GAMBARAN LAMA MASA PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 0-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

GAMBARAN PERSEPSI IBU MENYUSUI MENGENAI ASI EKSKLUSIF YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

GAMBARAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI KELURAHAN PURWOKINANTI KECAMATAN PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

1

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Eti Eliza NIM

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DAMPAK PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA < 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

GAMBARAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

Transkripsi:

GAMBARAN LAMA MASA PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 0-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta SARY ROSIDAWATI 1113170 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

ii

iii

KATA PENGANTAR Assalamua laikum Wr.Wb Alhamdulillahirobil alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan karunia dan rezeki kepada hamba-hambanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Gambaran Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. Penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, tidak lepas bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Harjo, dr. M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Dr. Sri Handayani, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji KTI yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Dr. Ariyudi Yunita, MMR, selaku Kepala Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. 5. Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan dalam segala hal. 6. Semua kader posyandu dan responden yang telah bersedia membantu dalam jalannya penelitian ini. 7. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat diharapkan sebagai perbaikan penulis dan modal di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberi perlindungan dan limpahan karunia kepada kita sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua. Wassalamu alaikum, Wr.Wb Yogyakarta, Agustus 2016 Penulis iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Keaslian Penelitian... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10 A. Landasan Teori... 10 B. Kerangka Teori... 35 C. Kerangka Konsep... 35 D. Pertanyaan Penelitian... 36 BAB III METODE PENELITIAN... 37 A. Jenis Penelitian... 37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 37 C. Populasi dan Sampel Penelitian... 38 D. Variabel Penelitian... 40 E. Definisi Operasional... 40 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 41 G. Analisis Hasil... 42 H. Etika Penelitian... 44 I. Pelaksanaan Penelitian... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47 A. Hasil Penelitian... 47 B. Pembahasan... 53 C. Keterbatasan Penelitian... 63 BAB V PENUTUP... 64 A. Kesimpulan... 64 B. Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...... 9 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 41 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket... 41 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 48 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 49 Tabel 4.3 Tabulasi Silang Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan berdasarkan Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 50 Tabel 4.4 Tabulasi Silang Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan berdasarkan Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 50 Tabel 4.5 Tabulasi Silang Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan berdasarkan Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 51 Tabel 4.6 Tabulasi Silang Lama Masa Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan berdasarkan Paritas Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 51 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI pada Bayi Umur 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 52 Tabel 4.8 Tabulasi Silang Pemberian ASI Ekslusif dan Tidak Ekslusif pada Bayi Umur 6-12 Bulan berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta... 53 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori... 35 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 35 vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 4. Surat Permohonan menjadi Responden Lampiran 5. Surat Persetujuan menjadi Responden Lampiran 6. Lembar Angket Lampiran 7. Data Hasil Penelitian Lampiran 8. Lembar Konsultasi KTI Lampiran 9. Jadwal Penelitian viii

GAMBARAN LAMA MASA PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 0-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA Sary Rosidawati 1, Reni Merta Kusuma 2 INTISARI Latar Belakang: Pemberian ASI mendukung pertumbuhan optimal bagi anak, pada 1000 hari pertama kelahiran terjadi pertumbuhan otak hingga mencapai sekitar 75%. Kelompok bayi umur 0-12 bulan menjadi salah satu fase yang sangat menentukan kelangsungan hidup seseorang di masa yang akan datang. Cakupan pemberian ASI di Indonesia pada tahun 2013 hanya 42% dan pemberian ASI terjadi penurunan seiring dengan bertambahnya umur anak. Data Dinkes Kota Yogyakarta mencatat cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta menduduki urutan terendah yaitu 12,31% pada tahun 2014. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 52 responden yaitu ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel sampel menggunakan cluster sampling. Alat pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data yang digunakan adalah univariat yang digambarkan dalam bentuk persentase. Hasil: Dari 52 responden sebagian besar ibu menyusui dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 28 responden (53,8%). Sebagian besar lama masa pemberian ASI yaitu 6 bulan pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 21 responden (40,4%), berpendidikan menengah sebanyak 21 responden (40,4%), ibu tidak bekerja sebanyak 22 responden (42,3%), ibu multipara sebanyak 15 responden (28,8%). Kesimpulan: Lama masa pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta sebagian besar dari 52 responden memberikan ASI dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 28 responden (53,8%). Kata Kunci: Lama masa pemberian ASI, bayi umur 0-12 bulan. 1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A.Yani Yogyakarta 2 Dosen Pembimbing Jurusan Kebidanan (D-3) Stikes jenderal A.Yani Yogyakarta ix

THE DESCRIPTION OF BREASTFEEDING TERM FOR INFANT IN THE AGE OF 0-12 MONTH IN PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA Sary Rosidawati 1, Reni Merta Kusuma 2 ABSTRACT Background: Firstly, breast feeding supports to optimize the infant's growth. At the first 1000 days of newborn, the brain grows almost 75%. Infant in the age of 0-12 months become a crucial phase to determine their condition in their futures. The scope of breastfeeding in indonesia is 42% and year by year is getting decreased. According to data by Dinkes Kota Yogyakarta, they wrote, the scope of breastfeeding exclusively in Yogyakarta is the lowest of all, which is in the rate of 12, 31% in 2014. Research Objectives: Determining the scope of breastfeeding term for infant in the age of 0-12 months in Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta Research Methods: This research is using descriptive quantitative methods. The amount of randomized sample is 52 samples who are consist of mother with infant in the age of 0-12 months in Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta. The research is using cluster sampling technique where it is using questionnaire. The data analysis is used by univariate which will be described by the rates. Results: From 52 samples, 28 samples were found mostly mother with infant in the age of 0-12 months were giving breastfeeding 6 months or (52,8%). 21 samples (40,4%) were identified by the mother in the age 20-35 years old with middle class educational background, 22 samples (42,3%) were identified by jobless mom, 15 samples (28,8%) were identified by disabilities moms. Conclusion: The length of breastfeeding in Puskesmas Danurejan 1 Kota Yogyakarta from 52 samples for infant in the age of 6 months are 28 samples (52,8%) Keywords: the length of breastfeeding, for infant in the age of 0-12 months. 1 Students Diploma III Midwifery Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Supervisor Diploma III Midwifery Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI (air susu ibu) adalah makanan ideal untuk bayi baru lahir dan bayi, karena memberi semua nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat. ASI adalah makanan aman dan mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari penyakit seperti diare dan pneumonia yang merupakan penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. ASI sudah tersedia dan terjangkau, yang membantu untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan rezeki yang memadai (WHO, 2011). United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) dalam Global Children for Infant and Young Child Feeding telah merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya ASI selama paling sedikit enam bulan sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian anak (SDKI, 2012). Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai sejak masa hamil, bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal dengan perjalanan siklus kehidupan. Manusia memerlukan makanan yang berbedabeda dan harus dipenuhi secara tepat dari setiap siklus tersebut. Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak menurut para ilmuwan dunia adalah memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai dengan umur enam bulan (ASI eksklusif), memberikan MP-ASI (makanan pendamping ASI) mulai umur enam bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan (Kemenkes RI, 2011). 1

2 Kelompok bayi umur 0-12 bulan menjadi salah satu fase yang sangat menentukan kelangsungan hidup seseorang di masa yang akan datang. Umur 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal, sebaliknya jika bayi dan anak tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas berubah menjadi periode kritis yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa ini atau masa selanjutnya (Depkes RI, 2010). Pemberian ASI mendukung pertumbuhan optimal bagi anak, pada 1000 hari pertama kelahiran terjadi pertumbuhan otak hingga mencapai sekitar 75%. Kajian global telah membuktikan bahwa pemberian ASI merupakan intervensi kesehatan yang memiliki dampak terbesar terhadap keselamatan anak di bawah umur dua tahun, yaitu 13% kematian anak di bawah umur dua tahun dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Pemberian MP-ASI yang tepat waktu dan berkualitas juga dapat menurunkan angka kematian anak di bawah umur dua tahun sebesar 6% (Bappenas, 2010). ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. ASI juga memiliki begitu banyak zat penting yang bagus guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, peningkatan

3 pemberian ASI merupakan kegiatan strategis yang dapat menurunkan subsidi pemerintah daerah untuk kesehatan bayi dan anak lebih sehat, sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dengan dampak positifnya akan meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia) daerah di masa mendatang (Baskoro, 2008). Pemberian MP-ASI sebelum umur enam bulan bisa berdampak negatif pada gangguan pencernaan, memicu alergi dan mengakibatkan obesitas, karena porsi ASI menjadi berkurang sehingga bayi tidak mendapat zat imunitas dengan optimal (Werdayanti, 2013). Menyusui adalah suatu pengetahuan yang mempunyai peranan sangat penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Pemberian ASI dapat membantu meningkatkan harapan hidup ibu dan anak (Roesli, 2009). Bayi yang mendapatkan susu buatan di negara berkembang mengalami morbiditas dan mortalitas yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI, terutama karena infeksi dan malnutrisi. Pemberian ASI bertanggung jawab pada 14% infeksi pada masa bayi, lebih dari sepertiga jumlah seluruh kasus infeksi yang terjadi pada bayi atau anak (Prawirohardjo, 2010). Cakupan pemberian ASI di Indonesia pada tahun 2013 hanya 42%. Persentase tersebut masih di bawah target WHO yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50%. Persentase pemberian ASI pada bayi umur nol bulan (52,7%), satu bulan (48,7%), dua bulan (46%), tiga bulan (42,2%), empat bulan (41,9%), lima bulan (36,6%) dan enam bulan (30,2%), jadi berdasarkan

4 data tersebut terjadi penurunan pemberian ASI seiring dengan bertambahnya umur anak (Riskesdas, 2013). Cakupan pemberian ASI di Indonesia meskipun tiap tahun mengalami kenaikan, tetapi masih jauh dari yang diharapkan dan masih ada berbagai masalah aspek kehidupan telah membawa pengaruh terhadap banyaknya para ibu yang tidak menyusui bayinya, antara lain karena pengetahuan ibu tentang ASl masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, kesadaran ibu dan keluarganya masih kurang, banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah serta mitos yang berkembang di masyarakat turut berpengaruh dalam pemberian ASI (Yuliarti, 2010). Perbedaan yang signifikan terdapat pada umur, pengetahuan, pekerjaan ibu antara kelompok yang memberikan ASI dan tidak memberikan ASI. Ibu dengan masa umur reproduktif dapat berpikir secara ilmiah dan logis dalam mengambil keputusan dan menerima informasi. Umur yang telah matang dalam berpikir dapat mendukung dalam pemberian ASI. Pengetahuan ibu yang semakin luas, maka semakin mudah untuk memperoleh informasi. Pengetahuan ibu yang kurang tentang menyusui dan pentingnya pemberian ASI merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI kepada bayinya. Pemberian ASI yang cukup akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan kecerdasan bayi (Maryunani, 2012). ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di

5 masyarakat, sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI eksklusif di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru mencapai 39,9%, mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun 2010, kemudian tahun 2011 kembali menunjukkan peningkatan menjadi 49,5% dan pada tahun 2012 menunjukkan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar 48%. Pencapaian ASI eksklusif di DIY tahun 2013 sudah mencapai 66,08%. Data yang diperoleh dari profil kesehatan Kabupaten/Kota di DIY (2014) menyatakan bahwa jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di DIY yaitu 19,028 bayi (70,8%). Jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif paling banyak adalah Kabupaten Sleman yaitu 6,233 bayi (81,2%) dan jumlah bayi yang paling sedikit mendapatkan ASI eksklusif adalah Kota Yogyakarta yaitu 1,232 bayi (54,9%). Cakupan ASI eksklusif Kota Yogyakarta mengalami peningkatan dari 5l,6% tahun 2013 menjadi 54,92% tahun 2014. Wilayah Kota Yogyakarta terdiri dari 18 Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat). Puskesmas yang memiliki cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas Tegalrejo dari 35 bayi umur 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 33 bayi atau 94,29%, sedangkan yang terendah ada di Puskesmas Danurejan I dari 65 bayi umur 0-6 bulan hanya delapan bayi yang diberikan ASI eksklusif atau 12,31% (Dinkes Kota Yogyakarta, 2014). Hasil studi pendahuluan peneliti di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta pada tanggal 10-11 Mei 2016, didapatkan data jumlah bayi terakhir yaitu umur 0-5 bulan sebanyak 32 bayi, umur 6-11 bulan sebanyak 35

6 bayi, umur 12-23 bulan sebanyak 85 bayi, umur 24-35 sebanyak 65 bayi dan umur 36-59 bulan sebanyak 169 bayi. Data bulan April 2016 mencatat bahwa terdapat lima bayi yang diberikan ASI eksklusif yaitu satu laki-laki dan empat perempuan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta yang menaungi sebanyak 17 posyandu di 16 RW Kelurahan Tegal Panggung. Hasil wawancara peneliti pada saat imunisasi didapatkan hasil dari lima ibu menjawab dua bayi diberikan ASI eksklusif dengan lama masa pemberian lebih dari enam bulan, sedangkan tiga bayi tidak diberikan ASI eksklusif karena pada saat umur dua bulan sudah diberikan susu formula dengan lama masa pemberian rata-rata kurang dari enam bulan. Hasil observasi peneliti di RW 7 didapatkan hasil dari tiga bayi yang masih berumur di bawah enam bulan hanya satu bayi yang masih diberikan ASI saja dan dua bayi sudah diberikan MP-ASI, sedangkan enam bayi yang berumur di atas enam bulan didapatkan hasil yaitu lima bayi diberikan ASI eksklusif dan satu bayi tidak ASI eksklusif dengan lama masa pemberian lebih dari enam bulan. Rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta pada tahun 2014 dan mengingat pentingnya pemberian ASI serta kompleksitasnya berbagai macam masalah seperti yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta".

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta? 1. Tujuan umum C. Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. b. Mengetahui gambaran pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. c. Mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta.

8 `D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta sebagai tambahan wawasan dan referensi bagi pembaca di perpustakaan mengenai gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta untuk mengembangkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI. 3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya ibu yang menyusui di wilayah Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta dalam pencapaian pemberian ASI.

9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Judul Sampel Nurmiati dan Besral (2008) Firmansyah, Nurhuda dan Mahmudah (2012) Inayah, Tutik (2013) Satino dan Setyorini, Yuyun (2014) Pengaruh Durasi Pemberian ASI terhadap Ketahanan Hidup Bayi di Indonesia Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan dan Saikap Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tuban Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 bulan di Puskesmas Samigaluh II tahun 2013 Data sekunder SDKI 2002-2003 Ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Tuban dan Puskesmas wire dengan bayi usia 6-8 bulan Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Samigaluh II Kulon Progo (48 responden) Ibu primipara di Kota Surakarta Desain Penelitian Analisis Regresi cox ganda Cross sectional Cross sectional Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Kota Surakarta Cross sectional Hasil Durasi pemberian ASI sangat mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia Sebagian besar responden memiliki sikap baik 66,7%. Variabel yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklsuif adalah variabel sikap Cakupan Pemberian ASI di wilayah Puskesmas Samigaluh II tahun 2013 mencapai 68,75%, dimana ASI eksklusif 6 bulan 6,3% Faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku dan lingkungan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Sebagian besar motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah kuat yaitu sebesar 68% Ribek, Nyoman dan Kumalasari, Ni Made Yanti (2014) Motivasi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang datang ke Puskesmas I Denpasar Utara Cross sectional

47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah kerja Puskesmas Danurejan I adalah hanya satu kelurahan saja, yaitu kelurahan Tegal Panggung dengan batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru Kecamatan Gondokusuman, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bausasran Kecamatan Danurejan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Purwokinanti Kecamatan Pakualaman dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan. Wilayah Kelurahan Tegal Panggung dibagi menjadi 16 RW dan 66 RT dengan kondisi geografis yaitu ketinggian tanah dari permukaan laut 114 M, banyaknya curah hujan 2000 3000 mm/th, topografi dataran rendah, suhu udara rata- rata 30 o C dan luas wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta yaitu 30 Ha. Visi Puskesmas Danurejan I adalah Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar bermutu, merata dan terjangkau, sedangkan misi Puskesmas Danurejan I adalah: 1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar. 2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pelanggan. 3. Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan lingkungan. 47

48 2. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Responden 1 Umur < 20 2 3,8 20-35 41 78,8 > 35 9 17,3 Total 52 100 2 Pendidikan Dasar 7 13,5 Menengah 39 75,0 Tinggi 6 11,5 Total 52 100 3 Pekerjaan Bekerja 17 32,7 Tidak Bekerja 35 67,3 Total 52 100 4 Paritas Primipara 27 51,9 Multipara 25 48,1 Total 52 100 Sumber : Data Primer, 2016 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 52 responden, sebagian besar umur ibu berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 41 responden (78,8%), sebagian besar ibu berpendidikan menengah yaitu SMA atau sederajat sebanyak 39 responden (75,0%), sebagian besar ibu tidak bekerja

49 sebanyak 35 responden (32,7%) dan sebagian besar paritas ibu primipara sebanyak 27 responden (51,9%). 3. Analisa Hasil Penelitian a. Gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta. Hasil pengukuran gambaran pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama Masa Pemberian Frekuensi Persentase (%) ASI < 6 bulan 24 46,2 6 bulan 28 53,8 Jumlah 52 100 Sumber : Data primer, 2016 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memberikan ASI dengan lama masa pemberian 6 bulan yaitu sebanyak 28 responden (53,8%). b. Gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta.

50 Hasil pengukuran gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Tabulasi silang lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan umur ibu di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama Masa Pemberian ASI Umur Ibu < 20 20-35 35 < 6 bulan 0 0 20 38,5 4 7,7 24 46,2 6 bulan 2 3,8 21 40,4 5 9,6 28 53,8 Jumlah 2 3,8 41 78,8 9 17,3 52 100 Sumber: Data primer, 2016 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang berumur 20-35 tahun memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan yaitu sebanyak 21 responden (40,4%). Jumlah f % f % f % f % Tabel 4.4 Tabulasi silang lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama Masa Pemberian ASI Pendidikan Ibu Dasar Menengah Tinggi Jumlah f % f % f % f % < 6 bulan 2 3,8 18 34,6 4 7,7 24 46,2 6 bulan 5 9,6 21 40,4 2 3,8 28 53,8 Jumlah 7 13,5 39 75,0 6 11,5 52 100 Sumber: Data primer, 2016

51 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang berpendidikan menengah memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 21 responden (40,4%). Tabel 4.5 Tabulasi silang lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama Masa Pemberian ASI < 6 bulan 11 21,2 13 25,0 24 46,2 6 bulan 6 11,5 22 42,3 28 53,8 Jumlah 17 32,7 35 67,3 52 100 Sumber: Data primer, 2016 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang tidak bekerja memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 22 responden (42,3%). Tabel 4.6 Tabulasi silang lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan paritas ibu di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama Masa Pemberian ASI Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Jumlah F % f % f % Primipara Paritas Multipara Jumlah f % f % f % < 6 bulan 14 26,9 10 19,2 24 46,2 6 bulan 13 25,0 15 28,9 28 53,8 Jumlah 27 51,9 25 48,1 52 100 Sumber: Data primer, 2016 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu multipara memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 15 responden (28,8%).

52 c. Gambaran pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Hasil pengukuran gambaran pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Distribusi frekuensi pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Pemberian ASI Frekuensi Persentase (%) Tidak ASI eksklusif 14 58,3 Kemungkinan ASI eksklusif 10 41,7 Jumlah 24 100 Sumber : Data primer, 2016 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya sebanyak 14 responden (58,3%). d. Gambaran pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Hasil pengukuran gambaran pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:

53 Tabel 4.8 Tabulasi silang pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Pemberian ASI Primipara Paritas Multipara Jumlah f % f % f % Eksklusif 3 10,7 5 17,9 8 28,6 Tidak eksklusif 10 35,7 10 35,7 20 71,4 Jumlah 13 51,9 15 48,1 28 100 Sumber: Data primer, 2016 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya sebanyak 20 responden (71,4%) dengan hasil yang sama antara ibu primipara dan ibu multipara yaitu sebanyak 10 responden (35,7). B. Pembahasan 1. Gambaran pemberian lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Lama masa pemberian ASI menurut Baskoro (2008) adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan apapun sampai umur enam bulan, setelah enam bulan mulai diberi makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai dua tahun atau lebih. Hasil penelitian lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memberikan ASI dengan lama masa pemberian 6 bulan yaitu sebanyak 28 responden (53,8%). Hasil penelitian ini

54 menggambarkan bahwa sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta sudah baik dalam memberikan ASI kepada bayinya minimal enam bulan. Pemberian ASI yang sudah baik ini disebabkan peran kader yang sangat antusias dalam upaya menggerakkan keberhasilan pemberian ASI. Dorongan para kader di setiap posyandu tersebut begitu perhatian, selalu memotivasi ibu dan selalu memantau perkembangan bayi di setiap wilayah tersebut. Ibu yang memberikan ASI < 6 bulan karena kesadaran ibu dan keluarganya tergolong masih kurang. Kurangnya kesadaran tersebut seperti yang dijelaskan oleh Yuliarti (2010) bahwa kesadaran ibu dan keluarga yang masih kurang berpengaruh dalam pemberian ASI. Kelompok bayi umur 0-12 bulan menjadi salah satu fase yang sangat menentukan kelangsungan hidup seseorang di masa yang akan datang (Depkes RI, 2010), selain itu diketahui bahwa pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi. Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi, salah satunya disebabkan karena lama masa pemberian ASI yang sangat singkat. Bayi yang mendapat ASI dengan lama masa pemberian enam bulan atau lebih memiliki ketahanan hidup yang paling baik dibanding dengan kelompok yang lainnya. Ketahanan hidup yang semakin tinggi seiring dengan semakin lamanya masa pemberian ASI. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurmiati dan Besral (2008) bahwa lama masa pemberian ASI sangat memengaruhi ketahanan hidup bayi, jika bayi yang lahir kemudian diberi ASI minimal sampai enam bulan, maka bayi

55 tersebut akan memiliki kesempatan 99% untuk merayakan ulang tahun pertamanya. Ketahanan hidup bayi yang mendapatkan ASI dengan lama masa pemberian 6 bulan yaitu 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI dengan lama masa pemberian kurang dari empat bulan. 2. Lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Banyaknya ibu yang memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor umur. Hasil penelitian berdasarkan tabulasi silang antara lama masa pemberian ASI dengan karakteristik umur ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang berumur 20-35 tahun memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 21 responden (40,4%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ibu yang berumur 20-35 tahun termasuk dalam masa reproduktif atau dewasa, sehingga pemikirannya sudah lebih matang bila dibandingkan dengan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun. Gambaran dari hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Maryunani (2012) bahwa ibu dengan masa umur reproduktif dapat berpikir secara ilmiah dan logis dalam mengambil keputusan dan menerima informasi. Umur yang telah matang dalam berpikir dapat mendukung dalam pemberian ASI. Umur ibu

56 yang terlalu muda kurang memiliki pengetahuan tentang pemberian ASI. Kurangnya pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana sama seperti yang dinyatakan oleh Riksani (2012) yaitu khawatir badan menjadi gemuk, karena banyak ibu muda yang menolak menyusui dengan alasan takut badannya menjadi gemuk selama menyusui. Faktor lainnya yaitu ibu takut payudara menjadi turun, karena faktor umur menjadi salah satu penyebab payudara tidak sekencang saat masih gadis. Hasil penelitian tentang lama masa pemberian ASI berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang berpendidikan menengah (SMA) memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 21 responden (40,4%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya memberikan ASI. Gambaran dari hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori dari Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu dan untuk mencari pengalaman, sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu. Ibu yang berpendidikan menengah akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan dasar, sehingga promosi dan informasi mengenai ASI dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Inayah (2013) menjelaskan bahwa ibu dengan tingkat

57 pendidikan SMA terpapar berbagai sumber informasi dan pengetahuan yang lebih baik tentang pola makan bayi, sedangkan ibu dengan pendidikan yang lebih rendah memungkinkan ia lambat dalam mengadopsi pengetahuan baru, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pola pemberian ASI. Hasil penelitian tentang lama masa pemberian ASI berdasarkan karakteristik pekerjaan ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang tidak bekerja memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 22 responden (42,3%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ibu yang bekerja dapat memengaruhi dalam lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya. Banyaknya ibu yang tidak bekerja dengan lama masa pemberian 6 bulan karena ketersediaan waktu dari ibu untuk menyusui. Gambaran dari hasil penelitian tersebut sesuai dengan Haryono dan Setianingsih (2013) yang menyatakan bahwa ibu menyusui berkaitan erat dengan status pekerjaannya, selain itu sesuai seperti yang dijelaskan oleh Yuliarti (2010) bahwa ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah merupakan salah satu masalah aspek kehidupan yang telah membawa pengaruh terhadap banyaknya para ibu yang tidak menyusui bayinya. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nyoman Ribek dan Ni Made Yanti Kumalasari (2014) bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki banyak kesempatan untuk memberikan ASI kepada bayinya.

58 Hasil penelitian tentang lama masa pemberian ASI berdasarkan karakteristik paritas ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu multipara memberikan ASI pada bayinya dengan lama masa pemberian 6 bulan sebanyak 15 responden (28,8%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa banyaknya ibu multipara yang memberikan ASI lebih dari enam bulan disebabkan oleh faktor pengalaman ibu yang pernah melahirkan lebih dari satu kali, sehingga mempunyai pengalaman menyusui anak sebelumnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Ribek dan Ni Made Yanti Kumalasari (2014) yang menunjukkan bahwa ibu primipara memiliki banyak kesempatan untuk memberikan ASI kepada bayinya. Perbedaan ini disebabkan salah satunya adanya faktor pendorong yaitu dukungan dari keluarga yang juga memberikan kontribusi terhadap lama masa pemberian ASI. Faktor tersebut sesuai seperti yang dijelaskan oleh Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa faktor dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orangtua atau saudara lainnya juga sangat menentukan keberhasilan menyusui. Pengaruh keluarga berdampak pada kondisi emosi ibu, sehingga secara tidak langsung memengaruhi produksi ASI. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI kepada bayinya, sebaliknya dukungan yang kurang maka pemberian ASI akan menurun.

59 3. Gambaran pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan dijelaskan berdasarkan kategori tidak ASI eksklusif dan kemungkinan ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak 14 responden (58,3%). Banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor nilai-nilai atau adat budaya seperti pada adat selapanan yaitu bayi diberikan bubur untuk melatih alat pencernaan bayi. Faktor tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa adat budaya akan memengaruhi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif, karena sudah menjadi budaya dalam keluarganya. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Inayah (2013) yang menjelaskan bahwa adat budaya yang masih kental di masyarakat menjadikan salah satu penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif. Alasan lain karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan ibu, serta banyak yang beranggapan bahwa ASI sama baiknya dengan susu formula. Alasan tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhuda Firmansyah dan Mahmudah (2012), menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif yang masih rendah disebabkan karena rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi ibu dan bayi.

60 Bayi yang termasuk dalam kategori kemungkinan ASI eksklusif yaitu sebanyak 10 bayi (41,7%). ASI eksklusif menurut Yuliarti (2010) adalah bayi diberikan ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi umur 0-6 bulan. Bayi dikatakan kemungkinan ASI eksklusif yaitu bayi yang masih berumur di bawah enam bulan dan masih diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping ASI yang lainnya. Ibu menyusui kemungkinan bisa memberikan ASI secara eksklusif sampai berumur enam bulan, jika mendapatkan dorongan penuh dari keluarga dan tenaga kesehatan, sebagaimana sesuai yang telah dinyatakan oleh Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa faktor pendorong dari dukungan keluarga sangat menentukan keberhasilan dalam pemberian ASI. Faktor lainnya dari dukungan petugas kesehatan yang profesional juga bisa menjadi faktor pendukung ibu dalam memberikan ASI. 4. Gambaran pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Pemberian ASI pada bayi umur 6-12 bulan berdasarkan paritas dibagi menjadi kategori ASI eksklusif dan tidak eksklusif antara ibu primipara dan ibu multipara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya 8 responden (28,6%) yaitu sebagian besar ibu multipara sebanyak 5 responden (17,9%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di

61 wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta masih rendah, padahal menurut Bappenas (2010) pemberian ASI merupakan intervensi kesehatan yang memiliki dampak terbesar terhadap keselamatan anak di bawah umur dua tahun, yaitu 13% kematian anak di bawah umur dua tahun dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Gambaran dari hasil penelitian ini bahwa ibu multipara lebih banyak dibandingkan dengan ibu primipara yang memberikan ASI eksklusif terkait karena faktor pengetahuan yaitu pengalaman menyusui anak sebelumnya, seperti yang dinyatakan oleh Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi bisa berasal dari pendidikan formal maupun non formal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan pengalaman hidup seperti pengalaman menyusui anak sebelumnya. Faktor lain yaitu karena pendapatan keluarga yang menjadikan ibu memberikan ASI secara eksklusif. Faktor tersebut sama seperti yang dijelaskan oleh Haryono dan Setianingsih (2013) bahwa kondisi sosial ekonomi yaitu pendapatan keluarga memiliki hubungan dengan keputusan untuk memberikan ASI bagi bayi. Banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena pengeluaran ASI yang sedikit dan karena ibu bekerja, sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Riksani (2012) yaitu tidak keluarnya ASI atau jumlah ASI yang dianggap kurang menyebabkan ibu memutuskan untuk memberikan susu formula. Hasil penelitian tersebut

62 juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Inayah (2013) bahwa produksi ASI yang tidak mencukupi menyebabkan kegagalan pemberian ASI eksklusif. Alasan lain yaitu faktor ibu yang bekerja juga memengaruhi bayi tidak diberikan ASI eksklusif, dikarenakan repot atau keterbatasan waktu sehingga ibu cenderung menyambung ASI dengan susu formula karena alasan bekerja. Alasan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Satino dan Yuyun Setyorini (2014) yang menjelaskan bahwa faktor pekerjaan memengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang terpengaruh oleh lingkungan maupun orang terdekat juga menjadi alasan bayi tidak diberikan ASI eksklusif. Faktor tersebut sama seperti di dalam bukunya Riksani (2012) bahwa pengaruh orang terdekat ataupun orangtua sangat memengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, karena banyak orangtua yang merasa berpengalaman kurang berkenan dengan informasi dan perkembangan saat ini, karena pada zamannya bayi baru lahir sudah diberi makanan seperti pisang yang dihaluskan, madu, bubur dan sampai saat ini masih melekat dengan kebiasaan tersebut. Mitos mengenai bayi yang diberikan madu untuk melancarkan air liur dan pisang yang dapat menyembuhkan diare juga menjadi faktor yang masih berkembang di masyarakat dan sulit untuk dihilangkan. Penyebab dari adanya mitos tersebut sesuai dengan Yuliarti (2010) bahwa mitos yang berkembang di masyarakat turut berpengaruh dalam pemberian ASI.

63 C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tentang gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta dalam melakukan penelitian masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan, serta penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini menjadi sempurna. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Peneliti kesulitan bertemu dengan responden karena penelitian ini dilakukan secara door to door, sehingga penulis kesulitan menemukan tempat tinggal responden dan harus datang kembali ketika responden tidak ada di rumah. Kesulitan tersebut akhirnya bisa diatasi dengan cara meminta bantuan para kader, sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 2. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian yang hanya dilakukan satu kali saja, sehingga ada kemungkinan responden dalam menjawab kurang teliti atau kurang jujur, namun peneliti sudah semaksimal mungkin dalam melakukan penelitian ini.

64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta sebagian besar yaitu ibu yang memberikan ASI dengan lama masa pemberian ASI 6 bulan sebanyak 28 responden (53,8%). 2. Lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta berdasarkan karakteristik ibu yaitu sebagian besar lama masa pemberian ASI yaitu 6 bulan pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 21 responden (40,4%), berpendidikan menengah sebanyak 21 responden (40,4%), ibu tidak bekerja sebanyak 22 responden (42,3%), ibu multipara sebanyak 15 responden (28,8%). 3. Pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta yaitu ibu yang memberikan tidak ASI eksklusif sebanyak 14 responden (58,3%), sedangkan yang kemungkinan ASI eksklusif sebanyak 10 responden (41,7%). 4. Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta yaitu sebagian besar ibu multipara sebanyak 5 responden (17,9%), sedangkan ibu primipara sebanyak 3 responden (10,7%). 63

65 B. Saran Dari kesimpulan di atas dapat disampaikan beberapa saran yaitu: 1. Bagi perpustakaan Stikes Achmad Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan wacana dan referensi bagi pembaca di perpustakaan guna untuk menambah wawasan tentang gambaran lama masa pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan. 2. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta untuk terus menerus melakukan promosi atau penyuluhan guna menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI, selain itu turut mendukung secara serius penggalakan ASI eksklusif dan memberikan motivasi pada ibu menyusui 3. Bagi masyarakat khususnya ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Penelitian ini diharapkan agar masyarakat atau ibu menyusui lebih menyadari akan pentingnya pemberian ASI, oleh sebab itu ibu menyusui hendaknya berkelanjutan untuk mencari informasi tentang pemberian ASI dan pada saat menyusui anak berikutnya diharapkan bisa lebih tercapai dalam pemberian ASI khususnya ASI eksklusif dan bisa dilanjutkan lama masa pemberian ASI sampai berumur dua tahun.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Bappenas.(2010). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Baskoro, A. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media. Dahlan, Sopiyudin. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Dinkes DIY. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes RI Dinkes Kota Yogyakarta. (2014). Profil Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes Yogyakarta. Firmansyah, Nurhuda dan Mahmudah. (2012). Pengaruh Karakteristik (Peniddikan, Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrika dan kependudukan, 1, 66-68. Haryono, R & Setianingsih, S. (2013). Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Inayah, Tutik. (2013). GambaranPemberian ASI EksklusifBayi 0-6 Bulan di Puskesmas Samigaluh II Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 2, 81-89. Kemenkes RI. (2011). Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Kehidupan. Jakarta: Kementerian Kesejahteraan Rakyat RI. Kodrat, Laksono. (2010). Dahsyatnya ASI & Laktasi. Yogyakarta: Media Baca. Kristiyansari, Weni. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Puerperium Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika. Nurmiati dan Besral. (2008). Pengaruh Durasi Pemberian ASI terhadap Ketahanan Hidup Bayi di Indonesia. Makara Kesehatan, 12, 47-49. Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. Yogyakarta: Diva Press. Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. Proverawati, A & Rahmawati, E. (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: NuhaMedika. Ribek, Nyoman dan Kumalasari, Ni Made Yanti. (2014). Motivasi Pemberian ASI Eksklusif. Denpasar: Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan. Riksani, Ria. (2012). Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat. Riskesdas. (2013). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Riskesdas. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Roesli, U. (2009). ASI Panduan Praktik Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Medika. Satino dan Setyorini, Yuyun. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Kota Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 2, 106-214.

SDKI. (2012). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Sugiyono. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Widoyoko. (2012). Teori dan Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi Offset.