BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE THRESHOLD DAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR DALAM DETEKSI LUAS TUTUPAN VEGETASI GUNUNG AGUNG BALI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

ABSTRAK. Kata Kunci: kebakaran hutan, penginderaan jauh, satelit Landsat, brightness temperature

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

A JW Hatulesila. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penanganan Perubahan Iklim di Kota Ambon. Abstrak

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. Satelit Landsat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Penginderaan Jauh

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

ISTILAH DI NEGARA LAIN

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

Gregorius Anung Hanindito 1 Eko Sediyono 2 Adi Setiawan 3. Abstrak

Analisa Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Remote Sensing dengan Data Satelit Landsat TM Melalui Teknik Supervised Classification

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

LOGO PEMBAHASAN. 1. Pemetaan Geomorfologi, NDVI dan Temperatur Permukaan Tanah. 2. Proses Deliniasi Prospek Panas Bumi Tiris dan Sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN)

TEORI DASAR INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT TM7+ METODE INTERPRETASI VISUAL ( DIGITIZE SCREEN) Oleh Dwi Nowo Martono

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

KATA PENGANTAR Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Mendeteksi Kebakaran Hutan Menggunakan Citra Satelit Landsat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

Cara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

DISKRIMINASI TEGAKAN HTI (Hutan Tanaman Industri) MENGGUNAKAN OBJECT ORIENTED CLASSIFICATION Studi kasus PT. HTI Wira Karya Sakti, Jambi 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang mengalami

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN DATA SATELIT NOAA-AVHRR UNTUK PENGUKURAN SUHU PERMUKAAN LAUT RATA-RATA HARIAN

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH MULTITEMPORAL UNTUK KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (Kasus di Sub DAS Karang Mumus, Kalimantan Timur)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab I menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan yang menjadi dasar dari Perbandingan Penggunaan Metode Threshold dan Metode K-Nearest Neighbour dalam Deteksi Luas Tutupan Vegetasi Gunung Agung Bali Indonesia. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam mendeteksi luas tutupan vegetasi pada lereng gunung berapi dari tahun ke tahun dengan cepat dan akurat sehingga menghasilkan suatu informasi mengenai perubahan tutupan vegetasi dari suatu citra pegunungan. Penginderaan Jauh (Remote Sensing) sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang akan dikaji (Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas tutupan vegetasi pada lereng Gunung Agung lebih efektif karena perekaman informasi citra dari gunung yang dideteksi lebih mudah didapatkan citranya karena menggunakan satelit dari Remote Sensing. Ketinggian yang dimiliki oleh Gunung Agung yaitu mencapai sekitar 3.142 mdpl diatas permukaan laut yang letaknya di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, Indonesia. Gunung Agung merupakan gunung berapi yang bertipe Stratovolcano. Berbagai vegetasi yang berada disekitaran gunung, namun terdapat juga area yang jarang terdapat vegetasi yang diakibatkan oleh peristiwa erupsi. Kondisi dan keberadaan tumbuhan atau tanaman disekitaran pegunungan dapat diketahui dengan berbagai macam

pedekatan, salah satunya yaitu pemanfaatan Remote Sensing dengan melihat nilai Indeks Vegetasi (Yunhao, C.,S, 2006). Tingginya nilai dari indeks vegetasi mengidentifikasi piksel ditutupi oleh besarnya proporsi vegetasi sehat atau hijau. Rasio band didefinisikan dengan menerapkan pengetahuan tentang perilaku spektral vegetasi hidup. Vegetasi hidup menggunakan hubungan terbalik antara kecerahan vegetasi pada sinar merah dan inframerah, hal ini menunjukan bahwa ada penyerapan sinar merah (R) oleh klorofil dan refleksi yang kuat dari radiasi inframerah (IR) radiasi oleh jaringan mesofil. Proses indeks vegetasi band inframerah dan band merah diprioritaskan, karena kedua band sangat kontras dan menampilkan citra saluran baru dengan memprioritaskan kerapatan vegetasi. Perbandingan dua metode dalam klasifikasi objek telah diteliti sebelumnya yaitu pada studi kasus Perbandingan Metode Klasifikasi Supervised Maximum Likelihood dengan Klasifikasi Berbasis Objek untuk Inventarisasi Lahan Tambak di Kabupaten Maros, dengan menggunakan citra SPOT-4 (Yennie Marini, Emiyati dan Maryani Hartuti, 2014). Tujuan penelitian yaitu mendapatkan hasil perhitungan luas dari kedua metode yang telah digunakan kemudian membandingkannya. Hasil yang diperoleh dari perhitungan luasan tambak di Kabupaten Maros menggunakan metode klasifikasi Supervised Maximum Likelihood adalah 9.693.58 hektar sedangkan hasil berdasarkan metode segmentasi adalah 11.348.84 hektar. Perbedaan perhitungan yaitu 1.655.262 hektar, hal ini disebabkan oleh perbedaan interpretasi dalam pengambilan training sampel antara kedua metode, dimana pada metode Maximum Likelihood training sampel dilakukan oleh user secara manual sedangkan pada segmentasi dilakukan secara digital. Penelitian tugas akhir ini melakukan perbandingan penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour dalam deteksi luas tutupan vegetasi pada lereng gunung berapi dengan mengambil studi kasus di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi, Indonesia yaitu Gunung Agung dengan menggunakan data satelit penginderaan jauh Landsat 8 OLI/TIRS tanggal pengambilan citra yaitu 24 Oktober 2015. Hasil perbedaan dari kedua metode

tersebut dikarenakan perbedaan interpretasi dalam pengambilan training sampel, dimana metode Threshold dilakukan oleh user secara manual sedangkan pada metode K-Nearest Neighbour training sampel dilakukan secara digital dengan pemberian kelas dari setiap kelas kerapatan vegetasi kemudian melakukan klasifikasi dan mencari nilai tetangga yang terdekat dari nilai kelas yang telah ditentukan. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang menjadi latar belakang dalam tugas akhir dapat dirangkum menjadi beberapa topik permasalahan. Rumusan masalah diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang sistem aplikasi perbandingan penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour dalam deteksi luas tutupan vegetasi pada lereng Gunung Agung, Bali, Indonesia. 2. Bagaimana mendapatkan dan menampilkan luas tutupan vegetasi dari penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour. 3. Bagaimana perbandingan hasil luas tutupan vegetasi dari penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang dapat diambil dari permasalahan tugas akhir yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui cara merancang sistem aplikasi deteksi luas tutupan vegetasi pada lereng Gunung Agung, Bali, Indonesia. 2. Mendapatkan dan menampilkan hasil luas tutupan vegetasi dari penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour. 3. Mengetahui perbandingan luas tutupan vegetasi dari penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian Tugas Akhir adalah sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan dan penerapan teknik Remote Sensing, sehingga dapat dikenal sebagai metode pemecahan masalah identifikasi objek dipermukaan bumi dengan sudut pandang geospasial. Penggunaan aplikasi diharapkan dapat dengan mudah melakukan identifikasi luas dan kerapatan vegetasi khususnya pada lereng gunung berapi yaitu Gunung Agung yang berada di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Identifikasi yang dimaksud yaitu mengetahui perbandingan luas dan kerapatan vegetasi hasil perhitungan dari penggunaan metode Threshold yang dilakukan oleh user secara manual kemudian dibandingkan dengan hasil luas perhitungan menggunakan metode K-Nearest Neighbour training sampel dilakukan secara digital. 1.5 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu dan luasnya ruang lingkup dalam pembuatan aplikasi Tugas Akhir, sehingga diperlukan batasan masalah. Batasan masalah diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Pendeteksian dilakukan dengan segmentasi citra gunung berapi, khususnya pada Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. 2. Data citra Gunung Agung diambil dengan menggunakan Satelit Landsat-8 OLI/TIRS tanggal pengambilan citra 24 Oktober 2015. 3. Aplikasi dirancang berbasis desktop. 4. Membandingkan hasil dari perhitungan penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour. 1.6 Sistematika Penulisan berikut: Sistematika penulisan yang digunakan dalam Tugas Akhir yaitu sebagai BAB I: PENDAHULUAN Bab I menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta

BAB II: BAB III: BAB IV: BAB V: sistematika penulisan yang menjadi dasar dari perbandingan penggunaan metode Threshold dan metode K-Nearest Neighbour dalam deteksi luas tutupan vegetasi Gunung Agung Bali Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Bab II memuat teori penunjang yang digunakan dalam pembuatan tulisan. METODE DAN PERANCANGAN SISTEM Bab III membahas tempat dan waktu penelitian, sumber data, alur penelitian dan metode pengumpulan data, metode analisis dan rancangan desain sistem. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV berisikan pembahasan dan analisis sistem secara keseluruhan. PENUTUP Bab V menguraikan tentang simpulan dan saran yang dapat diambil dari pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan.