PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG KECAMATAN KLUNGKUNG DESA TEGAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 5 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 8 02/09/09 11:49

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 08 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 13 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 04 TAHUN 2000 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERATIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara tahun Nomor 3839);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 01 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERATIN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2013

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 6 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAMONG DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 2 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RANCANGAN PERATURAN DARAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2000 T E N T A N G BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2006 NOMOR 9 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2006 T E N T A N G

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG KECAMATAN KLUNGKUNG DESA TEGAK PERATURAN DESA TEGAK NOMOR : 1 TAHUN 2004 TENTANG MEKANISME PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA TEGAK TAHUN 2004

- 1 - PERATURAN DESA TEGAK NOMOR 1 TAHUN 2004 T E N T A N G MEKANISME PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA TEGAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG. Menimbang : bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintah Desa Tegak secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan pembangunan maka dalam rangka pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 8 Tahun 2002 tentang tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian perangkat desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2002 Nomor 12 seri D Nomor 13) Mengingat : 1. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60 : Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 2. Undang undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155); 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 12 Tahun 2000 tentang Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2000 Nomor 24 Seri D Nomor 16); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2000 Nomor 25 Seri D Nomor 17);

- 2-7. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 6 Tahun 2000 tentang Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2000 Nomor 11 Seri D Nomor 11); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 8 Tahun 2000 tentang Tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2002 Nomor 12 seri D Nomor 13). Dengan Persetujuan BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) DESA TEGAK MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DESA TEGAK TENTANG MEKANISME PEMILIHAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA TEGAK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan : (1) Kepala Desa adalah Kepala Desa Tegak (2) Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan perwakilan Desa Tegak yang terdiri atas pemuka-pemuka desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan-penyelenggaraan Pemerintahan Desa; (3) Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa; (4) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Tegak; (5) Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Tegak sebagai unsur pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. (6) Dusun adalah bagian wilayah desa Tegakmerupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa.

- 3 - BAB II PERSYARATAN CALON KEPALA DUSUN Pasal 2 Yang dapat diangkat menjadi Kepala Dusun adalah Penduduk Desa yang bersangkutan dan berkewarganegaraan Republik Indonesia yang : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, 3. Berkelakuan Baik, 4. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, 5. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, 6. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Dusun yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 tahun terakhir dengan tidak terputus-putus, 7. Sekurang-kurangnya berumur 20 tahun dan setinggi-tingginya 46 tahun, 8. Sehat Jasmani dan Rohani, 9. Sekurang-kurangnya berijazah SLTP, 10. Kepala Dusun yang telah ditetapkan wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab diwilayah dusunnya serta masuk setiap hari kerja. Pasal 3 PNS/TNI-POLRI/Pegawai Honor Daerah yang diangkat menjadi Kepala Dusun harus mengajukan permohonana berhenti menjadi Pegawai Negeri/TNI-POLRI/Pegawai hoor Daerah setelah mendapat surat keputusan pengangkatannya. BAB III MEKANISME PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DUSUN Pasal 4 1. Sebelum diadakan pemilihan Kepala Dusun, Kepala Desa mengadakan rapat yang dihadiri oleh anggota BPD dan perangkat Desa untuk : a. Membentuk Panitia Pencalonan dan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun; b. Membahas mengenai rencana biaya pemilihan. 2. Panitia sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a terdiri dari : a. Perangkat Desa; b. Anggota masyarakat / pemuka masyarakat.

- 4-3. Jumlah anggota panitia sebagaimana dimaksud ayat 2 minimal 5 orang. 4. Susunan panitia terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota panitia. Pasal 5 Panitia sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 4 mempunyai tugas : a. Mengajukan rencana biaya Pemilihan kepada Kepala Desa; b. Melaksanakan penjaringan dan penyaringan Calon Kepala Dusun sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan; c. Melaksanakan pendaftaran dan pengumuman pemilih; d. Melaksanakan pemungutan suara; e. Melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun kepada Kepala Desa; f. Membuat Berita Acara Pemilihan; g. Mempersiapkan pelaksanaan Pelantikan Kepala Dusun. Pasal 6 1. Apabila diantara panitia ada yang ditetapkan sebagai Bakal Calon atau Calon Kepala Dusun, yang bersangkutan diharuskan mengundurkan diri dari keanggotaan panitia; 2. Pengunduran diri sebagaimana dimaksud ayat 1, keanggotaannya sebagai panitia akan di isi dari perangkat Desa atau pemuka masyarakat lainnya. BAB IV HAK MEMILIH DAN DIPILH Pasal 7 Yang berhak memilih Calon Kepala Dusun adalah Penduduk Desa Tegak dalam Dusun yang bersangkutan yang memenuhi syarat-syarat : a. Terdaftar sebagai penduduk pada Dusun yang bersangkutan secara sah, tinggal sekurangkurangnya 6 bulan terakhir dengan tidak terputus-putus dan terdaftar sebagai pemilih; b. Telah berumur sekurang-kurangnya 17 tahun atau meskipun belum berumur 17 tahun tetapi sudah kawin atau sudah pernah kawin. Pasal 8 1. Yang dapat dipilih menjadi Kepala Dusun adalah penduduk Desa pada Dusun yang bersangkutan dan telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan;

- 5-2. PNS / TNI POLRI / Peg. Honor Daerah yang dicalonkan/mencalonkan diri sebagai Kepala Dusun, selain harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, juga harus mendapat ijin dari atasannya; 3. PNS / TNI POLRI / Peg. Honor terpilih menjadi Kepala Dusun harus mengajukan permohonan berhenti sebagai PNS / TNI POLRI / Peg. Honor Daerah, setelah mendapat surat pengangkatannya. Pasal 9 Setiap penduduk pada Dusun yang bersangkutan yang telah terdaftar sebagai pemilih, wajib hadir dan tidak boleh mewakilkan kepada siapapun dan dengan alasan apapun dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun. BAB V PENCALONAN KEPALA DUSUN Pasal 10 1. Kepala Desa memberitahukan Kepada Kepala Dusun mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Dusun yang bersangkutan secara tertulis 6 bulan sebelum berakhirnya masa jabatan; 2. Setelah menerima secara tertulis dari Kepala Desa, Kepala Dusun mengajukan permohonan berhenti karena berakhir masa jabatannya kepada Kepala Desa; 3. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Kepala Desa segera memberikan persetujuan kepada yang bersangkutan dan lanjut membentuk panitia Pemilihan Kepala Dusun. 4. Panitia sebagaimana dimaksud ayat 3 membuat rencana dan tahapan-tahapan pelaksanaan pemilihan calon Kepala Dusun sesuai dengan tugas-tugas sebagaimana dimaksud pasal 4. Pasal 11 Masa jabatan Kepala Dusun adalah 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Pasal 12 1. Panitia mengajukan bakal calon yang telah memenuhi syarat dari hasil penjaringan sedikitdikitnya dua orang dan sebanyak-banyaknya lima orang kepada Kepala Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih; 2. Calon yang berhak dipilih ditetapkan oleh Kepala Desa berdasarkan urutan abjad.

- 6 - Pasal 13 1. Setelah menerima penetapan calon yang berhak dipilih, panitia Pemilihan menetapkan waktu pelaksanaan rapat Pemilihan Calon Kepala Dusun setelah berkonsultasi dengan Kepala Desa. 2. Calon Kepala Dusun yang ditetapkan oleh Kepala Desa, segera diumumkan kepada masyarakat Desa. Pasal 14 Calon yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa tidak boleh mengundurkan diri sebagai calon Kepala Dusun. Pasal 15 1. Pemilihan calon Kepala Dusun dilaksanakan dalam rapat Pemilihan calon Kepala Dusun yang dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan, dimulai sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan 2. Apabila rapat pemilihan calon Kepala Dusun sebagaimana dimaksud ayat 1 jumlah pemilih yang telah memberikan suara belum mencapai 2/3 dari jumlah pemilih, pemimpin rapat dapat menunda 3 jam dari waktu yang telah ditetapkan. 3. Setelah penundaan 3 jam, ternyata belum mencapai 2/3 dari jumlah pemilih, maka ketua panitia pemilihan berhak menyatakan sah pelaksanaan Pemilihan CXalon Kepala Dusun. Pasal 16 Para anggota Panitia Pemilihan yang terdaftar sebagai pemilih dan calon Kepala Dusun mempunyai hak untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Calon Kepala Dusun. Pasal 17 1. Pemilihan Calon Kepala Dusun dilaksanakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil. 2. Pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos salah satu tanda gambar atau foto Calon Kepala Dusun dalam bilik suara yang disediakan oleh Panitia Pemilihan. 3. Seorang pemilih hanya boleh memberikan suara kepada satu orang calon Kepala Dusun. 4. Seorang pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan, tidak boleh mewakilkan dengan cara apapun.

- 7 - Pasal 18 1. Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan calon Kepala Dusun, panitia pemilihan menyediakan ; a. Papan tulis yang memuat nama-nama Calon Kepala Dusun yang berhak dipilih. b. Surat suara. c. Kotak suara berikut kuncinya yang jumlah dan besarnya dibuat sesuai dengan kebutuhan d. Bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara. 2. Bentuk atau model surat suara sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf b, diatur lebih lanjut oleh panitia pemilihan. Pasal 19 1. Paling lambat 3 hari sebelum pelaksanaan pemilihan Kepala Dusun, panitia pemilihan harus sudah menyampaikan surat panggilan pemberian suara kepada para pemilih yang terdaftar. 2. Dalam surat panggilan sebagaimana dimaksud ayat 1 harus disebutkan dengan jelas mengenai waktu dan tempat pemberian suara. BAB IV PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA Pasal 20 Untuk kepentingan pelaksanaan pemungutan suara, panitia pemilihan dapat membentuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) sesuai dengan kondisi Dusun yang bersangkutan. Pasal 21 Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta menutupnya kembali, dan menyegel dengan kertas segel yang dibubuhi cat atau stempel Panitia Pemilihan. Pasal 22 1. Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh Panitia Pemilihan melalui pemanggilan berdasarkan nomor urut kehadiran pemilih.

- 8-2. Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa dan meneliti surat suara yang diterima. 3. Apabila surat suara yang diterima dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta surat suara yang baru setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak, kepada Panitia Pemilihan. Pasal 23 1. Pemilihan Calon Kepala Dusun dilaksanakan dalam bilik suara dengan memcoblos salah satu tanda gambar atau Foto calon Kepala Dusun yang dipilih, yang disediakan oleh Panitia Pemilihan. 2. Pemilih yang masuk kedalam bilik suara adalah pemilih yang akan menggunakan hak suaranya. Pasal 24 1. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan berkewajiban menjmin pelaksanaan pemungutan suara agar berjalan dengan tertib, lancer, aman bebas rahasia. 2. Pada saat pemungutan suara dilaksanakan para Calon Kepala Dusun harus berada di Tempat pelaksanaan pemungutan suara. 3. Panitia Pemilihan menjaga agar setiap pemilih yang berhak memilih hanya memberikan satu suara dan menolak pemberian suara yang diwakilkan dengan alasan apapun, Pasal 25 Pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan berdasarkan keputusan panitia. BAB VII PERHITUNGAN SUARA Pasal 26 1. Setelah pelaksanaan pemungutan suara dinyatakan selesai Panitia Pemilihan menyegel kotak suara dan lanjut membawanya ketempat penghitungan suara. 2. Tempat penghitungan suara sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan oleh Panitia Pemilihan. Pasal 27 1. Untuk menjamin pelaksanaan pemilihan secara demokratis, Panitia menetapkan masingmasing saksi di masing-masing TPS bagi setiap calon, yang diambil dari pemilih yang memberikan suaranya, yang ditentukan sendiri oleh para Calon Kepala Dusun selambatlambatnya sebelum hari dan tanggal pemilihan dilaksanakan.

- 9-2. Saksi sebagaimana dimaksud ayat 1 bertugas menyaksikan jalannya pemungutan dan penghitungan suara. 3. Panitia membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk selembar demi selembar disaksikan oleh para saksi dan pemilih yang hadir. Pasal 28 1. Suara dianggap tidak sah apabila : a. Tidak memakai surat suara yang telah ditentukan. b. Tidak terdapat tanda tangan Ketua Panitia Pemilihan pada surat suara. c. Ditanda tangani, memuat tanda yang menunjukkan identitas pemilih. d. Surat suara yang rusak atau cacat. e. Mencoblos diluar tanda gambar/foto calon. 2. Alasan-alasan sebagaimana dimaksud ayat 1 diumumkan kepada pemilih sesaat sebelum pelaksanaan pemungutan suara. 3. Suara yang sah adalah : a. Memakai surat suara yang telah ditentukan. b. Surat suara yang telah ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan. c. Tidak terdapat coretan atau tanda yang menunjukkan identitas pemilih. d. Memakai alat coblos yang telah disediakan panitia. e. Mencoblos didalam kotak tanda gambar/ foto. Pasal 29 Calon yang berhak dipilih yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dinyatakan sebagai calon terpilih. BAB V III PENETAPAN DAN PENGESAHAN CALON TERPILIH Pasal 30 1. Setelah penghitungan suara selesai, pelaksana pemilihan membuat Berita Acara pemilihan dan mengumumkan hasil pemilihan calon terpilih serta menyatakan sahnya pelaksanaan pemilihan. 2. Setelah selesai pelaksanaan pemilihan, Ketua Panitia Pemilihan menetapkan Calon Kepala Dusun terpilih dan mengajukan kepada Kepala Desa dengan dilengkapi Berita Acara pemilihan untuk mendapat pengesahan.

- 10-3. Calon Kepala Dusun terpilih sebagaimana dimaksud ayat 2 disahkan oleh Kepala Desa dengan menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang pengesahan Calon Kepala Dusun terpilih menjadi Kepala Dusun terpilih. Pasal 31 1. Apabila terdapat lebih dari satu orang calon yang berhak dipilih mendapatkan jumlah dukungan suara terbanyak sebagaimana dimaksud pasal 26 dengan jumlah yang sama, maka dilaksanakan pemilihan ulang hanya terhadap calon-calon yang berhak dipilih dengan perolehan suara terbanyak yang sama. 2. Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud ayat 1 dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari sejak penandatanganan Berita Acara Pemilihan. 3. Dalam hal Pemilihan Ulang sebagaimana dimaksud ayat 2 hasil tetap sama, Kepala Desa menetapkan Penjabat Kepala Dusun selama-lamanya 1 tahun 4. Kepala Dusun yang dimaksud ayat 3 diangkat dari Perangkat Desa. Pasal 32 1. Pelantikan Kepala Dusun dilaksanakan pada akhir masa jabatan Kepala Dusun yang bersangkutan dan sekaligus ditetapkan sebagai tanggal pelantikan. 2. Kepala Dusun dilantik dan diambil sumpahnya oleh Kepala Desa. 3. Kepala Dusun mulai melaksanakan tugas sejak dilantik. Pasal 33 Apabila pelaksanaan pelantikan Kepala Dusun jatuh pada hari libur, maka pelantikan dilaksanakan sehari sebelumhari libur. Pasal 34 Pelantikan Kepala Dusun yang tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda selama-lamanya 3 bulan sejak tanggal berakhirnya masa jabatan, Kepala Dusun terdahulu tetap melaksanakan tugasnya selama masa penundaan tersebut.

- 11 - BAB IX MEKANISME PENCALONAN DAN PENGANGKATAN SEKRETARIS DAN KEPALA URUSAN DESA Pasal 35 1. Kepala Desa memberikan kesempatan kepada masyarakat/warga Desa Tegak untuk melamar menjadi calon sekretaris Desa dan atau Kepala Urusan dengan kriteria sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung No 8 Tahun 2002. 2. Kepala Desa membentuk panitia atau tim penguji. 3. Kepala Desa mengajukan calon sekretaris desa dan atau Kepala Urusan kepada Badan Perwakilan Desa terhadap calon yang memperoleh nilai tertinggidari hasil tes. Diadakan uji ulang bagi yang memperoleh nilai tertinggi yang sama. BAB X MEKANISME PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Pasal 36 1. Apabila Sekretaris Desa atau Kepala Urusan yang berhenti karena meninggal dunia atau mengajukan permohonan berhenti, maka Kepala Desa segera mengajukan calon pengganti kepada Badan Perwakilan Desa. 2. Apabila Sekretaris Desa atau Kepala Urusan yang berhenti karena meninggal dunia atau mengajukan permohonan berhenti, Kepala Desa segera membentuk patau tim penguji. Pasal 37 1. Perangkat Desa yang berhenti atas permintaan sendiri, proses pemberhentiannya ditetapkan dengan keputusan Kepla Desa setelah mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa. 2. Perangkat Desa yang diberhentikan oleh Kepala Desa berdasarkan ketentuan pasal 10 ayat 1 huruf e, f, g, h dan I Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung No 8 Tahun 2002, selain harus mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa pemberhentian tersebut harus didukung oleh Putusan Pengadilan yang telak memiliki kekuatan hukum tetap. 3. Berdasarkan keputusan pemberhentian tersebut, Kepala Desa segera melaksanakan proses pergantian Perangkat Desa yang berhenti atau diberhentikan sesuai dengan ketentuan pasal 35 Peraturan Desa ini.

- 12 - BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur melalui Keputusan Kepala Desa. Pasal 39 1. Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan; 2. Perangkat Desa yang ada pada saat mulai berlakunya peraturan Desa ini tetap melaksanakan tugasnya dengan mengikuti ketentuan ketentuan dalam peraturan Desa ini. Ditetapkan di Desa Tegak Pada tanggal : 29Juli 2004 KEPALA DESA TEGAK, I PUTU MERTANA, SE.