BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam kegiatan saling

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS YURIDIS TERHADAP KEBEBASAN PERS DI INDONESIA DAN MALAYSIA. Lu Sudirman Miming Utami

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

Bab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Meskipun menuai banyak protes dari berbagai negara karena bisa

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 08/P/M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

HAM dan Hukum Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu Negara yang berpaham demokratis, perlindungan Hak

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan bahwa dalam hukum positif di Indonesia,

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

HUKUMAN MATI dari SISI HAK ASASI MANUSIA. Roichatul Aswidah, Jakarta, 18 Agustus 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Kompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar bagi

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Materi Bahasan. n Pengertian HAM. n Generasi HAM. n Konsepsi Non-Barat. n Perdebatan Internasional tentang HAM.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

Perlindungan Anak Menurut KHA Dan UU No.23 Th.2002

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ASASI MANUSIA.

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

Pendidikan Kewarganegaraan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu.

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Human

Dikdik Baehaqi Arif

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SIARAN PERS ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) TENTANG SIARAN TELEVISI DIGITAL

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

(1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN BIDANG HUKUM POLDA NTB

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tonggak penting sebuah sistem demokrasi di Indonesia. Dimana

Pokok-pokok Isi Protokol Opsional pada Konvensi Menentang Penyiksaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN

Dengan Persetujuan Bersama : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN. dan BUPATI KARIMUN MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak kodrati. HAM dimiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena manusia dianugrahkan akal, pikiran dan perasaan. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam kegiatan saling berinteraksi satu sama lain, manusia memiliki hak dan kewajiban guna menjaga keseimbangan dalam interaksi sosial. Hak paling dasar yang dimiliki oleh seorang manusia adalah hak asasi manusia (selanjutnya disingkat HAM). HAM merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia sehingga tidak boleh dirampas oleh siapapun. HAM juga telah diakui secara internasional. Salah satu wujud pengakuan tersebut adalah Universal Declaration of Human Right atau Deklarasi Universal tentang HAM (selanjutnya disingkat UDHR). UDHR telah diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (selanjutnya disingkat PBB) pada tanggal 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris. Berdasarkan UDHR tersebut, komisi HAM PBB merancang beberapa kovenan dengan fokus bidang tertentu. Salah satu kovenan tersebut adalah International Covenant on Civil and Political Rights (selanjutnya disingkat ICCPR). ICCPR diumumkan PBB melalui resolusi PBB pada tanggal 16 Desember 1966 dengan konsentrasi atas hak sipil dan politik. Salah satu hak yang tercantum dalam ICCPR adalah hak untuk mengeluarkan pendapat, mencari, menerima, memberikan informasi melalui berbagai media. Informasi 1

2 berkaitan erat dengan pers. Pers merupakan salah satu penyedia informasi bagi semua orang. Pers bukanlah suatu kata yang terdengar asing bagi telinga kita. Apabila mendengar kata pers, maka yang terbayang dibenak adalah jurnalis, koran, majalah, wartawan, televisi, radio, dan sebagainya. Pers juga berkaitan erat dengan demokrasi karena salah satu nilai yang terkandung dalam demokrasi adalah kebebasan bagi setiap orang untuk berpendapat. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila kebebasan pers itu sendiri dijamin dan dilindungi oleh hukum. Meskipun pelaksanaan kebebasan pers telah dijamin dan dilindungi secara hukum, masih banyak kasus-kasus pelanggaran terhadap hak atas kebebasan pers. Di Indonesia, salah satu kasus pelanggaran tersebut dialami oleh Erabaru FM (selanjutnya disebut Erabaru). Erabaru adalah stasiun radio yang berlokasi di kota Batam yang mengudara di frekuensi 106,5 Mhz dengan area siaran menjangkau Batam, Bintan, Karimun, dan sekitarnya. Kasus Erabaru berawal dari Surat Kedutaan Besar (selanjutnya disingkat Kedubes) China kepada Departemen Luar Negeri Indonesia, Departemen Dalam Negeri, Badan Intelijen Negara, Departemen Komunikasi, dan Komisi Penyiaran Indonesia (selanjutnya disingkat KPI). Surat tersebut meminta Erabaru ditutup karena Kedubes China keberatan atas program berita Erabaru. Erabaru menyiarkan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di China yaitu kasus pembunuhan dan perampasan organ tubuh Praktisi Falun Gong, kerusuhan di Tibet, penganiayaan kaum muslim Uighur, wartawan, dan lain-

3 lain. 1 Kedubes China menilai Erabaru menyiarkan propaganda politik yang mendeskreditkan pemerintah China dan menuduh Erabaru dibiayai oleh Falun Gong. Atas hal tersebut, Erabaru bersama Lembaga Bantuan Hukum (selanjutnya disingkat LBH) Pers dan Aliansi Jurnalis Indonesia (selanjutnya disingkat AJI) Jakarta berkunjung ke KPI. Mereka membantah tuduhan Kedubes China dan menilai upaya Kedubes China adalah suatu tindakan arogan dari sistem negara komunis yang berusaha mengintervensi kebebasan pers di Indonesia. Selain itu, Dewan Pers yang berada dipihak Erabaru juga menolak tegas intervensi asing terhadap pers Indonesia. Seiring bergulirnya masalah tersebut, KPI dan Departemen Komunikasi pun mengumumkan hasil Forum Rapat Bersama (selanjutnya disingkat FRB). Hasil tersebut menyatakan bahwa Erabaru tidak lolos untuk mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (selanjutnya disingkat IPP). Upaya Erabaru ke berbagai instansi terkait untuk mendapatkan alasan jelas dan resmi atas penolakan IPP Erabaru yang dinilai diskriminatif tidak membuahkan hasil. Dilain sisi, Erabaru mendapatkan beberapa Surat Peringatan untuk menghentikan Siaran (off air). Berbagai cara dan upaya hukum dilakukan Erabaru untuk mendapatkan keadilan, hingga upaya kasasi ke Mahkamah Agung (disingkat MA). Belum adanya putusan dari MA berarti bahwa kasus ini masih dalam proses hukum. 1 http://www.erabarufm.com/search/label/kasus%20hukum/ diakses pada tanggal 30 Juli 2014.

4 Pada tanggal 24 Maret 2010, Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Batam (disingkat Balmon) beserta aparat Poltabes Barelang dan Polda Kepri melakukan pembredelan/penyitaan paksa terhadap Erabaru. Mereka dengan paksa menyegel transmitter (alat pemancar) dan mengambil Exciter milik Erabaru. Pada tanggal 30 Maret 2010, Erabaru mengudara kembali sebagai protes dan penolakan terhadap intervensi asing dan mempertahankan martabat dan kedaulatan bangsa. Erabaru terus melakukan berbagai upaya hukum demi terwujudnya keadilan dan kebebasan pers di Indonesia. Namun pada tanggal 13 September 2011, pembredelan terhadap Erabaru terjadi untuk kedua kalinya. Sejak saat itu, siaran Erabaru terhenti dan frekuensi 106,5 Mhz langsung diisi oleh Radio Sing FM. Kasus tersebut menuai protes dan aksi demo dari berbagai kalangan, terutama dari para aktivis pers. Selain di Indonesia, kasus pelanggaran terhadap kebebasan pers juga terjadi di negara tetangga yaitu Malaysia. Pada tanggal 19 Desember 2013, pemerintah Malaysia (Departemen Dalam Negeri) membredel koran mingguan The Heat. The Heat ditangguhkan dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Pembredelan tersebut diduga kuat karena artikel yang diterbitkan oleh The Heat pada edisi 22 November 2013. Artikel dimuat pada halaman depan dengan judul All eyes on big spending PM Najib. Artikel tersebut menceritakan tentang borosnya pengeluaran PM Datuk Seri Najib Razak dan

5 istrinya Datin Seri Rosmah Mansor dalam menggunakan uang negara ketika berpergian ke luar negeri. 2 Isu tersebut disangkal oleh Kementerian Dalam Negeri Malaysia yang menyatakan bahwa pembredelan terhadap The Heat adalah terkait masalah pelanggaran izin. Bahwa izin terbit The Heat disetujui pada 08 Juli 2013 sebagai mingguan berita dengan kategori ekonomi dan sosial, kemudian izin tersebut diubah menjadi kategori berita terkini pada 18 September 2013. Pembredelan tersebut menuai kecaman dari puluhan jurnalis Malaysia yang tergabung dalam Gerakan Media Marah (disingkat Geramm). Mereka didampingi oleh politikus oposisi Malaysia. Mereka turun ke jalan dalam balutan kaus merah dan berkumpul di tengah guyuran hujan dekat lapangan Merdeka di Pusat Kuala Lumpur. Mereka menggelar aksi protes dan secara tegas menuntut kebebasan pers yang lebih besar. Pers merupakan suatu bidang publikasi dan informasi yang sangat penting. Regulasi tentang pers sudah sewajarnya ada dalam kehidupan pers itu sendiri. Hal ini tentunya bertujuan untuk menjaga penggunaan dan keseimbangan pers sehingga pers tersebut menjadi suatu sarana yang baik. Pers di Malaysia berada dalam kontrol dan pengawasan pemerintah, sehingga segala sesuatu yang akan dipublikasikan mesti atas persetujuan pemerintah. Pemerintah Malaysia berhak memblokir pers atau publikasi yang dianggap merugikan bagi negara. Berbeda dengan pers Indonesia yang lebih bebas dan mandiri, dimana pers bebas (dalam arti tetap mengindahkan asas 2 http://www.themalaysianinsider.com/malaysia/article/weekly-the-heat-suspended-indefinitelyby-home-ministry diakses pada tanggal 30 Juli 2014.

6 dan norma yang berlaku) mempublikasikan atau menerbitkan informasiinformasi yang telah didapatkan. Indonesia juga memiliki Dewan Pers, yaitu suatu badan independen yang memiliki fungsi khusus sebagaimana telah diatur oleh undang-undang. Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian berbasis perbandingan hukum di negara Indonesia dan Malaysia dengan skripsi yang berjudul Perlindungan Hukum Bagi Pers dalam Melaksanakan Kebebasan Pers di Negara Indonesia dan Malaysia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa persamaan dan perbedaan ketentuan hukum tentang kebebasan pers di Negara Indonesia dan Malaysia? 2. Sistem hukum negara manakah yang lebih memberikan perlindungan hukum bagi pers? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a. Untuk memaparkan dan menganalisa persamaan dan perbedaan mengenai perlindungan hukum bagi pers dalam melaksanakan kebebasan pers di Negara Indonesia dan Malaysia. b. Untuk menjelaskan hukum manakah yang lebih memberikan perlindungan hukum bagi pers.

7 2. Manfaat Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pembaca, khususnya: a. Bagi Pemerintah Terutama bagi lembaga legislatif, penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian atas regulasi tentang perlindungan hukum bagi pers. b. Bagi Pers Penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perlindungan bagi pers dalam melaksanakan kebebasan pers.