BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pelaksanaan (supervisi) kepala madrasah. berasal dari kata super dan visi yang mengandung arti melihat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada

PENINGKATAN KINERJA KONSELOR MELALUI PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN PADA SMA NEGERI 1 MAKMUR KABUPATEN BIREUEN

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran. ini yaitu bagaimana teknik dan metode yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

INSTRUMEN PENILAIAN MAGANG I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI KALONGAN 02, DESA KALONGAN, KECAMATAN UNGARAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

KEGIATAN ADMINISTRATOR

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan

formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan masyarakat, dan

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

VERBATIM. Wawancara Supervisi Akademik di SD Negeri Candisari 1 Mranggen Demak 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Pedoman wawancara. Judul penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

BAB II LANDASAN TEORI. A. Upaya Kepala Madrasah dan Mutu Pendidikan. seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian upaya adalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DAN PEGAWAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 015 SAMARINDA

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA TK di KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai satuan pendidikan dikatakan efektif apabila kepala sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD NEGERI 462 MENTANG MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN INSTRUMEN VALIDASI DESAIN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan fokus penelitian, paparan data, dan analisis data, maka hasil. penelitian dapat dirumuskan dalam simpulan berikut ini:

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berhenti ketika nyawa sudah tidak ada lagi di dalam raga manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Transkripsi:

59 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran Kepala sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena berjalan atau tidaknya suatu sekolah dalam aktivitas pendidikan dan pembelajaran sangat tergantung kepada kepala sekolah dalam mengatur dan membimbing para guru dan bawahannya. Dalam suatu lembaga pendidikan kepala sekolah merupakan pimpinan puncak yang harus mampu menguasai seluruh personalia untuk digerakan dalam pencapaian tujuan dan kepala sekolah juga harus menguasai sifat kepemimpinan yang baik sehingga dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai tujuan yang telah diinginkan. Dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya ditentukan oleh tingkatnya, kepala sekolah juga merupakan personil sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan di SMP Negeri 53 Palembang yang dipimpin oleh Anna Sarmida, S.Pd, M.Si, beliau telah 3 tahun menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah negeri yang berakreditasi B (Baik) ini. Pada pelaksanaan pengawasan pembelajaran kepala sekolah melakukan pengawasan kepada guru, tak hanya guru sebagai wali kelas namun guru mata pelajaran juga. Dilaksanakannya

60 pengawasan ini kepala sekolah dibantu dengan wakil kepala sekolah dan beberapa guru yang bersangkutan, pelaksanaannya dilakukan sesuai jadwal pengawasan yang telah di rencanakan, dalam jadwal telah di jelaskan keterangan waktu, kelas dan guru yang akan di awasi. Ibu Anna Sarmida menjelaskan aspek-aspek kegiatan yang perlu diawasi ada beberapa yakni : apakah tujuan pelajaran dapat dicapai pada hari ini, apakah guru memperhatikan dan menolong anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, sampai di mana keterampilan guru dalam mengorganisasikan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan, apakah siswa aktif dalam proses belajar. Bentuk pelaksanaan pengawasan pendidikan telah banyak dilaksanakan oleh kepala sekolah. Ada teknik langsung dan tidak langsung. Teori menurut Ngalim Purwanto dalam pada teknik langsung terdapat teknik kunjungan kelas, teknik ini dibedakan menjadi 3 macam yakni: a. Kunjungan dengan memberitahukan terlebih dahulu b. Kunjungan tanpa diberitahukan lebih dahulu c. Kunjungan atas undangan guru. 1 Dari observasi dan wawancara yang didapat peneliti di SMP Negeri 53 menggunakan teknik kunjungan kelas tanpa diberitahukan lebih dahulu. Dengan kunjungan ini kepala sekolah sebagai pengawas melakukan observasi kelas saat kegiatan pembelajaran / Kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Kunjungan kelas adalah pengawasan oleh kepala sekolah dalam rangka mengamati pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam 1 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 97

61 rangka membantu guru. Dalam pelaksanaan kunjungan ini kepala sekolah melibatkan wakil kepala sekolah dan beberapa guru untuk membantu pengawasan. Menurut keterangan yang diberikan oleh Ibu Anna Sarmida selaku kepala Sekolah bahwa : untuk memulai pelaksanaan tersebut, kepala sekolah melakukan kegiatan kunjungan atau observasi kelas kepada guru-guru. Kunjungan seorang supervisor/ kepala sekolah merupakan suatu bentuk pelaksanaan pengawasan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan kunjungan atau observasi kelas ini seorang guru akan lebih bersemangat karena sudah dianggap mampu dalam proses pembelajaran. 2 Ibu Anna Sarmida yakni kepala sekolah SMP Negeri 53 menjelaskan: Tujuan kunjungan kelas ini adalah untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah guru di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, pengawas akan membantu permasalahan yang dialaminya. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan tanpa memberitahuan terlebih dahulu, kunjungan ini dilakukan 1 semester 2 kali jadi dalam setahun 4 kali pelaksanaan pengawasan langsung. 3 Melanjutkan penjelasannya, Ibu Anna Sarmida mengungkapkan bahwa : kunjungan atau observasi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan suatu penghargaan secara tidak langsung, melalui kunjungan ini, kepala sekolah dapat 2 Anna Sarmida, Wawancara, tanggal 22 September 2015 3 Ibid., tanggal 22 September 2015

62 mengetahui apa kelebihan dan kekurangan seorang guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, hasil dari kunjungan tersebut bisa dipergunakan dan dianalisis oleh kepala sekolah bersama guru dalam rangka menyusun suatu program yang cocok untuk mempebaiki kondisi pembelajaran yang ada. 4 Pada teori Sutisna dalam Syaiful mengemukakan, teknik pengawasan yang dipandang bermanfaat yaitu: Kunjungan kelas, kunjungan kelas sering disebut kunjungan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah (atau pengawas) adalah yang paling efektif untuk mengamati guru bekerja, alat, metode, dan teknik mengajar tertentu yang dipakainya, dan untuk mempelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan murid. 5 Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Misalkan : a. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru. b. Menggunakan instrument observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif. c. Terjadi interaksi antara Pengawas dan yang diawasi sehingga menimbulkan sikap saling pengertian. d. Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar. e. Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut. 4 Ibid., tanggal 22 September 2015 5 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2006) hal. 236

63 Dan menurut penulis dasri hasil wawancara dan observasi dengan kepala sekolah Ibu Anna Sarmida pelaksanaan pengawasan dengan teknik kunjungan kelas yang dilakukan di SMP Negeri 53 ini telah termasuk dalam kriteria kunjungan kelas terbaik karena pada umumnya teknik ini mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru yang telah sesuai pula dengan teori penjelasan tentang kunjungan kelas yaitu sebuah pengawasan oleh kepala sekolah dalam rangka mengamati pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka membantu guru. Dalam observasi dan wawancara kepala Sekolah SMP Negeri 53 Palembang dalam pelaksanaan pengawasan bekerja menurut proses yang teratur yaitu perencanaan, pelaksanaan, penganalisisan, kesimpulan dan penilaian. Diklarisifikasikan sebagai berikut : 1. Perencanaan, dilakukan bersama-sama secara demokratis oleh kepala sekolah dengan guru yang terlibat pada pelaksanaan pengawasaan, berdasarkan kesulitan-kesulitan yang telah dialami bersama, apa yang akan diobservasi, jadwal pengawasan yang sebaik-baiknya. 2. Pelaksanaan, observasi dilakukan se-informal mungkin dengan selalu memperhatikan prestise guru dalam kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak banyak interufsi, dan hanya demokrasi jika diminta. 3. Penganalisisan, dilakukan sesudah observasi. Observasi bersama-sama kepala sekolah dan guru yang di observasi, ditempat yang aman dan tentram, untuk

64 membicarakan hasil-hasil observasi itu mencari segi-segi kelebihan dan kekurangan. 4. Penilaian, penilaian terakhir dilakukan juga secara kooperatif, dengan disadari dan disetujui sepenuhnya oleh yang bersangkutan, tidak boleh merupakan pendapat pihak lain. 6 Selanjutnya, Ibu Syaripah guru mata pelajaran IPA memberikan tanggapan bahwa : saya merespon baik dengan adanya pengawasan dari kepala sekolah, dengan ini kegiatan pembelajaran berjalan semakin sesuai dengan keefektifan pembelajaran 7 Pada penjelasan ini bahwa beliau menyukai adanya pengawasan yang dilakukan kepala sekolah karena dengan ini setiap tenaga pendidik dituntut untuk terus melakukan inovatif dan kreatifitas dalam mengajar agar kegiatan pembelajaran tidak timbul jenuh untuk siswa. Setelah melakukan kunjungan atau observasi kelas, sebagai seorang kepala sekolah harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam memajukan dan kemampuan kepemimpinannya melalui pengawas pendidikan. Yakni melakukan percakapan pribadi atau pembicaraan individual. Ibu Juniah selaku guru mata pelajaran IPS dan wali kelas sewaktu ditemui di ruang guru SMP Negeri 53 Palembang menjelaskan : 6 Daryanto, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 17. 7 Syaripah, Wawancara, tanggal 28 September 2015

65 setelah dilaksanakannya kunjungan atau observasi kelas, proses dalam rangka menyusun suatu program yang cocok untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada. Dalam kunjungan tersebut kemudian dilaksanakan pembicaraan individual. Pembicaraan individual merupakan percakapan pribadi antara kepala sekolah dengan guru. Hal ini pada umumnya merupakan rangkaian dari kegiatan kunjungan kelas, namun pembicaraan individual bisa pula dilakukan seandainya guru memerlukan bantuan pengawas. 8 Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pembicaraan individual yang dilaksanakan dalam pengawasan kegiatan pembelajaran. Peneliti mengklasifikasikan data-data yang diberikan oleh informan tentang keefektifan pembicaraan individual yaitu selaku kepala sekolah jangan memborong pembicaran, sebelum membicarakan segi-segi negatif (kelemahan-kelemahan) guru, mulailah membicarakan segi-segi positif (kelebihan-kelebihan) guru, ciptakan situasi dan kondisi yang membuat guru mau dan berani menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaanya sendiri dan kepala sekolah memposisiskan dirinya sebagai kolega bukan sebagai atasan guru. Demikian proses pembicaraan individual yang dilakukan kepala sekolah guna memperbaiki proses belajar mengajar agar lebih baik dari sebelumnya. Pembicaraan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara Pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan masalah yang dihadapi; (2) 8 Juniah, Wawancara, 28 September 2015.

66 mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; (3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri; dan (4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan. 9 Disamping itu, pembicaraan individual dapat dikatategorikan interaksi langsung antara guru dan kepala sekolah. Di dalam interaksi tersebut, seorang guru diberikan kebebasan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan dalam meningkatkan keprofesionalannya sebagai seorang guru dalam mengajar dan sebagainya. Melalui pembicaraan individual ini, kepala sekolah akan merasa mudah untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi seorang guru jika seorang guru mengalami masalah dalam kegiatan pembelajaran. Dan seorang guru pun akan merasa senang karena merasa tertolong dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi ketika mengajar dikelas. Jadi, pembicaraan individual merupakan suatu teknik untuk memperbaiki jika ada kekurangan yang dihadapi guru. Menurut hemat penulis, selaku kepala sekolah itu sebaiknya jangan pernah sekali-kali membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting, melainkan membicarakan segi-segi positif guru dan ciptakan situasi dan kondisi yang dapat membuat guru ingin menganalisis dan mengevalusi hasil pekerjaannya. Di dalam pembicaraan individual ini, berbagai permasalahan harus dicarikan solusinya. Karena seorang supervisor harus cermat dan tanggap dalam menanggapi 9 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, ( Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 17

67 masalah yang dihadapi guru lebih-lebih dalam pengembangan profesinya. 10 Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pembicaraan individual ini pun rajin dilakukan oleh kepala sekolah tak hanya dalam keadaan formal dengan keadaan nonformal (diluar kegiatan pendidikan) pun terkadang lakukan oleh kepala sekolah. Teknik selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah di SMP Negeri 53 yakni rapat. Data mengenai rapat sebagian besar peneliti dapatkan berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan informan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Anna Sarmida, rapat yang dimaksud adalah rapat yang diselenggarakan oleh kepala sekolah untuk membahas masalah-masalah yang menyangkut usaha perbaikan kedisiplinan guru dan staf umumnya untuk peningkatkan tentang kemajuan keadaan sekolah. Rapat merupakan salah satu teknik pengawasan untuk memperbaiki situasi pembelajaran. Perkumpulan yang dilaksanakan oleh semua dewan guru yang dikomandoi dibawah pimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, rapat juga biasanya dilaksanakan dalam hal membicarakan sesuatu yang mendadak ruang lingkup pembinaan pada khususnya. 11 Mengenai rapat guru Ibu Anna Sarmida menjelaskan : Rapat dalam penyelenggaraanya bisa mengambil beberapa bentuk pertemuan seperti, diskusi, kelompok studi, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk bersama- 10 Anna Sarmida, Wawancara, tanggal 22 September 2015 11 Sri Banun Muslim, Op. Cit., hal, 19

68 sama membicarakan dan menilai masalah-masalah tentang pendidikan dan pengajaran. 12 Pak M. Syaiful selaku guru mata pelajaran Seni Budaya juga memberikan respon bahwa : kepala sekolah juga melakukan pengawasan secara tidak langsung mencakup tentang kedisiplinan guru, apakah guru yang mengajar di jam pertama datang terlambat, misalkan kenapa kelas VII 1 ribut sekali? pelajaran apa itu? siapa guru nya? apakah ada tugas?, pada saat itu kepala sekolah langsung menindaklanjuti dengan memeriksa jadwal pelajarannya dan mencari tahu kenpa gurunya belum masuk pada saat jam nya sedang berlangsung. selain itu kepala sekolah juga memberikan kreatifitas guru dalam mengajar namun tetap dalam standar prosesnya 13 Pada penjelasan ini Pak Syaiful mengatakan kepala sekolah tak hanya mengawasi namun memeriksa juga program kerja yang dimiliki setiap guru. Dalam hal mengawasi kepala sekolah slalu mengawasi kedisiplinan siswa bahkan bukan hanya siswa-siswi untuk para guru dan staf pun tetap dalam pengawasan kepala sekolah. Dan menurut observasi penenliti dalam rapat inilah biasanya kepala sekolah membahas tentang program-program pembelajaran yang harus dimiliki setiap guru. Pada SMP Negeri 53 Palembang pedoman kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan menggunakan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kegiatan pengawasan ini yang dilaksanakan 12 Ibid., tanggal 22 September 2015 13 M. Syaiful, Wawancara, tanggal 28 September 2015

69 oleh kepala sekolah SMP Negeri 53 Palembang merupakan salah satu bentuk keprihatinan kepala sekolah dalam menjaga nama baik lembaga, disamping itu dengan dilaksanakannya pengawasan tersebut. Guru-guru secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas mengajarnya sesuai dengan kemampuan bidangnya dan staf meningkatkan kinerjanya. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran Berdasarkan data hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor yang dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan dalam kegiatan pembelajaran yakni 1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu berada di kota besar, di kota kecil atau di pelosok. Pada wawancara dan observasi yang didapat peneliti keadaan sekolah berada cukup jauh dari pusat kota, sekolah ini berada dalam komplek perumahan masyarakat, jadi untuk keadaan masyarakatnya disini sangat berpengaruh pada kegiatan lembaga pendidikan ini. 14 2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan sekolah yang besar, memiliki halaman dan sebaliknya. Menurut pendapat Pak M. Syaiful selaku guru dan sebagai waka sarana prasarana, sekolah ini cukup besar dan mencukupi untuk fasilitas pembelajaran, sekolahan ini sudah memiliki lapangan upacara dan 14 Observasi, tanggal 15 September 2015

70 lapangan olah raga sendiri, miliki beberapa lab yakni lab IPA dan lab Komputer. 15 3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD, SMP atau SMU, jumlah murid, semuanya itu memerlukan sikap dan sifat pengawasan. Jenis sekolah ini yakni Sekolah Menengah Pertama dengan akreditasi B (Baik), Jumlah murid selalu meningkat setiap tahunnya, ada murid baru pindahan atau pun pada saat penerimaan siswa baru. 16 4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwewenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat, kemampuan dan sebagainya. Untuk jumlah guru ada 4 orang guru honor dan 42 guru tetap di sekolahan ini. 17 5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya. Adapun faktor penghambat yang didapatkan pada saat pelaksanaan pengawasan dari kepala sekolah yakni apa bila adanya tenaga pendidik atau staf yang 15 M. Syaiful, Wawancara,tanggal 28 September 2015 16 Sakirin, Wawancara, tanggal 28 September 2015 17 Riyadi, Wawancara, tanggal 22 September 2015

71 melawan atau pun tidak mengikuti saran dari kepala sekolah, namun hal ini tidak pernah terjadi, kalau pun terjadi kepala sekolah akan memberikan sanksi teguran apa bila tenaga pendidik atau staf yang melanggar aturan. 18 18 Riyadi, Wawancara, tanggal 22 September 2015