(universal) sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia nyata. Hal ini yang dikemukakan oleh Cockcroft et al

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UJME 5 (3) (2016) Unnes Journal of Mathematics Education.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah hampir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Siti Rohmah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diana Utami, 2014

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roheni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

2015 PENERAPAN MODEL OSBORN UNTUK

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan, yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lainnya, seperti ilmu alam, sosial dan teknologi. Matematika erat hubungannya dengan proses berpikir dan bernalar. Dalam pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk dapat memahami bukan menghafal konsep-konsep dalam matematika. Selain itu, pembelajaran matematika juga menuntut siswa agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi atau konsep yang didapat untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Konsep dalam matematika didapat karena adanya proses berpikir yang dijabarkan dengan menggunakan notasi simbol dan angka yang disepakati secara global (universal) sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Peranan matematika begitu kompleks, karena matematika bukan hanya sekedar ilmu tentang menghitung semata. Dengan matematika manusia dapat menyelesaikan masalah sosial, teknologi dan ilmu alam. Tak salah jika matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai Perguruan Tinggi (PT). Secara Praktis siswa menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam 1

2 kehidupan sehari-hari misalnya menghitung berat dan isi, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar kompetensi untuk SMP/MTS, tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika adalah sebagai berikut. 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Melihat tujuan pembelajaran matematika tersebut, maka matematika memiliki peranan penting dalam membantu siswa agar siap untuk menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dalam kenyataannya permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya merupakan permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu.

3 Aljabar merupakan salah satu materi yang pasti dipelajari pada mata pelajaran matematika, baik pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT) khususnya program study matematika. Aljabar dan berpikir aljabar juga merupakan salah satu topik yang dianggap penting di berbagai negara maju. Indikasi ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya Yearbook NCTM pada tahun 2008 berjudul Algebra and Algebraic Thinking in School Mathematics di Amerika Serikat. Aljabar juga merupakan salah satu materi dalam pelaksanaan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) (Balitbang, 2011). Berdasarkan hasil TIMSS pada tahun 2011, Indonesia menempati urutan ke-38 dari 42 negara dengan rerata skor 386 (rerata internasional 500). Di SMP pengenalan aljabar sebagai transisi dari aritmetika yang dipelajari di Sekolah Dasar dimulai dengan pengenalan variabel di kelas VII, khususnya pada kompetensi dasar: menyelesaikan persamaan dan pertaksamaan linear satu variabel. Konsep-konsep dasar aljabar di kelas VII dilanjutkan di kelas VIII, misalnya pada kompetensi dasar: menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional; menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel dalam konteks nyata; dan menentukan nilai persamaan kuadrat dengan satu variabel yang tidak diketahui. Pemahaman terhadap konsep-konsep dasar aljabar sangat penting karena akan menjadi prasyarat utama pada saat siswa belajar materi yang melibatkan bentuk aljabar pada tahap-tahap berikutnya. Misalnya pada saat belajar fungsi,

4 persamaan garis, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran, persamaan trigonometri,dan materi lainnya yang membutuhkan operasi aljabar. Suhaedi (2013) mengatakan bahwa Aljabar merupakan materi yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa, karena baik secara implisit ataupun eksplisit aljabar digunakan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah perhitungan pada transaksi jual beli di pasar, aljabar dapat juga diterapkan dalam menentukan untung rugi serta presentasenya dalam perdagangan. Katz (2007) juga mengungkapkan hal yang senada, bahkan lebih hebat lagi Katz membuat tulisan dengan judul Algebra: Gateway to a Technological Future, Aljabar: Pintu Gerbang Menuju Masa Depan Teknologi. Selain itu Moses & Coob sebagaimana dikutip Suhaedi (2013), aljabar merupakan gatekeeper untuk pendidikan masa depan. Istilah Algebraic Thinking atau berpikir aljabar muncul sebagai representasi dari aktivitas atau kemampuan dalam mempelajari aljabar sekolah (Kieran, 2004). Kemampuan berpikir aljabar memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Karena di dalam matematika banyak kasuskasus berupa masalah, diperlukan kemampuan berpikir aljabar untuk menyelesaikan kasus tersebut. Hal ini senada dengan hal-hal yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir aljabar menurut Kieran (2004), yang meliputi fokus pada relasi, bukan hanya pada perhitungan jawaban serta fokus pada representasi dan pemecahan masalah. Upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir aljabar yang meliputi

5 aktivitas generasional, transformasional, dan level-meta global penting dilakukan. Di dalam berpikir aljabar terdapat jenis berpikir lainnya seperti, generalisasi, abstraksi, berpikir analitis, berpikir dinamis, pemodelan, dan pengorganisasian. Ke-enam jenis berpikir tersebut merupakan kunci dasar kesuksesan dalam belajar aljabar (Lew,2004). Jadi apabila kemampuan berpikir aljabar siswa meningkat, akan berakibat meningkatnya keberhasilan belajar aljabar. Menurut Kieran (2004), aktivitas generasional adalah kemampuan aljabar yang meliputi pembentukan ekspresi dan persamaan. Kemudian aktivitas transformasional adalah kemampuan aljabar yang berkaitan dengan perubahan berbasis pada aturan. Sedangkan aktivitas levelmeta global adalah kemampuan yang melibatkan aljabar sebagai suatu alat baik dalam memecahkan persoalan aljabar maupun persoalan lain diluar aljabar. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari matematika, selain kemampuan berpikir aljabar, faktor yang tidak kalah penting adalah faktor jenis kelamin siswa (gender). Perbedaan gender tentu menyebabkan perbedaan fisiologi dan mempengaruhi perbedaan psikologis dalam belajar, sehingga siswa laki-laki dan perempuan memiliki banyak perbedaan dalam mempelajari matematika. Menurut Susento (Amir,2013) mengatakan perbedaan gender bukan hanya berakibat pada perbedaan kemampuan dalam matematika, tetapi cara memperoleh pengetahuan matematika. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perempuan tidak cukup berhasil mempelajari matematika dibandingkan dengan laki-laki. Pendapat tersebut

6 disimpulkan dari pendapat beberapa ahli di bidang psikologi, misalnya Bratanata (Asmaningtiyas,2012) mengatakan bahwa perempuan pada umumnya lebih baik dalam ingatan dan laki-laki lebih baik dalam berpikir logis. Senada dengan itu, Kartono (Asmaningtiyas,2012) berpendapat bahwa betapapun baik dan cemerlangnya intelegensi perempuan, namun pada intinya perempuan hampir-hampir tidak pernah mempunyai ketertarikan yang menyeluruh pada soal-soal teoritis seperti laki-laki, perempuan lebih tertarik pada hal-hal yang praktis daripada teoritis, perempuan juga lebih dekat pada masalah-masalah kehidupan praktis konkret, sedangkan laki-laki lebih tertarik pada segi-segi abstrak. Dari pendapat-pendapat ahli tersebut, terkait dengan kemampuan berpikir aljabar antara laki-laki dan perempuan pasti akan berbeda, hal itu bisa dilihat dari karakteristik aljabar itu sendiri. SMP N 4 Banyumas merupakan sekolah di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas yang dalam proses pembelajarannya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam kurikulum tersebut, materi aljabar dalam pembelajaran matematika diberikan mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP N 4 Banyumas, diketahui belum ada upaya untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir aljabar siswa di sekolah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan deskripsi kemampuan berpikir aljabar dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Deskripsi Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa SMP N 4 Banyumas Ditinjau Dari

7 Gender. B. Fokus Penelitian Dalam mengkaji penelitian tentang kemampuan berpikir aljabar siswa, fokus penelitian adalah klasifikasi kemampuan berpikir aljabar siswa yang berkaitan dengan aktivitas berpikir aljabar menurut Kieran (2004), yang meliputi aktivitas genarasional, transformasional, dan level-meta global. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah subjek penelitiannya yaitu siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Banyumas. Berdasarkan uraian di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. Bagimana kemampuan berpikir aljabar siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Banyumas ditinjau dari gender? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa SMP N 4 Banyumas ditinjau dari jenis kelamin (gender) pada tahun ajaran 2016/2017. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberikan informasi terkait kemampuan berpikir aljabar siswa. Selain itu hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lanjutan untuk meningkatkan kemampuan berpikir aljabar siswa, setelah mengetahui bagaimana kemampuan berpikir aljabar khususnya kelas VIII.

8 2. Bagi Peneliti a. Memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian pembelajaran matematika. b. Menambah pengalaman dan wawasan tentang pembelajaran matematika di sekolah. 3. Bagi Siswa a. Menumbuhkan dan meningkatkan kemmpuan berpikir aljabar siswa dalam pembelajaran. b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kemampuan masing-masing. 4. Bagi Pendidik a. Sebagai bahan referensi tentang bagaimana identifikasi kemampuan berpikir aljabar, sehingga pendidik dapat menyusun model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir aljabar siswa. b. Sebagai motivasi untuk melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatan kemampuan guru itu sendiri (professionalism). 5. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.