triyas Wardani, S.Farm Farmasi/S1 Peneliti Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian, evaluasi penelitian, analisis data, dan pembuatan laporan 7. Rendro Wianto Analis/DIII Teknisi Bersama peneliti melaksanakan operasional penelitian di laboratorium dan lapangan 8. Dra. Blondine, Ch. P, M.Kes Epidemiologi Klinik/S2 Konsultan Penelitian Memberi pengarahan dan masukan mengenai pelaksanaan penelitian 9. Kepala B2P2VRP Koordinator Peneliti Mengkoordinasi tim peneliti dalam pelaksanaan penelitian (Tim peneliti terdiri dari seorang Ketua Pelaksana yang bertanggung jawab atas semua aspek penelitian ini dan sejumlah Peneliti dan Pembantu Peneliti menurut kebutuhan yang bertanggung jawab mengenai salah satu aspek sesuai bidang keahliannya. Ketua dan setiap anggota harus dapat memberi informasi mengenai jalannya pelaksanaan pada setiap saat. Selain peneliti, dapat diajukan penggunaan tenaga konsultan bila diperlukan) 4
PERSETUJUAN ETIK 5
PERSETUJUAN ATASAN Salatiga, Desember 2016 Ketua PPI B2P2VRP Ketua Pelaksana Dra Widiarti, M.Kes Yusnita Mirna Anggraeni, S.Si, M.Biotech NIP 195509281984122001 NIP 198401302008122003 Mengetahui, Kepala B2P2VRP Joko Waluyo, ST, M.Sc.PH NIP. 19611021186031002 6
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan akhir penelitian dengan sumber dana DIPA, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2016. Laporan akhir penelitian Analisis Efektivitas Pembiayaan Sediaan Biolaras dalam Rangka Kemandirian Bahan Baku Biolarvasida disusun sebagai pertanggungjawaban ilmiah dan berakhirnya kegiatan penelitian yang penulis lakukan pada tahun anggaran 2016. Penulis menyadari dalam menyelesaikan penelitian ini banyak kelemahan dan jauh dari sempurna, maka saran dan kritik ke arah kesempurnaan sangat penulis harapkan. Harapan penulis penelitian ini dapat bermanfaat dan digunakan bagi pengelola program sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen penggunaan larvasida mikrobia B. thuringiensis H-14 koleksi B2P2VRP sebagai tindakan alternatif terhadap pengurangan dan selektivitas penggunaan insektisida kimia. Salatiga, Desember 2016 Penulis 7
RINGKASAN EKSEKUTIF ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA Yusnita Mirna Anggraeni, Selma Siahaan, Esti Rahardianingtyas, Wening Wijayanti, Revi Rosavika Kinansi, Arum Triyas Wardani, Rendro Wianto, Blondine, Ch. P Pengendalian jentik nyamuk penular demam berdarah dengue (DBD), malaria dan filariasis yang sering digunakan adalah dengan cara kimiawi, namun efek sampingnya kurang baik bagi lingkungan. Biolaras merupakan biolarvisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis H-14 isolat Salatiga yang potensial dan efektif untuk mengendalikan jentik nyamuk vektor. Pengendalian vektor secara biologi dengan biolarvisida tersebut belum menimbulkan resistensi vektor dan memiliki efek negatif minimal bagi lingkungan dan spesies non target. Pemanfaatan biolarvisida biolaras memberikan harapan untuk pengendalian vektor (nyamuk), dan dapat sebagai alternatif lain penggunaan insektisida kimiawi. Bakteri B. thuringiensis H-14 (Bt H-14) sebagai bahan aktif biolaras mampu menghasilkan kristal endotoksin yang toksik terhadap jentik nyamuk. Organisasi kesehatan dunia, WHO, pada tahun 1978 telah merekomendasikan penggunaan endotoksin B. thuringiensis untuk mengendalikan jentik nyamuk Anopheles sp, Aedes dan Culex sp. Bakteri ini ini sudah diproduksi secara komersial dengan berbagai keunggulan: efektivitas dan kecepatannya dalam menurunkan populasi larva. Akan tetapi proses untuk mendapatkannya harus melalui proses impor sehingga meningkatkan biaya operasionalnya. Untuk meningkatkan kemandirian bangsa, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga pada tahun 2014 telah mengembangkan Biolaras dalam sediaan bubuk dan cair dengan bahan aktif B. thuringiensis H-14 isolat Salatiga. Hasil efikasi di laboratorium B2P2VRP dan pengujian efektivitas di lapangan menunujukkan kedua formulasi tersebut efektif membunuh ketiga jenis jentik Anopheles, Aedes dan Culex. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan B. thuringiensis H-14 strain AM 65-52. Penyediaan Biolaras perlu dianalisis biayanya agar dapat dihasilkan produksi biolarvisida yang efektif secara pembiayaan. Pembandingan dengan produk yang setara melalui teknik analisis efektivitas biaya (AEB) atau Cost effectiveness analysis (CEA) dipergunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi beberapa program. Tingkat efisiensi dalam hal ini adalah ketepatgunaan metode pengendalian vektor dengan biaya rendah, dengan tetap memiliki kemampuan menurunkan kepadatan jentik (efektif). Penelitian diharapkan akan mendapatkan keluaran berupa tingkat efisiensi efektivitas biaya biolaras dengan pembanding biolarvisida komersial berbahan aktif B. thuringiensis H-14 dari luar negeri. Penelitian direncanakan meliputi pembuatan starter di laboratorium, uji efektivitas dan penelusuran data di lapangan. Kendala pelaksanaan kegiatan berupa efisiensi anggaran menyebabkan penelitian hanya bisa berjalan hingga proses pengadaan bahan dan pembuatan starter di laboratorium. Pelaksanaan uji efektivitas dan penelusuran data di lapangan belum bisa dilakukan. 8
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN SEDIAAN BIOLARAS DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU BIOLARVASIDA Yusnita Mirna Anggraeni, Selma Siahaan, Esti Rahardianingtyas, Wening Wijayanti, Revi Rosavika Kinansi, Arum Triyas Wardani, Rendro Wianto, Blondine, Ch. P ABSTRAK Biolaras merupakan biolarvisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis H-14 isolat Salatiga yang potensial dan efektif untuk mengendalikan jentik nyamuk vektor demam berdarah dengue (DBD), malaria dan filariasis. Pemanfaatan biolarvisida Biolaras memberikan harapan untuk pengendalian vektor (nyamuk), dan dapat sebagai alternatif lain penggunaan insektisida kimiawi. Bakteri B. thuringiensis H-14 (Bt H-14) sebagai bahan aktif biolaras mampu menghasilkan kristal endotoksin yang toksik terhadap jentik nyamuk. Organisasi kesehatan dunia, WHO, pada tahun 1978 telah merekomendasikan penggunaan endotoksin B. thuringiensis untuk mengendalikan jentik nyamuk Anopheles sp, Aedes dan Culex sp. Bakteri ini ini sudah diproduksi secara komersial dengan berbagai keunggulan: efektivitas dan kecepatannya dalam menurunkan populasi larva. Akan tetapi proses untuk mendapatkannya harus melalui proses impor sehingga meningkatkan biaya operasionalnya. Untuk meningkatkan kemandirian bangsa, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga pada tahun 2014 telah mengembangkan Biolaras dalam sediaan bubuk dan cair dengan bahan aktif B. thuringiensis H-14 isolat Salatiga. Hasil efikasi di laboratorium B2P2VRP dan pengujian efektivitas di lapangan menunujukkan kedua formulasi tersebut efektif membunuh ketiga jenis jentik Anopheles, Aedes dan Culex. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan B. thuringiensis H-14 strain AM 65-52. Penyediaan Biolaras perlu dianalisis biayanya agar dapat dihasilkan produksi biolarvisida yang efektif secara pembiayaan. Pembandingan dengan produk yang setara melalui teknik analisis efektivitas biaya (AEB) atau Cost effectiveness analysis (CEA) dipergunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi beberapa program. Tingkat efisiensi dalam hal ini adalah ketepatgunaan metode pengendalian vektor dengan biaya rendah, dengan tetap memiliki kemampuan menurunkan kepadatan jentik (efektif). Penelitian diharapkan akan mendapatkan keluaran berupa tingkat efisiensi efektivitas biaya biolaras dengan pembanding biolarvisida komersial berbahan aktif B. thuringiensis H-14 dari luar negeri. Penelitian direncanakan meliputi pembuatan starter di laboratorium, uji efektivitas dan penelusuran data di lapangan. Kendala pelaksanaan kegiatan berupa efisiensi anggaran menyebabkan penelitian hanya bisa berjalan hingga proses pengadaan bahan dan pembuatan starter di laboratorium. Pelaksanaan uji efektivitas dan penelusuran data di lapangan belum bisa dilakukan. Kata kunci: Bacillus thuringiensis H-14, Biolaras, analisis efektivitas pembiayaan 9