BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

untuk Mencegah Sakit Punggung

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. udara, bekerja disektor jasa,perusahaan, industri, rumah sakit, pertanian,

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. X merupakan gabungan antara perusahaan swasta nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan menjamur penggunaannya terutama perkantoran. Penggunaan personal computer (PC) secara global saat ini terus

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei telah melaporkan bahwa 17,3 juta orang di Inggris sekitar populasi orang dewasa pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu. Dari jumlah ini 1,1 juta orang mengalami kelumpuhan akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab paling sering dari keterbatasan aktivitas pada orang muda dan setengah baya, serta merupakan salah satu alasan paling sering untuk mendapatkan konsultasi medis. (Bull, 2007). Survei yang pernah dilakukan pada 1.000 pekerja kantor berusia 18 atau lebih di seluruh Amerika Serikat, 2 dari 3 pekerja kantor merasa sakit dan nyeri pada tubuhnya dalam 6 bulan terakhir. American Osteopathic Association (AOA) dalam survei menunjukkan, bahwa dalam 30 hari terakhir sekitar 62% responden merasakan nyeri di punggung bawah, 53% di leher, 38% di bahu, 33% di pergelangan tangan, dan 31% di punggung bagian atas. (American Osteopathic Association, 2013). Kasus nyeri yang paling banyak ditemui di rumah sakit adalah Nyeri Pinggang Bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP) (Bull, 2007). 1

2 Data di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2008 memperlihatkan jumlah penderita LBP sebanyak 203 (0,92%) dari total 22.307 seluruh penderita penyakit saraf yang datang di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado. (Wulandari, 2014). Data Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2002, terdapat 4.456 orang mengalami nyeri, ditemukan sekitar 819 orang (35,86%) mengeluhkan nyeri punggung bawah, sedangkan sekitar 1.598 orang menderita nyeri kepala, sehingga dapat disimpulkan bahwa LBP menempati peringkat kedua dalam kasus nyeri. Kepres No.22 tahun 1993 (pasal 1) tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Di negara maju, faktor-faktor fisik, kimiawi dan biologik sudah dapat dikendalikan, sehingga gangguan kesehatan akibat faktor tersebut sudah sangat jauh berkurang, namun akhir-akhir ini justru ergonomik dan gangguan psikososial, yang menyebabkan gangguan musculoskeletal, stres dan penyakit psikomatis yang menjadi penyebab meningkatnya penyakit akibat hubungan kerja. (Buchari,2007) Studi tentang keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-

3 otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut, yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian punggung (Tarwaka, 2010). Nyeri bekerja sebagai alarm tubuh, merupakan sinyal untuk berhenti melakukan sesuatu yang menyakitkan, sehingga melindungi tubuh dari keadaan berbahaya. Nyeri dapat dibedakan menurut tingkat keluhan yang dirasakan mulai derajat ringan sampai berat. Penderita nyeri ringan biasanya dapat menyesuaikan dengan keadaan alami, sedangkan nyeri berat dapat mengganggu cara hidup yang normal (Bull, 2007). Salah satu nyeri yang sering terjadi pada manusia adalah nyeri punggung. Sebagian besar nyeri punggung bersifat sederhana, yaitu berkaitan dengan kerja tulang, ligamen, dan otot punggung. Gejala nyeri punggung dapat bervariasi pada tiap orang, meliputi sakit dan kaku otot, kebas (mati rasa), serta kesemutan. Nyeri punggung dapat menjalar ke bagian tubuh lain, seperti bokong, tungkai, dan kaki. (Bull, 2007). Nyeri punggung tersebut dapat terjadi pada berbagai situasi kerja, tetapi risikonya lebih besar apabila duduk lama dalam posisi statis, karena akan menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus serta pembuluh darah terjepit. Penyempitan pembuluh darah menyebabkan aliran darah terhambat dan iskemia, jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi, sedangkan kontraksi otot yang lama akan menyebabkan penumpukan asam laktat. Kedua hal tersebut menyebabkan nyeri (Bull, 2007) Nyeri punggung sangat umum terjadi, dan sangat mungkin bahwa mayoritas dari kita akan mengalami nyeri punggung suatu saat nanti. Di

4 Inggris, kira-kira 60-80% orang pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu dikehidupannya. Nyeri punggung merupakan salah satu alasan utama untuk tidak bekerja, dan setiap tahun jutaan hari kerja hilang akibat nyeri punggung ini. (Bull, 2007). Sikap punggung yang membungkuk sambil menyamping posisi duduk yang kurang baik dan didukung dengan desain kursi yang tidak ergonomis, beresiko menyebabkan penyakit akibat hubungan kerja berupa gangguan musculoskeletal yang dapat menyebabkan kekakuan dan kesakitan pada punggung. Sikap kerja dengan posisi duduk dengan frekuensi yang lama pada kursi yang kurang ergonomis akan menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja. Keluhan pada punggung atau muskuluskeletal merupakan keluhan pada otot skeletal yang dirasakan dengan intensitas nyeri yang berbeda-beda, dari nyeri ringan sampai nyeri yang sangat sakit. (Iridiastadi, 2014). Upaya peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja dapat melalui penerapan ergonomi. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang mengkaji keterbatasan, kelebihan serta karakteristik manusia dan memanfaatkan informasi tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan dan bahkan sistem kerja dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan serta kenyamanan penggunanya. (Iridiastadi, 2014). Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan antara lain duduk, berdiri, membungkuk, jongkok, berjalan dan lainlain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem

5 kerja yang ada. Sikap kerja duduk merupakan salah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki (Nurmianto, 2008). Sikap duduk pada otot rangka (muskuloskeletal) dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada sikap duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika sikap duduk tidak benar. Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah punggung (Nurmianto, 2008). Pegawai laboratorium adalah pekerja yang sangat identik dengan terpaparnya zat berbahaya dan bahan kimia yang beracun, korosif, mudah meledak, mudah terbakar dan terkena berbagai bahaya biologi lainnya yang siap menyerang setiap saat. Variasi dalam pengujian, atau standar ukuran, metode kerja, jenis dan kelengkapan laboratorium akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan dan keselamatan pekerja laboratorium. Selain itu, kegiatan laboratorium juga beberapa risiko yang timbul dari media fisik, kimia, ergonomis dan psiko-sosial yang harus dikendalikan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan sebagai dasar untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kerja personel laboratorium yang terlibat. (Nurul, 2015) Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di laboratorium klinik Prodia dari 5 orang pegawai laboratorium yang ditemui, 3 orang diantaranya

6 pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah yang dialami pekerja utamanya dirasakan setelah melakukan pekerjaan. Mayoritas pegawai mengeluh di daerah pinggang yang terasa nyeri, pegal, linu, ngilu dan rasa tidak enak pada daerah punggung bawah. Kondisi tersebut tentunya bisa menurunkan efisiensi, efektivitas kerja serta pekerja tidak merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan peluang kesalahan dalam melakukan pekerjaan semakin besar sehingga dapat mempengaruhi produktivitas pegawai. Dengan pekerjaan yang rutin dilakukan pegawai dapat mengalami keluhan nyeri pinggang bawah yang dikarenakan sikap kerja duduk tidak ergonomis. Keadaan inilah yang mendorong penulis tertarik untuk mengangkat persoalan ini menjadi bahan skripsi dalam rangka ikut membantu dalam bidang ergonomi mengenai Hubungan Sikap Kerja Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Pegawai Laboratorium Klinik Prodia 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang mungkin terjadi pada pekerja di laboratorium adalah nyeri pinggang bawah karena sikap kerja duduk yang salah dan relatif lama dapat menyebabkan musculoskeletal. Musculoskeletal adalah gangguan pada bagian otot rangka yang disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen dan tendon. Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi di laboratorium klinik antara lain:

7 1. Peralatan kerja tidak ergonomis Apabila peralatan kerja yang ada tidak ergonomis (seperti kursi yang terlalu tinggi dibandingkan dengan meja kerjanya, ukuran terlalu sempit, ataupun tidak ada sandarannya) akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain: rasa lelah, nyeri otot, pegal-pegal, kelelahan bahkan kecelakaan. (Ariansyah, 2010) 2. Sikap tubuh yang salah Kebanyakan orang dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sering melupakan masalah posisi tubuh. Sikap tubuh yang baik sangat penting karena akan membantu tubuh bekerja maksimal, juga membuat daya tahan dan pergerakan tubuh jadi efektif. Kalau sikap tubuh tidak baik selain tulang-tulang jadi tidak lurus, otot-otot, ruas, serta ligamen (jaringan pengikat sendi) pun akan tertarik lebih keras. Sikap yang tidak baik juga memicu cepat lelah, ketegangan otot, pegal-pegal dan akhirnya rasa sakit. (Rakel D., 2003). 3. Postur Tubuh Berat badan yang berlebihan (obesitas) akan menyebabkan tumpukan lemak yang lebih banyak, sehingga tekanan pada tulang belakang menjadi lebih besar yang dapat meningkatkan resiko terjadinya low back pain. (Ariansyah, 2010). Sikap duduk yang salah atau duduk dengan kursi yang tidak ergonomis akan memicu nyeri punggung. Hal ini karena tulang punggung beserta jaringan tendo dan otot dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan. Ini

8 akan menyebabkan kelelahan pada jaringan otot punggung terutama otot bagian lumbal. (Samara, 2009). 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis hanya membatasi masalah pokok yaitu mengkaji kaitan dengan sikap kerja duduk yang dilakukan pegawai di laboratorium dan membahas tentang keluhan nyeri pinggang bawah yang terjadi Hal ini dilakukan agar penelitian lebih fokus pada pembahasan yang dimaksud, maka penulis memilih judul Hubungan Sikap Kerja Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Pegawai Di Laboratorium Klinik Prodia 1.4 Rumusan Masalah Apakah Ada Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Pegawai Di Laboratorium Klinik Prodia? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri pinggang bawah pada pekerja di laboratorium klinik Prodia 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Menganalisa karakteristik (usia, masa kerja, jenis kelamin dan riwayat penyakit) yang dilakukan pegawai di laboratorium. 2. Mengidentifikasi sikap kerja duduk pada pegawai di laboratorium

9 3. Mengidentifikasi keluhan terjadinya nyeri pinggang bawah pada pegawai laboratorium. 4. Menganalisis hubungan antara sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri pinggang bawah pada pegawai di laboratorium klinik Prodia. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Penulis 1. Menambah pengalaman mengenai masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya masalah sikap kerja duduk sebagai bekal dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja 2. Memperluas pengetahuan dan keterampilan 3. Menambah wawasan terhadap permasalahan di lingkungan kerja. 1.6.2 Bagi Perusahaan 1. Memberikan informasi kepada manajemen dalam pelaksanaan K3 di perusahaan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. 2. Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan Universitas Esa Unggul. 1.6.3 Bagi FIKES Esa Unggul 1. Meningkatkan kualitas pendidikan agar tercipta Sumber Daya Manusia yang terampil di lingkungan kerja. 2. Menambah kelengkapan pustaka tentang studi kasus di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.