BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

GAMBARAN KOMUNIKASI PERAWAT DI RUANG ICU RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I DAN II NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I. tertentu akan tetapi keperawatan adalah profesi (Potter & Perry, 2007). sejak tahun 1984 diakui sebagai suatu profesi (Nursalam, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwanya karena kegagalan atau disfungsi satu organ atau ganda akibat suatu penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan hidupnya (Rahmatiah, 2013). Dasar pengelolaan pasien di ruang ICU adalah dengan pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan yang akan memberikan kontribusi sesuai dengan bidang keahliannya dan akan saling bekerja sama di dalam tim yang dipimpin oleh seorang dokter intensif sebagai ketua tim (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Fakta yang terjadi saat ini, bahwa sulit sekali untuk menyatukan berbagai profesi kesehatan tersebut kedalam sebuah tim interprofesi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kemampuan tenaga kesehatan untuk menjalin kerjasama yang efektif seperti kurangnya keterampilan komunikasi interprofesi dan belum tumbuhnya budaya diskusi bersama profesi lain dalam menentukan keputusan klinis pasien (Tim CFHC-IPE UGM,2014). Kurangnya komunikasi antara tim kesehatan di ruang ICU akan cenderung merusak kerjasama tim kesehatan dan juga merusak hubungan antara tim kesehatan dengan keluarga pasien (Wujtewicz et al, 2015) 1

2 Dalam mewujudkan ketrampilan komunikasi yang baik, seorang perawat harus memiliki kemauan yang tinggi untuk dapat memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Hal tersebut dapat dicapai oleh seorang perawat dengan berbagai cara misalnya: melalui pelatihanpelatihantentang cara membangun komunikasi yang baik dan efektif, ataupundengan belajar mandiri (Hanafi & Richard, 2012). Menurut penelitian yang di lakukan Elmi (2006) menunjukkan bahwa pelatihan komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh terhadap peningkatan keterampilan perawat sesudah pendidikan untuk berkomunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan keperawatan. Komunikasi terapeutik yang baik antara perawat dengan keluarga yang diteruskan ke pasien sangat mendukung keberhasilan dari asuhan keperawatan (Nugroho, 2013). Terlebih lagi di ruang ICU perawat akan menjadi orang yang membantu pasien dan keluarga, perawat juga akan memiliki interaksi paling sering dengan pasien dan keluarga.hal tersebut membuat perawat mempunyai pengaruh utama terhadappasien dan keluarga (Christopher et al, 2012). Selain itu Asmadi (2008), menyebutkan bahwa dengan komunikasi yang baik, seorang perawat dapat meningkatkan citra profesionalisme pada dirinya, dan sebaliknya jika perawat kurang baik dalam berkomunikasi, hal ini akan berpengaruh terhadap penilaian klien terhadap dirinya.

3 Perawat terlibat dalam sebagian besar komunikasi dengan pasien dan keluarga di ruang intensif care unit (ICU) (Christopher et al, 2012). Perawatan pasien di ruang intensif care unit (ICU) tidak hanya membutuhkan perawatan yang baik dalam pelayanan medis tetapi juga perawat yang dapat berkomunikasi dengan optimal dan dapat berinteraksi dengan tim kesehatan (Natalie et al,2010). Keterampilan dalam berkomunikasi harus dimiliki oleh seorang perawat, karena dengan komunikasi seorang perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional, dapat mengumpulkan data pengkajian, mengumpulkan data fokus untuk menegakkan diagnosa keperawatan serta komunikasi akan memperlancar semua tindakan keperawatan yang direncanakan sampai ke proses pemberian pendidikan kesehatan pada pasien (SP2KP Pelayanan Keperawatan, 2012). Dalam proses pemberian asuhan keperawatan biasanya perawat hanya berfokus pada tugas, fungsi dan struktur yang terlibat dalam perawatan pasien.hal tersebut membuat pelayanan menjadi tidak efisisen. Fokus keperawatan seharusnya berfokus pada kebutuhan pasien. Dalam model perawatan yang berfokus pada pasien, perawat menjadi penentu dalam melakukan koordinasi perawatan pasien. Proses keperawatan lebih lanjut menekankan pada pentingnya komunikasi. Mulai pengkajian sampai evaluasi seharusnya bersandar pada komunikasi tentang pengalaman dan kebutuhan pasien. Model keperawatan seperti pada sistem Neuman (1982), model adaptasi Roy (1984), model perawatan diri Orem (1985) meletakkan dasar

4 komunikasi terbuka antara perawat dengan pasien dalam keterlibatan perawat yang efektif (Potter & Perry, 2005). Manusia berinteraksi dengan orang lain menggunakan komunikasi untuk mempertahankan, menetapkan serta meningkatkan hubungan. Komunikasi sering kali diartikan oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang mudah, namun sebenarnya komunikasi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu yang kompleks yang melibatkan beberapa faktor yang mempengaruhinya (Potter & Perry, 2005). Komunikasi dengan orang lain timbul karena adanya dorongan agar mendapatkan kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego (Riswandi, 2009). Penelitian oleh Natalie et al (2010) pada keluarga dengan kasus End Of Life di ICU menunjukkan bahwa keluarga membutuhkan komunikasi yang lebih baik, komunikasi tersebut untuk meminimalkan kecemasan dan depresi yang di alami keluarga. Keluarga menginginkan lebih sering komunikasi dengan perawat dan dokter untuk mendapatkan fasilitasi komunikasi tentang pasien, sehingga komunikasi terjadi tidak hanyaketika terdapat masalah pada pasien,seperti diskusi tentang End Of Life (Natalie et al, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatilah (2013) menunjukkan bahwa pemberian informasi mempengaruhi dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Penelitian yang di lakukan oleh Christopher et al (2012) di Rumah Sakit Akademi dan Rumah Sakit Sakit Veteran Affairs di Portland yang

5 dilakukan dengan metode kualitatif yang mengkategorikan interaksi komunikasi menjadi lima domain perawatan berfokus pasien, didapatkan hasil penelitian bahwa komunikasi yang sering dilakukan oleh perawat di ruang ICU sebagian besar adalah tentang pertukaran informasi seputar biopsikososial, komunikasi untuk mengenal pasien secara pribadi, dan komunikasi dengan tim kesehatan lain, sedangkan perawat relatif sedikit melakukan komunikasi tentang kekuasaan dan tanggung jawab serta komunikasi tentang terapeutik gabungan, meskipun mereka mendukung tentang hal tersebut. Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan dengan observasi pada 23 November 2015 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan II peneliti menjumpai adanya perbedaan cara komunikasi antara satu perawat dengan perawat lain. Perawat belum sepenuhnya melakukan komunikasi kepada pasien yang sedang kritis meskipun perawat mengakui bahwa komunikasi di ruang ICU sangat penting karena berkaitan dengan kegawat daruratan. Kemudian menurut data di Diklitbang PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukan bahwa perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan II yang sudah pernah melakukan pelatihan komunikasi berjumlah 23 perawat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Komunikasi Perawat di Ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di rumuskan bahwa masalah yang akah dilihat adalah Bagaimanakah gambaran komunikasi perawat di ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran komunikasi perawat di ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik perawat di ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II. b. Mengetahui gambaran komunikasi perawat di ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II meliputi lima domain komunikasi perawat berfokus pasien di ICU (Christopher et al, 2012), yaitu : 1. Pertukaran informasi seputar biopsikososial. 2. Komunikasi untuk mengenal pasien secara pribadi. 3. Komunikasi untuk berbagi kekuatan dan tanggung jawab. 4. Komunikasi gabungan therapeutik. 5. Komunikasi dengan tim kesehatan lain.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai pertimbangan dan masukan bagi peningkatan managemen rumah sakit dalam melengkapi fasilitas dan kebijakan peraturan di ruang ICU khususnya mengenai komunikasi perawat. 2. Bagi Perawat Sebagai masukan bagi perawat dalam upaya peningkatan profesionalitas pemberian asuhan keperawatan di ruang ICU. 3. Bagi Pendidikan keperawatan Hasil yang didapat dalam penelitian dapat menjadi informasi bagi mahasiswa keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan tentang komunikasi perawat berfokus pasien di ruang rawat ICU 4. Bagi Peneliti selanjutnya Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian dalam bidang keperawatan, khususnya komunikasi perawat di ruang ICU. E. Keaslian Penelitian, 1. Christopher G. Slatore, MD MSet al(2012) dengan judul Communication by Nurses in the Intensive Care Unit: Qualitative Analysis of Domains of Patient-Centered Care (2012). Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan analisis komunikasi perawat di ruang ICU. Metode yang digunakan adalah kualitatif untuk mengkategorikan interaksi komunikasi menjadi lima domain perawatan pasien berpusat. Penelitian dilakukan di ruang ICU dan ICCU dengan 26 tempat tidur di sebuah rumah sakit

8 akademik dan 26 tempat tidur di rumah sakit Veteran Affairs di Portland, OR. Peninjauan dilakukan selama 315 jam, dan di lakukan 53 wawancara terhadap 33 perawat untuk mengkategorikan interaksi komunikasi menjadi lima domain perawatan berfokus pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang sering di lakukan oleh perawat di ruang ICU sebagian besar adalah tentang pertukaran informasi seputar biopsikososial, komunikasi untuk mengenal pasien secara pribadi, dan komunikasi dengan tim kesehatan lain, Sedangkan perawat relatif sedikit melakukan komunikasi tentang kekuasaan dan tanggung jawab serta komunikasi tentang terapeutik gabungan, meskipun mereka mendukung tentang hal tersebut.perbedaan dengan penelitian yang akan di lakukan saat ini adalah metode penelitian yang digunakan adalah quantitatif, dengan tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II. 2. Penelitian oleh McCabe (2004) dengan judulnurse patient communication: an exploration of patients experiences.metode penelitian menggunakan purposive sampling, dengan melakukan wawancara kepada delapan pasien di rumah sakit pendidikan umum di Republik Irlandia. Hasil penelitian didapatkan empat tema yang muncul, yaitu kurangnya komunikasi, menghadiri, empati dan keramahan perawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tujuan pada penelitian McCabe yaituuntuk mengetahui pengalaman pasien tentang bagaimana perawat berkomunikasi sedangkan pada penelitian ini melihat gambaran komunikasi perawat di

9 ruang ICU. Selain itu, penelitian sebelumnya menggunakan perspektif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis hermeneutik, sedangkan penelitian ini menggunakan penelitianjenis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Respondennya adalah semua perawat yang bekerja di Ruang ICU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan II.

10 3. Penelitian oleh Usman, Kadir, dan Husain (2014) dengan judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien (Studi Penelitian di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hj. Aloe Saboe Kota Gorontalo). Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat ICU adalah cukup dan tingkat kecemasan keluarga pasien adalah sedang, sehinggaterdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Pebedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal dengan meneliti komunikasi perawat secara umum di ruang ICU.