ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU, BIAYA, DAN DIRECT WASTE PENGGUNAAN TULANGAN KONVENSIONAL, WIRE MESH, DAN FLOORDECK PADA PEKERJAAN PLAT LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 950

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN BEKISTING KONVENSIONAL, SEMI SISTEM, DAN SISTEM (PERI) PADA KOLOM GEDUNG BERTINGKAT

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

ANALISIS PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR PELAT LANTAI SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM FLOOR DECK

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

PRIYANTO D

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

RASIO KEBUTUHAN BETON, BESI TULANGAN, DAN BEKISTING UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK APARTEMEN & HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PLAT LANTAI SISTEM DOUBLE WIRE MESH DENGAN SISTEM HALF SLAB ABSTRACT ABSTRAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU, PEKERJAAN BEKISTING PELAT LANTAI MENGGUNAKAN KAYU (MULTIPLEX) DAN PELAT BONDEK

ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN UPAH PEKERJAAN BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN DI LAPANGAN DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN STRUKTUR DAN PENJADWALAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KCU BCA DI JALAN ASIA MEDAN

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL QUAD MAKASSAR MENGGUNAKAN METODE SNI

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG

BAB VI KESIMPULAN & SARAN. Setelah dilakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Awana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN BALOK ANAK PADA STRUKTUR PELAT BETON BERTULANG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Ganjil Tahun 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

Kata kunci: balok struktur beton, metode konvensional, metode precast, biaya dan waktu.

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL. yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut

PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO

PENERAPAN METODE PENJADWALAN BERULANG (REPETITIVE SCHEDULLING METHOD) PADA PROYEK PRINCETON TOWER EDUCITY RESIDENCE SURABAYA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

III - 1 BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

Assalamu alaikum wr.wb

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung Apartemen

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

JURUSAN SIPIL F AKUL T AS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016

JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET

INOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI

Gambar 2.8 Diagram RSM untuk proyek enam unit setelah menaikkan gradien C.

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

DESAIN DAN ANALISA HARGA PELAT SATU ARAH DENGAN MEMAKAI PELAT KOMPOSIT DIBANDINGKAN DENGAN PELAT BETON BIASA PADA BANGUNAN BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

APLIKASI VALUE ENGINEERING DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TERHADAP STRUKTUR PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL AZIZA SOLO

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEPTIAJI PRATAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

2.2 UNION FLOOR DECK W-1000 ( BONDEK ) dan WIRE MESH. UNION Floor Deck W-1000 ( Bondek ) adalah pelopor decking dengan

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 3 Tahun 2017, Halaman 69-80 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU, BIAYA, DAN DIRECT WASTE PENGGUNAAN TULANGAN KONVENSIONAL, WIRE MESH, DAN FLOORDECK PADA PEKERJAAN PLAT LANTAI Diolana Prian M., Ferry Kurniawan A., M. Agung Wibowo *), Arif Hidayat *) Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, SH., Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024) 7474770, Fax.: (024) 7460060 ABSTRAK Pekerjaan plat lantai merupakan suatu elemen pada pekerjaan konstruksi gedung yang memiliki biaya besar. Hal ini dikarenakan pekerjaan plat lantai memiliki volume yang cukup besar. Analisa yang dilakukan adalah membandingkan pekerjaan plat lantai dengan menggunakan metode konvensional, menggunakan wire mesh sebagai tulangannya, dan floordeck sebagai bekisting pada pekerjaan plat lantai Proyek Apartemen Taman Melati Yogyakarta terhadap biaya, waktu, direct waste, dan metode pengerjaannya. Analisa harga satuan pekerjaan plat lantai mengacu pada harga material, dan upah tenaga kerja tahun 2016. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan pada suatu pekerjaan plat lantai pada Proyek Taman Melati Yogyakarta ditinjau dari perbandingan waktu, biaya, direct waste tulangannya, dan metode pengerjaannya. Analisa dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan standar SAVE 2007. Setelah melakukan berbagai tahapan dalam melakukan value engineering pekerjaan plat lantai dan perhitungan mulai dari menganalisa struktur untuk mengetahui kebutuhan wire mesh dan tebal bondek yang diperlukan, menghitung luas dan volume dari pekerjaan plat dan menghitung kapasitas produksi dari metode yang digunakan kemudian didapat besarnya biaya, lamanya waktu pengerjaan, dan besarnya direct waste penulangan dari masing-masing metode yang telah dianalisa. Menggunakan metode zero-one untuk mengetahui metode mana yang lebih cocok diterapkan pada Proyek Apartemen Taman Melati. Berdasarkan metode zore-one Proyek Apartemen Taman Melati lebih efisien jika menggunakan wire mesh M9 sebagai tulangan lapis atas, wire mesh M6 ataupun tulangan konvensional D10-200 sebagai tulangan lapis bawah, dan floordeck W-1000 BMT 0,7 mm sebagai pengganti bekistingnya. Kata kunci : pekerjaan plat lantai, wire mesh, floordeck, value engineering, metode zero-one. *Penulis Penanggung Jawab ABSTRACT Work of slab is an element of building construction that has large cost. This is because the work of slab has large volume. The analysis is done by comparing the work of slab using conventional method, wire mesh as its reinforcement, and floordeck as the formwork on slab of Taman Melati Yogyakarta Apartment Project on cost, time, direct waste, and the method of processing. Analysis of the slab unit price refers to the price of materials, and labor by 2016. The goal in this thesis was to determine the appropriate method to be used in Taman Melati s work of slab in terms of comparison the time, cost, 69

direct waste of reinforcement, and the method of processing. The analysis was conducted in several stages according to SAVE 2007 standard. After doing various stages in value engineering work of slab and calculations begin from analyzing the structure to find out the needs of wire mesh and thickness of floordeck to be required, Calculate the area and volume work of slab and calculate the production capacity of the method used, Then obtained the cost, time, and the amount of direct waste of reinforcement of each method was analyzed. Using the zero-one method to find out which method is more suitable to apply to Taman Melati Apartment Project. Based on zore-one method Taman Melati Apartment Project is more efficient if using wire mesh M9 as upper layer reinforcement, wire mesh M6 or conventional reinforcement D10-200 as the bottom layer reinforcement, and floordeck W-1000 BMT 0,7 mm as a substitute for formwork. Keywords : work of slab, wire mesh, floordeck, value engineering, zero-one method PENDAHULUAN Mengingat meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta dan banyaknya pendatang dari luar kota untuk berwisata maupun menetap, maka para investor berlomba lomba untuk berinvestasi di kota ini dengan membangun berbagai apartemen dan hotel salah satunya adalah Apartemen Taman Melati Yogyakarta. Apartemen Taman Melati merupakan salah satu konstruksi gedung tinggi yang dibangun oleh kontraktor PT. Adhi Karya. Konstruksi gedung ini menggunakan plat lantai beton bertulang dengan tulangannya menggunakan metode konvensional. Salah satu bagian dalam pengerjaan struktur atas gedung yaitu pekerjaan pelat lantai. Pekerjaan struktur pelat lantai dalam pembangunan gedung merupakan pekerjaan yang sangat penting mengingat pada pekerjaan pelat lantai memiliki volume yang besar. Lebih dari separuh total biaya proyek diserap oleh material yang digunakan. Volume yang besar pada pengerjaan struktur pelat lantai membuat pengerjaan plat lantai memiliki biaya, waktu pengerjaan, dan volume waste yang cukup besar. Namun, elemen tersebut masih dapat dioptimalisasi dalam pengeluaran biaya yang diakibatkan dari kebutuhan material dan lamanya waktu dalam pengerjaannya dengan cara memilih alternatif lain dalam pengerjaanya. Penerapan value engineering pada pelat lantai dilakukan dengan cara mengganti pekerjaan penulangan pelat lantai secara konvensional dengan menggunakan wiremesh maupun plat bondek. Oleh karena itu diperlukan adanya analisa value engineering mengenai penggunaan wiremesh dan floordeck sebagai pengganti penggunaan pelat lantai dengan cara konvensional. Dimana aspek pembiayaan, waktu pelaksanaan, proses pelaksanaan, dan volume direct waste akan menjadi pusat perhatian untuk dilakukannya analisa kembali. Hal tersebut memunculkan seberapa besar perbedaan biaya, waktu pekerjaan, dan volume direct waste antara pekerjaan penulangan secara konvensional dan menggunakan wiremesh maupun plat bondek dalam pekerjaan pelat lantai. Analisa dan kajian ini sifatnya tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana maupun mengoreksi perhitungannya namun lebih mengarah pengambilan kesimpulan mengenai keefisiensinan dari penggunaan wiremesh dan plat bondek sebagai pengganti tulangan konvensional pada pengerjaan pelat lantai gedung bertingkat dan untuk pengambilan 70

keputusan tentang metode manakah yang lebih cocok dan efisien untuk diterapkan pada Proyek Apartemen Taman Melati Yogyakarta.. TENTANG PROYEK Proyek Apartemen Taman Melati Yogyakarta merupakan proyek gedung bertingkat yang dikerjakan oleh PT. Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksananya. Pada proyek terdapat dua lantai basement, 15 lantai sebagai apartemen, dan 1 lantai atap. Proyek ini memiliki pembiayaan terbesar pada elemen pekerjaan plat lantai, dimana pekerjaan plat lantai pada proyek ini menggunakan tulangan dan bekisting konvensional. Jenis struktur plat lantai yang digunakan pada proyek ini ada lima macam dengan ketebalan plat, diameter tulangan, dan jarak antar tulangan yang berbeda beda. Peraturan yang digunakan untuk mendesain struktur plat lantai pada proyek ini menggunakan SNI tahun 2013 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan SNI tahun 2013 tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. METODE PENELITIAN Mulai Pengumpulan Data Value Engineering Pengembangan Alternatif Perhitungan Biaya, Waktu, Direct Waste. Penentuan Alternatif Kesimpulan Selesai Gambar 1. Flowchart Penelitian Penjelasan dari langkah langkah penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder seperti data data proyek maupun dari instansi terkait. 2. Melakukan fase - fase value engineering sesuai SAVE 2007. 3. Muncul berbagai alternatif dalam pengerjaan plat lantai lalu dilakukan pengembangan berupa perhitungan strukturnya.. 4. Perhitungan besarnya biaya, lama waktu pengerjaan, dan direct waste berupa tulangan yang tidak terpakai lagi dari setiap alternatif.. 5. Penentuan alternatif yang paling cocok dan efisien menggunakan metode zero-one. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, proses pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa itu tulangan konvensional, wire mesh, dan floordeck. Juga untuk mengetahui metode pelaksanaan dari masing masing penggunaan material tersebut. Selain wawancara juga melakukan observasi atau pengamatan langsung bagaimana proses pelaksanaan dari setiap bahan material yang digunakan. Data sekunder yang didapat berupa data proyek seperti Detail Engineering Drawing (DED), Kurva S, Spesifikasi proyek untuk melakukan perhitungan dan juga Analisa Harga Satuan Pekerjaan, daftar upah dan harga material kota Yogyakarta yang didapat 71

dari PU Yogyakarta untuk memperhitungkan Rencana Anggaran Biaya, waktu, dan direct waste. Nantinya data semua data yang didapat akan diolah sesuai dengan fase - fase value engineering berdasarkan SAVE 2007 untuk menentukan mana yang lebih tepat diterapkan dalam pengerjaan plat lantai pada proyek Taman Melati Yogyakarta. Value Engineering Dalam penelitian dilakukan fase fase value engineering sesuai SAVE 2007 yang bertujuan untuk mengetahui elemen pekerjaan mana yang layak untuk dilakukan value engineering dan untuk memunculkan alternatif alternatif dalam pengerjaan elemen tersebut pada proyek Taman Melati Yogyakarta yang sebelumnya telah menggunakan tulangan dan bekisting konvensional dalam pengerjaannya. Gambar 2. Tahap Analisis Value Engineering Fase fase yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu fase informasi berupa mencari kelebihan, peluang, ancaman, dan kelemahan pada pekerjaan elemen tersebut di proyek yang nantinya digunakan untuk memunculkan alternatif alternatif lain dalam pengerjaannya. Fase analisis fungsi berupa membuat breakdown cost model dan diagram pareto untuk megetahui elemen mana yang akan dilakukan pengembangan alternatifnya. Fase kreatifitas dengan memunculkan alternatif laternatif dalam pengerjaan elemen tersebut. Tabel 1. Breakdown Cost Model NO Item Pekerjaan Cost (Rp) Cost (%) Cumulative Cost (%) 1 Plat Rp 16.603.058.354 12,48% 12,48% 72

2 Dinding Rp 14.587.205.465 10,97% 23,45% 3 Pintu dan Jendela Rp 14.283.226.307 10,74% 34,18% 4 Balok Rp 13.007.989.628 9,78% 43,96% 5 Pondasi Rp 11.041.236.666 8,30% 52,26% 6 Sarana dan Prasarana Rp 8.814.955.483 6,63% 58,89% 7 Arsitektur lantai Rp 8.525.730.945 6,41% 65,30% 8 Facade Rp 6.778.400.070 5,10% 70,39% 9 Kolom Rp 6.603.059.285 4,96% 75,35% 10 Sanitasi Rp 5.603.282.953 4,21% 79,57% 11 Plafon Rp 4.107.112.214 3,09% 82,65% 12 Shear wall Rp 1.802.887.629 1,36% 84,01% 13 Item Baru Rp 1.680.073.373 1,26% 85,27% 14 Core Wall Rp 1.676.649.588 1,26% 86,53% 15 Arsitektur luar Rp 796.264.750 0,60% 87,13% 16 Janggutan Rp 659.734.924 0,50% 87,63% 17 Tangga Rp 600.131.240 0,45% 88,08% 18 Persiapan Rp 212.739.637 0,16% 88,24% 19 Ramp Rp 201.287.624 0,15% 88,39% 20 Kolom lamb lift Rp 59.336.197 0,04% 88,43% 21 dll sampai 100% Rp 15.386.058.875 11,57% 100,00% Gambar 3. Diagram Pareto 73

Dari diagram pareto didapat sepuluh elemen pekerjaan berbiaya tinggi, dan plat lantai termasuk salah satunya. Maka plat lantai layak untuk dilakukan pengembangan dalam melakukan value engineering. Selanjutnya melakukan fase kreatifitas dengan melakukan perhitungan untuk mengkonversi dari penggunaan tulangan dan bekisting konvensional menjadi menggunakan wire mesh dan floordeck yang diproduksi oleh PT. Union Metal. Dalam perhitungan konversi menggunakan peraturan SNI 2013 mengenai pembebanan dan perencanaan strukturnya, juga menggunakan rumus yang telah disediakan oleh PT. Union Metal untuk mengkonversi penggunaan wire mesh nya. Tabel 2. Rekapitulasi Alternatif dalam Pengerjaan Plat Lantai Tipe S1 TYPE S1 POSISI ARAH X ARAH Y BEKISTING Alternatif 1 Tumpuan D10-200 D10-200 Konvensional Lapangan D10-200 D10-200 Alternatif 2 Tumpuan M8 M8 Konvensional Lapangan M8 M8 Alternatif 3 Tumpuan M9 M9 Plat Bondek Lapangan M6 M6 (BMT 0,7) Alternatif 4 Tumpuan M9 M9 Plat Bondek Lapangan D10-400 (tulangan bagi) D10-200 (tulangan pokok) (BMT 0,7) Tabel 3. Rekapitulasi Alternatif dalam Pengerjaan Plat Lantai Tipe S2 TYPE S2 POSISI ARAH X ARAH Y BEKISTING Alternatif 1 Tumpuan D10-150 D10-150 Konvensional Lapangan D10-150 D10-150 Alternatif 2 Tumpuan M9 M9 Konvensional Lapangan M9 M9 Alternatif 3 Tumpuan M9 M9 Plat Bondek Lapangan M6 M6 (BMT 0,7) Alternatif 4 Tumpuan M9 M9 Plat Bondek Lapangan D10-400 D10-200 (BMT 0,7) 74

(tulangan bagi) (tulangan pokok) Setelah mengetahui alternatif alternatif dalam pengerjaan plat lantai pada proyek Apartemen Taman Melati selanjutnya melakukan fase evaluasi dengan mencari besarnya biaya, perkiraan lamanya waktu pengerjaan, dan besarnya direct waste berupa tulangan yang sudah tidak terpakai lagi dengan menggunakan koefisien yang didapat dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang dikeluarkan oleh PERMEN PUPR NO : 28/PRT/M/2016. Biaya Pekerjaan Plat Lantai Perhitungan biaya meliputi alat, bahan dan upah tenaga kerja yang didapatkan dari analisa hasil satuan pekerjaan (AHSP) plat lantai. Hasil dari perhitungan biaya ini yaitu total biaya pekerjaan plat lantai meliputi : pemasangan scaffolding, pemasangan bekisting, pembesian, pembetonan, dan bongkar bekisting. Berikut adalah rumus biaya pekerjaan: Biaya Pekerjaan = Total harga bahan + Total upah tenga kerja & alat = (AHSP bahan x Volume pekerjaan) + (AHSP pekerja & alat x Volume pekerjaan) Tabel 4. Perbandingan Biaya Seluruh Lantai Lantai ke- Biaya Pekerjaan Plat Lantai per-lantai Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Lantai 1 Rp 828.423.914 Rp 887.520.650 Rp 754.086.948 Rp 748.666.486 Lantai 2 Rp 828.423.914 Rp 887.520.650 Rp 754.086.948 Rp 748.666.486 Lantai 3 Rp 828.423.914 Rp 887.520.650 Rp 754.086.948 Rp 748.666.486 Lantai 4 Rp 631.520.626 Rp 677.471.762 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 5 Rp 631.520.626 Rp 677.471.762 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 6 Rp 631.520.626 Rp 677.471.762 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 7 Rp 587.513.184 Rp 633.464.320 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 8 Rp 587.513.184 Rp 633.464.320 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 9 Rp 587.513.184 Rp 633.464.320 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 10 Rp 562.798.875 Rp 608.750.011 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 11 Rp 562.798.875 Rp 608.750.011 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 12 Rp 562.798.875 Rp 608.750.011 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 13 Rp 550.849.720 Rp 596.800.855 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 14 Rp 550.849.720 Rp 596.800.855 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 Lantai 15 Rp 550.849.720 Rp 596.800.855 Rp 654.231.067 Rp 646.899.089 75

Total Rp 9.483.318.958 Rp 10.212.022.793 Rp 10.113.033.650 Rp 10.008.788.528 Perbandingan Waktu Perhitungan lamanya waktu pengerjaan dilakukan dengan cara mencari produktivitas dari proyek Taman Melati Yogyakarta dengan menggunakan koefisien berdasarkan AHSP PERMEN PUPR tahun 2016 dan menggunakan jumlah pekerja yang tersedia di proyek tersebut. Kemudian produktivitas ini digunakan untuk mencari lamanya pengerjaan dengan cara mengalikan produktivitas dalam 1 hari dikalikan dengan volume pekerjaannya. Tabel 5. Perbandingan Waktu Pekerjaan 1 Plat lantai (lantai 1-3) Pekerjaan Waktu Pekerjaan Per Lantai (hari) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Pemasangan scaffolding 12 12 2 2 Pemasangan bekisting 20 20 6 6 Pembesian 13 5 4 7 Pembetonan 19 19 16 16 Pembongkaran bekisting 6 6 Tabel 6. Perbandingan Waktu Pekerjaan 1 Plat lantai (lantai 4-15) Pekerjaan Waktu Pekerjaan Per Lantai (hari) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Pemasangan scaffolding 11 11 2 2 Pemasangan bekisting 18 18 5 5 Pembesian 11 4 4 7 Pembetonan 17 17 14 14 Pembongkaran bekisting 6 6 Perbandingan Direct Waste Untuk mendapatkan besarnya direct waste berupa tulangan yang tidak terpakai lagi dilakukan dengan dua cara, yaitu bar bending schedule untuk mengetahui besarnya direct waste tulangan konvensional dan simulasi pemasangan untk mengetahui besarnya direct waste tulangan menggunakan wire mesh. Jenis Plat Lantai Tabel 7. Perbandingan Waste 1 Lantai (lantai 1-3) Tul. Waste Cost Wiremesh Waste Cost Waste 1 lantai Konv. (1) (2) (3) (4) (5) = (2)+(4) Alternatif 1 7,841% Rp 17.983.632 Rp - Rp 17.983.632 Alternatif 2 Rp - 8,9% Rp 25.672.635 Rp 25.672.635 Alternatif 3 Rp - 8,9% Rp 22.710.476 Rp 22.710.476 Alternatif 4 5,501% Rp 4.020.714 8,9% Rp 6.505.418 Rp 10.526.131 76

Tabel 8. Perbandingan Waste 1 Lantai (lantai 4-15) Jenis Plat Lantai Tul. Waste Cost Wiremesh Waste Cost Waste 1 lantai Konv. (1) (2) (3) (4) 7 = (3)+(6) Alternatif 1 7,388% Rp 14.637.565 Rp - Rp 14.637.565 Alternatif 2 Rp - 9,0% Rp 21.967.065 Rp 21.967.065 Alternatif 3 Rp - 9,0% Rp 20.081.076 Rp 20.081.076 Alternatif 4 5,193% Rp 3.184.279 9,0% Rp 17.064.670 Rp 20.248.949 Untuk memudahkan perbandingan, dapat dibuat tabel rekapitulasi waste material pembesian sebagai berikut : Tabel 9. Rekapitulasi Waste Material Pembesian Waste 1 lantai Waste 1 lantai Jenis Plat Lantai Lantai 1-3 Lantai 4-15 Total Waste Tulangan (1) (2) (3) = (1) x 3 lantai + (2) x 12 lantai Alternatif 1 Rp 17.983.632 Rp 14.637.565 Rp 229.601.680 Alternatif 2 Rp 25.672.635 Rp 21.967.065 Rp 340.622.688 Alternatif 3 Rp 22.710.476 Rp 20.081.076 Rp 309.104.341 Alternatif 4 Rp 10.526.131 Rp 20.248.949 Rp 274.565.781 Metode Zero - One Metode zero-one digunakan untuk menentukan alternatif mana yang lebih efisien jika diterapkan pada proyek. Tahapan pada metode zero-one dimulai dengan menentukan aspek apa saja yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan pilihan alternatif. Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai 0 adalah nomor kriteria pada kolom kurang penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai X adalah nomor kriteria pada kolom dan baris mempunyai fungsi sama penting. Aspek-aspek tersebut dapat dihitung bobot masing-masing, seperti pada tabel berikut : Tabel 10. Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat Lantai Nomor Nomor Kriteria Bobot Total Ranking Kriteria 1 2 3 4 % 1 x 1 1 1 3 4 40 2 0 x 0 0 0 1 10 3 0 1 x 0 1 2 20 4 0 1 1 x 2 3 30 Jumlah 10 100 77

Keterangan : 1 = Biaya 3 = Metode Pelaksanaan 2 = Direct Waste 4 = Waktu Setelah didapatkan bobot untuk masing-masing aspek, dilanjutkan dengan menghitung indeks untuk masing masing alternatif yang sudah direncanakan. Keterangan : Fungsi A = Plat Lantai Existing, tulangan dan bekisting konvensional (Alternatif 1) Fungsi B = menggunakan wiremesh dan bekisting konvensional (Alternatif 2) Fungsi C = menggunakan wiremesh dan bekisting bondek (Alternatif 3) Fungsi D = menggunan wiremesh untuk tulangan atas, tulangan konvensonal searah untuk tulangan bawah, dan bekisting bondek (Alternatif 4) 1. Biaya Tabel 11. Metode Zero-One Mencari Indeks Fungsi A B C D Jumlah Indeks A x 1 1 1 3 0,5 B 0 x 0 0 0 0 C 0 1 x 0 1 0,167 D 0 1 1 x 2 0,333 2. Direct Waste Fungsi A B C D Jumlah Indeks A x 1 1 1 3 0,5 B 0 x 0 0 0 0 C 0 1 x 0 1 0,167 D 0 1 1 x 2 0,333 3. Metode Pelaksanaan Fungsi A B C D Jumlah Indeks A x 0 0 0 0 0 B 1 x 0 0 1 0,167 C 1 1 x 1 3 0,5 D 1 1 0 x 2 0,333 4. Waktu Fungsi A B C D Jumlah Indeks A x 0 0 0 0 0 B 1 x 0 0 1 0,167 C 1 1 x 1 3 0,5 78

D 1 1 0 x 2 0,333 Tahap selanjutnya dengan membuat Matrix Evaluasi Pekerjaan Plat Lantai, dengan menggunkan hasil dari perhitungan bobot dan indeks yang telah dihitung sebelumnya. Berikut Tabel perhitungannya : Tabel 12. Matriks Evaluasi Pekerjaan Plat Lantai No Fungsi Kriteria 1 2 3 4 Bobot 40 10 20 30 1 A Indeks 0,5 0,5 0 0 Bobot x Indeks 20 5 0 0 2 B Indeks 0 0 0,167 0,167 Bobot x Indeks 0 0 3,333 5 3 C Indeks 0,167 0,167 0,5 0,5 Bobot x Indeks 6,667 1,667 10 15 4 D Indeks 0,333 0,333 0,333 0,333 Bobot x Indeks 13,333 3,333 6,667 10 Total 25,000 8,333 33,333 33,333 KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Analisa biaya plat lantai dapat disimpulkan biaya pekerjaan untuk masing-masing jenis plat sebagai berikut: - Alternatif 1 sebesar Rp. 9.483.318.958 - Alternatif 2 sebesar Rp. 10.212.022.793 - Alternatif 3 sebesar Rp. 10.113.033.650 - Alternatif 4 sebesar Rp. 10.008.788.528 2. Proyek Taman Melati, Yogyakarta jika dilihat dari segi biaya : Plat lantai eksisting (tulangan konvensional dan bekisting konvensional) memiliki biaya yang paling murah 3. Analisa waste tulangan plat lantai dapat disimpulkan waste yang dihasilkan untuk masing-masing jenis plat sebagai berikut: - Alternatif 1 sebesar Rp. 229.601.680 - Alternatif 2 sebesar Rp. 340.662.688 - Alternatif 3 sebesar Rp 309.104.341 - Alternatif 4 sebesar Rp. 274.565.781 4. Pada metode Zero-one dengan memperhatikan aspek biaya, waktu, metode pelaksanaan, dan waste yang paling efisien adalah : - Plat lantai dengan tulangan wire mesh (lapis atas dan bawah) dengan bekisting floordeck (Alternatif 3). 79

Gambar 4. Sketsa Plat Lantai Alternatif 3 - Plat lantai dengan tulangan wire mesh (lapis atas) dan tulangan konvensional satu arah (lapis bawah) dengan bekisting floordeck (Alternatif 4). DAFTAR PUSTAKA Gambar 5. Sketsa Plat Lantai Alternatif 4 Asnudin, Andi. 2010. Pengendalian Sisa Material Konstruksi pada Pembangunan Rumah Tinggal. Jurnal Teknik Universitas Tadolako. Asroni, Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Graha Ilmu, Yogyakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1981. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. F.Wigbout, 1997, Bekisting (Kotak Cetak), Erlangga, Jakarta. Hadihardaja, Joetata. 1997. Rekayasa Pondasi I Konstruksi Penahan Tanah. Gunadarma, Jakarta. Mandelbaum, Jay. 2006. Value Engineering Handbook. Virginia: Journal Institute for Defense Analyses. P-4114 Naray, Farly. 2015. Analisa Perencanaan dan Pelaksanaan Pelat Bondek Sebagai Pengganti Tulangan Tarik Konstruksi Pelat Lantai pada Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Negeri Manado. Jurnal Teknik Politeknik Negeri Manado. Peurifoy, Robert L. dan Garold D. Oberlander. 2011. Formwork for Concrete Structures. New York: United States Copyright Act of 1976. PT. Union Metal. Union Floor Deck W-1000 ( Bondek ) dan Wire Mesh. PT. Union Metal, Jakarta. PT. Alsun Suksesindo. Floordeck FD-600. PT. Alsun Suksesindo, Jakarta. SAVE International Value Standart. 2007. Value Standard and Body of Knowledge. 80

Society of American Value Engineers. 2007. Value Standard and Body of Knowledge. SAVE International. Standar Nasional Indonesia. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version). Bandung. Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan, Elex Media Computindo, Jakarta. Suryanto Intan, dkk. 2005. Analisa dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi Sumber Penyebab, Kuantitas, dan Biaya. Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No. 1, 36 45. 81