LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. KarakteristikKecelakaan 1. Data KecelakaanLaluLintas Dan JumlahKorban

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penempatan marka jalan

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

Persyaratan Teknis jalan

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PERENCANAAN PEMISAH NO. 014/T/BNKT/1990

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

Konsep Zona. Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan. Mataram, Januari 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Audit Keselamatan Jalan pada Jalan Yogyakarta-Purworejo KM 35-40, Kulon Progo, Yogyakarta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

Rekayasa Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki predikat sebagai kota pelajar telah mengalami kemajuan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 19/PRT/M/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya jaringan jalan diadakan karena adanya kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

Petunjuk Praktis. KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN dalam mendukung proyek-proyek EINRIP

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI. memberikan pelayanan yang optimal bagi pejalan kaki.

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

Audit keselamatan jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kecelakaan Lalu Lintas Indonesia

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

maksud tertentu sesuai dengan kegunaan dan pesan yang akan disampaikan, berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB III METODA PENELITIAN

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

Spesifikasi geometri teluk bus

Perencanaan Geometrik Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. jalur kendaraan dimana arus lalu lintas kedua arah diperkenankan. di perkenankan untuk memenuhi keperluan :

Gambar 2.1 Rambu yield

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Transkripsi:

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIS LANJUAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMAAN JALAN OGAKARA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15 79

80 abel 1 Kondisi Umum 1 1.1 Kelas / Fungsi Jalan 1.2 Median/Separator Kondisi Umum a ()/ idak () Apakah kelas dan fungsi jalan sudah memenuhi standar? - Apakah ruas jalan eksisting memiliki median? Apakah median jalan sesuai desain standar? Apakah median jalan eksisting ditinggikan? Apakah median jalan dilengkapi dengan barrier? Jika menggunakan barrier berupa guardrail, apakah tinggi dan kekuatannya sesuai standar? Lebar median eksisting Apakah desain separator sesuai standar? Median dengan lebar ± 80 cm - idak ada separator Lebar separator eksisting - idak ada separator 1.3 Bahu Jalan 1.4 inggi Kerb Lebar bahu jalan eksisting sesuai standar? Apakah posisi bahu jalan sama rata dengan permukaan jalan? Apakah posisi bahu jalan lebih rendah dari permukaan jalan? Lebar bahu jalan eksisting Median Separator rotoar Lebar bahu jalan 2 meter. idak ada median idak ada separator idak ada trotoar

81 Kondisi Umum 1 1.5 Drainase Apakah dimensi dan desain drainase sesuai standar? Lebar drainase a ()/ idak () Drainase yang digunakan adalah drainase tertutup. 0,50 meter 1.6 Lansekap 1.7 Parkir 1.8 empat Pemberhentian Apakah terdapat tanaman/pohon dipinggir jalan? Apakah mengganggu jarak pandang? Apakah tersedia fasilitas parkir di trotoar/bahu jalan/badan jalan (sebutkan dikolom keterangan)? Apakah terdapat lokasi pemberhentian kendaraan/bus/pangkalan kendaraan? Apakah mengganggu jarak pandang? idak memiliki ruang parkir tapi bahu jalan yang dijadikan sebagai ruang parkir. Sebagian bahu jalan yang menjadi lokasi parkir. abel 2 Lajur ambahan atau Lajur untuk Putar Arah 2 Lajur ambahan/lajur untuk Putar Arah 2.1 Lebar Lajur 2.2 Marka dan persimpangan 2.3 Rambu Apakah lebar lajur tambahan mencukupi untuk pergerakan belok atau putar arah? Apakah marka jalan dan tanda peringatan mencukupi? Apakah tersedia rambu rambu dan marka jalan? Apakah penempatannya sesuai dengan desain standar? a ()/ idak () Lajur tambahan untuk membelok ± 1 meter terdapat pada median jalan. Sebagian marka dan tanda peringatan sudah tidak layak.

82 2 Lajur ambahan/lajur untuk Putar Arah 2.3 Lanjutan Apakah tersedia rambu peringatan sebelumnya mendekati persimpangan dan daerah rawan kecelakaan? (misalnya 500 m, 100 m, sebelumnya)? a ()/ idak () Untuk tanda rawan kecelakaan tidak ada dan untuk pengurangan kecepatan sebelum mendekati persimpangan tidak tersedia. 2.4 Jarak Pandang Apakah pergerakan belok kanan dengan panjang auxiliary lane telah sesuai? Apakah jarak pandang henti telah dipenuhi oleh bagian belakang kendaraan yang akan berbelok? idak ditemukan auxiliary lane Apakah jarak pandang henti telah dipenuhi untuk keluar masuk kendaraan? 3 3.1 Lintasan Penyeberangan 3.2 Pagar Pengaman abel 3 Lalu Lintas ak Bermotor Apakah tersedia jalur/lajur lintasan yang cukup memadai serta peyeberangan untuk pejalan kaki? Apakah jalur menerus/ tidak ada penghalang? Apakah tersedia pagar pengaman yang ditempatkan untuk menuntun pejalan kaki dan sepeda untuk melintasi/ melalui ke jalan tertentu? Lalu Lintas ak Bermotor a ()/ idak ()

83 3.3 Lokasi Pemberhentian Bus 3.4 Fasilitas untuk Manula/Penyandang Cacat 3.5 Lajur Sepeda 3.6 Apakah pagar pengaman tersebut berupa solid horizontal atau rails? Apakah terdapat pagar pengahalang tabrakan (crash barner) untuk memisah arus kendaraan, pejalan kaki dan sepeda? Apakah tersedia pemberhentian bus/kendaraan yang terintegrasi dengan lajur pejalan kaki? Apakah pemberhentian bus ditempatkan secara tepat dengan cukup jelas dari jalur lalu lintas untuk keselamatan dan jarak pandang? Apakah terdapat perlengkapan yang memadai untuk manula/pedestrian panyandang cacat? Jika a, apakah pegangan pagar tersedia? Apakah pegangan pagar tersebut masih memadai? Apakah terdapat lajur sepeda pada ruas tersebut? Apakah lajur tersebut terpisah dengan lajur lalu lintas? Apakah lebar lajur sepeda mencukupi untuk sejumlah sepeda yang menggunakan rute tersebut? Apakah rute sepeda menerus? Apakah tersedia penyeberangan sepeda yang aman? Apakah tersedia perambuan yang cukup pada lokasi penyeberangan pejalan kaki? - idak tersedia Pagar pengaman - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia - idak tersedia

84 Rambu dan Marka Apakah tersedia rambu yang cukup pada lokasi penyeberangan sepeda? Apakah marka garis berhenti untuk kendaraan lain terdapat pada lokasi penyeberangan pejalan kaki dan sepeda? Apakah tersedia marka garis pemisah lajur sepeda dengan lalu lintas? - - idak ada lajur sepeda. idak ada lajur sepeda. 4 4.1 empat Pemberhentian Bus 4.2 empat Parkir Kendaraan abel 4 Pemberhentian Bus atau Kendaraan Pemberhentian Bus/Kendaraan Apakah tersedia pemberhentian bus/kendaraan berupa teluk bus? Apakah posisinya tidak mengganggu lalu lintas atau dekat ke persimpangan? Apakah tersedia tempat parkir pada ruas jalan tersebut? Apakah tempat parkir pada badan jalan? Apakah posisi tempat parkir tidak mengganggu lalu lintas? a ()/ idak () - idak ada pemberhentian bus - Mengganggu lalu lintas. 5 abel 5 Kondisi Penerangan Apakah tersedia lampu penerangan jalan dan apakah semua penerangan beroperasi secara baik? Kondisi Penerangan a ()/ idak () Kondisi penerangan jalan terlindung oleh pepohonan, sehingga cahayanya berkurang.

85 Apakah lampu penerangan jalan yang ditempatkan mencukupi pada bundaran, serta pada penyeberangan pejalan kaki dan sepeda? - Apakah tipe tiang lampu yang digunakan sesuai untuk semua lokasi dan ditempatkan secara tepat? 5.1 Cahaya Silau Apakah semua lokasi bebas dari pencahayaan yang menyebabkan konflik cahaya dengan lampu lalu lintas atau perambuan? Apakah penerangan untuk rambu, khususnya ramburambu tambahan masih memadai? Untuk ruas jalan dua arah, apakah terdapat gangguan cahaya yang menyilaukan dari lampu lalu lintas pada malam hari? Apakah terdapat masalah cahaya yang membuat silau akibat sinar matahari pada pagi atau sore hari? Apakah tersedia alat penghalang cahaya menyilaukan pada lokasi tersebut? - idak ada penerangan untuk rambu-rambu 6 6.1 abel 6 Rambu dan Marka Jalan Apakah terdapat lampu pengatur lalu lintas dan apakah penempatannya cukup aman? Rambu dan Marka Jalan a ()/ idak ()

86 6 Lampu Pemgatur Lalu Lintas 6.2 Rambu Lalu Lintas Apakah lampu lalu lintas masih beroperasi dengan baik? Apakah posisi lampu terlihat dengan jelas/tidak terhalang? Apakah semua memenuhi secara regular, rambu peringatan dan rambu petunjuk yang ditempatkan, apakah tidak membingungkan? Apakah terdapat rambu-rambu yang berlebihan? Apakah rambu-rambu lalu lintas pada tempat yang tepat dan apakah posisinya sesuai dengan ruang bebas samping dan ketinggiannya? Apakah rambu-rambu yang ditempatkan tidak menutup/ membatasi jarak pandang, khususnya untuk kendaraan yang berbelok? Apakah semua rambu efektif, untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya lampu yang kurang, serta pantulan cahaya)? Apakah rambu lalu lintas ini sesuai dengan bentuk yang ada pada manual/standar? Seandainya terdapat perlengkapan lain/rambu lain apakah perlengkapan/rambu tersebut menghalangi pandangan pejalan kaki? Apakah terdapat rambu lainnya untuk manula atau pejalan kaki yang cacat? Rambu dan Marka Jalan a ()/ idak () Ada satu lampu lalu lintas yang rusak etapi sebagian besar terlindung oleh pepohonan pada median jalan.

87 6 6.3 Marka dan Delineasi Apakah marka reflektif pernah (telah) dipasang, warna marka yang bagaimana yang digunakan dan apakah telah dipasang secara tepat? Apakah semua perkerasan jalan memiliki marka? Rambu dan Marka Jalan a ()/ idak () Apakah marka jalan (garis tengah, tepi) tampak jelas dan efektif di semua kondisi (siang, malam, dsb)? Apakah peninggian profil marka tepi dibuat secara memadai? Sudah mulai pudar. Apakah delineasi telah memenuhi standar? Apakah delineasi efektif untuk semua kondisi (siang, malam, hujan, cahaya lampu arah depan, dsb)? Apakah marka chevron juga telah dipasang dan apakah cara pemasangan serta tipenya telah sesuai? Apakah lintasan kendaraan langsung ke persimpangan memerlukan delineasi? Pada jalur truk, apakah alat reflektif ini telah sesuai dengan tinggi mata pengemudi? - idak ada marka chevron - idak ada lajur truk

88 7 7.1 iang Listrik dan iang elepon 7.2 Penghalang abrakan 7.3 Jembatan 7.4 Papan Petunjuk dan Papan Iklan abel 7 Bangunan Pelengkap Jalan Apakah penempatan tiang listrik atau tiang telepon cukup aman dari lalu lintas? Apakah pagar (penghalang) keselamatan dibuat pada lokasi-lokasi penting misalnya pada jembatan telah sesuai dengan standar? Apakah sistem penghalang tabrakan telah sesuai dengan tujuan pemanfaatannya? Apakah penempatan penghalang tabrakan tersebut telah sesuai? Apakah terdapat penyempitan jalan pada lokasi tersebut? Bila penyempitan jalan pada jembatan, apakah jarak pandang memenuhi? Apakah terdapat rambu serta fasilitas untuk pengendali kecepatan menuju lokasi tersebut? Apakah posisi papan petunjuk arah atau papan iklan cukup aman dari jalur lalu lintas? Apakah posisi benda-benda ini tidak menghalangi pandangan pengemudi? Bangunan Pelengkap Jalan a ()/ idak () erdapat 2 jembatan yang tidak menggunakan pagar pengaman. idak ada penyempitan. idak tersedia

89 8 8.1 Kerusakan pada Perkerasan 8.2 Genangan abel 8 Kondisi Permukaan Jalan Apakah perkerasan jalan bebas dari kerusakan (permukaan bergelombang dsb) yang dapat menyebabkan persoalan keselamatan (seperti lepas kendali)? Apakah perkerasan jalan terbebas dari genangan dan pengaliran air yang menyebabkan terjadinya masalah keselamatan? 8.3 Longsoran Apakah perkerasan jalan terbebas dari longsoran pasir atau kerikil? Kondisi Permukaan Jalan a ()/ idak () abel 9 Indikator-indikator Penyebab Kecelakaan Kondisi Umum Median/Separator Jalan Dilokasi penelitian tidak terdapat median Bahu Jalan empat pemberhentian Dilokasi penelitian banyak bahu jalan yang dijadikan lahan parkir sehingga menjadi hambatan bagin pengguna jalan. idak adanya fasilitas pemberhentian bus. Persimpangan Ruang Bebas Samping Sudut-sudut persimpangan tidak terbebas dari bangunan. Lajur ambahan atau Lajur untuk Putar Arah Lalu Lintas ak Bermotor Rambu Pagar Pengaman Fasilitas untuk Manula atau Penyandang Cacat Lajur Sepeda Sebagian besar rambu tertutup oleh pepohonan. idak adanya pagar pengaman idak adanya fasilitas untuk manula dan penyadang cacat. idak adanya lajur sepeda

90 Pemberhentian Bus atau Kendaraan Pemberhentian Bus idak terdapat fasiltas pemberhentian bus sehingga bahu jalan yang dijadikan tempat pemberhentian bus. empat Parkir Kendaraan idak terdapat fasiltas parkir sehingga bahu jalan yang dijadikan temapat parkir. Rambu dan Marka Jalan Lampu Penerangan Marka dan Delineasi Pada malam hari lampu penerangan jalan terlindung oleh tingginya pepohonan pada median jalan, sehingga cahaya yg diterima berkurang. Pada km 13 tidak terdapat marka zebra cross, sehingga cukup berbahaya bagi pejalan kaki.