Makalah Syar u Man Qoblana

dokumen-dokumen yang mirip
Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Iman Kepada KITAB-KITAB

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Post

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

TA LIM MADANI 15 Iman Kepada Nabi & Rasul Allah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

TAFSIR SURAT AL- ASHR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

IMAM / BILAL BERTUGAS USTAZ ASWANZIE ABBYD BIN ZAINAL ABIDIN USTAZ MUHAMMAD ALI BIN JANAS MUAZZIN/BILAL KHATIB /IMAM

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

االخاص (Khusus) A. Pengertian lafal Khash (khusus)

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

TAFSIR AYAT PUASA. Oleh: Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

BAB I PENDAHULUAN. agama Islam. Dia juga telah menjelaskan di dalam al-qur'an dan sunnah, prinsipprinsip

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

Transkripsi:

Makalah Syar u Man Qoblana Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah : Ushul Fiqih Dosen Pengampu : Misbah Khoirudin Zuhri, MA. Di Susun Oleh: 1. Ludia Nur Annisa (1604026142) 2. Dina Zulfahmi (1604026152) PROGRAM ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ulama fiqh terdahulu membingkai sejumlah hukum yang telah dipertimbangkan atas dasar kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat pada zamannya. Beberapa dari hukum-hukum itu diganti oleh ulama fiqh belakangan, ketika mereka menemukan bahwa kebiasaan yang mereka dasarkan atasnya tidak ada lagi. Sumber dan dalil hukum Islam dikelompokkan menjadi dua yaitu yang disepakati dan yang masih dipeselisihkan oleh para ulama yaitu salah satunya adalah Syar u man qablana. Nabi Muhammad SAW adalah nabiyullah yang terjaga dari dosa baik sebelum beliau diutus menjadi rosul ataupun belum. Nabi Muhammad membawa pesan Allah yang mengenai dua hal, yaitu tentang apa-apa yang harus diimani (diyakini) dan apa-apa yang harus diamalkan. Beliau juga terpelihara dari sifat jahiliyah yang menjadi budaya dalam keseharian kaum arab. Fakta ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan yang berkecamuk dalam diri kaum muslim saat ini. Bila beliau adalah insan yang taat beribadah, hamba Allah yang mulia maka siapakah yang ia teladani dalam hal ini? Siapakah atau syari at apa yang menjadi pedoman dalam keseharian beliau sebelum beliau diutus menjadi Rasulullah SAW? Lantas apakah syariat-syariat tersebut harus kita jalankan? Padahal kita umat muslim telah memiliki syariat sendiri yang disebarkan oleh ajaran Rasulullah SAW yaitu syariat Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan syar u man qablana dan Dasar hukumnya? 2. Bagaimana Pembagian syar u man qablana? 3. Bagaimana kehujjahan Syar u man qablana? 2

ي ب ل ك ي ت ك ع ل ي ك م BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Dasar Hukum Syar u Man Qoblana Secara etimologis syar un man qablana adalah hukum-hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT, bagi umat-umat sebelum kita. Secara istilah ialah syari at yang diturunkan Allah kepada umat sebelum ummat Nabi Muhammad SAW, yaitu ajaran agama sebelum datangnya ajaran agama Islam melalui perantara nabi Muhammad SAW, seperti ajaran agama Nabi Musa, Isa, Ibrahim, dan lain-lain. 1 Pada azasnya syariat yang diperuntukkan Allah SWT bagi umat-umat terdahulu mempunyai azas yang sama dengan syariat yang diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang dinyatakan pada firman Allah SWT.: ش ر ع ل ك م م ن الد ين م ا و ص ى ب ه ن وح ا و ال ذ ي أ و ح ي ن ا إ ل ي ك و م ا و ص ي ن ا ب ه إ ب ر اه يم و م وس ى و ع يس ى أ ن أ ق يم وا الد ين و ل ت ت ف ر ق وا ف يه... سورة الشورى : ۳۱ Artinya : Dia (Allah) telah menerangkan kepadamu sebagian agama, apa yang ia wajibkan kepada Nuh dan yang kami wajibkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yaitu) hendaklah kamu tetap menegakkan (urusan) agama itu janganlah kamu bercerai-berai padanya....(q.s, As- Syura : 13). Diantara azas yang sama itu ialah yang berhubungan dengan konsepsi ketuhanan, tentang akhirat, tentang qadha dan qadhar, tentang janji dan ancaman Allah dan sebagainya. Menganai perinciannya atau detailnya ada yang sama dan ada yang berbeda, hal ini disesuaikan dengan keadaan, masa dan tempat. Dalam pada itu ada pula syari at umat yang dahulu itu sama namanya, tetapi berbeda pelaksanaannya dengan syari at Nabi Muhammad SAW, seperti puasa (dalam surat Al- Baqarah: 183), م... ق ن م ن ذ عل ى ال ب ما ك الص ي ا م ب من وا كت ن ا ذ ها ال ي اا ي 1 Satria Effendi. Ushul Fiqh. (Jakarta:KENCANA. 2012), hal. 162 3

Artinya : hai orang-orang yang beriman diwajibkan kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu....(al-baqarah :183) 2 B. Macam-macam Syar u Man Qoblana Syar u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian. Pertama, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam Al-quran dan Sunnah. Ulama sepakat bahwa macam pertama ini jelas tidak termasuk syariat kita. Kedua, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun disebutkan dalam Al-quran dan Sunnah. Pembagian kedua ini diklasifikasi menjadi tiga, yaitu: 1. Dinasakh syariat kita (syariat islam). Tidak termasuk syariat kita menurut kesepakatan semua ulama. Contoh : Pada syari at nabi Musa As. Pakaian yang terkena najis tidak suci. Kecuali dipotong apa yang kena najis itu. 2. Dianggap syariat kita melalui al-qur an dan al-sunnah. Ini termasuk syariat kita atas kesepakatan ulama. Contoh : Perintah menjalankan puasa. 3. Tidak ada penegasan dari syariat kita apakah dinasakh atau dianggap sebagai syariat kita. 3 Sebagaian para ulama mengatakan macam-macam syar u manqablana antara lain: 1. Syariat yang di peruntukkan bagi umat-umat yangsebelum kita, tetapi Al-Qur an dan hadis tidak menyinggungnya, baik membatalkan atau menyatakan berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad saw. 2. Syariat yang di peruntukkan bagi umat-umat sebelum kita, kemudian menyatakan tidak berlaku lagi bagi umatnabi Muhammad SAW. 3. Syariat yang di peruntukkan bagi umat-umat yang sebelum kita, kemudian Al-Qur an dan hadis menerangkannya kepada kita. Mengenai bentuk ke tiga yaitu syariat yang di peruntukkan bagi umat-umat sebelum kita, kemudian di terangkan kepada Al-Qur an dan Hadis, para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama Hanafiyah, sebagian ulama malikiyah sebagian ulama syfi iyahdan sebagian ulama Hanabilah berpendapat bahwa syariat itu berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan inilah golongan Nafifiyah berpendapat bahwa membunuh dzimi sama hukumnya dengan membunuh orang islam. Mereka menetapkan hukum itu berdasarkan 45 2 Muin Umar, dkk. USHUL FIQIH I. (Jakarta: IAIN. 1980), hal. 153-154 3 Rachmat Syafe I, Ilmu Ushul Fiqih (bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 141. 4

surat al maidah mengenai pendapat golongan lain menurut mereka dengan adanya syariat Nabi Muhammad SAW., maka syariat yang sebelumnya di nyatakan mansukh tidak berlaku lagi hukumnya. 4 C. Kehujahan Syar u Man Qoblana Syari at umat sebelum kita kedudukannya dapat menjadi syariat kita jika Al-Qur an dan sunnah telah menegaskan bahwasannya syari at ini di wajibkan baik untuk mereka (orang yang sebelum kita) dan juga kepada kita utuk mengamalkannya, seperti puasa dan qishas. Tetapi jika seandainya Al-Qur an dan Sunnah Nabi menegaskan bahwa syariat orang sebelum kita telah di nasakh (di hapus) hukumnya maka tidak ada perselisihan lagi bahwa syari at orang sebelum kita itu bukan syari at kita. Seperti syar iat Nabi Musa, yang menghukum bahwa orang yang berdosa tidak dapat menebus dosanya kecuali ia harus membunuh dirinya sendiri, pakaian yang terkena najis tidak dapat di sucikan kecuali memotong bagian bagian yang terkena najis. Dua syari at Nabi Musa tersebut di atas tidak berlaku bagi umat Muhammad. Allah mengharamkan bagi orang Yahudi setiap binatang yang berkuku, sapi dan domba. Syari at ini tidak berlaku bagi umat Muhammad. Selin itu juga, terdapat beberapa perbedaan syari at orang sebelum kita dengan syari at kita seperti format ibadah. Menurut Abu Zahrah beberapa ketentuan yang harus di perhatikan dalam melihat syari at orang. Sebelum kita dengan syari at orang sebelum kita, sehingga syar u man qablana itu layak untuk diikuti atau d tinggalkan. Untukmemutuskan itu sedikitnya ada tiga hal yang harus jadi pertimbangan : 1. Syari at orang sebelum kita harus di ceritakan dengan berdasarkan kepada sumbersumber yang menjadi pedoman ajaran Islam. Yang tidak dinukil dari sumber-sumber Islam, makatidak dapat di jadikan hujan bagi umat Islam. Demikian hasil kesepakatan para fuqaha. 2. Apabila syari at orang sebelum kita itu telah di naskh (di hapus), maka tidak boleh di amalkan. Demikian juga jika terddapat dalil yang menunjukkan kekhususan bagi umat terdahulu, maka syari at itu khusus untuk mereka dan tidak berlaku bagi kita seperti Allah sebagian daging bagi orang bani Israil. 4 Muin Umar, dkk. Op. cit. Hal. 154-155 5

3. Bahwa di lakukan syariat itu untuk mereka (umat sebelum kita) dan juga berlaku untuk kita itu di dasari oleh nas islam bukan oleh cerita orang-orang terdahulu. Seperti kewajiban berpuasa Ramadhan. Sebagian sahabat abu Hanifah, sebagian ulama Malikiyah, sebagian sahabat Imam Syafi i dan Imam Ahmad dalam salah satu riwayat mengatakan bahwa hukum-hukum yang disebutkan dalam al-qur an atau sunnah nabi meskipun tidak diharamkan untuk umat nabi Muhammad selama tidak ada penjelasan tentang nasakhnya, maka berlaku pula untuk umat nabi Muhammad. Jadi Syar u man qablana berlaku bagi kita, apabila syari at tersebut terdapat dalam al-qur an dan hadist-hadist yang shahih dengan alasan : 1. Dengan tercantumnya syar u man qablana pada al-qur an dan sunnah yang shahih, maka ia termasuk dalam syari at samawi. 2. Kebenarannya dalam al-qur an dan sunnah tanpa diiringin dengan penolakan dan tanpa nasakh menunjukkan bahwa ia juga berlaku sebagai syari at nabi Muhmmmad. 3. Sebagai implementasi dari pernyataan bahwa al-qur an membenarkan kitab-kitab taurat dan injil. 5 5 Eka Devi Sulistianingrum. 2016. http://hp/ushul fiqih smtr 2/U.F/syar'u man qablana ushul fiqih.htm. Diakses pada 2017-05-22 pukul 09.05 WIB. 6

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Syar u man qoblana adalah syari at yang diturunkan Allah kepada umat sebelum ummat Nabi Muhammad SAW, yaitu ajaran agama sebelum datangnya ajaran agama Islam melalui perantara nabi Muhammad SAW, seperti ajaran agama Nabi Musa, Isa, Ibrahim, dan lain-lain. Syar u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian. Pertama, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam Al-quran dan Sunnah. Ulama sepakat bahwa macam pertama ini jelas tidak termasuk syariat kita. Kedua, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun disebutkan dalam Al-quran dan Sunnah. Syar u man qablana berlaku bagi kita, apabila syari at tersebut terdapat dalam al-qur an dan hadist-hadist yang shahih dengan alasan : 1. Dengan tercantumnya syar u man qablana pada al-qur an dan sunnah yang shahih, maka ia termasuk dalam syari at samawi. 2. Kebenarannya dalam al-qur an dan sunnah tanpa diiringin dengan penolakan dan tanpa nasakh menunjukkan bahwa ia juga berlaku sebagai syari at nabi Muhmmmad. 3. Sebagai implementasi dari pernyataan bahwa al-qur an membenarkan kitab-kitab taurat dan injil. 7

DAFTAR PUSTAKA Effendi Satria. 2012. Ushul Fiqh. Jakarta: KENCANA. Sulistianingrum Eka Devi. 2016. http://hp/ushul fiqih smtr 2/U.F/syar'u man qablana ushul fiqih.htm. Diakses pada 2017-05-22 pukul 09.05 WIB. Syafe I Rachmat. 2010. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia. Umar Muin, dkk. 1980. USHUL FIQIH I. Jakarta: IAIN. 8