BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Pada proses ini waktu penelitian dimulai sejak April sampai dengan juni 2016. Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variable dan penyusunan metode dalam pengumpulan data. 2. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan proposal ini, penulis memilih tempat penelitian pada PT. Nikomas Gemilang, Cikande, Serang. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab-akibat (cause-effect) antar beberapa konsep atau beberapa variabel atau beberapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen. Penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat antara beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel, dan atas dasar itu ditariklah sebuah kesimpulan umum. Jadi didalam 31
32 penelitian tersebut terdapat variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel X 1 dalam hal ini adalah Gaya Kepemimpinan, X 2 yaitu Motivasi terhadap Variabel Y adalah Kinerja Karyawan. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Menurut Sugiyono (2013:38) variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat dua jenis variable dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Variabel Bebas Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen/terikat (Sugiyono, 2012:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a) Gaya kepemimpinan, (Kurt Lewin (1939) dalam Robbins 2010:179) mengemukakan laissez faire adalah pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atas kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai.
33 b) Motivasi, (David McClelland (1961) dalam Mifta Thoha 2012:235) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia yaitu kebutuhan prestasi, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. 2) Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan. Mangkunegara (2008:9) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungan yang diberikan kepadanya. 2. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel (sumber) Dimensi Indikator Skala Kinerja Karyawan (sumber : Mangkunegara (2008:9) Kuantitas Proses kerja dan kondisi pekerjaan Waktu dalam bekerja Jumlah kesalahan Jumlah dan jenis pekerjaan Likert Kualitas Kualitas pekerjaan Ketepatan waktu Keterampilan kerja Kemampuan Gaya Kepemimpinan (sumber : Kurt Lewin (1939) dalam Robbins 2010:179) Laissez Faire mengevaluasi Delegasi wewenang Tanggung jawab pekerjaan Kemampuan kerja Likert
34 Tabel 3.1 (Lanjutan) Operasionalisasi Variabel Motivasi (sumber : David McClelland (1961) dalam Mifta Thoha 2012:235) Kebutuhan prestasi Hasrat untuk mengungguli orang lain Hasrat untuk mencapai kesuksesan Keinginan untuk mendapat pujian Likert Kebutuhan kekuasaan Hasrat untuk mempengaruhi orang lain Mendorong pencapaian prestasi Hasrat untuk mengajarkan dan mementor Kebutuhan afiliasi Jalinan kerjasama dengan orang lain Jalinan keakraban dan keramahan dengan orang lain Sikap kooperatif dan persahabatan dengan pihak lain D. Pengukuran Variabel Pengukuran variabel (Noor, 2011) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi informasi yang diberikan oleh konsumen jika mereka diharuskan menjawab pernyataan yang telah dirumuskan dalam suatu kuesioner. Skala pengukuran yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala likert. Skala likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011). Instrument skala likert dapat dilihat pada Tabel 3.2.
35 Tabel 3.2 Instrument Skala Likert No Jawaban Bobot 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Netral 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono, 2011 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Sugiyono (2014) medefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang disebut dengan populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang ada di PT. NG bagian purchasing. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Noor, 2014:147). Dalam penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
36 (Sugiyono, 2014:124). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 40 orang karyawan PT. NG. F. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode kuisioner dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2007) Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Adapun instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom berdasarkan tingkat tertentu). Kuesioner secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. G. Metode Analisis 1. Uji Instrumen Data a. Uji Validitas Pengertian validitas menurut Sugiyono (2014) adalah: Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan demikian data yang valid
37 adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Menurut Ghozali (2013) Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah Kiaser-Meyer- Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang di kehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisi faktor. ( )( ) [ ( )][ ( )] (3.1) Keterangan: n = jumlah responden x = skor variabel (jawaban responden) y = skor total dari variabel untuk responden ke- n b. Uji Reliabilitas Menurut Ferdinand (2014:218) Uji reliabilitas merupakan sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Pengujian reabilitas setiap variabel dilakukan dengan teknik Cronbach s Alpha. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) apabila jawaban responden terhadap pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil waktu ke waktu. Apabila nilai dari suatu variabel lebih besar
38 dari 0,60 maka butir pertanyaan dalam instrumen tersebut dianggap reliable atau dapat diandalkan. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1) Jika Cronbach s Alpha < 0,60 maka tidak reliable 2) Jika Cronbach s Alpha > 0,60 maka reliable Jika Alpha > 0,60 maka reliable dengan rumus sebagai berikut: r 1 (3.2) ( ) Keterangan: r = koefisien realibility instrument ( cronbachalfa) k = banyaknya butir pertanyaan σ = total varian butir σ = total varians 2. Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program SPSS ver. 21.00. Semua hasil pengolahan data akan dibahas dan dibuat kesimpulan yang berdasarkan hasil analisis tersebut. Dalam penelitian ini responden terhadap variabel Gaya Kepemimpinan, variabel Motivasi, dan variabel Kinerja karyawan menggunakan pengukuran skala likert. Dimana responden memberikan skor, dimulai dari skor tertinggi 5 adalah pernyataan sangat setuju, skor 4 setuju, skor 3 netral, skor 2 tidak setuju, skor 1 sangat tidak setuju. Data kuesioner yang telah terkumpul dan dideskripsikan
39 sehingga mempermudah dalam memahami, mendeskripsikan data melalui penyajian data dan menggunakan tabel tanggapan responden. Dalam penelitian ini perlunya evaluasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja karyawan di PT. NG. Statistik Deskriptif meliputi kegiatan mengumpulkan data, mengolah data, dan menyajikan data. Penyajiannya bisa menggunakan a. Distribusi Frekuensi Data kuantitatif yang dikumpulkan dari lapangan (data mentah), nilainya tidak selalu sama atau seragam tetapi bervariasi dari satu pengamatan ke pengamatan lain, karenanya harus dianalisis dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Cara menyusun distribusi frekuensi sebagai berikut: 1.) Tentukan R= Data tertinggi-data terendah (3.3) 2.) (k) = 1 + 3,3 log n (3.4) 3.) Panjang Kelas (P) = R/k (3.5) P = panjang kelas k= banyak kelas R= skor maksimum-skor minimum b. Ukuran Gejala Pusat: Rata-Rata Ukuran gejala pusat merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh dalam suatu penelitian. Untuk dapat mengukur gejala pusat dapat dilakukan dengan cara
40 menghitung rata-rata data berkelompok, Median dan Modus. Berikut ini cara menghitung Rata-rata hitung data berkelompok: (3.6) Keterangan: Fr : frekuensi X i : nilai tengah. Kemudian untuk menghitung median dapat dilakukan dengan cara: a) Menentukan letak median dengan rumus n 2 (3.7) b) Mencari nilai frekuensi kumulatif kurang dari masing-masing kelas. c) Nilai median dicari dengan rumus: Md = CBb + CI (3.8) Keterangan: CBb: Class boundary bawah dari kelas yang mengandung median. CI: Class Interval j: Selisih antara letak median dan frekuensi kumulatif pada kelas sebelum kelas yang mengandung median Fr m: Frekuensi pada kelas yang mengandung median. Kemudian untuk menentukan nilai modus dapat dihitung dengan rumus: Mo = CBb + CI (3.9)
41 Keterangan: D1: Selisih frekuensi yang terdapat letak modus dengan frekuensi sebelum letak modus. D2: Selisih frekuensi yang terdapat letak modus dengan frekuensi setelah letak modus. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji untuk mengukur data apakah data yang kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametric, jika data tidak berdistribusi normal dapat dipakai statistik non parametrik. Uji Normalitas adalah melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan Chi Kuadrat (X ). X = ( ) (3.10) Keterangan: X = Chi Kuadrat hitung f = frekuensi yang diharapkan f = frekuensi / jumlah data hasil observasi Kriteria : Chi kuadran hitung > Chi kuadran table maka data tidak berdistribusi normal Chi kuadran hitung < Chi kuadran table maka data berdistribusi normal
42 b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali: 2013). Untuk menditeksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebgai berikut: a) Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetap secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terkait (Ghozali: 2013). b) Menganalisis matrik kolerasi variabel-variebel bebas. Apabila antar variabel bebas ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas (Ghozali: 2013). c) Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas varibel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 (Ghazali: 2013). Apabila didalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti diatas, maka model regresi yang digunakan dalam ini bebas multikolonieritas dan demikian pula sebaliknya. F hitung = (3.11)
43 Keterangan : R t = nilai R dari hasil estimasi regresi parsial variabel independen. n = Jumlah observasi (data) k = Jumlah variabel independen termasuk konstanta c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Adaupun metode yang digunakan mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
44 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian ini digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Maka dalam penelitian ini persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a + b X + b X + e (3.12) Keterangan: Y = Variabel terikat/dependen yaitu Kinerja Karyawan a = Konstanta b = Koefisien regresi variabel bebas/independen ke-1 b = Koefisien regresi variabel bebas/independen ke-2 X = Motivasi Kerja X = Lingkungan kerja e = Standar eror 5. Uji Hipotesis a. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1,X2) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y). Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua
45 variabel independen atau bebas yang dimasukan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-bersama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian: a) Ho diterima jika F dihitung < F table b) Ho ditolak jika F dihitung > F table b. Uji Parsial (Uji T) Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1) secara individual mempengaruhi variabel dependen (Y). Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat Sig nya yaitu: a. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima. b. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak. c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (Independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) Biasanya dinyatakan dalam presentasi. Koefisien determinasi ini dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product moment : Kd = r (3.12) Keterangan : Kd= Koefisien Determinasi r = adalah koefisien korelasi product moment r = ( )( ) (3.13)
46 Rumus 3.13 Perhitungan untuk menguji hipotesis hubungan Keterangan: r = koefisien antara variabel x dan y xy= Jumlah perkalian x dan y x =Kuadrat dari x (deviasi x) y = Kuadrat dari y ( deviasi y) r = ( )( ) { ( )}{ ( )} (3.14) Rumus 3.14 digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi Keterangan : = Jumlah r = koefisien korelasi antara variabel x dan y x = variabel bebas y =variabel terikat n= jumlah sampel