BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan medium atau substrat tempat hidup bagi komunitas

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman semusim dari Divisio Spermathophyta dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dengan sifat dan ciri yang bervariasi, dan di dalam tanah terjadi kompetisi antara

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesiamemiliki hutan mangrove terluas di dunia dan juga memiliki

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 20 mm per hari) begitu pula dengan produksi bijinya. Biji gulma

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi (mega biodiversity). Indonesia terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN. 1 Trisno Hadisubroto, Ekologi Dasar, (Jakarta: Departemen

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pantai Nanganiki merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu ekosistem yang jumlahnya cukup luas di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan lingkungan luar (Baker,1979). Di dalam hutan terdapat flora

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekologi. Besarnya peranan dari hutan pantai dan hutan mangrove tersebut

I. PENDAHULUAN. setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam (Anonim, 2007). Namun akhir-akhir ini

1BAB I PENDAHULUAN. memiliki garis pantai sepanjang km (Cappenberg, dkk, 2006). Menurut

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

KONSEP DASAR EKOLOGI DAN LINGKUNGAN P E R T E M U A N K E D U A

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

2.2. Struktur Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai yang didominasi

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati merupakan jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, termasuk yang mereka miliki, serta ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup (World Wildlife Fund dalam Indrawan dkk., 2007). Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkat, yaitu, Keanekaragaman spesies, Keanekaragaman genetik, dan Keanekaragaman komunitas. Keterangan mengenai Keanekaragaman hayati di dunia ini telah ternukil dalam firman Allah Swt, Al-Qur an diantaranya sebagai berikut : QS. Al-Baqarah ayat 31. Allah Swt. berfirman: Artinya : dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orangorang yang benar!" Dari tafsir Ibnu Katsir, As-Saidi mengatakan dari Ibnu Abbas R A sehubungan dengan makna ddari ayat diatas adalah, Bahwasanya Allah Swt, mengajarkan pada Adam nama-nama semua anaknya seorang demi seorang, dan nama seluruh hewan, misalnya ini keledai, ini unta, ini kuda, dan seterusnya. Ad- Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna firman ini adalah nama-nama yang dikenal oleh manusia misalnya manusia, hewan, langit, bumi, dataran rendah, laut, kuda keledai dan nama mahluk yang serupa lainnya. 1

Pada QS An-Nur, ayat 45 Allah Swt berfirman : Artinya : dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki- Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah Swt. Menyebutkan tentang kekuasaannya yang maha sempurna dan pengaruhnya yang maha agung dalam menciptakan mahluknya yang beraneka ragam bentuk, warna dan sepak terjangnya, yang semuanya itu Dia ciptakan dari satu air. Dari beberapa ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa al-quran telah mengisyaratkan keanekaragaman hayati baik itu hewan dan juga tumbuhan, dan penamaaan dari hewan dan tumbuhan (taksonomi). Salah satu keanekaragaman hayati yang penting adalah fauna tanah. Fauna tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah (Suin, 2003). Fauna tanah merupakan salah satu komponen dalam ekosistem tanah yang dapat berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis (bulk density), peningkatan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi sisa organik, pencampuranan partikel tanah dan penyebaran mikroba (Hanafiah dkk., 2003). Keterangan mengenai fauna tanah ini dapat dilihat dari firman Allah Swt. Pad QS As- Syura ayat 29 : 2

Artinya : di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-nya. Dalam tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, MA, dinyatakan bahwa ayat ini mengandung makna bahwa Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah dalam mencipta segala seuatu, adalah penciptaan langit dan bumi dalam aturan yang sangat teliti ini dan penciptaan semua binatang yang kelihatan dan disebarluaskan di dalam keduanya. Allah Swt. yang Mahakuasa dalam mencipta semua yang tersebut tadi, Mahakuasa juga untuk mengumpulkan orang-orang yang berkewajiban melakukan ajaran agama pada waktu pembangkitan yang Dia tentukan, untuk diberi balasan. Pada tanah baik dipermukaan ataupun dalam tanah terdapat berbagai jenis fauna tanah dengan berbagai ukuran dan bentuk kehidupan yang sangat kaya. Komponen biotik di dalam tanah memberi sumbangan terhadap proses aliran energi dari ekosistem tanah. Kelompok biotik ini melakukan penguraian sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati (dekomposisi). Salah satu bagian fauna dari tanah yang berperan dalam dekomposisi tanah adalah makrofauna tanah. Makrofauna tanah merupakan hewan yang berukuran > 2 mm. Contohnya antara lain millipoda, isopoda, insekta, moluska dan cacing tanah (Maftu ah dkk., 2005). Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara. Makrofauna akan meremah-remah substansi nabati yang mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran (Rahmawaty, 2004). Selain makrofauna tanah, bagian lain dari fauna tanah adalah mesofauna tanah. Keberadaan mesofauna tanah sangat bergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan berlangsung baik dan timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Meskipun sebagai penghasil senyawa-senyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun tidak berarti berfungsi sebagai subsistem produsen. Tetapi, peranan ini merupakan nilai tambah dari mesofauna sebagai sub-sistem konsumen dan sub-sistem dekomposisi. Sebagai sub-sistem dekomposisi, mesofauna tanah sebagai organisme perombak awal bahan makanan, serasah, dan bahan organik lainnya (seperti kayu dan akar), mengkonsumsi bahan-bahan tersebut dengan cara melumatkan dan mengunyah bahan-bahan tersebut. Mesofauna akan melumat 3

bahan dan mencampurkan dengan sisa-sisa bahan organik lainnya, sehingga menjadi fragmen berukuran kecil yang siap untuk didekomposisi oleh mikroba tanah (Handayanto, 1996). Peran fauna tanah sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem, seperti halnya ekosistem hutan. Adanya perbedaan keadaan lingkungan biotop (satuan geografi terkecil habitat yang dicirikan oleh biotanya) mengakibatkan perbedaan struktur maupun sifat fauna tanah dari biotop tersebut. Karena ketergantungan fauna tanah akan lingkungan biotop yang beragam mengakibatkan Beberapa jenis fauna permukaan tanah dapat digunakan sebagai indikator terhadap kesuburan tanah atau keadaan tanah (Suharjono dan Adisoemarto, 1997). Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologisnya dan dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Konsep keanekaragaman jenis lazim digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil walaupun ada gangguan terhadap komponen-komponennya. suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit spesies, dan jika hanya sedikit saja spesies yang dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah. Kelimpahan relatif adalah persentase dari jumlah individu suatu spesies terhadap jumlah total individu yang terdapat di daerah tertentu. Analisis kelimpahan digunakan untuk menghubungkan kestabilan suatu organisme dengan fluktuasi lingkungannya. Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya yang didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dan tercukupinya kebutuhan sumber makanannya. Kelimpahan dan aktivitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat dipengaruhi oleh musim, karena musim berpengaruh terhadap ketersediaan bahan makanan dan kemampuan hidup serangga yang secara langsung dapat mempengaruhi kelimpahan. Setiap ordo serangga mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan musim dan iklim. (Subahar, 2004) Selain itu, menurut Boror (1994), kelimpahan populasi serangga pada suatu habitat ditentukan oleh adanya keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat tersebut. Keanekaragaman fauna tanah dan fungsi ekosistem menunjukkan hubungan yang sangat kompleks dan belum banyak diketahui, serta perhatian untuk melakukan konservasi terhadap keanekaragaman makrofauna tanah masih sangat terbatas (Lavelle dkk., 1994 dalam Sugiyarto, 2008). Penelitian mengenai fauna tanah sudah dilakukan di beberapa tempat seperti hutan alam produksi (Hardini, 2006), lahan pertanian dan hutan tanaman (Retnowati, 2004), hutan alam 4

dan lahan terbuka (Sebayang dkk, 2001), hutan mangrove (Rachmawati, 2005), hutan homogen dan heterogen (Ruslan, 2009), dan hutan tropis dataran rendah (Sari, 2014). Namun penelitian fauna tanah di kawasan hutan lindung belum banyak dilakukan. Hutan lindung Gunung Manglayang merupakan salah satu kawasan hutan yang penting di wilayah Bandung Timur. Kawasan hutan lindung Gunung Manglayang sangat besar manfaatnya bagi masyarakat setempat. Pada kawasan hutan lindung Gunung Manglayang terdapat mata air yang dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, Wanawisata Curug Cilengkrang (air terjun), dan banyak area atau wilayah dari kawasan hutan Gunung Manglayang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Salah satu diantaranya adalah pertanian kopi juga penyadapan getah pinus. Menurut UU No. 41 Tahun 1999 hutan lindung merupakan suatu kawasan hutan yang berfungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Banyaknya aktivitas manusia yang berkaitan langsung dengan ekosistem hutan lindung sangat berpengaruh terhadap komunitas yang ada pada ekosistem tersebut, Mengingat pentingnya keberadaan fauna tanah bagi kelangsungan ekosistem maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai studi keanekaragaman fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah yang dapat diuraikan dalam tulisan ini adalah: 1. Bagaimana keanekaragaman fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat? 2. Bagaimana kelimpahan fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat? 3. Bagaimana korelasi antara keanekaragaman dan kelimpahan fauna tanah dengan faktor lingkungan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui keanekaragaan fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat. 2. Mengetahui kelimpahan fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat. 5

3. Mengetahui korelasi antara keanekaragaman dan kelimpahan fauna tanah dengan faktor lingkungan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Melengkapi informasi dan data mengenai keanekaragaman fauna tanah di kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkrang, Bandung, Jawa Barat. Sebagai bahan acuan pengelolaan kawasan hutan lindung Gunung Manglayang, Desa Cilengkra 6