BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. A. Mekanisme Penyaluran Bantuan Modal Usaha di Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB IV. Berbasis Masjid (KUM3) oleh Baitulmaal Mualmalat (BMM) Jakarta di. Dalam pendistribusian dana sosial produktif di Surabaya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB IV ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM MODAL BERGULIR BAZNAS DEMAK DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MUSTAHIK KELURAHAN MANGUNJIWAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan. maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV EFEKTIVITAS ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu:

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBIAYAAN BAZ KOTA MOJOKERTO TERHADAP USAHA PESERTA PUSYAR

NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB IV\ ANALISIS DATA. A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ/ SHADAQAH PADA MUSTAHIQ

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF LAZ DOMPET DHUAFA PADA PROGRAM SOCIAL TRUST FUND (STF) DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan juga bergerak dalam bidang perekonomian. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KECAMATAN KOTO GASIB. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Kecamatan Koto Gasib

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

PENGARUH PINJAMAN MODAL TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL DI KOTA SEMARANG (Kasus Unit Usaha yang Memperoleh Pinjaman Modal dari BAZNAS Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

CURRICULUM VITAE. : Laila Nurnissa Hijriyanti. Tempat,Tanggal Lahir : Kulon Progo, 25 Agustus 1995

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pola Qardhul Hasan KJKS BMT Muamalat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peranan pembiayaan qardhul hasan dan ZIS dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pengelolaan Zakat Dalam Pengembangan Usaha Mikro LAZNas Chevron Distric

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SEKELOA KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab III akan disajikan data yang diperoleh dari. kepada 50 orang, dilengkapi dengan alternative jawaban yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

Transkripsi:

63 BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan Dana Zakat Untuk Pengembangan Usaha Mikro Badan Amil Zakat Nasional Kota Semarang terbentuk sesuai Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 451.1.05.159 tanggal 13 Juni 2003, dengan tujuan untuk mencapai daya guna dan hasil guna, juga akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Sehingga dapat meningkatkan peran umat Islam kota Semarang dalam rangka membangun manusia seutuhnya dengan penggalian dan pengelolaan dana zakat, infaq dan sedekah. 1 Dalam melakukan pendayagunaan dana zakat produktif, BAZNAS Kota Semarang mempunyai beberapa program dalam melakukan pendistribusian dana zakat yang telah dihimpun. Salah satunya adalah program khusus untuk memberdayakan ekonomi mustahik, yaitu Bina Mitra Mandiri (Semarang Makmur). Bina Mitra Mandiri (Semarang Makmur) adalah program berupa bantuan dana pinjaman modal usaha khususnya untuk warga Semarang yang mempunyai usah-usaha kecil. Program ini dapat menjadi pintu masuk bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya. Sampai saat ini BAZNAS kota Semarang sudah memberikan bantuan dana pinjaman 1 http://www.bazsemarang.or.id/, diakses 31 Mei 2016 63

64 modal usaha bagi para pedagang-pedagang kecil seperti penjual pecel, penjual bakso, dan usaha warung makan. Program Bina Mitra Mandiri (Semarang Makmur) merupakan implementasi distribusi zakat produktif, yang diharapkan dapat memberikan dampak panjang bagi mustahik, bukan hanya bersifat konsumtif. Melalui program ini para peserta (mustahik) diberikan bantuan berupa dana pinjaman modal usaha bergulir. Dengan bantuan modal bergulir ini, mereka diharapkan dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya sehingga pendapatan mrereka pun dapat meningkat. Bahkan BAZNAS berharap para mustahik dapat menjadi muzakki. Pendayagunaan usaha produktif ini diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat digunakan baik untuk membangun proyek sosial maupun untuk menambah modal usaha seorang pedagang kecil. Pendayagunaan zakat sangat berkaitan dengan bagaimana cara mendistribusikannya, sehingga zakat yang telah disalurkan benar-benar bermanfaat bagi mustahik. Jika pendistribusiannya tepat sasaran dan tepat guna, maka pendayagunaan zakat akan lebih optimal. Seperti yang sudah tertulis dalam Undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, dijelaskan mengenai pendayagunaan zakat yaitu: 1. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

65 2. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi. 2 Dalam pendayagunaan dana zakat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak penyalur zakat atau lembaga pengelola. Hal tersebut termaktub di dalam keputusan Menteri Agama RI No. 373 tahun 2003 tentang Pengelolaan Dana Zakat. Adapun jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat: 1. Berbasis Sosial Penyaluran zakat ini dilakukan dalam bentuk pemberian dana langsung berupa santunan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok mustahik. Ini disebut juga program karitas (santunan) atau hibah. Program ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari penyaluran dana zakat. Tujuan utama bentuk penyaluran ini antara lain: a. Untuk menjaga keperluan pokok mustahik. b. Menjaga martabat dan kehormatan mustahik dari meminta-minta. c. Menyediakan wahana bagi mustahik untuk meningkatkan pendapatan. d. Mencegah terjadinya eksploitasi terhadap mustahik untuk kepentingan yang menyimpang. 2. Berbasis pengembangan ekonomi Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha kepada mustahik secara langsung maupun tidak langsung, yang pengelolaannya bisa melibatkan mustahik sasaran. Penyaluran dana zakat 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

66 ini diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif, yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat. 3 Berdasarkan data dokumentasi dan hasil wawancara, sosialisasi program Bina Mitra Mandiri ini disosialisasikan oleh anggota BAZNAS Kota Semarang dengan cara menginstruksikan kepada para anggota BAZNAS agar mereka mensosialisasikan program tersebut ke masjidmasjid dan majelis-majelis taklim. Sebagaimana pengakuan Ibu Sunarti, salahseorang koordinator penerima dana zakat dari Ngaliyan, bahwa informasi tentang program Bina Mitra Mandiri ini dia peroleh ketika dia mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Bapak Tohir, mantan ketua BAZNAS Kota Semarang. 4 Model sosialisasi seperti ini memang dipandang cukup efektif dan efisien, karena lebih memaksimalkan kinerja anggota BAZNAS dalam mensosialisasikan program ini dan mudah untuk memantaunya. Di sisi lain, model sosialisasi seperti dipandang akan tepat sasaran, karena salah satu syarat penerima zakat adalah Islam, dan orang yang hadir ke masjid atau mengikuti majelis taklim dapat dipastikan sebagai seorang muslim. Berbeda dengan jika program ini disosialisasikan selain di masjid atau majelis taklim seperti melalui PKK dan kelompok lainnya, maka dikhawatirkan tidak tepat sasaran, karena pesertanya belum tentu beragama Islam. 5 Karena itulah, berdasarkan hasil penelitian mayoritas 3 Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Dana Zakat 4 Wawancara dengan penerima dana zakat produktif, 17/05/2016, 10:00 5 Wawancara dengan Bpk Asyhar, manajer pengembangan BAZNAS Kota Semarang, 14/05/2016, 2016

67 peminjam dari program Bina Mitra Mandiri ini adalah kalangan ibu-ibu pengajian, karena mayoritas anggota pengajian adalah kaum perempuan. Kemudian dihimpun dalam satu kelompok dengan batasan 10 orang per kelompok. Dan pada setiap kelompok dibatasi pula dana yang dipinjamkannya. Setelah mengetahui informasi tersebut masyarakat yang memiliki usaha, kemudian mereka mengajukan pinjaman dengan prosedur sebagaiberikut: 1. Mengajukan proposal ke BAZNAS Kota Semarang, yang dilengkapi beberapa persyaratan, seperti fotocopi KTP (warga Semarang), fotocopi KK dan surat keterangan dari kelurahan yang menyatakan bahwa mereka benar-benar memiliki usaha. Kemudian langkahlangkah pengajuan dana pinjaman sebagai berikut: 2. BAZNAS melakukan penilaian terhadap proposal yang diajukan. 3. BAZNAS melakukan survey ke lokasi usaha warga yang mengajukan proposal. 4. Setelah usaha warga tersebut dianggap layak untuk menerima bantuan, selanjutnya warga diundang ke BAZNAS Kota Semarang untuk mencairkan dana. Program Bina Mitra Mandiri (Semarang Makmur) ini menggunakan akad qardhul hasan yang mana dana tersebut dipinjamkan kepada mustahik tanpa bunga dan agunan. Cara pengembaliannya adalah dengan cara diangsur sebesar 10% perbulan dari jumlah dana yang

68 dipinjamkannya. Misalnya dana yang dipinjam Rp. 500.000 maka cicilan yang harus dikembalikan ke BAZNAS adalah Rp. 50.000 perbulan. Menurut Bapak Asyhar, salah seorang anggota Departemen Pengembangan di BAZNAS Kota Semarang, program ini tanpa agunan sehingga sangat mementingkan komitmen mustahik untuk bisa mengembalikan dana pinjaman bergulir itu. 6 Sistem dana bergulir ini juga secara tidak langsung mengajarkan mustahik agar memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan dana yang telah diperolehnya, dan dana yang diberikan tidak disalahgunakan untuk kepentingan lain. Penyaluran zakat yang baik adalah jika di dalamnya terdapat unsur pendidikan dan didasarkan pada prinsip swadaya untuk mencapai kemandirian. Targetnya adalah untuk menjadikan seorang mustahik menjadi seorang muzakki baru. Dengan begitu kesejahteraan umat dapat digerakkan dan dipacu dengan bergulirnya dana yang dimanfaatkan oleh mustahik untuk terus berproduksi. B. Manfaat Program Pengayagunaan Dana Zakat BAZNAS Kota Semarang Untuk Usaha Mikro Untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang dirasakan oleh mustahik, penulis mengumpulkan data melalui wawancara dengan mustahik yang telah menerima bantuan dana zakat produktif dari BAZNAS Kota Semarang. Setelah penulis melihat data-data yang ada, kemudian penulis mencoba menganalisa data dengan membandingkan 6 Wawancara dengan Bpk Asyhar, Manajer Pengembangan BAZNAS Kota Semarang, 14/05/2016, 14:10

69 pendapatan mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan dana zakat produktif apakah mengalami peningkatan atau tidak. Berikut data perkembangan pendapatan mustahik setelah mendapatkan bantuan dana zakat produktif. NO Tabel.4.1 Data Perkembangan Pendapatan Mustahik NAMA Pendapatan (dalam rupiah) sebelum sesudah Mendapatkan Bantuan Pendapatan mustahik setelah menerima bantuan Membaik 1 Didit Supriyadi Rp500.000 Rp780.000 v 2 Sri Mulyani Rp400.000 Rp550.000 v Adi 3 S.Kurniawan Rp650.000 Rp880.000 v 4 Sulik TB Rp800.000 Rp950.000 v 5 Suyati Rp700.000 Rp950.000 v 6 Suhartini Rp800.000 Rp1.000.000 v 7 Mami Rp560.000 Rp600.000 v 8 Sunarti Rp750.000 Rp850.000 v 9 Harini Rp700.000 Rp850.000 v 10 Nafsiyah Rp600.000 Rp800.000 v 11 Baeiq Saodah Rp500.000 Rp600.000 v 12 Danik Setyani Rp700.000 Rp800.000 v 13 Musthofiyah Rp640.000 Rp750.000 v 14 Ika Noviasari Rp700.000 Rp780.000 v 15 Marhamah Rp500.000 Rp550.000 v 16 Sukismah Rp800.000 Rp880.000 v Sumber: Hasil wawancara penulis dengan mustahik tahun 2015 Dari tabel di atas, terlihat bahwa dari 16 mustahik yang penulis wawancarai dari 62 penerima program pendapatannya semakin membaik, dan umumnya mereka mengatakan bahwa program tersebut sangat bermanfaat dan membantu untuk mengembangkan usahanya.

70 Menurut Ibu Nafsiyah, salahseorang penerima dana tersebut, menyatakan bahwa dana yang telah diterima dari BAZNAS kota Semarang itu bisa menambah modalnya untuk membeli tabung gas. Biasanya dia hanya membeli 10 tabung dalam seminggu, tetapi setelah mendapat bantuan dari BAZNAS kota Semarang, dia dapat membeli 20 tabung gas dalam seminggu. Sekarang pendapatan rata-rata yang diperolehnya sebesar Rp 160.000,- sampai Rp 200.000 per minggunya. Berbeda dengan sebelum mendapat bantuan dana pinjaman dari BAZNAS, dia hanya bisa mendapat Rp 120.000,- perminggunya. 7 Artinya dana yang diberikan oleh BAZNAS Kota Semarang sangat membantu dalam mengembangkan usaha mustahik. Mustahik yang lainnya, Ibu Saodah, yang memiliki usaha warung makan yang berlokasi di depan kuburan desa Segaran Baru yang tidak jauh dengan masjid, setelah menerima dana bantuan pinjaman dari BAZNAS Kota Semarang, kini pendapatan kotornya dalam sehari bisa mencapai Rp. 500.000, meningkat dari pendapatan sebelumnya. 8 Sehingga program tersebut bagi Ibu Saodah dirasakan sangat bermanfaat untuk kemajuan warung makannya. Salahsatu buktinya adalah setelah dia menerima bantuan tersebut kini warung makannya itu mempunyai kulkas untuk menyimpan minuman seperti air mineral dan produk minum lainnya, juga etalase yang lebih baik dari sebelumnya sehingga dia tidak perlu susahsusah lagi menyimpan barang jualannya. 7 Wawancara dengan Ibu Nafsiyah, penerima dana zakat produktif, 14 Mei 2016. 8 Wawancara dengan Ibu Saodah, penerima dana zakat produktif, 17 Mei 2016.

71 Hal yang sama dirasakan juga oleh Ibu Sunarti, yang sudah 3 periode ini mendapatkan bantuan dana pinjaman dari BAZNAS Kota Semarang. Kini usaha ayam bakarnya yang terletak tidak jauh dari BAZNAS kota Semarang ini menjadi lebih berkembang setelah mendapatkan pinjaman dana dari BAZNAS kota Semarang. Menurut pengakuannya, dahulu usaha jualan ayam bakarnya memiliki omzet yang cukup tinggi tetapi sekarang usahanya mengalami penurunan. Tetapi setelah dia mendapatkan dana dari BAZNAS Kota Semarang usahanya kembali dapat membaik. Dia juga merasakan bahwa angsuran dana pinjaman itu tidak begitu memberatkan, tidak seperti pinjaman di pegadaian atau bank-bank konvensional lainnya. 9 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para mustahik, umumnya mereka lebih tertarik dengan dana pinjaman dari BAZNAS tersebut, karena berbasis Islam, tidak menggunakan sistem bunga dan tanpa agunan tetapi lebih bersifat kekeluargaan dan kepercayaan. Secara umum dana yang dipinjamkan kepada mereka digunakan dengan baik untuk menambah modal usaha, bukan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok. Selain itu secara umum para mereka sangat bertanggungjawab dalam pengembalian dana tersebut. 9 Wawancara dengan Ibu Sunarti, penerima dana zakat produktif, 16 Mei 2016.