BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

Pengendalian infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang. didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya Co Ass ( mahasiswa program pendidikan profesi dokter

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien

1 Universitas Kristen Maranatha

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara(i) Responden di SDN Sungai Bahadangan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL CUCI TANGAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan

Analisis Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

STERILISASI & DESINFEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

Pelaksanaan Kegiatan UKS No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit Halaman :

PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam upaya menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

lingkungan sosial meliputi lama pendidikan, jenis pekerjaan dan kondisi tempat bekerja (Sudarsono, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), HAI s (Healthcare

swasta dan dari jumlah pasien 254 pasien yang beresiko (9,1) terjadi di rumah sakit ABRI (Depkes RI, 2004). Salah satu strategi pencegahan dan

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. IGD memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat darurat (Ali, 2014).Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan.pelayanan ini bersifat penting (emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani pasien 24 jam sehari secara terus menerus. Menurut Depkes RI (2006), petugas tim kesehatan di IGD di rumah sakit terdiri dari dokter ahli, dokter umum, atau perawat yang telah mendapat pelatihan penanganan kegawatdaruratan yang dibantu oleh perwakilan unit-unit lain yang bekerja di IGD. B. Mencuci Tangan 1. Pengertian Cuci Tangan Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanisme dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah kuman mikroorganisme sementara (Dahlan & Umar, 2013). Mencuci tangan adalah suatu pedoman yag di terapkan oleh Centers for Disease Control (CDC) (1985) untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang dikeluarkan melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun pelayanan kesehatan

lainnya. Salah satu cara mencegah tertularnya mikroorganisme sehingga dapat menurunkan dan mencegah insiden kejadian infeksi nosokomial yaitu hand hygiene, baik itu melakukan proses cuci tangan maupun disinfektan tangan (Akyol, 2005). 2. Manfaat Mencuci Tangan Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20 detik yaitu, mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai 50%.Mencuci tangan dapat mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis, dan lain-lain. Mencuci tangan dapat menurunkan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai 59%.Apabila mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, sejuta kematian bisa di cegah setiap tahun.selain itu mencuci tangan dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit. 3. Indikasi Mencuci Tangan Ada 5 waktu (five moment) yang penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan kebersihan tangan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptic, setelah terkena/terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Hal ini ditujukan untuk mencegah risiko penularan mikroba untuk pasien dan mencegah risiko transmisi mikroba kepetugas kesehatan dan lingkungan pasien (WHO,2009). 4. Jenis Jenis Mencuci Tangan Dalam rangkuman jurnal dari WHO telah membuat prosedur pelaksanaan mencuci tangan baik itu mencuci tangan menggunakan sabun ataupun hand rub, Berikut ini prosedur mencuci tangan menurut WHO (2009) : a. Hand Wash

Hand Wash adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan menggunakan sabun dan air secara mengalir. Teknik dan prosedur mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun yaitu : (1) Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan. (2) Basuh tangan dengab air mengalir, tuangkan sabun secukupnya di telapak tangan yang tertangkup. Mencakup semua permukaan telapak tangan. (3) Menggosok telapak tangan dengan telapak tangan. (4) Menggokok telapak tangan kanan dengan punggung tangan kiri serta sela-sela jarinya, lakukan bergantian kedua tangan. (5) Menggosok sela-sela jari pada kedua telapak tangan. (6) Mengunci kedua jari tangan yang berlawanan dengan posisi jari-jari saling bertautan. (7) Menggosok ibu jari tangan kiri menggunakan genggaman tangan kanan dengan gerakan memutar, lakukan bergantian kedua tangan. (8) Menggosok dengan gerakan memutar kedepan dan kebelakang dengan menggunakan jari-jari tangan kanan yang tengkurap pada telapak tangan kiri. (9) Bilas kedua tangan menggunakan air mengalir, kemudian keringkan tangan menggunakan handuk. b. Hand Rub Hand rub adalah proses memberisihkan tangan menggunakan cairan berbasis alkohol. Teknik dan prosedur hand rub yaitu:

(1) Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan (2) Bubuhkan hand rub secukupnya di telapak tangan yang tengkurap, mencakup semua permukaan telapak tangan. (3) Menggosok telapak tangan menggunakan telapak tangan. (4) Menggosok telapak tangan kanan kanan dengan punggung tangan kiri serta sela-sela jarinya, lakukan bergantian kedua tangan. (5) Mengunci kedua jari tangan yang berlawanan dengan posisi jari-jari saling bertautan. (6) Menggosok ibu jari tangan kiri menggunakan genggaman tangan kanan dengan gerakan memutar, lakukan bergantian kedua tangan. (7) Menggosok dengan gerakan memutar kedepan dan kebelakang dengan menggunakan jari-jari tangan kanan yang tengkurap pada telapak tangan kiri. C. Pengertian perawat Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesionalmempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan yang komperhensifdengan membantu pasien memenuhi kebutuahan dasar yang holistik.keperawatan sebagai suatu bentuk pelayaan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komperhensif kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupaun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Nursalam, 2013). Pelayanan keperawatan disini adalah bagaimana

perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan memperlakukan pasien sebagai manusia.perawat sebagai tenaga keperawatan yang profesionalharus memiliki kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktik, memperhatikan kaidah dan moral (Wicaksono dkk, 2012). D. Konsep Kuman 1. Pengertian kuman Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri pathogen yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan.kuman bisa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti manusia, hewan dan sebagainya (Kapoor, 2011). 2. Jenis kuman di kulit Flora normal yang menempati kulit terdiri dari dua jenis yaitu flora normal atau mikroorganisme sementara (transient microorganism) dan mikroorganisme tetap (resident microorganism).flora transient terdiri dari atas mikroorganisme nonpathogen atau potensial phatogen yang tinggal di kulit berasal dari lingkungan yang terkontaminasi atau pasien.flora ini pada umumnya tidak menimbulkan penyakit (mempunyai pathogenesis yang lebih rendah) dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan flora tetap.pada kondisi ini terjadi perubahan keseimbangan, flora transien dapat menimbulkan penyakit (Jawetz al., 2005). The Association for Professionals in Infection Control (APIC) memberikan pedoman bahwa mikroorganisme transien adalah mikroorganisme yang diisolasi dari kulit, tetapi tidak selalu ada atau menetap di kulit. Beberapa bakteri yang cenderung hidup permanen di kulit terdiri atas empat genus, yaitu staphylococcus,

streptococcus,propionibacteria dan corynebacteria dimana tempat yang ideal dalam pertumbuhan dan berkembang biak kuman adalah daerah berminyak (kepala dan leher), daerah lembab (lipatan siku, ketiak, dan antara jari kaki), daerah kering (lengan tangan dan kaki) (Jawetz et al., 2005). 3. Jumlah kuman dikulit Menurut Jawetz et al., (2005) flora tetap terdiri atas mikroorganismejenis tertentu yang biasanya di jumpai pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu pula. Flora tetap besifat pathogen straphycoccus aureus, bakteri ini menyebabkan penyakit jika mencapai jumlah 1.000.000 atau 1006 per gram suatu jumlah cukup untuk memproduksi toksin. Flora akan tetap selalu ada dan bertahan hidup (survive) apalagi di tempat yang menyediakan lingkungan mendukung pertumbuhan mikroba seperti daerah aksila (ketiak) dan genetalia (alat kelmain). Luas permukaan telapak tangan yaitu sebesar 180 dan luas permukaan sela sela jari adalah 40 (Supeni, 2009).Hasil dibandingkan dengan jumlah normal bakteri pada tangan yaitu sebesar 847 CFU/ pada telapak tangan dan 233 CFU/ pada jari-jari tangan (Fiere, 2008). Sehingga total bakteri normal adalah 1070 CFU/. 4. Perhitungan jumlah kuman Bakteri merupakan mikro uniseluler pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksual secara pembelahan.bakteri tersebar luas di alam, dalam air, dalam tubuh manusia.jumlah bakteri tergantung keadaan sekitarnya.( Nur Hidayat, 2006).

Menurut (Waluyo, 2007) pengamatan bakteri dapat dilakukan secara individual, satu persatu, maupun secara berkelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan di dalam medium yang tidak cair, maka akan terjadi suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap species dan bentuk tersebut merupakan ciri khas suatu species. Bakteri dapat di temukan dimana-mana, secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung populasinya secara umum atau dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri yang ada dalam media termasuk sel mati, dan menghitung sel bakteri hidup dengan menggunakan teori pendekatan Perhitungan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara : a. Cara langsung Hasil perhitungan secara langsung menunjukan seluruh mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati.caranya : (1) Pembuatan preparat sederhana. (2) Menggunakan ruang hitung. b. Cara tidak langsung Hasil perhitungan akan menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja caranya : (1) Menghitung jumlah mikroba. (2) Cara pengenceran. (3) Memperkirakan jumlah bakteri mikroba yang ada. (4) Cara kekeruhan

Cara ini digunakan untuk bahan padat atau bahan cair, khususnya bahan padat, maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu dilakukan pelarutan atau dibuat suspense, dengan memperhitungkan faktor pengencerannya. Menurut Dizzideepinsorhard (2008) syarat dan standar koloni yang ditemukan untuk dihitung adalah : a. Satu koloni dihitung 1 koloni. b. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni. c. Beberapa koloni yang berhubungan di hitung 1 koloni. d. Dua koloni yang berimpitan dan masih dapat dibedakan di hitung 2 koloni. e. Koloni yang lebih besar dari setengah cawan tidak di hitung. f. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni. Standar perhitungan : Jumlah koloni = jumlah koloni x 1/faktor pengenceran. a) Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni. b) Hasil yang di laporkan terdiri dari 2 angka yaitu angka pertama di depan koma dan angka dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. c) Jika pengenceran menghasilakan kurang dari 30 koloni, maka hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasil dilaporkan sebagai kurang dari 30 koloni dikalikan dengan faktor pengenceran.

E. Kerangka Teori Kerangka teori dalam penelitian ini disusun dari berbagai sumber. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Perawat IGD Menangani banyak pasien yang memerlukan tindakan emergency sehingga five moment cuci tangan kurang efektif Peningkatan jumlah kuman dan resiko infeksi Total Care Hand Hygiene Mencuci Tangan Menggunakan hand rub Mencuci Tangan Menggunakan hand wash Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi Gwinutt, 2006, Johson et al., 2009 dan Jan Power et al., 2012

F. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan focus penelitian yang akan di teliti, kerangka konsep ini meliputi variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Mencuci tangan menggunakan hand rub Jumlah kuman pada perawat Mencuci tangan menggunakan hand wash Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian G. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka peneliti menggunakan rumusan hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian yaitu : Ha : Ada perbandingan jumlah kuman pada perawat pelaksana yang mencuci tangan dengan hand rub dengan hand wash di ruang IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.