BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

dokumen-dokumen yang mirip
Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PEMALANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan arsitektural yang digunakan sebelumnya untuk diterapkan pada proses desain. Bab ini tersusun dari program dasar perencanaan serta program dasar perancangan. 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru tersusun dari hasil rekapitulasi perhitungan program ruang yang telah dianalisa melalui berbagai pendekatan sebelumnya serta lokasi perencanaan. 6.1.1 Program Ruang Berdasarkan pendekatan kebutuhan ruang yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapatkan program ruang untuk fasilitas-fasilitas yang ada di terminal. Berikut ini uraian program ruang pada fasilitas yang ada di terminal. Tabel 6.1 Tabel Program Ruang No Ruang Luas Kelompok Ruang Fasilitas Parkir 1 Parkir bus AKDP 2.152,8 m² 2 Parkir bus kota 1.324,8 m² 3 Parkir angkutan MPU 475 m² 4 Parkir bus transjakarta 140 m² 5 Bengkel dan cuci kendaraan umum 331,2 m² JUMLAH 4.423,8 m² SIRKULASI 100% 4.423,8 m² TOTAL 8.847,6 m² Kelompok Ruang Fasilitas Umum 1 Lobby : Lobby 444,5 m² R.informasi 5,75 m² 2 Ruang tunggu : R.tunggu bus kota 150 m² R.tunggu bus AKDP 237 m² R.tunggu bus transjakarta 7,5 m² Loket E-ticketing 0,64 m² 4 Loket tiket 63 m² 5 Kios 180 m² 6 Mushola 57,6 m² 7 Toilet : Toilet wanita 54,4 m² Toilet pria 42,4 m² Janitor 4 m² 9 Ruang kesehatan 15 m² 10 Ruang transit 81 m² 12 ATM center 15 m² 13 Ruang laktasi 16 m² 15 Smoking area 16 m² 52

16 Parkir pengantar dan taksi 500 m² JUMLAH 1.889,79 m² SIRKULASI 100% 1.889,79 m² TOTAL 3.779,58 m² Kelompok Ruang Fasilitas Pengelola 1 Kantor Pengelola: R.kepala UPT terminal 13,4 m² R.kepala terminal 9,3 m² R.staff 15,6 m² Ruang tamu 12,8 m² Ruang rapat 20 m² Pantry 15 m² Toilet wanita 26,4 m² Toilet pria 18 m² 2 Menara pengawas 15 m² 3 Pos retribusi 4 m² 5 Pos keamanan 4 m² 6 Parkir kendaraan pengelola Parkir mobil 175 m² Parkir motor 35 m² 7 Loading Area 50 m² 8 Ruang istirahat awak 25 m² JUMLAH 438,5 m² SIRKULASI 50% 219,25 m² TOTAL 657,75 m² Kelompok Ruang Fasilitas Servis 1 Ruang servis : Ruang panel 18 m² Ruang trafo 18 m² Ruang genset 24 m² Ruang pompa 16 m² Ruang pompa hydrant 16 m² 2 Gudang 24 m² JUMLAH 116 m² SIRKULASI 30% 34,8 m² TOTAL 150,8 m² Sumber: (analisa pribadi, 2017) Berdasarkan tabel kebutuhan ruang diatas, maka didapatkan rekapitulasi program ruang sebagai berikut. Tabel 6.2 Tabel Rekapitulasi Program Ruang No Kelompok Ruang Jumlah 1 Fasilitas Parkir 8.847,6 m² 2 Fasilitas Umum 3.779,58 m² 3 Fasilitas Pengelola 657,75 m² 4 Fasilitas Servis 150,8 m² TOTAL 13.435,73 m² ± 13.400 m² Sumber: (analisa pribadi, 2017) 6.1.2 Tapak Perencanaan 53

Tapak perencanaan terminal berada di Jalan Margonda Raya (kawasan Pusat Pelayanan Kota) dengan total luasan lahan yang disediakan adalah 25.553 m². Peraturan zonasi untuk kawasan Pusat Pelayanan Kota (PPK) Margonda sebagai berikut: - Sempadan jalan tidak kurang dari 20 (dua puluh) meter; - Sempadan saluran irigasi, yaitu 3 m di sisi kiri dan kanan untuk jalur pengawas; - Sempadan jalan kereta api yaitu kawasan di sisi kiri dan kanan rel kereta api dengan jarak sekurang-kurangnya 10 meter; - Koefisien dasar bangunan untuk kawasan perdagangan dan jasa memiliki KDB sebesar 0,75; - Koefisien lantai bangunan untuk kawasan zona perdagangan dan jasa memilik KLB sebesar 8; Gambar 6.1 Tapak Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru Sumber: (Tim Kajian Kegiatan Optimalisasi Terminal Terpadu Kota Depok, 2010) Lahan yang tersedia untuk perencanaan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok adalah 25.553 m². Luas lahan yang terbangun adalah ± 13.400 m². Luas lahan yang terbangun tidak melebihi luas lantai dasar berdasarkan KDB yaitu 0,75 atau sekitar 19.164,75 m² sehingga bangunan terminal direncanakan berupa satu lantai. Sementara untuk luas ruang terbuka hijau diambil 0,25 dari luas lahan, yaitu ± 4.791,2 m². 54

6.2 Program Dasar Perancangan Program dasar perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru tersusun dari hasil pendekatan melalui sistem utilitas, sistem struktur serta penekanan desain yang telah dianalisa sebelumnya. 6.2.1 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Secara umum semua fasilitas memerlukan pencahayaan alami yang berasal dari terang langit, kecuali area servis. Untuk mencegah sinar matahari yang masuk dapat menggunakan vegetasi sebagai barier, penggunaan material yang dapat menyerap panas serta penggunaan secondary skin maupun teritisan. Sementara untuk pencahayaan buatan dibutuhkan untuk semua ruang agar dapat beroperasi pada malam hari. 6.2.2 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara dalam hal ini berupa pendinginan yang diterapkan menggunakan sistem pengkondisian aktif dan sistem pengkondisian pasif. Sistem pengkondisian pasif menggunakan ventilasi alami sementara pengkondisian aktif menggunakan AC terutama pada kantor pengelola menggunakan AC split untuk mengontrol penggunaan agar tidak menghabiskan banyak energi. 6.2.3 Sistem Kelistrikan Instalasi kelistrikan dalam gedung dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni instalasi untuk penerangan dan instalasi untuk power atau daya (lift, AC, pompa dan lain-lain). Sumber penyediaan listri utama berasal dari PLN yang kemudian disalurkan ke gardu transformator untuk merubah dari tegangan tinggi ke tegangan rendah. Selanjutnya listrik dialirkan ke panel utama selanjutnya didistribusikan ke sub-sub panel lainnya sesuai kegunaan instalasi. Sumber listrik cadangan digunakan genset yang dapat bekerja ketika listrik padam. Genset digunakan untuk fasilitas penerangan, fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas keamanan. 6.2.4 Sistem Air Bersih Pada perancangan terminal ini menggunakan sistem up feed, yakni sistem pendistribusian air bersih dengan menggunakan pompa untuk didistribusikan ke pipa-pipa saluran air (diagram sistem up feed dapat dilihat di gambar 4.4). Untuk bangunan dengan jumlah lantai satu sampai dengan tiga dianjurkan menggunakan sistem up feed karena tidak memerlukan ruang untuk roof tank dan pompa tidak perlu bekerja keras untuk menyalurkan air. 6.2.5 Sistem Air Kotor Pengolahan limbah pada bangunan terpisah berdasarkan jenisnya. Limbah air kotor yang berasal dari dapur dan kamar mandi (grey water) disalurkan menuju bak kontrol kemudian dialirkan menuju riol kota. Sementara untuk limbah padat (black water) disalurkan menuju septic tank untuk dilakukan proses water treatment. Sementara air hujan dari atap dialirkan menuju bak kontrol. 55

6.2.6 Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan dalam terminal menggunakan alat pengeras suara (speaker) yang dipasang pada ruang-ruang yang membutuhkan, seperti lobby, ruang tunggu, jalur kedatangan dan jalur keberangkatan. Alat pengeras suara terhubung dengan mikrofon di pusat informasi. 6.2.7 Sistem Proteksi Kebakaran Sistem proteksi kebakaran yang digunakan berupa sistem proteksi aktif, yaitu alat pemadam api ringan (APAR) dan instalasi smoke and heat detector serta sprinkle. Kemudian sistem proteksi pasif berupa jalur evakuasi terdiri dari pintu darurat, tangga darurat serta titik berkumpul (assembly point). 6.2.8 Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan berupa jaringan CCTV untuk mempermudah pengawasan setiap kegiatan di Terminal. Jaringan CCTV terhubung dengan ruang pengawas (control room) di kantor pengelola. Pada beberapa fasilitas dilengkapi dengan petugas keamanan, seperti lobby, ruang informasi, pos keamanan dan kantor pengelola. 6.2.9 Sistem Penangkal Petir Pada bangunan dengan atap yang tidak memanjang menggunakan sistem Franklin sementara pada bangunan dengan atap memanjang lebih disarankan menggunakan sistem penangkal petir Faraday karena dapat dibuat memanjang untuk menambah daya jangkau dibandingkan sistem Franklin. 6.2.10 Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal menggunakan tangga dan eskalator untuk menuju lantai atas atau lantai dasar. Adapun tangga darurat sebagai fasilitas keamanan untuk jalur evakuasi. 6.2.11 Sistem Struktur Pada bangunan terminal beberapa ruang seperti ruang sirkulasi penumpang, ruang sirkulasi kendaraan dan ruang tunggu merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang sirkulasi sehingga keberadaan kolom tidak boleh mengganggu aktivitas di dalamnya. Sehingga untuk sistem struktur pada bangunan terminal dapat digunakan sistem modul berupa grid kolom namun dengan grid yang mengikuti kebutuhan ruang agar tidak mengganggu aktivitas di dalamnya. Sementara berdasarkan elemen struktur bangunan dibagi menjadi substructure, middle structure dan upper structure. Substructure Substructure merupakan struktur yang digunakan sebagai pondasi bangunan. Pada bangunan terminal yang direncanakan memiliki 1 lantai bangunan dapat menggunakan pondasi footplate atau minipile sebagai pondasi tipologi bangunan terminal yang memanjang. Middle structure Struktur yang digunakan adalah modul dengan grid kolom. 56

Upper structure Pada bagian upper structure atau struktur atap bangunan direncanakan menggunakan struktur frame dari material baja, baik berupa truss frame, space frame maupun grid shell yang disesuaikan dengan proses desain. Material baja dipilih karena ketahanannya dan minim pemeliharaan. 6.2.12 Penekanan Desain Konsep desain rancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru menggunakan pendekatan melalui solusi atas permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada dasarnya konsep desain yang diterapkan untuk mengembalikan fungsi dan tujuan utama terminal sebagai suatu simpul transportasi yang mengakomadasi perpindahan inter/antar moda dengan memenuhi standar pelayanan terminal. Adapun konsep-konsep desain yang diterapkan diuraiakan sebagai berikut. a. Konsep Fungsional Lahan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Depok untuk rencana pembangunan terminal ini dapat dikatakan cukup minim karena di bawah standar minimum lahan terminal tipe B, yaitu 3 ha. Kondisi tapak yang sedemikian rupa tetap dipertahankan sehingga bentuk massa bangunan terminal akan mengikuti bentuk pola tipologi bangunan terminal pada umumnya yang sederhana dengan mengoptimalkan luas tapak yang tersedia. Selain itu, untuk mendukung bangunan terminal yang dapat berfungsi baik dalam jangka waktu yang lama, maka digunakan material-material yang minim pemeliharaan dan yang dapat diekspose untuk meminimalisir anggaran biaya. Materialmaterial yang digunakan dapat berupa baja, alumunium, kaca dan beton. b. Konsep Sirkulasi Sebuah terminal tidak dapat terlepas dari sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia. Secara prinsip sirkulasi manusia dan sirkulasi kendaraan perlu dibedakan. Pola pergerakan manusia terutama kaum urban yang serba mencari jalur yang cepat dan dekat sehingga desain terminal perlu mempertimbangkan faktor keterjangkauan ini. Sehingga perlu adanya desain yang dapat mengisolasi manusia agar tidak menyatu dengan sirkulasi kendaraan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan adanya jalur pedestrian khusus yang nyaman, aman dan terjangkau untuk mengakses terminal. Sementara sirkulasi kendaraan akan melewati jalur lain yang akan meminimalisir crossing dengan penumpang sesuai dengan jenis dan tujuan trayek tersebut. c. Konsep Konektifitas Sesuai dengan arahan pengembangan dan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana transportasi Jabodetabek yang terintegrasi dan menurus, maka terminal ini akan terkoneksi dengan Stasiun Depok Baru baik berupa plaza ataupun jalur pedestrian. Dengan adanya keterpaduan moda transportasi ini diharapkan meningkatkan pengguna jasa transportasi massal dan mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Depok. 57