BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

Transkripsi:

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2014: 18) PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Arikunto (2011: 2-3), mengemukakan bahwa, PTK yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Classroom Action Research (CAR) yaitu, sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu : (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Prosedur ini merupakan pedoman wajib dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai peneliti guna evaluasi pembelajaran sehingga lebih optimal. Secara garis besar didalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian

35 ini diadaptasi dari rancangan penelitian tindakan kelas oleh Arikunto, dkk. (2011: 16). Perencanaan I Refleksi I Siklus I Pelaksanaan I Pengamatan I Perencanaan II Refleksi II Siklus II Pengamatan II Pelaksanaan II Gambar 3.1 Tahapan PTK (Adopsi dari Arikunto, 2011 : 16 ) B. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV A SD Negeri 2 Bumiharjo Kecamatan Batanghari Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 1 orang guru dan 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

36 C. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri 2 Bumiharjo yang berlokasi di Kecamatan Batanghari, Lampung Timur. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 selama 5 bulan terhitung dari bulan januari minggu pertama, sampai bulan mei minggu pertama. D. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh melalui teknik tes dan nontes. Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan kelas, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes. 1) Teknik Nontes Pengumpulan data melalui teknik non tes ini bersifat kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana. Teknik non tes ini dilaksanakan melalui observasi. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan mengamati objek secara langsung, menggunakan lembar observasi yang berisi sejumlah indikator atau aspek perilaku yang diamati dengan memberikan tanda cek. Observasi ini digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas, hasil belajar afektif dan psikomotor siswa dan kinerja guru dalam proses

37 pembelajaran matematika menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture dengan langkah-langkah yang baik dan benar. 2) Teknik Tes Tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan-pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai materi pelajaran matematika yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan model cooperative learning tipe picture and picture. E. Alat Pengumpulan Data lain: Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara 1) Lembar observasi Lembar observasi, alat ini digunakan untuk mengamati seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran pada obyek tertentu, dalam hal ini berisi sejumlah indikator yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa, hasil belajar afektif/psikomotor dan kinerja guru dalam proses pembelajaran matematika menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture dengan langkah-langkah yang baik dan benar.

38 2) Tes Hasil Belajar Tes dilakukan pada akhir setiap pembelajaran yang bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran serta mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran matematika melalui penerapan model cooperative learning tipe picture and picture. Bentuk atau tipe tes yang dapat mendeskripsikan kemampuan pada usia SD yaitu tes yang dapat mengukur aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Soal tes berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada kompetensi-kompetensi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran matematika. F. Teknik Analisis Data Data-data yang telah diperoleh melalui alat pengumpul data di atas, tidak akan bermakna apabila tidak dilakukan analisis terhadap data tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuntitatif. 1) Teknik analisis data kualitatif Data kualitatif diperoleh melalui kegiatan pengamatan (observasi). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data kualitatif adalah aktivitas siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif dan psikomotor. a. Aktivitas Siswa 1) Aktivitas tiap individu diperoleh dengan rumus: N = x 100

39 Keterangan : N : nilai yang dicari atau dikembangkan R : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan oleh siswa SM : Jumlah indikator aktivitas seluruhnya (Sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Berdasarkan pencapaian indikator dalam aktivitas, diketahui tingkat aktivitas siswa sesuai kriteria berikut ini. Tabel 3.1 Kategori peningkatan aktivitas siswa berdasarkan ketercapaian indikator. Tingkat pencapaian indikator P 75 50<P 75 25<P 50 P 25 (Sumber: modifikasi Aqib, 2009: 41) Kategori Aktif Cukup aktif Kurang aktif Pasif 2) Persentase aktivitas siswa secara klasikal diperoleh melalui rumus: P = x 100% (Adaptasi dari aqib, dkk, 2009: 41) Berdasarkan presentase pencapaian indikator dalam aktivitas, akan diketahui tingkat aktivitas siswa sesuai kriteria berikut ini. Tabel 3.2 Kategori persentase peningkatan aktivitas siswa berdasarkan ketercapaian indikator. No Tingkat keberhasilan Kategori 1 >80% Sangat Aktif 2 60-79% Aktif 3 40-59% Cukup Aktif 4 20-39% Kurang Aktif 5 <20% Pasif (Modifikasi dari Aqib, dkk, 2009: 41)

40 b. Pencapaian indikator dalam penerapan model cooperative learning tipe picture and picture yang dilakukan oleh guru. Ketercapaian penerapan model cooperative learning tipe picture and picture diperoleh melalui pengamatan dengan berpedoman pada lembar observasi yang mengacu pada penerapan model cooperative learning tipe picture and picture. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran N = x 100 Keterangan; N R SM : nilai yang dicari atau dikembangkan : skor yang diperoleh guru : Jumlah skor maksimal (Sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102) Tabel 3.3 Klasifikasi kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai Persentase Tingkat Aktivitas Guru mengajar N>80 Sangat Baik 60<N 80 Baik 40<N 60 Cukup Baik 20<N 40 Kurang Baik N 20 Sangat Kurang (Sumber: modifikasi Aqib, 2009: 41) c. Rumus Analisis Sikap Percaya diri dan Kerjasama Nilai = x 100 Setelah diperoleh presentase hasil kegiatan siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel kualifikasi hasil observasi

41 Tabel 3.4 Konversi nilai afektif Nilai Afektif (NA) yang diperoleh Kualifikasi 80 Sangat baik 60-79 Baik 40-59 Cukup baik 20-39 Kurang baik Pasif Sumber: (Aqib, dkk. 2009: 41) d. Rumus analisis psikomotor Nilai = x 100 Tabel 3.5 Konversi nilai psikomotor No Nilai Konversi Kategori Angka Huruf 1 81 100 A Amat Terampil 2 61 80 B Terampil 3 41 60 C Cukup terampil 4 20-40 D Kurang terampil (Sumber : Winarno, 2013: 238) 2) Teknik Analisis Data kuantitatif Analisis kuntitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan tes hasil belajar dalam bentuk soal dengan materi yang telah diajarkan oleh guru melalui model cooperative learning tipe picture and picture a. Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual S = 100 Keterangan: S = nilai siswa (nilai yang dicari) R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes (Diadopsi dari Purwanto 2008: 102) Ketuntasan individual jika siswa memproleh nilai 66

42 b. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan: = Nilai rata-rata siswa Xi = Jumlah semua nilai yang diproleh siswa N = Jumlah siswa (Aqib, dkk. 2009: 40) c. Persentase ketuntasan klasikal Ketuntasan Klasikal = 100 % (Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41) Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran. Tabel 3.6 Kriteria keberhasilan belajar siswa secara klasikal Tingkat Keberhasilan Kategori >80 Sangat tinggi 60 70 Tinggi 40 50 Sedang 20 30 Rendah <20 Sangat rendah Adopsi dari Aqib,dkk. (2009: 41) Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

43 G. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Siklus I 1. Perencanaan (planning) a. Wawancara dengan guru kelas untuk menganalisis materi pada pembelajaran matematika yang sudah diajarkan guna menyesuaikan penyusunan perangkat pembelajaran. b. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk menentukan materi pembelajaran matematika yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture. c. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan yang akan diajarkan. d. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus 1, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal-soal dan lembar panduan observasi, lembar penilaian hasil belajar. 2. Tahap Pelaksanaan (acting) Tahap ini merupakan pelaksanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran matematika menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture meliputi beberapa tahap antara lain : A. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam pembuka.

44 b. Pengkondisian kelas dan menertibkan siswa. c. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama. d. Guru mengecek kehadiran siswa melalui daftar hadir. B. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran matematika melalui penerapan model cooperative learning tipe picture and picture. Adapun langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran memunculkan karakteristik dari model tersebut. Berikut ini langkah-langkah penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe picture and picture: a. Penyampaian kompetensi dasar yang akan dicapai, guru menyampaikan kompetensi dasar arti pecahan dan urutannya dengan tujuan agar siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus dikuasainya. Disamping itu guru harus mampu menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai KKM yang telah ditetapkan. b. Penyajian materi sebagai pengantar, guru menyajikan materi sebagai pengantar. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. c. Penyajian gambar, guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi arti pecahan dan urutannya.guru

45 menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat akif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan. d. Siswa dibentuk menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok memilih salah satunya temannya untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja Kelompok yang telah dirancang oleh guru. e. Pemasangan gambar, guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar-gambar secara logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung terkadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan. f. Penjajakan, guru menanyakan kepada siswa alasan atau dasar pemikiran dibalik gambar yang disusunnya. Guru juga bisa mengajak sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin menarik. g. Penyajian kompetensi, dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama proses ini, guru harus memberi penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut.

46 h. Penutup, Guru mengulangi, menuliskan, atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa. C. Penutup a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan pembelajaran. b. Guru membimbing siswa melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa mengenai beberapa konsep arti pecahan kepada siswa secara acak untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. c. Memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut. d. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar di rumah e. Menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya. f. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama sebelum mengakhiri pelajaran. g. Guru memberikan salam penutup.

47 3. Observasi (observe) Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan selama observasi sebagai berikut. a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media gambar pada pembelajaran c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penggunaan media gambar. d. Melakukan pengamatan mengenai hasil belajar kognitif, afektif/sikap, dan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar penilaian hasil belajar yang telah disiapkan. 4. Tahap Refleksi (reflect) Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi selanjutnya dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi sebagai berikut : a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap observasi. b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar

48 c. Hasil analisis digunakan sebagai bahan kajian untuk merencanakan siklus II. Siklus II Pada akhir siklus I akan dilakukan refleksi oleh observer, kenudian akan dilakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus ke I. Adapun tahap pada siklus II yaitu: 1. Perencanaan (planning) a. Wawancara dengan guru kelas untuk menganalisis materi pada pembelajaran matematika yang sudah diajarkan guna menyesuaikan penyusunan perangkat pembelajaran. b. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk menentukan materi pembelajaran matematika yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture. c. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dengan guru sesuai dengan yang akan diajarkan. d. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus 1, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal-soal dan lembar panduan observasi, lembar penilaian hasil belajar. 2. Tahap Pelaksanaan (acting) Tahap ini merupakan pelaksanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan

49 pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran matematika menggunakan model cooperative learning tipe picture and picture meliputi beberapa tahap antara lain : A. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam pembuka. b. Pengkondisian kelas dan menertibkan siswa. c. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama. d. Guru mengecek kehadiran siswa melalui daftar hadir. B. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran matematika melalui penerapan model cooperative learning tipe picture and picture. Adapun langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran memunculkan karakteristik dari model tersebut. Berikut ini langkah-langkah penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe picture and picture: a) Penyampaian kompetensi dasar yang akan dicapai, guru menyampaikan kompetensi dasar menyederhanakan berbagai bentuk pecahan dengan tujuan agar siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus dikuasainya. Disamping itu guru harus mampu menyampaikan indikatorindikator ketercapaian kompetensi dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai KKM yang telah ditetapkan.

50 b) Penyajian materi sebagai pengantar, guru menyajikan materi sebagai pengantar. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. c) Penyajian gambar, guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pecahan senilai dan perbandingan pecahan.guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat akif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan. d) Siswa dibentuk menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok memilih salah satunya temannya untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja Kelompok yang telah dirancang oleh guru. e) Pemasangan gambar, guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar-gambar secara logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung terkadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan. f) Penjajakan, guru menanyakan kepada siswa alasan atau dasar pemikiran dibalik gambar yang disusunnya. Guru juga bisa

51 mengajak sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin menarik. g) Penyajian kompetensi, dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama proses ini, guru harus memberi penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. h) Penutup, Guru mengulangi, menuliskan, atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa. C. Penutup a) Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan pembelajaran. b) Guru membimbing siswa melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa mengenai beberapa konsep arti pecahan kepada siswa secara acak untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. c) Memberikan tugas rumah sebagai tindak lanjut. d) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar di rumah e) Menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

52 f) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama sebelum mengakhiri pelajaran. g) Guru memberikan salam penutup. 3. Observasi (observe) Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan selama observasi sebagai berikut. a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media gambar pada pembelajaran c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penggunaan media gambar. d. Melakukan pengamatan mengenai hasil belajar kognitif, afektif/sikap, dan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar penilaian hasil belajar yang telah disiapkan. 4. Tahap Refleksi (reflect) Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan menganalisis kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model cooperative learning tipe picture and picture. Data hasil pelaksanaan siklus I dan II kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas. Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan yaitu:

53 1. Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing dan mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. 2. Perubahan model pembelajaran guru yang lebih menarik minat belajar siswa untuk menciptakan generasi anak bangsa yang aktif, inovatif dan kreatif. 3. Peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika kelas IV A SD Negeri 2 Bumiharjo. H. Indikator Keberhasilan Keberhasilan dalam penerapan kolaborasi model cooperative learning tipe picture and picture antara lain: a. Persentase aktivitas siswa secara klasikal minimal mencapai kualifikasi Aktif b. Ketuntasan siswa berdasarkan KKM mencapai dari jumlah siswa pada kelas yang diteliti (Mulyasa, 2013: 131). c. Adanya peningkatan hasil belajar yang dirujuk dari nilai rata-rata kelas yakni 70. d. Penilaian aspek sikap percaya diri dan kerja sama siswa secara klasikal minimal mencapai kategori Baik e. Penilaian aspek keterampilan siswa secara klasikal minimal mencapai kategori Terampil