EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

PENGARUH KEGIATAN SENI RUPA DI SEKOLAH DASAR TERHADAP KREATIVITAS ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. suatu konsep baru (Semiawan, 2009: 44). Menurut Munandar (2009: 12),

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan hidup yang semakin tinggi. Tanpa pendidikan sama sekali

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya diikuti oleh perkembangan anak setelah dilahirkan dan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN IPTEKS. Nasriah

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. (2006: 1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari media internet ketimbang harus membaca.kecenderungan ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATISDAN DISPOSISI MATEMATISDALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANANG S FRAMEWORK FOR MATHEMATICAL MODELLING INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

Analisis Psikometri Instrumen Pengukuran Kreativitas Dengan Skala Pengukuran Kreativitas Utami Munandar

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsanganrangsangan yang berasal dari lingkungan.

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembangnya bangsa dan negara indonesia sepanjang zaman. menyiratkan bahwa dalam pembelajaran matematika proses Working

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

POLA PERMAINAN DAN KREATIVITAS ANAK oleh Sukadi (Dosen pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Prodi Sipil FPTK UPI)

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

PENDAHULUAN Kreativitas dinilai sebagai salah satu faktor penting yang dapat menunjang bagi masa depan siswa. Siswa yang kreatif diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI ASTUTI F 100 040 068 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan kreatif dibutuhkan dalam semua bidang kegiatan manusia, baik di dalam keluarga, sekolah, ataupun dalam masyarakat. Orang yang tidak kreatif kehidupannya statis dan sulit sekali meraih keberhasilan. Zaman yang sudah mengglobal dan penuh dengan persaingan keras sekarang ini membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi. Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak sejak dini, karena kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan diri. Orang yang sehat mental, bebas dari hambatan-hambatan dapat mewujudkan diri sepenuhnya. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian suatu masalah. Pemikiran divergen perlu dilatih untuk membuat anak lancar dan fleksibel dalam berfikir dan mampu melahirkan banyak gagasan, sehingga kreativitas perlu dipupuk sejak dini agar anak-anak tidak hanya menjadi pemakai pengetahuan tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru. Kreativitas dinilai sebagai salah satu faktor penting yang dapat menunjang masa depan siswa. Siswa yang kreatif diharapkan mampu menciptakan ide-ide baru, memiliki daya imajinasi yang baik serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang intelegen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif (Solahuddin, 2006).

Berk (dalam Muradriarini, 2005) mengatakan pada usia Sekolah Dasar, anak diharapkan dapat lebih kritis dalam melihat ide-ide baru yang orisinil. Konsep tentang tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) menurut Havighurts (dalam Hurlock, 1996) yaitu mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Pada usia ini diharapkan anak memperoleh kesenangan melalui membaca serta mengetahui tentang dunia meniru, eksplorasi, menguji dan membangun. Bakat kreatif sesungguhnya dimiliki setiap anak, tetapi perkembangannya sangat bergantung pada lingkungan dimana anak berada. Kreativitas dapat dibina, ditumbuhkan, dan ditemukan kembali melalui praktik pendidikan. Semua mata pelajaran seharusnya menumbuhkan daya kreativitas. Namun, dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Sekolah yang diharapkan mampu memberi suasana pendidikan untuk mengembangkan bakat kreativitas anak, pada kenyataannya terjebak pada pengoptimalan salah satu aspek saja, sehingga kreativitas pada anak sekolah kurang dikembangkan dalam dunia pendidikan (Mulandari, 2004). Hal senada diungkapkan oleh Munandar (dalam Muradriarini, 2006), bahwa potensi kreatif anak justru cenderung menurun saat anak memasuki SD. Menurutnya pengajaran di SD terlalu menekankan pada penyelesaian tugas-tugas yang mengharuskan siswa mencari satu jawaban yang benar (berpikir konvergen). Sementara kemampuan berpikir divergen atau kreatif, yaitu menjajagi berbagai kemungkinan jawaban atas suatu masalah, jarang diperhatikan sehingga kreativitas verbal anak menurun.

Hasil penelitian yang dilakukan Hans Jellen dari Universitas Utah, AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover, Jerman bulan Agustus 1987 terhadap anak-anak berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta) menunjukkan, tingkat kreativitas anak-anak Indonesia terendah diantara anakanak seusianya dari 8 negara lainnya. Berturut-turut dari skor tertinggi sampai terendah adalah Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu, dan Indonesia (Djunaedi, 2005). Didukung oleh Kumara (2001) yang menyatakan bahwa minat membaca anak-anak Indonesia masih rendah, mengakibatkan penguasaan perbendaharaan kata-kata masih sedikit, menyebabkan kreativitas verbal mereka cenderung rendah. Kreativitas verbal adalah kemampuan melihat hubungan antara ide yang berbeda satu sama lain dan kemampuan untuk mengkombinasikan ide-ide tersebut ke dalam asosiasi baru (Mednick dan Mednick dalam Mulandari, 2004). Senada dengan pendapat tersebut, Munandar (1999) mengatakan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada, dan diungkapkan secara verbal. Kemampuan untuk mencipta tidak perlu hal-hal baru sama sekali, tetapi merupakan gambaran dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang diperoleh dari pengalaman selama hidupnya. Berbagai upaya dilakukan banyak kalangan untuk merangsang kreativitas verbal anak sejak dini, mulai dari sebelum kelahiran, masa bayi, hingga masa sekolah, misalnya saja melalui musik, membaca cerita, dan berbagai jenis permainan konstruktif yang dapat merangsang daya kreasi anak.

Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak dan melalui bermain mereka meniru aktivitas yang dilaksanakan orang dewasa. Bermain juga dapat dikatakan sebagai awal timbulnya kreativitas, karena bermain akan memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasikan dorongan-dorongan kreatifnya, kesempatan untuk merasakan objek-objek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru (Mulyadi, 2004). Melalui bermain anak-anak mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya, bermain dapat menumbuhkan kesenangan dan kepuasan, selain itu banyak nilai-nilai penting yang dihasilkan dari bermain, antara lain sosialisasi, rangsangan kreativitas, sarana belajar, penyaluran energi emosional, perkembangan moral, fisik dan kepribadian (Hurlock,1992). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap bermain dan kreativitas. Melalui bermain, anak akan belajar menghadapi tantangan dan menemukan minatminatnya. Anak yang menggunakan waktu untuk bermain kemudian diminta untuk mengerjakan suatu tugas akan mempunyai hasil yang cenderung lebih kreatif daripada anak yang mengerjakan tugas satu langsung mengerjakan tugas yang lain tanpa menggunakan waktu untuk bermain. Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas verbal anak, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya (Hayuningtyas, 2005). Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai

sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan (Yarahnitra,1992). Aspek-aspek permainan tradisional diantaranya: a) aspek jasmani yang terdiri dari kekuatan dan daya tahan tubuh serta kelenturan; b) aspek psikis, yang meliputi unsur berfikir, unsur berhitung, kecerdasan, kemampuan membuat siasat, kemampuan mengatasi hambatan, daya ingat, dan kreativitas; c) aspek sosial meliputi unsur kerjasama, suka akan keteraturan, hormat menghormati, balas budi dan sifat malu (Guilford dalam Nursito, 2000). Cublak-cublak suweng, dan jamuran yang biasa dimainkan dengan nyanyian merupakan permainan tradisional yang mengandung unsur-unsur di atas. Cublak-cublak suweng mengandung unsur kecepatan berfikir (fluency), jamuran, mengandung unsur orisinalitas (originality) dan dhoktri mengandung unsur kemampuan elaborasi (elaboration). Syair lagu yang terdapat dalam permainan tersebut dapat mengembangkan kreativitas verbal anak. Selain itu, jawaban yang bersifat spontanitas, unik, aneh serta kecepatan merespon jawaban pada saat bermain pada masing-masing anak dapat mencerminkan kelancaran verbal mereka (Arini dkk, 1996). Penelitian untuk meningkatkan kreativitas verbal pada anak telah yang telah dilakukan oleh Mulandari (2004) terhadap anak-anak sekolah di Yogyakarta, yang menghasilkan bahwa kreativitas verbal dapat ditingkatkan dengan cara membiasakan anak untuk membaca cerita fiksi. Hasil penelitian Hayuningtyas (2005) menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat mengembangkan kreativitas, sementara penelitian yang dilakukan oleh Ariani, dkk. 1996)

menyebutkan bahwa syair dalam permainan tradisional juga dapat meningkatkan kreativitas. Berangkat dari berbagai hal tersebut, maka timbul pertanyaan adakah cara lain untuk meningkatkan kreativitas verbal anak, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan memberi perlakuan yang berbeda yaitu dengan menggunakan permainan tradisional yang dikhususkan pada permainan tradisional yang mengandung unsur syair dan lagu dalam memainkannya, dimana permainan tradisional yang ada unsur lagunya dengan syair berbahasa Jawa diartikan ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, anak yang sudah memiliki kemampuan dasar bahasa Indonesia, setelah mengikuti pelatihan permainan tradisional ini diharapkan akan memiliki kemampuan lebih dalam hal perbendaharaan kata mereka, sehingga diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak secara verbal. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan rumusan masalah, apakah ada pengaruh pemberian permainan tradisional terhadap peningkatan kreativitas verbal pada masa anak sekolah?. Berdasarkan rumusan masalah ini, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kreativitas Verbal pada Masa Anak Sekolah. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas permainan tradisional dalam meningkatkan kreativitas verbal pada masa anak sekolah.

C. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan agar diperoleh suatu bukti-bukti yang empiris mengenai pengaruh permainan tradisional dalam meningkatkan kreativitas verbal pada masa anak sekolah, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat bagi kepala sekolah : informasi tentang pentingnya permainan tradisional dalam meningkatkan kreativitas verbal pada anak-anak Sekolah Dasar, sehingga akan mempermudah dalam memberikan kebijakan-kebijakan mengenai pentingnya permainan tradisional. 2. Manfaat bagi guru kelas : informasi tentang pentingnya permainan tradisional dalam meningkatkan kreativitas verbal anak didiknya, sehingga akan mempermudah dalam memberi bimbingan dan pengertian pada siswa mengenai pentingnya permainan tradisional. 3. Manfaat bagi orang tua : informasi tentang pentingnya permainan tradisional dalam meningkatkan kreativitas verbal pada anaknya, sehingga akan mempermudah dalam memberi bimbingan dan pegertian pada siswa mengenai pentingnya permainan tradisional. 4. Manfaat bagi subjek penelitian : dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kreativitas verbal mereka. 5. Ilmuwan psikologi : menambah pengetahuan dalam bidang psikologi pendidikan khususnya dalam kajian eksperimen.

6. Fakultas psikologi : hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pengetahuan dan wacana awal dalam menggali nilai-nilai psikologi yang berbasis pada budaya setempat. 7. Peneliti selanjutnya : hasil penelitian ini dapat memberikan informasi awal yang selanjutnya bermanfaat untuk dikaji secara lebih mendalam dan lebih ilmiah.