PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN SUMBERBENING 1 KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI OBSERVASI LINGKUNGAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PS3 SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH I BLITAR TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Isnanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: puisi, teknik peta pasang kata, mengembangkan ide

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGESTI IMAJINATIF PADA KELAS V SDN 001 SALO. Putri Hana Pebriana 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam berbagai kesempatan. Dari observasi yang dilakukan penulis. bagian yang paling tinggi tingkat kesulitannya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN UNSUR INTRINSIK PUISI DAN MINAT MENULIS PUISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LAGU DENGAN METODE SUGESTI IMAJINASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 GOMBONG TAHUN PELAJARAN

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA MELALUI METODE COPY THE MASTER KELAS IV SD NEGERI CEPOKO 1 NGRAMBE NGAWI

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE OBSERVASI. Mustakip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI METODE TERBIMBING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PILANGKENCENG 01 MADIUN

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

Siti Alfiah SD Negeri 5 Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

NASKAH PUBLIKASI ARUM DEWI MARTHANTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Mochammad Bayu Firmansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

Oleh Dian Surya Ningsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN SUMBERBENING 1 KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI OBSERVASI LINGKUNGAN Pradistya Arifah Dwiarno 1) 1) STKIP Modern Ngawi Email: 1) pradistyaarifa@yahoo.co.id. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Sumberbening 1 Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Hal tersebut dilakukan karena siswa kelas tersebut sangat kurang dalam hal menulis puisi terutama dalam hal judul, isi, dan diksi. Padahal kemampuan menulis terutama menulis puisi harus dimiliki sejak pendidikan dasar. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu menjadi 2 tahap. Sedangkan tempat penelitian bersifat terikat karena harus dilakukan di sekolah yang bersangkutan. Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil penilaian dari kegiatan pembelajaran selama 2 siklus. Setelah penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, diperoleh hasil peningkatan dalam hasil belajar. Hasil pada siklus I belum mencapai batas minimal nilai. Barulah setelah siklus II peningkatan hasil belajar terlihat, yaitu dari sisi judul, isi, dan diksi. Siswapun lebih antusias jika menulis puisi dengan strategi observasi lingkungan. Kata Kunci: Menulis Puisi, Observasi Lingkungan PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia tidak dapat terlepas dari empat ketrampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ketrampilan tersebut wajib dimiliki dan dikuasai oleh seorang siswa sejak berada di tingkat pendidikan dasar. Melalui ketrampilan berbahasa itulah seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Pada tingkat dasarlah siswa mampu menguasai ketrampilan berbahasa tersbut, karena pada fase itulah seorang anak mudah untuk diarahkan dan dibentuk. Menulis adalah ketrampilan yag harus dikuasai oleh siswa terutama pada tingkat sekolah dasar. Lewat tulisanlah sesorang bisa mengungkapkan segala perasaan dan ide-ide pikirannya. Tarigan (2008 :3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Sesuai pendapat Tarigan menulis adalah alat komunikasi, kegiatan produktif dan ekspresif. Melalui kegiatan menulislah seorang siswa dapat mengkomunikasikan dan mengekspresikan perasaan, dan tentu digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang positif. Salah satu ketrampilan menulis yang harus dimiliki siswa sejak jenjang SD adalah menulis puisi. Karena puisilah karya sastra yang paling sederhana yang paling memungkinkan untuk anak SD. Melalui menulis puisi seorang anak bisa mengungkapkan perasaan dengan bahasabahasa yang indah. Tentunya hasil yang baik diperoleh lewat proses yang baik pula. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada siswa kelas V SDN Sumberbening 1. Pada proses pembelajaran menulis puisi. Terdapat banyak siswa yang kurang kreatifitas, siswa tersebut merasa bingung menentukan judul, isi puisi, serta menggunakan diksi dalam penulisan 158Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

puisinya. Jikapun siswa mampu memulai menulis, kata-kata yang ditulis terlihat kurang estetis atau indah, masih seperti karangan bebas. Permasalahan tersebut bukan berarti kesalahan terdapat pada siswa, mungkin guru salah dalam memilih metode ataupun strategi. Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan observasi lingkungan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Strategi ini diambil karena SDN Sumberbening 1 terletak di desa dan memiliki lingkungan yang begitu asri dan indah. Diharapkan dengan hal tersebut mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Sumberbening 1. KAJIAN TEORI Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis bukan hanya melakukan kegiatan menuliskan lambang bahasa di atas media tulis, tetapi lebih dari itu, menulis adalah kemampuan seseorang menyampaikan ide-ide dan pikiranpikirannya melalui tulisan, yang tentu saja haruslah melalui latihan agar menciptakan tulisan yang baik. Lado (dalam Depdiknas, 2009: 5) berpendapat bahwa menulis adalah meletakkan simbul grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca simbul grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. Sementara itu menulis terdiri dari beberapa tahap, yakni pra menulis, tahap pengedrafan/ pemburaman, tahap perevisian/ perbaikan, tahap penyuntingan/ pengeditan, dan tahap pemublikasian/ penyajian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menuliskan lambang-lambang bahasa. Lambang-lambang tersebut memiliki makna, dan merupakan ide atau isi perasaan seseorang. Kegiatan menulis juga terdiri dari beberapa tahap yakni tahap, yakni tahap pra menulis, tahap pengedrafan/ pemburaman, tahap perevisian/ perbaikan, tahap penyuntingan/ pengeditan, dan tahap pemublikasian/ penyajian. Menurut Reeves (dalam Herman J. Waluyo, 2008: 25) puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih banyak kemungkinan makna. Puisi merupakan pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya ; yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya (Sayuti, dalam Sukino, 2010: 113). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif. Puisi juga memiliki bahasa-bahasa yang indah dan konotatif, karena itulah puisi dapat memungkinkan memiliki banyak makna. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas PTK.Rancangan ini dipilih karena permasalahan yang ada.penelitian dilaksanakan pada konteks alamiah, yakni mengkaji permasalahan faktual dalam pelajaran. Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Suyanto (2000:5) yang menyatakan bahwa peneltian tindakan kelas memiliki ciri-ciri: (1) dilaksanakan oleh guru, (2) berangkat dari masalah 159Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

faktual yang ada dalam pembelajaran, (3) adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menentukan langkah-langkah dan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran yang akan dijalankan oleh guru agar tujuan meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui strategi observasi lingkungan dapat tercapai. Tempat penelitian bersifat terikat, karena bertempat di lokasi penelitian dan observasi, yakni di kelas V SDN Sumberbening 1, kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi. Lokasi ini dipilih untuk lokasi penelitian karena memiliki alam yang indah dan dinilai sesuai dengan strategi observasi lingkungan. Sementara itu waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan, yakni bulan Januari sampai Februari 2016 tahap penelitian di kelas dan bulan Maret sampai Juni 2016 tahap penulisan. Subjek penelitian dalam penelitan ini adalah siswa kelas V SDN Sumberbening 1. Pemilihan subjek penelitian didasarkan oleh masalah yang terjadi pada siswa kelas tersebut. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Secara berkesinambungan peneliti mengamati, mencatat, merefleksi, dan mempelajari secara mendalam seluruh rangkaian pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian pembelajaran menulis puisi melalui strategi observasi lingkungan seperti rencana awal. Untuk memperlancar kegiatan penelitian, peneliti mempersiapakan instrumen pendamping lainnya, yaitu (a) silabus, (b) RPP, (c) lembar pengamatan awal, (d) lembar observasi, (e) lembar refleksi, dan (f) lembar penilaian. Instrumen pendamping digunakan agar langkah-langkah penelitian berjalan sesuai yang sudah direncanakan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: (a) tahap persiapan, (b) tahap pengenalan keterampilan menulis puisi kepada siswa kelas V SDN Sumberbening 1, (c) tahap penyusunan rencana tindakan, (d) implementasi tindakan, (e) tahap pengamatan, dan (f) tahap penilaian dan refleksi. Sutopo (20 02: 49) menyatakan bahwa sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dalam informasi yang diperoleh. Data hasil diperoleh dari setiap tahap atau langkah menulis puisi. Data tersebut dapat diamati dari catatan siswa yang terdiri dari: (1) tahap pramenulis puisi, (2) tahap menulis puisi, (3) tahap pascamenulis puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Siklus 1 Perencanaan tindakan dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan metode observasi lingkungan pada siklus I ini disusun sebelum tindakan dilakukan. Semua perangkat pembelajaran disusun dengan menyesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungan belajar siswa. Langkah pembelajaran dalam pembelajaran menulis puisi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pra menulis, pemburaman, perbaikan, dan pemubikasian. Rencana tahap pra menulis, pemburaman, perbaikan, dan pemubikasian, dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Sedangkan rencana tahap perbaikan, dan pemublikasian juga dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat (a) memilih objek pengamatan dan menentukan hal-hal yang diamati, (b) menemukan ide, (c) mendeskripsikan objek observasi lingkungan, (d) menentukan jenis puisi. Perencanaan tindakan pada tahap penulisan diterapkan adalah siswa dapat (a) menulis puisi sesuai ide yang telah ditentukan, (b) merevisi puisi, (c) 1Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

menuliskan puisi hasil revisi. Perencanaan pada tahap penyajian adalah siswa dapat (a) memberikan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi, (b) membacakan puisi di depan guru dan siswa lain, (c) memajang puisi di mading kelas dan, (d) memberikan tanggapan terhadap puisi yang telah dipajang. Tahap setelah pembelajaran adalah penilaian. Pada tahap penilaian ini ditentukan kriteria dan batas minimal untuk menentukan langkah berikutnya. Judul yang di temukan, isi puisi, dan pemilihan diksi yang digunakan dalam penulisan puisi merupakan hal-hal yang menjadi perhatian khusus dalam penilaian menulis puisi. Dengan memberikan kreteria penilaian, jika dalam penilaian siswa mencapai 75% dari nilai ratarata kelas, maka pembelajaran menulis puisi telah tuntas. Tetapi jika belum mencapai 75% dari skor/nilai, maka perlu adanya pengulangan dan penerapan strategi observasi lingkungan dalam pembelajaran, menulis puisi. Dengan kata lain harus melaksanakan siklus II sebagai rangkaian tindakan kelas. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan sesuai tahap-tahap yang sudah ditentukan diperoleh nilai hasil kerja siswa sebagai berikut: No. Siswa Skor/Nilai Jumlah Judul Isi Diksi 1. A.1 20 15 10 2. A.2 25 20 20 65 3. A.3 20 15 15 50 4. A.4 20 15-35 5. A.5 25 15 20 6. A.6 20-10 30 7. A.7 15 25 20 8. A.8 15 20 25 9. A.9 25 10 15 50 10. A.10 15 20 25 11. A.11 25 20 20 65 12. A.12 10 25 12 47 13. A.13 15 20 13 48 14. A.14 20 25 15 15. A.15 15 10 20 16. A.16 20 15 10 17. A.17 20 25 20 65 18. A.18 10 10 10 30 19. A.19 15 15 15 20. A.20 15 10 20 JUMLAH 365 330 315 1010 Rata-rata dalam prosen (%) 73 66 63 67.3 Dari paparan nilai di atas tampak bahwa kemampuan siswa setelah siklus I dilaksanakan masih kurang atau masih di bawah kriteria nilai minimal yakni di bawah 75%. Secara lebih rinci kelemahan siswa terdapat pada bagian diksi yaitu ratarata diksi hanya mencapai 63%. Kemudian bagian isi puisi dari keseluruhan rata-rata nilai siswa hanya mencapai 66% dari nilai total maksimal. Sementara itu untuk bagian judul nilai rata-rata siswa lebih yakni 73%. Secara lebih rinci masih ada siswa yang sama sekali tidak terdapat diksi di dalam puisi yang ditulisnya. Sementara itu untuk bagian isi, juga masih ada siswa yang masih bingung dengan isi puisi. Puisi yang siswa tulis tidak memiliki ide pokok yang jelas. Sementara untuk bagian judul, semua siswa sudah mampu membuat judul yang layak untuk judul sebuah puisi. Dari hasil nilai pada siklus I, maka untuk menindak lanjuti guna meningkatkan kemampuan menulis puisi kelas V SDN Sumberberning 1 harus dilakukan tindakan siklus II. Refleksi dilakukan setelah tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif bersama guru kelas. Selain itu kegiatan ini juga dilakukan dengan memperhatikan tanggapan dan 161Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

jawaban dari siswa pada saat kegiatan wawancara di akhir kegiatan siklus I. Refleksi diarahkan pada perencanaan, pelaksanaan, dan hasil tindakan baik yang berupa proses maupun produk. 2. Hasil Penelitian siklus 2 Pada bagian ini disajikan hasil penelitian yang terdiri atas (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan pada tahap tahap pra menulis, tahap pengedrafan/pemburaman, tahap perevisian/perbaikan, tahap pemublikasian, (c) hasil tindakan yang berupa proses pada tahap-tahap pra menulis, pengedrafan/pemburaman, perevisian/perbaikan, sampai tahap pemublikasian, (d) hasil tindakan yang berupa produk pada tahap pra menulis, pengedrafan/pemburaman, perevisian/perbaikan, sampai tahap pemublikasian, dan (e) refleksi. Berdasarkan refleksi pada siklus I, perencanaan pembelajaran disempurnakan dengan mengatur alokasi waktu dengan lebih terinci dan jelas. Perencanaan tindakan disajikan dalam waktu 2 x (2 x 35 menit). Pada perencanaan tindakan siklus II masih mengacu pada siklus I yaitu (a) penemuan ide, (b) penulisan puisi, dan, (c) penyajian puisi. Setelah proses pembelajaran siklus II dilaksanakan sesuai tahaptahap yang sudah ditentukan diperoleh nilai hasil kerja siswa sebagai berikut: No. Siswa Skor/Nilai Jumlah Judul Isi Diksi 1. A.1 20 20 15 55 2. A.2 25 25 20 70 3. A.3 25 20 25 65 4. A.4 20 15 20 55 5. A.5 25 20 20 65 6. A.6 20 20 15 55 7. A.7 25 20 20 65 8. A.8 20 20 20 9. A.9 25 20 20 65 10. A.10 25 20 20 65 11. A.11 20 15 20 55 12. A.12 20 20 20 13. A.13 20 15 20 55 14. A.14 25 20 15 15. A.15 20 20 20 16. A.16 20 15 20 55 17. A.17 20 15 20 55 18. A.18 25 20 15 19. A.19 25 25 20 70 20. A.20 20 20 15 55 JUMLAH 425 410 400 1235 Rata-rata dalam prosen (%) 85 82 80 82.3 Dari daftar nilai di atas terlihat kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan setelah melalui strategi observasi lingkungan. Hal itu terjadi pada semua aspek penilaian, baik dari judul, isi, dan diksi. Total nilai judul pada siklus I yakni 365 (73%) naik setelah siklus II, yaitu 425 (8 5%). Total nilai isi pada siklus I yakni 330 (66%) naik setelah siklus II, yaitu 410 (82%). Total nilai diksi pada siklus I yakni 315 (63%) naik setelah siklus II, yaitu 400 (80%). Sedangkan ratarata nilai setelah siklus I hanya 67,3%, naik menjadi 82,3% setelah siklus II dilaksanakan. Dari hasil tersebut di atas maka terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Sumberbening 1 melalui strategi observasi lingkungan. Dengan strategi tersebut maka siswa akan semakin mudah menulis karena mereka tidak hanya membayangkan namun benarbenar bersentuhan dengan apa yang akan mereka tulis. Hal tersebut sesuai dengan Nurhadi (2001: 1) yang menyatakan bahwa sebaiknya guru mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapanya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 162Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

SIMPULAN Dari penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Sumberbening 1 Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Melalui Strategi Observasi Lingkungan, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang direncanakan dengan baik dan terus menerus dan diulang ternyata membuahkan hasil yang baik. Hal ini terbukti dari pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Sumberbening 1 melalui strategi observasi lingkungan. Peningkatan terjadi setelah pembelajaran diulang melalui 2 siklus. Peningkatan terjadi di semua aspek yang dinilai, judul, isi, dan diksi. Dalam proses pembelajaran siswa lebih antusias. Siswa juga terlihat lebih mudah dalam menuliskan puisi. Hal itu terjadi karena mereka langsung bersentuhan dengan apa yang siswa tulis, bukan hanya berpikir dalam angan-angan dan benak siswa. Waluyo, J.Herman. 2008. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Widya Sari Press. REFERENSI Depdiknas. 2009. Kurikulum 2004. Jakarta. Pusat Kurikulum. Nurhadi dkk. 2005.Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tarigan, Henry Guntur. 2008.Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sukino. 2010. Menulis itu Mudah. Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta: Pustaka popular LK is. Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000.Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium III. Yogjakarta: Adi Cita. 163Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016

164Widyabastra, Volume 04, Nomor 2, Des 2016