BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ-organ yang menjalankan fungsi masyarakat. Lembaga dapat

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan Islam, yakni munculnya kelompok Jama ah Tabligh yang semakin

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai langkah, prosedur atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODE PENELITIAN

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

III. METODE PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. a>lima atau ali>m artinya yang mengetahui atau berilmu 1 yang berarti seseorang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III. METODE PENELITIAN. yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh. yang akan datang (Mohammad Nasir, 2003: 48).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

METODE PENELITIAN. sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian lapangan (field research) penelitian yang dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapinya baik alam besar maupun alam kecil. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga dalam artian sosiologi, dapat ditemukan dalam buku Herbert Spencer yang berjudul First Principles, maksudnya lembaga digambarkan sebagai organ-organ yang menjalankan fungsi masyarakat. Lembaga dapat juga dikatakan sebagai organisasi memiliki definisi sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal dalam hubungan atasan dan bawahan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama pula. 1 Organisasi merupakan intensitas-intensitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang betindak secara sendiri. Adapun definisi tersebut berlandaskan fakta yang merupakan ciri umum semua organisasi 2, yaitu: 1. Mencakup sejumlah orang. 2. Orang tersebut terlibat satu sama lain (berinteraksi). 3. Interaksi yang terjadi antar individu selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis struktur tertentu. 1 Ismail Nawawi, Perilaku Organisasi: Teori, Tranformasi Aplikasi pada Organisasi Bisnis, Politik dan Sosial (Jakarta: CV. Dwi Pustaka Jaya, 2010), 3. 2 Ibid., 5.

2 4. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sasaran pribadi diantaranya, merupakan alasan bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Dr. Sondang P. Siagian berpendapat bahwa organisasi adalah setiap bentuk perekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan bawahan. 3 Di samping itu organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama. Di dalam bukunya yang berjudul Folkways, Sumner berpendapat bahwa lembaga berisikan suatu konsep dan struktur. Akan tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut perihal yang dimaksudkan dengan konsep tersebut. Menurut Sumner, maka lembaga-lembaga tumbuh dari kebiasaan yang menjadi adat-istiadat, yang kemudian berkembang menjadi tata kelakuan (mores) dan bertambah matang apabila telah diadakan penjabaran terhadap aturan dan perbuatan. Kemudian Sumner beranggapan, bahwa suatu lembaga bukan merupakan aksi atau kaidah, akan tetapi suatu kristalisasi dari perangkat kaidah-kaidah, yang selanjutnya mengacu pada organisasiorganisasi abstrak maupun konkrit. 4 3 Adam Ibrahim, Perilaku Organisasi (Bandung: Sinar Baru, 1989), 3. 4 Ismail Nawawi, Perilaku Organisasi.., 22.

3 Selanjutnya istilah lembaga dipergunakan untuk menunjukkan pada pola perilaku yang telah mapan. Akan tetapi penggunaannya kadang-kadang tidak seragam, oleh karena itu dapat mencakup perilaku sederhana maupun pola perilaku yang sangat kompleks. Penggunaan istilah lembaga lebih banyak ditemukan dalam buku-buku teks, misalnya Gouldner beranggapan bahwa lembaga-lembaga merupakan patokan-patokan untuk mengatasi masalahmasalah masyarakat. Lembaga merupakan bentuk-bentuk atau kondisikondisi prosedur yang mapan, yang menjadi karakteristik bagi aktivitas kelompok. 5 Lembaga Islam adalah sistem yang didasarkan pada ajaran Islam, dan sengaja diadakan untuk memenuhi kebutuhan Umat Islam. Yang dimaksud kebutuhan ini bermacam-macam, antara lain pendidikan, hukum, ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dalam pengelolaannya mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: 1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat (muslim) tentang cara mereka bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok mereka. 2. Memberikan pegangan pada masyarakat bersangkutan dalam melakukan pengendalian sosial tertentu, yakni sistem pengawasan tingkah laku para anggotanya. 5 Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), 193-195.

4 3. Menjaga keutuhan masyarakat. 6 Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an Al-Karim Jawa Timur atau yang selanjutnya disebut LPPQ Al-Karim Jawa Timur merupakan sebuah wadah/perkumpulan untuk membenahi bacaan al-qur an yang sebagian dari para jama ahnya adalah para pengajar al-qur an. LPPQ Al-Karim Jawa Timur berdiri pada tahun 1992 di Pandaan oleh KH. Muhammad Sholeh Qosim. Pada awal berdirinya lembaga ini bertempat di bilik ruang sekolah madrasah yang digunakan hanya untuk perkumpulan ngaji dan dihadiri oleh beberapa orang saja, tetapi setelah melihat kondisi dari kesejahteraan pengajar al-qur an pada saat itu yang sangat rendah maka ada keinginan dari pembina yaitu Kiai Sholeh Qosim untuk meningkatkan taraf hidup pendapatan para pengajar al-qur an menjadi lebih baik yang dalam sistemnya bermula dari iuran yang dikumpulkan dari jama ah sendiri, serta membuat satu wadah untuk membenahi bacaan al-qur an. Dewasa ini, LPPQ memiliki beberapa kegiatan dalam hal pendidikan, hukum-hukum islam, ekonomi, budaya maupun sosial 6 M. Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), 23.

5 B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an (LPPQ) Al-Karim Jawa Timur 1992 2014? 2. Bagaimana perkembangan struktur kepengurusan Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an (LPPQ) Al-Karim Jawa Timur 1992-2014? 3. Apa saja program-program Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al- Qur an (LPPQ) Al-Karim Jawa Timur 1992-2014? C. Tujuan Penelitian Di dalam suatu penelitian tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang ingin penulis capai sebagaimana yang diharapkan. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya LPPQ Al-Karim Jawa Timur. 2. Untuk mengetahui perkembangan struktur kepengurusan LPPQ Al-Karim Jawa Timur mulai dari 1992 sampai 2014. 3. Untuk mengetahui lebih jelasnya program-program yang dilakukan oleh LPPQ Al-Karim dari awal berdiri di tahun 1992 sampai 2014.

6 D. Kegunaan Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan membawa nilai dan kegunaan yang besar baik dari sisi keilmuan dan akademik maupun dari sisi praktis. Adapun kegunaan dalam penelitian yang diharapkan dalam penulisan ini adalah: 1. Dapat memahami lebih dalam tentang perkembangan LPPQ Al-Karim Jawa Timur 1992-2014. 2. Dapat memperkaya kajian sejarah Islam, terutama mengenai sejarah berdirinya Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an (LPPQ) Al-Karim Jawa Timur dan juga untuk menambah wawasan dalam hal ilmu pengetahuan. 3. Untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Strata Satu (S1) di bidang Sejarah Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan historis. Karena penulis berusaha mengungkapkan bagaimana latar belakang berdirinya LPPQ Al-Karim Jawa Timur dan juga perkembangannya. Dalam studi sejarah menggunakan perspektif teoritis terhadap fenomena-fenomena yang dikaji sangatlah penting, sehingga peristiwa sejarah dapat dieksplorasi dengan kritis dan mendalam. Dalam studi tentang LPPQ Al Karim Jawa Timur, penulis menggunakan teori continuity and change (keberlanjutan dan

7 perubahan). Teori ini pernah digunakan Adonis dalam mengkaji peradaban Arab dan tradisi Arab dengan istilah lain yaitu tsabit dan mutahawwil. Tsabit didefinisikan sebagai sesuatu yang mapan atau statis, sedangkan mutahawwil berarti berubah atau dinamis. 7 Menurut Nur Syam 8, teori continuity and change adalah teori yang mencoba melihat fenomena gerakan yang terjadi sebagai sebuah kesinambungan dan perubahan terutama dalam sejarah Islam. Teori ini dapat dijadikan kerangka untuk memahami berbagai perubahan dan keajegan di dalam sebuah lembaga pengajaran al-qur an yang berada di masyarakat. Dari teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini untuk menganalisa sejarah perkembangan Lembaga LPPQ Al-Karim Jawa Timur mulai dari berdirinya sampai sekarang, yang termasuk dalam continuity yaitu awal terbentuknya visi dan misi dari LPPQ Al-Karim Jawa Timur Mengembangkan Sumber Daya Insani Menuju Insan Qur ani melalui pengajaran terhadap jama ah dan guru pengajar al-qur an dalam membenahi bacaan al-qur an serta pengembangan terhadap taraf hidup sumber daya pengajar dan orang-orang yang berada di sekitar LPPQ Al-Karim Jawa Timur. Sedangkan change di sini adalah sebuah perubahan yaitu programprogram baru yang muncul dan berkembang ke semua tempat di wilayah Jawa Timur sebagai suatu bentuk wadah dalam membenahi bacaan para jama ah dan guru pengajar al-qur an. 7 Adonis, Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam (Yogyakarta: LKIS, 2008), 2. 8 Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropologi (Yogyakarta: LKIS, 2007), 137.

8 Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. 9 Konsep perubahan sosial meliputi atom terkecil dinamika sosial, perubahan keadaan sistem sosial atau perubahan setiap aspeknya. Tetapi perubahan tunggal jarang terjadi dalam keadaan terisolasi. Perubahan itu biasanya berkaitan dengan aspek lain dan sosiologi harus menemukan konsep yang lebih kompleks untuk menganalisis bentuk-bentuk yang berkaitan. F. Penelitian Terdahulu Dalam pemilihan judul Perkembangan Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an (LPPQ) Al-Karim Sidoarjo Jawa Timur (1992-2014) penulis menemukan kesamaan pada lembaga yang diteliti yakni LPPQ Al-Karim Jawa Timur untuk penulisan disertasi oleh Wakid Evendi pada program pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011 yang berjudul Pendidikan Anak Sejak Dalam Kandungan Melalui Stimulasi Pendidikan Al-Quran Pada Jamaah LPPQ Al-Karim Sidoarjo yang membahas tentang masalah pendidikan anak sejak dalam kandungan melalui stimulasi pendidikan al-qur an yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri dari jama ah LPPQ Al-Karim dan peminat atau simpatisan model pendidikan al- Qur an sejak dalam kandungan Assalam yang dilakukan sejak dalam 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1982), 305.

9 kandungan dan pengamatan hasilnya sampai anak usia tujuh tahun. Dari masalah yang dibahas jelas berbeda, karena pada penulisan skripsi ini membahas tentang sejarah perkembangan mulai dari berdiri sampai sekarang dan juga struktur kelembagaannya. G. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. 10 Metode sejarah dalam pengertiannya yang umum adalah penyelidikan atas suatu masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif historis. 11 Lebih khusus lagi sebagaimana dikemukakan oleh Gilbert J Garraghan, metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumbersumber sejarah yang efektif, menilainya secara kritis. Berdasarkan pengertian diatas, para ahli ilmu sejarah sepakat untuk menetapkan empat kegiatan pokok di dalam cara meneliti sejarah, istilah yang digunakan berbeda-beda tetapi dalam intinya sama. Pilihan yang tepat atas salah satu metode ini sangat tergantung pada maksud dan tujuan penelitian. Jadi sangatlah tepat apabila tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi dan 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 2. 11 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 53.

10 menganalisis peristiwa-peristiwa masa lampau, maka metode yang digunakan adalah metode historis. Adapun langkah-langkahnya adalah heuristik, kritik atau verifikasi, aufassung atau interpretasi dan darstellung atau historiografi. 12 Menurut Kuntowijoyo sebelum keempat langkah tersebut ada satu langkah penting yang harus dilakukan dala penelitian sejarah yaitu pemilihan topik, sehingga menurutnya penelitian sejarah terdiri dari lima tahapan. 13 1. Heuristik atau pengumpulan data Heuristik atau pengumpulan data adalah sebuah proses yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berlangsung dan tidak langsung menceritakan tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau. Sejarah tanpa sumber maka tidak dapat berbicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualisasi masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain. Salah satu prinsip di dalam heuristik ialah sejarahwan harus mencari sumber primer. Sumber primer di dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan oleh saksi mata. Hal ini dalam bentuk dokumen, misalnya catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan arsip-arsip laporan 12 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 54. 13 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2001), 91.

11 pemerintahan atau organisasi dan arsip-arsip laporan pemerintahan, sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primer adalah wawancara langsung dengan pelaku peristiwa atau saksi mata. Sementara sumber berita dari koran, majalah dan buku adalah sumber sekunder, karena disampaikan oleh bukan saksi mata. Segala bentuk sumber tertulis, baik primer maupun sekunder, biasanya disajikan dalam aneka bahan dan tulisan. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber meliputi sumber tertulis dan sumber wawancara terhadap orangorang yang layak dengan penulisan yang dapat memberikan informasi yang relevan mengenai sejarah dan perkembangan LPPQ Al-Karim Jawa Timur, seperti: a. Sumber tertulis. Seperti dokumen-dokumen, brosur, buletin dan catatan hasil kegiatan yang ada hubungannya dengan skripsi ini, misalnya dokumen akta pendirian lembaga LPPQ Al-Karim Jawa Timur, dokumen pribadi Kiai Sholeh Qosim, buletin Wahana Ukhuwah dan dokumen kegiatan LPPQ Al-Karim Jawa Timur baik dokumen berupa tulisan maupun gambar. b. Sumber wawancara. Yaitu mengumpulkan data melalui informasiinformasi yang diperoleh dengan serangkaian interview pada orangorang yang terlibat langsung dengan lembaga LPPQ Al-Karim Jawa Timur. Seperti wawancara dengan Ustadz Suparman, Ustadzah

12 Mukhzamillah, Ustadz Mahmud, Ustadzah Nurul Fadilah selaku pengurus LPPQ Al-Karim Jawa Timur dan beberapa jama ah dari LPPQ Al-Karim Jawa Timur untuk memperoleh sumber-sumber yang diperlukan penulis dalam penulisan ini. Seiring dengan perkembangan teknologi, sumber sejarah tidak hanya diperoleh dari perpustakaan-perpustakaan atau badan arsip yang terdapat dalam suatu negara. Internet telah memberikan fasilitas kemudahan dalam mengakses sumber-sumber sejarah yang diinginkan secara lengkap. Maka dari itu, penulis juga menggunakan media internet dalam mengumpulkan sumber-sumber mengenai LPPQ Al-Karim Jawa Timur yang telah banyak dipublikasikan dan dapat diakses melalui website maupun youtube. 2. Kritik Sumber Setelah sumber sejarah dalam berbagai kategorinya terkumpul, tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik untuk memperoleh kebenaran sumber. Kritik merupakan produk proses ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan dan agar terhindar dari fantasi, manipulasi atau fabrikasi. 14 Bagian yang sangat penting dalam penulisan sejarah, dari data terkumpul dalam tahap heuristik diuji kembali kebenarannya melalui kritik guna memperoleh keabsahan sumber. 15 14 Suhartono W. Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 36. 15 Aminudin Kasdi, Memahami Sejarah (Surabaya: Unesa University Press, 2008), 27.

13 Dalam hal ini penulis mengklasifikasikan sumber menjadi dua kategori yaitu sumber kuat dan sumber lemah. Dokumen akta pendirian lembaga LPPQ Al-Karim Jawa Timur dan beberapa dokumen kegiatan yang dilakukan LPPQ Al-Karim Jawa Timur baik dokumen berupa tulisan maupun gambar dikategorikan sebagai sumber kuat, sedangkan sumber lisan berupa wawancara terhadap pengurus serta jama ah kegiatan LPPQ Al-Karim dan artikel-artikel di internet dikategorikan sebagai sumber lemah. Sumber lisan berupa wawancara dan sumber artikel-artikel di internet dikategorikan sebagai sumber lemah karena dimungkinkan terdapat subjektifitas dari narasumber pada proses wawancara dan artikel yang terdapat pada media internet. Dalam hal ini dilakukan uji kebenaran tentang keaslian sumber yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang kebenaran sumber yang ditelusuri melalui kritik intern. 16 Kritik ekstern adalah proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan asli atau tidak, sedangkan kritik intern adalah upaya yang dilakukan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup layak untuk dipercaya kebenarannya. Pada langkah ini, penulis menganalisa secara mendalam terhadap sumber-sumber yang telah diperoleh baik primer yang berupa dokumen SK pendirian lembaga dan dokumen kegiatan maupun sekunder yaitu 16 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian..., 68.

14 berupa hasil wawancara terhadap pengurus dan jama ah LPPQ Al-Karim melalui kritik ekstern dan kritik intern untuk mendapatkan keaslian dan keabsahan dari sumber-sumber yang telah didapat. 3. Interpretasi atau penafsiran Interpretasi sejarah sering disebut juga dengan analisis sejarah. Menurut Kuntowijoyo di dalam interpretasi ada dua metode yang digunakan yaitu analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. 17 Keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi. Analisis sejarah itu sendiri bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam satu interpretasi yang menyeluruh. 18 Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis menggunakan teori continuity and change dengan menelusuri halhal yang bertahan dan berubah delam perkembangan lembaga LPPQ Al- Karim Jawa Timur sejak berdirinya 1992 hingga tahun 2014. Continuity and change dalam penelitian ini dapat diuraikan dari segi keberlanjutan dan perubahan visi dan misi dalam mengembangkan program-program yang terdapat dalam LPPQ Al-Karim Jawa Timur. 17 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2001), 91. 18 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian,73.

15 4. Historiografi Historiografi yang disebut juga dengan historical explanation (penjelasan sejarah) adalah langkah terakhir dalam metode penelitian sejarah. Historiografi adalah penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang dilakukan layaknya laporan penelitian ilmiah, penulis mencoba menuangkan penelitian sejarah ke dalam satu karya yang berupa skripsi. Penulisan ini diharapkan memberitakan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal hingga akhir mengenai Perkembangan Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al-Qur an (LPPQ) Al-Karim Jawa Timur (1992-2014). H. Sistematika Bahasan Penyajian dalam penulisan ini mempunyai tiga bagian: Pengantar, Hasil Penelitian, dan Simpulan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun untuk mempermudah pemahaman sehingga dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, tiap bab terbagi menjadi beberapa sub bab. Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan adanya permasalahan-permasalahan yang perlu diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang berbeda.

16 Adapun sistematika pembahasan secara terperinci yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut: Bab I, menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika bahasan. Bab II, menjelaskan tentang sejarah berdirinya LPPQ Al-Karim Jawa Timur dengan rincian latar belakang berdirinya serta biografi pendiri LPPQ Al- Karim Jawa Timur. Bab III, membahas tentang perkembangan struktur kepengurusan LPPQ Al- Karim Jawa Timur yang dibagi menjadi beberapa tahapan periode mulai dari periode pertama (tahun 1992-1998), periode kedua (tahun 1998-2005) dan periode ketiga (tahun 2005-2014). Bab IV, menjelaskan tentang perkembangan program-program di LPPQ Al- Karim Jawa Timur serta pelaksanaan di berbagai daerah di Jawa Timur. Bab V, penutup dalam bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian LPPQ Al- Karim Jawa Timur di Sidoarjo serta saran-saran penulis.