PENGARUH KETEBALAN CORE MELINTANG PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING

dokumen-dokumen yang mirip
REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT KELAPA BERMATRIK EPOXY DAN GYPSUM

PENINGKATAN KEKUATAN BENDING PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID DENGAN CORE KAYU PINUS

Rekayasa dan Manufaktur Komposit Sandwich...

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH BERPENGUAT SERAT KENAF DAN SERAT GELAS DENGAN CORE KAYU PINUS

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMIE DENGAN CORE SEKAM PADI

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

PENGARUH SIKLUS THERMAL PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE SEKAM PADI UNTUK PANEL OTOMOTIF

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC

KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PATI ONGGOK SANDWICH DENGAN CORE SERAT ACAK DARI BAHAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN MATRIK RESIN

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limbah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT KENAF DAN SERAT RAYON BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN IMPAK

REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL

KOMPOSIT CORE HYBRID BERPENGUAT SERBUK KAYU JATI DAN MAHONI BERMATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

BAB VI DEFLEKSI BALOK

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kayu. Selain harganya yang murah, komposit juga memiliki. mempunyai kekuatan yang bisa disesuaikan kebutuhan.

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

Pengaruh Perbandingan Volume Serat Sabut Kelapa Dengan Matrik Polyester Terhadap Kekuatan Mekanis Material Komposit

Djati Hery Setyawan D

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB V PENUTUP. dengan ukuran sebaghai berikut: Dimensi press mold panjang 100 cm, lebar

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT EPOXY DENGAN PENGUATAN SERAT NILON

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN

Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Core Berpenguat Serat Sabut Kelapa Bermatrik Serbuk Gypsum Dengan Fraksi Volume Serat 20%, 30%, 40%, 50%

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Pengaruh Perlakuan Alkali Pada Serat Agave dan Ketebalan Inti Terhadap Kekuatan Bending dan Impak Komposit Sandwich Serat Agave-Polyester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

Pengaruh Variasi Fraksi Volume Filler Terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Sandwich Polyester Serat Kenaf Core Styrofoam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

PENGARUH RENDAMAN TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER RESIN-ARANG SEKAM PADI UNTUK MATERIAL BOARD PANEL.

PENGARUH VARIASI ADHESIVE TERHADAP KARAKTERISTIK KEKUATAN MEKANIK KOMPOSIT CANTULA 3D-UPRs DENGAN CORE HONEYCOMB KARDUS TIPE C-FLUTE

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sektor Industri Otomotif merupakan kegiatan yang. memanfaatkan kelebihan sumber daya alam lokal, yang diharapkan

Pengaruh Rendaman Terhadap Perubahan Sifat Mekanik Komposit Polyester Resin - Partikel Arang Sekam Padi

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ferriawan Yudhanto Dosen Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta (Politeknik UMY) Program Studi Teknik Mesin

ANALISA TEKNIS KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT DAUN NANAS DENGAN CORE SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT DITINJAU DARI KEKUATAN TEKUK DAN IMPAK

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

PENGARUH JUMLAH LAMINA TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE PELEPAH POHON PISANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH KETEBALAN CORE MELINTANG PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING Agus Hariyanto 1 1 Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Muhammadiyah Surakarta. E-mail : agus.hariyanto @Ums.a.id Astrak Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh ketealan ore terhadap peningkatan kekuatan ending komposit hirid sandwih erpenguat serat kenaf dan serat gelas ermatrix Polyester dengan ore kayu pinus pada posisi melintang. Pola kegagalannnya diamati dengan photo makro. Bahan utama penelitian adalah serat kenaf anyam dan serat E-Glass anyam, resin unsaturated polyester 157 BQTN, kayu pinus. Hardener yang digunakan adalah MEKPO dengan konsentrasi 1%. Komposit diuat dengan metode etak tekan hidrolis. Komposit sandwih tersusun terdiri dari dua skin (lamina komposit hirid) dengan ore ditengahnya pada posisi melintang. Lamina komposit hirid seagai skin terdiri dari eerapa lamina serat gelas anyam dan lamina serat kenaf. Fraksi volume serat komposit hirid seagai skin adalah 30%. Core yang digunakan adalah kayu pinus yang dipotong pada arah melintang. Core yang digunakan ada 4 maam variasi ketealan yaitu 5, 10, 15 dan 20 mm. Spesimen dan prosedur pengujian ending mengau pada standart ASTM C 393. Penampang patahan dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya. Hasil penelitian ini menunjukkan ahwa kemampuan menahan momen ending komposit sandwih meningkat seiring dengan penamahan ketealan ore melintang pada komposit hirid sandwih. Kekuatan ending komposit hirid sandwih meningkat seiring dengan penamahan ketealan pada ore melintang. Tegangan (kekuatan) ending komposit hirid sandwih memiliki harga yang paling optimum pada ketealan ore 5 mm. Tahapan pola kegagalan komposit sandwih adalah kegagalan tarik skin komposit sisi awah, kegagalan geser ore, delaminasi skin komposit sisi atas dengan ore, kegagalan skin komposit sisi atas. Kata Kuni: komposit hirid sandwih; kekuatan ending; ore melintan;, pola kegagalan Pendahuluan Serat alam telah dioa untuk menggeser pengunaan serat sintetis, seperti E-Glass, Kevlar-49, Caron/ Graphite, Silione Caride, Aluminium Oxide, dan Boron. Walaupun tak sepenuhnya menggeser, namun penggunaan serat alam menggantikan serat sintesis adalah seuah langkah ijak dalam menyelamatkan kelestarian lingkungan dari limah yang diuat dan keteratasan sumer daya alam yang tidak dapat diperaharui. Beragai jenis tanaman serat tumuh suur di Indonesia, seperti kenaf (hiisus anainus). Produksi serat kenaf dunia menduduki posisi menapai 970.000 ton/tahun. Di Indonesia, serat kenaf terseut iasanya hanya dipakai seagai ahan karung goni sehingga nilai ekonominya rendah. Ketersediaan kayu pinus (Pinus Merkusi) sangat erlimpah, namun nilai jualnya sangat murah. Sifat ringan kayu ini selaras dengan filosofi rekayasa ahan komposit, yaitu menghasilkan disain ringan. Keerhasilan aplikasi kayu ini seagai material ore pada rekayasa ahan komposit diharapkan dapat menggantikan penggunaan ahan ore sintetis impor dari luar negeri, seperti ore polyurethane foam (PUF) dan ore Divynil ell (PVC). Hal lain yang ironis adalah masuknya ore kayu alsa yang di import dari Australia. Padahal, Indonesia seagai negara tropis menghasilkan aneka kayu hasil hutan termasuk kayu alsa di Indonesia Timur dan kayu pinus di Pulau Jawa. Inovasi teknologi dengan memanfaatkan ahan alam merupakan langkah ijak menuju kemandirian angsa yang ertumpu sumer daya alam lokal. Salah satu solusi kreatif terhadap anyaknya material import yang masuk di Indonesia adalah memerdayakan material alam lokal yang ertumpu pada udaya riset yang erkelanjutan. Berdasarkan uraian terseut di atas, maka penggunaan serat kenaf dan kayu pinus seagai ahan komposit sandwih merupakan solusi kreatif untuk mendukung perkemangan teknologi komposit yang ramah lingkungan. Penelitian ini ertujuan untuk menyelidiki pengaruh ketealan ore melintang terhadap peningkatan kekuatan 335

ending komposit sandwih kominasi serat kenaf dan serat gelas (hirid) ermatrix Polyester dengan ore kayu pinus dan mengidentifikasi Pola kegagalannnya. Bahan dan Metoda Penelitian Bahan utama penelitian adalah serat E-glass anyam dengan massa jenis 2,42 gr/m 3, serat kenaf anyam dengan density 1,45 gr/m 3, ore kayu pinus, unsaturated poliester type 157 BQTN, hardener MEKPO dengan kadar 1%, dan adhesive epoxy resin dan epoxy hardener dengan rasio 1:1 dengan density 0,45 ml/m 2. Serat kenaf yang digunakan tanpa perlakuan. Pemuatan komposit sandwih dilakukan dengan metode press mold. Fraksi volume serat lamina komposit hirid ( skin) ditentukan 30%, yang dikontrol dengan ketealan komposit sandwih saat penetakan. Komposit sandwih tersusun dari dua lamina komposit hirid (skin) dengan ore kayu pinus di agian tengahnya. Lamina komposit hirid (skin) tersusun dari 3 lamina serat gelas anyam dan 2 lamina serat kenaf anyam. Serat kenaf yang digunakan tanpa perlakuan. Core kayu pinus diuat dengan pemotongan pada arah melintang (tegak lurus serat kayu). Ketealan ore divariasi 5, 10, 15, dan 20mm. Komposit sandwih yang sudah dietak dipotong-potong menjadi spesimen uji. Pengujian ending dilakukan dengan four point ending method, seperti ditunjukkan pada gamar 1. Spesimen dan metode pengujiannya mengau pada standar ASTM C 393. Penampang patahan spesimen uji dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya. L/4 L/2 L/4 d L = Span L total Gamar 1. Pengujian ending spesimen uji Persamaan yang digunakan untuk menghitung pengujian ending adalah ASTM C-393 : M max P L = 2 4 (1) = max M. z EI ( E + E ) D = EI = E f f t f 2 d 2 + E t 12 3 (2) (3) faing PL 4t( d + ) = (4) τ P ore ( d + ) = (5) 336

Hasil dan Pemahasan Analisis Kekuatan Bending Teal Core () mm Average Bending Moment (M) N.m Tael 1. Hasil pengujian ending komposit sandwih Komposit Sandwih Core Melintang Average Bending Strength ( ) MPa Average Faing Strength faing ( ) MPa Average Core Shear Strength τ ( ore ) MPa Average Flexural Rigidity; (D) N.m2 5 33,3 20 21 9 25,95 10 53,9 36 26 8 68,81 15 88 23 23 7 145,44 20 141 22 22 5 246 Komposit sandwih yang diperkuat serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus melintang (tegak lurus serat kayu) mampu menahan momen ending yang tinggi, seperti ditunjukkan pada tael. Momen ending meningkat seiring dengan penamahan ketealan ore, seperti ditunjukkan pada gamar 2. Dengan demikian, penamahan agian inti struktur sandwih menunjukkan seara signifikan peningkatan kemampuan menahan momen ending. Sifat material yang leih lunak ( ore kayu pinus) dan penamahan ketealan ore menyeakan memiliki kemampuan menahan momen ending yang leih tinggi. Selain itu, efek posisi ore kayu pinus pada arah melintang (tegak lurus serat kayu) desainnya dapat dientuk urva pada idang lengkung dalam konstruksi ruangan. Hal ini dapat diseakan oleh peruahan posisi ore melintang diandingkan dengan ore memujur (posisi longitudinal leih sulit dengan posisi lateral). Bila ditinjau dari segi kekuatan ending, kekuatan ending komposit sandwih optimum pada ketealan ore sekitar 10 mm seperti ditunjukkan pada gamar 3. Komposit sandwih yang diperkuat serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus melintang (tegak lurus serat kayu) memiliki tingkat kemampuan kemudahan dientuk ( forming) yang leih tinggi diandingkan dengan komposit sandwih yang diperkuat serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus memujur (sejajar serat kayu). Berdasarkan analisis yang dihitung dengan standar ASTM D 393, komposit sandwih yang diperkuat serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus melintang (tegak lurus serat kayu) memiliki kekuatan ending faing yang tinggi, seperti ditunjukkan pada gamar 4, yang paling optimum terjadi pada komposit sandwih dengan ketealan ore 10 mm. Analisis kekuatan geser ore menunjukkan ahwa tegangan geser ore komposit dengan serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus melintang (tegak lurus serat kayu ) menurun seiring dengan penamahan ketealan ore. Efek posisi ore kayu pinus melintang mengindikasikan menurunkan kekuatan geser ore komposit hirid sandwih. Namun, pada komposit yang posisi ore kayu pinus melintang ini, memerikan efek stailitas dimensi yang leih aik (tidak mudah terjadi deformasi). Analisis flexural rigidity (kekakuan) komposit sandwih yang diperkuat serat kenaf dan serat E-glass dengan posisi ore kayu pinus melintang (tegak lurus serat kayu) mempunyai kekakuan yang ukup tinggi. Kekakuan meningkat seiring dengan penamahan ketealan ore, seperti ditunjukkan pada gamar 6. Gamar 2. Kurva momen ending komposit sandwih 337

Gamar 3. Kurva kekuatan ending komposit sandwih Gamar 4. Kurva tegangan faing/skin komposit sandwih Gamar 5. Kurva tegangan geser ore komposit sandwih 338

Gamar 6. Kurva flexural rigidity (kekakuan) komposit sandwih Analisis Pola Kegagalan Bending Gagal tekan pada skin 15mm Core patah geser Fier pull out gagal tarik pada skin delaminasi skin dan ore pada ikatan interfaial Gamar 7. Penampang patahan ore kayu pinus melintang komposit sandwih Kegagalan ending komposit sandwih ore arah serat kayu melintang ditunjukkan pada gamar 7. Seara umum, pola kegagalan di awali dengan retakan pada komposit skin yang menderita tegangan tarik. Kemudian, ean ending terseut didistriusikan pada ore sehingga menyeakan ore mengalami kegagalan. Skin yang semula menderita ean tekan akhirnya mengalami kegagalan seiring dengan gagalnya ore. Gamar 7 menunjukkan seara jelas adanya kegagalan tarik pada komposit skin awah, gagal geser ore dan kegagalan tekan pada skin atas. Mekanisme patahan terjadi karena kegagalan komposit sandwih akiat ean ending erawal dari skin komposit sisi elakang (awah) dan dilanjutkan dengan kegagalan ore, delaminasi skin dan ore pada ikatan interfaial. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian terseut maka dapat disimpulkan seagai erikut: 1. Momen ending meningkat seiring dengan penamahan ketealan ore. Efek posisi ore melintang mengindikasikan desainnya dapat dientuk urva pada idang lengkung dalam konstruksi ruangan. 339

2. Tegangan ending komposit sandwih memiliki harga yang optimum pada ketealan ore 10 mm. Kemampuan menahan momen dan kekakuan komposit sandwih meningkat seiring dengan penamahan ketealan ore. Namun penamahan ketealan ore menurunkan kekuatan geser. 3. Tahapan pola kegagalan komposit hirid sandwih adalah kegagalan tarik skin komposit sisi awah, kegagalan geser ore, delaminasi skin komposit sisi atas dengan ore pada ikatan interfaial., kegagalan tekan skin komposit sisi atas. Notasi Persamaan : lear spesimen ( mm ) : teal ore (mm) d : teal spesimen (mm) D:kekakuan ending (N.mm 2 ) E: modulus ending (MPa) I: momen inersia (mm 4 ) L: panjang span (mm) M: momen ending (N-mm) P: ean ending(n) t f : teal skin sandwih (mm) τ ore : tegangan geser ore (MPa) : tegangan ending (MPa) :tegangan ending faing skin(mpa) z: Jarak 0,5 tinggi skin terhadap titik auan sumu netral (mm) Daftar Pustaka Allen, H.G., 1969, Analysis and Design of Strutural Sandwih Panels, Pergamon press. Anonim, 1994. Annual Book of Standards, Setion 15, C 393-94, Standard Test Methods forflexural Properties of Sandwih Construtions", ASTM, 1994. Annual Book of Standards, ASTM D 790 02, Standard Test Methods for Flexural Properties of Unreinfored and Reinfored Plastis and Eletrial Insulating Materials,ASTM, 2002 Anonim. 2003. DIAB Sandwih Handook http://www.diagroup.om, (3 Sptemer 2008, jam 15.30 WIB) Anonim, 2001,Tehnial data Sheet,PT Justus Sakti Raya Corporation, Jakarta. David W.,1987 Mehanial Properties of Wood,Wood Handook, Wood as an Engineering Material Forest Produts Laoratory USDA Forest Servie Madison, Wisonsin. http://www.fpl.fs.fed.usdoumntsfplgtrfplgtr113h04.pdf, Novemer 2007. Eihorn, S.J., Zafeiropoulus, C.A.B.N., Ansel, L.Y.M.M.P., Entwistle, K.M., Esamilla, P.J.H.F.G.C., Groom,L, Hill, M.H.C., Rials, T.G. and Wild, P.M., 2001, Review Current International Researh into Cellulosi Fiers and Composites, Journal of Materials Siene, Vol. 36, pp. 2107-2131 Ferianto, B. dan Diharjo, K., 2004, Kekuatan Bending dan Impak Komposit Hirid Sandwih kominasi serat karung goni dan serat gelas polyester dengan ore kayu sengon laut, Skripsi, UNS, Green, Hariyanto, A.,. 2006. Studi Perlakuan Alkali dan Teal Core Terhadap Sifat Bending dan Impak Komposit Hyrid Sandwih Serat Kenaf dan Gelas Bermatrik Polyester dengan Core Kayu Sengon Laut Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Siswamartana,. 2002. Hutan Pinus dan Hasil Air Cepu: Pusat Pengemangan Sumer Daya Hutan Perhutani. 340