BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 133 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

BERITA NEGARA. No.804, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pelaksanaan. Reduce. Reuse. Recycle. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR, TAHUN 2014 TENTANG MASTER PLAN PERSAMPAHAN KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO8 tentang. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO9 tentang

'., 1 "i~' ,} '/' ~%~.' ~.-,...~~.~.'*''? ._~l. «:,J:;;:f?Ij~ .-, /J><:,.::' 'h'l.,:,.(/' vr:~ -..-:>~ "'~J",. 8J~PJ>~Pl5~ ~ d"kkh~

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

WALIKOTA SINGKAWANG, PROVINSI KALIMANTAN BAR^T

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 02 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2011 NOMOR 10

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 132 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULELENG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 106 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN PASAR BERSIH SEHAT INDAH DAN TERATUR DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, DAN PEDAGANG PASAR DI KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Kabupaten Bulukumba yang bersih, sehat indah dan teratur diperlukan pengelolaan pasar yang sehat, penataan pedagang, penataan parkir kendaraan, pengelolaan sampah serta peningkatan kepedulian lingkungan bagi masyarakat; b. bahwapasar adalah merupakan tempat yang sangat kompleks yang selalu dikatakan tempat kotor penuh dengan sampah, macet dari adanya pedagang yang berjualan dibahu jalan serta tidak sehat karena penataan pedagang yang yang tidak memperhatikan tempat sekitarnya sehingga dipasar serta Peningkatan kepedulian lingkungan bagi masyarakat dapat terwujud; c. bahwa Program Pasar bersinar sebagai program untuk mewujudkan pasar bersih sehat indah dan teratur belum optimal dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba, sehingga perlu ada penguatan melalui peraturan yang mewajibkan setiap pasar untuk melaksanakan pengelolaan pasar bersinar; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penataan dan Pengelolaan pasar bersih sehat indah dan teratur dengan pemberdayaan masyarakat dan pedagang pasar di Kabupaten Bulukumba; 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 4 Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undangundang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347); 7. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan; 2

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional; 10. 11. 12. 13. 14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah; Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan bersama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 3/MENLH/02/2010 dan Nomor 01/II/KB/2010 Tanggal 1 Februari 2010 Tentang Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah dalam Kota Bulukumba; Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 22 Tahun 2012 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Bulukumba; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN PASAR BERSIH SEHAT INDAH TERATUR DENGAN PERBERDAYAAN MASAYARAKAT, PEDAGANG PASAR DI KABUPATEN BULUKUMBA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam PeraturanBupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3

3. Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. 4. Bersinar adalah singkatan dari kata bersih sehat indah dan teratur. 5. Bersih, Sehat, Indah dan Teratur yang selanjutnya disingkat Bersinar adalah, kondisi pasar yang bersih, sehat, indah dan teratur yang terwujud melalui kerjasama seluruh stakeholder dan menciptakan suasana pasar yang Indah dipandang. 6. Sehat dimaksud adalah keadaan atau kondisi yang mengandung nilai-nilai dari standar kesehatan, dimana kondisinya bersih, higienis, tidak kotor, dan terbebas dari bahaya penyakit. 7. Indah dimaksud adalahkeadaan atau kondisi yang mengandung sifat-sifat baik, enak dipandang. 8. Teratur adalah keadaan atau kondisi yang mengandung nilai-nilai keseragaman, tertata dengan baik, dengan sistem berkelompok. 9. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah. 10. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 11. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. 12. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. 13. Tempat pemrosesan akhir selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. 4

14. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah 15. Program Pasar bersinar adalah program untuk mewujudkan pasar yang peduli dan berbudaya lingkungan. 16. Kegiatan reduce, reuse, dan recycle atau batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya disebut Kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru. 17. Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau digunakan ulang yang memiliki nilai ekonomi. 18. Ruang Terbuka Hijau adalah ruang yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. 19. Residu adalah ampas, sisa pengendapan dari sebuah zat tertentu yang mengalami pemisahan kepekatan dimana zat tersebut tertinggal dan tidak larut sebagaimana bagian lainnya yang bisa hilang/larut secara keseluruhan. 20. Pengelolaan Sampah adalah Pemisahan antara Sampah Organik dan Non Organik di kawasan pasar. 21. Pengelolaan Pasar adalah Penataan pasar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar. Pasal 2 (1) Pengelolaan Pasar wajib dilaksanakan pemanfaatan sampah, penghijauan penataan pedagang dan penataan parkir dilaksanakan oleh setiap pengelola pasar. (2) Pengelolaan dan pemanfaatan sampah, penghijauan dan penataan pedagang dan penataan Parkir dilaksanakan oleh setiap pengelola pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui Program pasar bersinar. 5

(3) Setiap kepala pengelola Pasarmembuat surat pernyataan kesanggupan untuk melaksanakan Pengelolaan dan pemanfaatan sampah, penghijauan dan penataan pedagang dan penataan Parkir serta sanggup untuk mengikuti program pasar bersinar. BAB II PENGELOLAAN PASAR DAN PEMANFAATAN SAMPAH Pasal 3 (1) Pengelolaan persampahan pada Pasar Bersih dilaksanakan melalui program 3R (reuse, reduce, recycle) dan Pengembangan Bak Sampah. (2) Pelaksanaan kegiatan reduce (Pengurangan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara penghematan penggunaan Kantong palstik;serta pengurangan jajanan makanan/minuman yang berkemasan di wilayah pasar; (3) Pelaksanaan Kegiatan Reuse (Penggunaan kembali) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara : a. pemanfaatan kembali barang telah terpakai namun masih layak untuk dimanfaatkan; dan b. pemanfaatan kembali kemasan-kemasan yang dihasilkan di pasar namun masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang bermanfaat. (4) Pelaksanaan Kegiatan Recycle (Daur Ulang) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara : a. pengembangan kegiatan kreatifitas di lingkungan pasar melalui daur ulang sampah/kemasan-kemasan yang dihasilkan di pasar; dan b. memanfaatkan sampah/kemasan-kemasan untuk di daur ulang sebagai bahan ajar/media pembelajaran. Pasal 4 Pengembangan Bank sampah pasarsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : a. pembinaan Pengelolaan Bank Sampah untuk peningkatan kapasitas di pasar; 6

b. pelaksanaan Sosialisasi tentang Bank Sampahpasar bagi seluruh warga pasar; dan c. Pelaksanaan beberapa mekanisme pengelolaan bank sampah dengan cara : 1. pemilahan sampah; 2. penyerahan sampah ke bank sampah; 3. penimbangan sampah; 4. Pencatatan; 5. hasil penjualan sampah yang diserahkan dimasukkan ke dalam buku tabungan; dan 6. bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana. Pasal 5 Pelaksanaan Pengomposan di pasarsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dilaksanakan dengan cara memanfaatkan seluruh sampah Organik (Sisa makanan, daun atau sisa bahan organik lainnya) menjadi bahan kompos. Pasal 6 (1) Setiap pasar melaksanakan penanganan residu sampah yang merupakan sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan melalui reuse, recycle, Bank Sampah dan pengomposan. (2) Residu sampah yang dihasilkan di pasar diangkut ke TPS yang selanjutnya akan diangkut ke TPA. BAB III PENGHIJAUAN Pasal 7 (1) Setiap Pasar menyediakan Ruang Terbuka Hijau sebagai upaya penghijauan di pasar. (2) Ruang Terbuka Hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. taman pasar; b. tempat parkir; c. lapangan olah raga dan d. areal turus jalan sekitar wilayah pasar dan lingkungan pasar; 7

(3) Luas Ruang Terbuka Hijau pasarpaling rendah 20 % dari total Luas pasar. Pasal 8 (1) Tanaman penghijauan di wilayah Pasar dan wilayah sekitar pasar dapat berupa tanaman pepohonan yang dapat bernilai ekonomis. (2) Tanaman pepohonan yang ditanam pasar dan sekitar pasardapat menggunakan tanaman yang memiliki daun yang cukup rindang sebagai peneduh dan sistem perakaran yang tidak merusak struktur bangunan sekitar serta tidak menghasilkan buah yang beracun dan membahayakan bagi manusia dan mahluk hidup. (3) Tanaman hias dapat ditanam dengan menggunakan pot dan/atau di tanam dengan media tanam vertikal atau dengan model penanaman lainnya yang dianggap sesuai dengan model pertumbuhan tanamannya serta kapasitas lahan pasar. Pasal 9 (1) Pemeliharaan tanaman penghijauan dilaksanakan dengan cara pemangkasan, penyiraman, pemupukan, serta upaya pemeliharaan tanaman lainnya. (2) Pemangkasan dilaksanakan secara benar sehingga tidak menyebabkan matinya tanaman, merusak bangunan sekitar, serta hal-hal lain yang merugikan. (3) Pemupukan tanaman dilaksanakan dengan menggunakan pupuk organik/pupuk kompos yang dihasilkan disekolah dan/atau tempat lainnya. Pasal 10 (1) Penyediaan bibit tanaman penghijauan oleh pihak pengelola pasar dapat diperoleh melalui Instansi terkait lingkup Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan/atau lembaga penyedia bibit penghijauan lainnya. (2) Bibit Tanaman hias dapat dikembangkan melalui hasil dari proses pembelajaran. 8

BAB IV PENATAAN PEDAGANG DAN PENATAAN PARKIR Pasal 11 (1) Setiap pedagang di pasar ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan berdasarkan jenis tegangannya. (2) Setiap kendaraan yang memasuki kawasan pasar wajib parkir pada tempat yang telah ditentukan sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas disekitarnya. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya Peraturan Bupatiini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulukumba. Ditetapkan di Bulukumba pada tanggal 19 September 2016 BUPATI BULUKUMBA A.M. SUKRI A. SAPPEWALI Diundangkan dibulukumba pada tanggal 19 September 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA A.B. AMAL BERITA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2016 NOMOR 51 9