Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

dokumen-dokumen yang mirip
24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Telepon: , , Faksimili: ,

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

Nomor : 432l45lBGL.Yl2014 Sifat I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang,

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

G. TALANG, SUMATERA BARAT

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Jenis Bahaya Geologi

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH,

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 19 Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 25 Maret 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 21 Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Sinabung tidak pernah meletus sejak 400 tahun yang lalu yaitu tahun

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB III METODA PENELITIAN

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 16 April 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).

Transkripsi:

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371 Faksimile: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: geologi@bgl.esdm.go.id 28 November 2013 Nomor : 2842/45/BGL.V/2013 Sifat : Penting Lampiran : - H a l : Perkembangan G. Sinabung Status Awas (Level IV) sampai tanggal 28 November 2013 pukul 18:00 WIB Yang terhormat, 1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. Gubernur Sumatera Utara 3. Bupati Karo Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. I. PENDAHULUAN Gunungapi Sinabung berbentuk strato, secara administratif terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak pada posisi 3º 10 LU, 98º 23,5 BT dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut. Pasca penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung dari Siaga menjadi Waspada pada tanggal 29 September 2013, aktivitas vulkanik cenderung menurun namun dengan fluktuasi. Tanggal 1-2 November 2013 aktivitas G. Sinabung terus meningkat sehingga status G. Sinabung dinaikkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) pada tanggal 3 November 2013 pukul 03:00 WIB, dan pada tanggal 24 November 2013 pukul 10:00 WIB, status G. Sinabung dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). II. PENGAMATAN 2.1. Visual A. Tanggal 27 November 2013 Pukul 00.00 06.00 WIB, cuaca berawan, angin perlahan ke arah barat daya, suhu udara 18 C. Gunung tertutup kabut. Pukul 06:00 12:00 WIB, cuaca cerah berawan, angin tenang mengarah ke barat daya, suhu udara 18-29 C, gunung tampak jelas tertutup kabut. Asap kawah warna kecoklatan, tinggi 200-700 meter. Pukul 12:00 18:00 WIB, cuaca mendung, angin tenang - sedang mengarah ke barat daya, suhu udara 21-24 C, gunung tampak jelas tertutup kabut. Terjadi 2 kali hujan dengan intensitas gerimis deras. Asap kawah berwarna kecoklatan, tinggi 200-400 meter. Pukul 18:00 24:00 WIB, cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 18 C. Terjadi 1 (satu) kali hujan dengan intensitas deras. Malam hari gunung tidak teramati karena tertutup kabut.

B. Tanggal 28 November 2013 Pukul 00.00 06.00 WIB, cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 18 C. 1 (satu) kali hujan gerimis sedang. Teramati hembusan asap berwarna abu-abu tebal dengan tinggi 250 meter mengarah ke selatan. Pukul 06.00 12.00 WIB, cuaca berawan-mendung, angin tenang-perlahan mengarah ke barat daya, suhu udara 18-24 C. Teramati hembusan asap berwarna abu-abu tebal dengan tinggi 200-300 meter mengarah ke barat daya. Pukul 12.00 18.00 WIB, cuaca cerah-berawan, angin bertiup perlahan ke arah barat daya, suhu udara 20 C. Teramati 2 kolom hembusan asap berwarna abu-abu sedang-tebal dengan tinggi 150-300 meter mengarah ke barat daya. 2.2. Kegempaan A. Tanggal 27 November 2013 Pukul 00.00 06.00 WIB, 1 kali Gempa Hembusan dengan amplituda 7 mm dan lama gempa 30 detik. 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 5-7 mm dan lama gempa 6-8 detik. 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 14-65 mm, lama gempa 10-30 detik dan S-P 1-2 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 00:00-06:00 WIB dengan amplituda 1-5 mm. Pukul 06.00 12.00 WIB, 1 kali Gempa Hembusan dengan amplituda 10 mm dan lama gempa 50 detik. 7 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 9-47 mm, lama gempa 5-11 detik dan S-P 1-2 detik. 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda 42 mm, lama gempa 135 detik dan S-P 36 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 06:00-12:00 WIB dengan amplituda 0,5-7 mm. Pukul 12.00 18.00 WIB, 12 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5 100 mm, lama gempa 5 20 detik dan S-P 1 1,5 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 12:00-18:00 WIB dengan amplituda 0,5-6 mm. Pukul 18.00 24.00 WIB, 5 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 6-38 mm, lama gempa 5 12 detik dan S-P 1 1,5 detik. 1 kali Gempa Low Frequecy (LF) dengan amplituda 5 mm dan lama gempa 20 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 18:00-24:00 WIB dengan amplituda 1-7 mm. B. Tanggal 28 November 2013 Pukul 00.00 06.00 WIB, 1 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 8 mm dan lama gempa 6 detik. 10 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5-85 mm, lama gempa 5-18 detik dan S-P 0,5-1 detik. 2 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) degan amplituda 11-120 mm, lama gempa 27-42 detik, dan S-P 1-9 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 00:00-06:00 WIB dengan amplituda 1-4 mm. Pukul 06.00 12.00 WIB, 2 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda 5-7 mm dan lama gempa 4-7 detik. 11 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5-83 mm, lama gempa 5-15 detik dan S-P 0,5-1,5 detik. 2 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 4-5 mm dan lama gempa 7 detik. 1 kali Gempa Hembusan dengan amplituda 10 mm dan lama gempa 150 detik. Terjadi Gempa Tremor menerus pukul 06:00-12:00 WIB dengan amplituda 1-3 mm. Pukul 12.00 18.00 WIB, 19 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda 5-90 mm, lama gempa 5-17 detik dan S-P 1-2 detik. 2 kali Gempa Low Frequency (LF) dengan amplituda 13-30 mm dan lama gempa 12-25 detik. Gempa Tremor menerus terekam pukul 06:00-12:00 WIB dengan amplituda 1-8 mm.

III. POTENSI BAHAYA Erupsi awanpanas dan erupsi abu-kerikil sangat berpotensi terjadi. Awanpanas berbahaya karena merupakan aliran material vulkanik (campuran abu, gas, dan batuan) bersuhu tinggi (> 200 o C) yang dapat membahayakan jiwa serta dapat membakar benda-benda yang dilalui awanpanas. Jarak luncur awanpanas sejak 10 November 2013 cenderung terus membesar dengan potensi jarak luncur dapat mencapai > 1,5 km sehingga dapat melanda pemukiman di desa-desa Kawasan Rawan Bencana II. Erupsi Abu-kerikil letusan semakin meluas (mencapai jarak > 5 km dari puncak ke beberapa desa tertentu) dapat cukup membahayakan-mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. Potensi terjadinya lahar masih tinggi, dikarenakan adanya timbunan abu/material erupsi dan curah hujan tinggi. Potensi lahar kemungkinan terjadi di seluruh lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak gunung. Potensi longsor di lereng utara G. Sinabung (Lau Kawar) masih tinggi karena adanya lubang tembusan fumarola baru dan telah terjadi beberapa kali longsor di dua lokasi di lereng utara G. Sinabung dan mengancam pemukiman di daerah Lau Kawar, Ds. Kuto Gugung dan Ds. Sigarang-garang. IV. KESIMPULAN Aktivitas vulkanik G. Sinabung berdasarkan pengamatan visual maupun instrumental masih tinggi. Gempa tremor masih terekam dengan amplituda tremor cenderung meningkat. Jumlah kegempaan vulkanik sejak 5 hari terakhir cenderung naik namun berfluktuasi. Sejak tanggal 23 November saat ini aktivitas erupsi masih tinggi dan sebaran material jatuhan hasil erupsi cenderung meluas. Berdasarkan hasil pemantauan visual dan kegempaan serta potensi ancaman bahaya G. Sinabung hingga tanggal 28 Nopember 2013 pukul 18:00 WIB status kegiatan G.Sinabung masih tetap Awas (Level IV). Jika terjadi perubahan penurunan aktivitas vulkanik G. Sinabung, maka tingkat kegiatannya dapat diturunkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya. Apabila aktivitasnya terus meningkat, maka daerah yang terdampak dapat diperluas sesuai ancamannya. V. REKOMENDASI Sehubungan dengan G. Sinabung dalam status AWAS, maka kami rekomendasikan: 1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di 17 Desa dan 2 Dusun yang tersebar dalam 4 Kecamatan yaitu : Kecamatan Tiga Nderket (Desa Mardinding, Desa Kuta Mbaru, Desa Temberun, Desa Tiga Nderket, Desa Perbaji); Kecamatan Payung ( Desa Selandi, Desa Sukameriah, Guru Kinayan); Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa Gamber); Kecamatan Naman Teran (Desa Bekerah, Desa Simacem, Desa Sukanalu, Desa Kuta Tonggal, Desa Sigarang-garang, Desa Kuta Rakyat, serta Desa Kuta Gugung dan Dusun Lau Kawar) agar diungsikan. 2. Masyarakat Kecamatan Naman Teran (Desa Kebayaken, Desa Naman dan Desa Kutambelin), yang terletak di timur laut dan berada di luar radius 5km berpotensi terkena material jatuhan letusan. Desa Kuto Tengah (Kecamatan Simpang Empat), yang terletak pada arah Tenggara bukaan kawah, dan berada di luar radius 5 km dari puncak berpotensi terkena awanpanas. Ke empat desa tersebut agar diungsikan.

3. Sehubungan dengan meningkatnya intensitas curah hujan, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. 4. Masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo / Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung. 5. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo selalu berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kabupaten / Muspida Karo, BPBD Provinsi dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung. 6. Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Satlak PB Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih. an. Kepala Badan geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pala Bagian Tata Usaha nulingga 199403 1 002 Tembusan : 1. Kepala Badan Geologi 2. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 3. Sekretaris Badan Geologi 4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMENDAGRI 5. Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan 6. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial 7. Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan B. lnspektorat Jenderal KESDM 9. Biro Hukum dan Humas KESDM 10. Pusat Data dan lnformasi KESDM 11. Mabes TNI 12. Mabes POLRI 13. Kesbang Limnas Kabupaten Karo 14. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara 15. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Karo 1 6. Bandara Kualanamu-Sumatera Utara

3. Sehubungan dengan meningkatnya intensitas curah hujan, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. 4. Masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo / Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung. 5. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo selalu berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kabupaten / Muspida Karo, BPBD Provinsi dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung. 6. Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Satlak PB Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih. an. Kepala Badan geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ala,bagian Tata Usaha nu.lingga 30 199403 1 002 Tembusan : 1. Kepala Badan Geologi 2. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 3. Sekretaris Badan Geologi 4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMENDAGRI 5. Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan 6. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial 7, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan 8. lnspektorat Jenderal KESDM L Biro Hukum dan Humas KESDM 10. Pusat Data dan lnformasi KESDM 11. Mabes TNI 12. Mabes POLRI 13. Kesbang Limnas Kabupaten Karo 14. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara 15. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Karo '1 6. Bandara Kualanamu-Sumatera Utara

3. Sehubungan dengan meningkatnya intensitas curah hujan, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. 4. Masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo / Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas G. Sinabung. 5. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo selalu berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kabupaten / Muspida Karo, BPBD Provinsi dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Sinabung. 6. Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Satlak PB Kabupaten Karo dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Sinabung. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih. an. Kepala Badan geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I i.{ nulingga 30 199403 1 002 Tembusan : 1. Kepala Badan Geologi 2. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 3. Sekretaris Badan Geologi 4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMENDAGRI 5. Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan 6. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial 7, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan 8. lnspektorat Jenderal KESDM 9. Biro Hukum dan Humas KESDM 10. Pusat Data dan lnformasi KESDM 11. Mabes TNI 12. Mabes POLRI 13. Kesbang Limnas Kabupaten Karo 14. Dinas Perlambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara 15. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Karo 1 6. Bandara Kualanamu-Sumatera Utara