PUSPA Suyat Aslah Diterbitkan secara mandiri (melalui nulisbuku.com)
PUSPA : SEPILIHAN CERITA PENDEK Karya Suyat Aslah Desain Sampul : Nulisbuku.com Copyright Suyat Aslah, 2016 2
Ucapan Terimakasih: Membukukan karya sendiri merupakan sesuatu yang sudah lama aku impikan, hingga saat aku mengenal situs nulisbuku.com secara tidak sengaja melalui suatu blog. Dengan slogannya Publish Your Dream cukup memotivasi saya sebagai penulis pemula untuk mengasah kemampuan menulis saya dan sekaligus mempublikasikannya. Saya sangat berterimakasih kepada pendiri situs ini karena sangat membantu dan memotivasi para penulis pemula seperti saya untuk terus berkarya. Suyat Aslah 3
4 Jangan kau kira sesuatu yang lemah lembut kau anggap tak berbahaya, justru bisa saja dia sangat mematikan. Puspa
ISI BUKU Angsa Putih Bermata Jora 6 Rumah Yang Bernyanyi 14 Mbah Wiro 22 Iler Setan 30 Kutemukan Kau di Atas Pangkuan Pohon Jambu 36 Buku Kenangan 47 Pohon Nirnama dan Manusia 54 Dalam Genggaman 61 Monster Culnakam 67 Tangan Tangan 72 Dia Pembunuhnya! 79 Tapak Darah 92 Puspa 98 Tentang Penulis 113 5
ANGSA PUTIH BERMATA JORA DIA ANGSA PUTIH bermata jora. Bak bersayap yang tergerai mengikuti bentuk tubuh. Hasil pahatan sempurna Sang Pencipta. Sangatlah anggun. Kau tahu? Aku suka memperhatikan tingkah lakunya. Dia berbeda dengan yang lain. Disayapnya seperti tersarung puluhan pedang. Sebuah lambang keberanian tersemat pada sosok perempuan,justru makin membuatnya tampak jelita. Kau membicarakanku? tanyanya. Apakah aku tadi bilang dia adalah kamu? Dialah perlambang sebuah kebangkitan. Dia terluka namun tak terkalahkan luka. Semua lelaki ingin meraihnya. Kurasa keajaiban menimpa pundakku. Kucium kembali aroma purba darinya. Setelah lama menyingkir dari dunia. 6
Kau penyair dari Dunia Sepi? dia mengarang pertanyaan. Menurutmu begitu? Bahkan aku adalah kata tanpa sebuah makna. Jikapun benar aku seorang penyair, lalu apa maknanya seorang penyair tanpa penikmat? Jawabku. Maka akulah yang akan jadi penikmat pertama syair-syairmu. Seperti tak ragu. Ohya! Apa kabar Dunia Sepimu? Masih sepi. Sesepi saat kau pernah datang kemari. Jawabku singkat. Dunia sepi dan sempit tanpa lalu lintas suara manusia. Tempat dimana kesunyian yang meraja. Ruang pelarian para penanggung luka. Kau dapat meneriakkan segala lara. Tempat berteduh dari panasnya dunia. Detak waktu seperti tak berlaku dialam sepi. Kadang sangat cepat. Kadang pula sangat lambat. Tidak berasa normal. Alam favorit bagi para penyendiri. Bahkan aku telah terlalu nyaman hidup di Dunia Sepi. Telah mencandu di kehidupanku. Dunia Sepi adalah Duniaku. Keluar dari duniaku, seperti kehilangan jati diri. Akan terlihat asing dan bodoh dihadapan semuanya. Terasa damai juga menyenangkan. Namun perlahan membuatku tersingkir tak berarti. Bahkan hampir membuatku gila. Aku terlalu banyak berinteraksi dalam imajinasi. Bahkan aku tak tahu cara berinteraksi di dunia nyata. Aku terjebak dalam imajinasi. 7
Yang kubayangkan tentangmu, hidup dalam dunia sepi adalah pengasingan diri yang menyiksa diri. Seperti hidup dalam kurungan tembok melingkar dan tinggi menjulang. Kau tak bisa keluar untuk melihat dunia sekitar. Terjebak dalam duniamu sendiri. Hanya sendiri. Sementara sepi makin menggerigiti tiap detik hidupmu. Tapi kulihat kau begitu menikmati kesendirianmu. Kau terlalu cepat pada kesimpulanmu. Kau tahu? pengasinganku dalam Dunia Sepi lebih pedih dari yang kau gambarkan. Benarkah? Seperti apa gambarannya menurutmu? Terlalu rumit untuk ku gambarkan. Yang pasti Dunia Sepi punya cara tersendiri menganiaya batinku. Inginkah kau keluar dari Dunia Sepimu? Itupun pertanyaan sulit yang memerlukan jawaban rumit. Tak bisa ku jawab ya, jika aku sendiri lebih nyaman di duniaku sendiri. Juga tidak bisa ku jawab tidak, jika aku sendiripun ingin melihat kehidupan diluar sana. Sementarta kondisiku saat ini masih membatasiku untuk hidup di dua dunia sekaligus. Bagai cerukan luka di hati hingga kedasar jiwamu. Ingatkah? Kaupun dulu terluka parah. Hatimu teluka koyak. Seorang Pemburu Cinta telah memanahmu dengan panahnya. Menusuk lubuk hatimu. Kau belum menyadarinya jika itu adalah 8
sebuah panah, panah beracun buatan setan. Bahkan kau tak tahu jika kau sudah jadi mangsa Sang Pemburu. Saat kau tersadar, kau merasakan pedih yang begitu menyiksa. Bahkan mencabut panah itu akan terasa lebih pedih daripada saat panah itu menusukmu, kubuka lembaran masa lalu. Tentu masih terekam jelas diotakku. Akupun telah meminta Tuhan menghapus ingatan itu dalam memoriku. Namun tak pernah menyata. Bahkan serpihan masa lalu itu juga masih ada di pelupuk mataku. Ohya! Maaf aku baru mau bilang sekarang. Terima kasih. Kau dulu yang menolongku. Saat aku terluka. Kaupun yang menenangkanku dan mengobati lukaku. Luka penghianatan. Meski itu tak mengatupkan luka hatiku. Akan tetap menganga sampai kapanpun. Aku sangat benci penghianat! Penghianat adalah pembunuh yang bersembunyi dibalik tembok kemunafikkan. Matanya berkilat air mata. Kau tahu? kau juga telah mengobati lukaku waktu itu. Luka karena sepi. Akhirnya ada orang yang datang ke Dunia Sepiku. Meski tanpa kau sengaja. Sedikit mengurangi kadar kesepianku. Dan aku membiarkanmu pergi sejenak menyingkir dari dunia agar kau mendapat ketenangan. Tanpa ada yang mengganggumu. Itu juga yang kurasakan saat mengasingkan diri di Dunia Sepiku. Meski sebenarnya aku khawatir padamu, kau sedang terluka saat itu. 9