PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Nilai Infiltrasi Lapangan dalam Upaya Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan di Kampus UMY

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

I Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

Penerapan Beton Porous Untuk Resapan Air Injeksi Dalam Pengendalian Genangan Perkampungan Padat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

Berat Tertahan (gram)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Umum

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

KAPASITAS INFILTRASI TANAH TIMBUNAN DENGAN TUTUPAN PAVING BLOK (UJI MODEL LABORATORIUM) <satu spasi> Abd. Rakhim Nanda 1*, Nurnawaty 2** 1,2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

MENGUBAH BENCANA MENJADI BERKAH (Studi Kasus Pengendalian dan Pemanfaatan Banjir di Ambon)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI KENDALI BANJIR DAERAH GENANGAN KECAMATAN ANTANG

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

mencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Drainase Lapangan Olahraga

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE ANALISIS

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Transkripsi:

ISSN : 2460-8815 PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Sulistiya Nengse Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya Email: sulistiya703@gmail.com ABSTRAK Genangan di Kelurahan Bulak, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya bukan disebabkan meluapnya sungai, namun lebih dikarenakan tingginya intensitas hujan lokal yang diperparah dengan buruknya manajemen drainase kota, disamping itu kontur wilayah Kelurahan Bulak merupakan permukaan yang relatif datar dengan jenis tanah yang mempunyai resapan rendah. Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam mengantisipasi genangan yakni membangun rumah-rumah pompa banjir, membuat gorong-gorong, biopori, membersihkan saluran dari timbunan sampah, dan melakukan pengerukan sedimen di bozem yang merupakan tempat penampungan air hujan sementara sebelum dibuang ke laut. Namun saat ini semua upaya tersebut belum cukup membuahkan hasil dalam menangani genangan air. Salah satu cara yang efektif untuk menangani genangan air adalah memodifikasi lapisan tanah permukaan dengan menambahkan pupuk kompos dedaunan dan ranting. Penelitian ini untuk menentukan pengaruh jumlah kompos yang ditambahkan pada tanah terhadap peningkatan resapan dan reduksi lama genangan banjir. Penelitian dilakukan menggunakan metode pencampuran tanah dan kompos pada skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan variabel penelitian jumlah kompos yang ditambahkan. Parameter yang dianalisis adalah jenis tanah dan laju resapan tanah (f). Hasil penelitian menunjukkan penambahan kompos daun dan ranting sebesar 15% ke tanah dapat meningkatkan resapan dari 0,298 cm/menit menjadi 0,904 cm/menit dan penambahan kompos daun dan ranting 35% dapat meningkatkan resapan menjadi 1,099 cm/menit. Kata kunci: genangan, resapan, tanah, kompos. 1. PENDAHULUAN Banjir di Kelurahan Bulak, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya bukan disebabkan meluapnya sungai, namun lebih dikarenakan tingginya intensitas hujan lokal yang diperparah dengan buruknya manajemen drainase kota, disamping itu kontur wilayah Kelurahan Bulak merupakan permukaan yang relatif datar dengan jenis tanah yang mempunyai resapan rendah. Meskipun ancaman banjir di Kelurahan Bulak tidak begitu parah, namun antisipasi terhadap terjadinya banjir perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan curah hujan di Kota Surabaya terbilang tinggi sehingga masih ada kawasan yang tergenang air saat musim hujan. Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam mengantisipasi banjir yakni membangun rumah-rumah pompa banjir, membuat gorong-gorong, biopori, membersihkan saluran dari timbunan sampah, dan melakukan pengerukan sedimen di bozem yang merupakan tempat penampungan air hujan sementara sebelum dibuang ke laut. Namun saat ini semua upaya tersebut belum cukup membuahkan hasil dalam menangani genangan air. Alternatif penanganan genangan air perlu dilakukan untuk mencapai kehidupan yang lebih nyaman. Salah satu cara yang efektif untuk menangani genangan air adalah memperbesar area resapan air dengan cara meningkatkan resapan tanah. Mengingat tanah asli di Kelurahan Bulak mempunyai laju peresapan yang rendah maka perlu dilakukan modifikasi terhadap tanah permukaan tersebut, sehingga laju peresapan atau infiltrasinya meningkat. Penelitian ini melakukan modifikasi terhadap lapisan tanah permukaan dengan cara menambahkan pupuk kompos dedaunan dan ranting. Menurut Murbandono (2009), pupuk kompos diketahui dapat meningkatkan porositas tanah dan memperbesar kemampuan tanah menampung air. Struktur tanah lempung dapat diperbaiki dengan penambahan kompos agar dapat menyimpan air lebih lama. Jurnal ini menyajikan hasil penelitian terkait kemampuan campuran tanah 46

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA dan kompos dalam meningkatkan resapan air pada daerah genangan/rawan banjir di Kelurahan Bulak, Kecamatan Kenjeran. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan pengaruh jumlah kompos yang ditambahkan pada tanah terhadap peningkatan resapan dan menentukan besar kemampuan campuran tanah dan kompos dalam mereduksi lama genangan banjir di daerah rawan genangan Kelurahan Bulak, Kecamatan Kenjeran. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pengambilan Sampel Sampel diambil di tanah kosong yang masih berupa tanah asli dan belum pernah diurug di daerah Jalan Kyai Tambak Deres Kelurahan Bulak, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Pengambilan sampel di lokasi ini didasarkan pada data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Tahun 2012. Berdasarkan data tersebut luas area genangan di daerah Jalan Kyai Tambak Deres Kelurahan Bulak adalah 0,45 ha, tinggi genangan 40 cm, dan lama genangan 120 menit. Sampel diambil dari tiga titik (titik 1, 2, dan 3) yang mana jarak antara masing-masing adalah 3 meter. Masing-masing titik diambil dua sampel, yaitu sampel tanah di permukaan dan sampel tanah pada kedalaman 30 cm dari permukaan. Total sampel tanah sebanyak 6 sampel. Sampel diambil antara tanah permukaan hingga kedalaman 30 cm karena diprediksi sebelum 30 cm belum terdapat air tanah sehingga tanah tidak jenuh dan mudah dianalisis. Selain itu tanah pada kedalaman 30 cm lebih mudah dalam pengaplikasian karena tidak perlu menggunakan alat berat. Tanah pada kedalaman ini masih berupa top soil. Sketsa titik pengambilan sampel seperti pada Gambar 1. Kondisi sampel tanah dilihat secara visual tercantum pada Tabel 1. Gambar 1 Sketsa titik pengambilan sampel tanah Tabel 1 Kondisi sampel tanah Sampel Lokasi pengambilan Kondisi tanah tampak visual 1 Titik 1 Permukaan Berpasir dan gembur 2 (depan) kedalaman 30 cm Berpasir dan basah 3 Titik 2 Permukaan Berpasir dan gembur 4 (tengah) kedalaman 30 cm Berpasir dan basah 5 Titik 3 Permukaan Berpasir dan gembur 6 (belakang) kedalaman 30 cm Liat dan basah 47

SULISYA NENGSE Penyiapan Campuran Tanah dan Kompos Kompos yang digunakan berasal dari daun dan ranting diambil dari Rumah Kompos Bratang. Campuran tanah dan kompos dengan berbagai variasi disajikan pada Tabel 2. Adanya variasi tanah asli 100% dan kompos 100% digunakan sebagai variabel kontrol terhadap variasi campuran lainnya. Sebelum dicampurkan, tanah asli terlebih dahulu dibentuk remah-remah agar tidak menggumpal dan lebih mudah dalam pencampuran dengan kompos. Begitupun dengan tanah asli 100%, sebelum dilakukan analisis laboratorium tanah asli dibuat remah terlebih dahulu. Pencampuran tanah dan kompos menggunakan perbandingan berat, sebagai contoh: dalam pembuatan campuran tanah 85% dan kompos 15% diambil tanah asli sebanyak 850 gram kemudian dicampurkan kompos sebanyak 150 gram. Tabel 2. Variasi campuran tanah dan kompos No. Variasi campuran Komposisi Prosentase 1. Tanah asli Tanah asli 100% 2. Kompos Kompos 100% 3. Campuran 1 Tanah asli 85% Kompos 15% 4. Campuran 2 Tanah asli 75% Kompos 25% 5. Campuran 3 Tanah asli 65% Kompos 35% Pemeriksaan Sampel Tanah Pemeriksaan sampel tanah meliputi analisis laboratorium sebagai berikut: - Analisis ayakan tanah asli Analisis ayakan bertujuan untuk menentukan jenis tanah yang dilakukan dengan metode saringan ayakan. - Analisis resapan Analisis resapan menggunakan alat dari tabung transparan berdiameter 6 cm dan tinggi 10 cm yang dirangkai seperti sketsa pada Gambar 2. Perhitungan laju resapan menggunakan rumus infiltrasi (RSNI T-06-2004) yaitu: V f (1) A t dengan f = laju infiltrasi/resapan (cm/jam), V = volume air yang ditambahkan untuk menjaga muka air konstan tiap selang waktu (cm 3 ), A = luas bidang (cm 2 ), dan t = selang waktu pengukuran (menit). Penyangga 6 cm Buret 50 ml Campuran tanah+kompos 10 cm Plat Bawah Pipa Transparan Selang Gambar 2. Sketsa alat uji laju resapan Kertas Saring 48

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ayakan Analisis ayakan adalah mengayak contoh tanah melalui satu set ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. analisis ayakan dilakukan untuk mengetahui tanah mana yang memiliki kondisi paling jelek untuk resapan, tanah yang memiliki resapan jelek adalah tanah yang banyak mengandung lempung. analisis ayakan ini mengikuti sni 03-3423-1990 ; astm d 422-90 (1973). Analisis ayakan dilakukan terhadap seluruh sampel tanah yang berjumlah 6 sampel agar dapat diketahui jenis tanah dominan yang terkandung tanah tersebut. setiap sampel tanah diambil 500 gram untuk dilakukan analisis ayakan. hasil analisis ayakan menunjukkan bahwa sampel tanah yang memiliki komposisi lempung paling besar adalah sampel yang diambil pada titik ketiga kedalaman 30 cm dari permukaan, dimana komposisi lempung yang dikandung adalah 16,45%. pengambilan sampel tanah berikutnya diambil pada titik pengambilan sampel nomer 6 ini, yaitu pada titik ketiga kedalaman 30 cm dari permukaan. hasil analisis ayakan sampel bisa dilihat pada tabel 3. Tanah yang diambil haruslah tanah undisturbed (tanah yang tidak terganggu) karena beberapa parameter yang dianalisiskan adalah kadar air dan berat volume tanah yang mana dalam penganalisisan parameter tersebut harus menggunakan tanah undisturbed. Cara pengambilan tanah undisturbed ini menggunakan tabung shelbi. Tabel 3. Hasil ayakan sampel tanah pada titik ketiga kedalaman 30 cm Nomor Ayakan Berat Tertahan (gram) % Tertahan % Komulatif % Lolos 2 0 0 0 100 1 21,00 4,20 4,20 95,80 ¾ 6,70 1,35 5,55 94,45 3/8 24,70 4,95 10,50 89,50 4 15,30 3,06 13,56 86,44 10 25,30 5,06 18,62 81,38 20 7,70 1,54 20,16 79,84 40 17,80 3,55 23,71 76,29 100 87,70 17,53 41,24 58,76 200 45,40 9,08 50,32 49,68 PAN 248,40 49,68 100 0 Dari data di atas dapat dibuat grafik (Gambar 3) dimana sumbu X atas adalah nomor ayakan, sumbu X bawah adalah diameter butiran, dan sumbu Y adalah prosentase lolos (Liu, 1981). Gambar 3. Grafik hasil ayakan sampel 49

SULISYA NENGSE Laju Resapan Analisis laju resapan tanah dilakukan untuk mengetahui kemampuan campuran tanah dan kompos dalam meresapkan air. Analisis laju resapan tanah menggunakan alat dari pipa transparan dilengkapi dengan buret untuk mengukur banyaknya air yang meresap lalu dirangkai sedemikian rupa (Gambar 2) sehingga dapat diamati berapa banyak air yang dapat meresap ke dalam campuran tanah per satuan waktu. Perhitungan laju resapan menggunakan Persamaan (1). Berikut adalah contoh perhitungan laju resapan tanah asli: Dari hasil analisis laboratorium didapatkan data sebagai berikut: Luas permukaan tabung yang digunakan = ¼ π d 2 = ¼ 3,14 6,29 2 = 31,058 cm 2 Waktu yang dibutuhkan ( t) = 140.400 detik Volume air yang keluar ( V) = 14,5 cm 3 Diameter tabung yang digunakan = 6,29 cm Laju resapan (f) = = = 3,325 10-6 cm/detik = 0,0002 cm/menit = 0,012 cm/jam Hasil analisis laju resapan selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 4 dan gambar 4. Tabel 4. Laju resapan campuran tanah dan kompos Campuran Waktu yang dibutuhkan Volume air yang keluar Luas permukaan tabung Kapasitas Resapan Laju resapan (f) Laju resapan (f) Laju resapan (f) (detik) (cm 3 ) (cm 2 ) (m 3 /jam) (cm/detik) (cm/ menit) (cm/ jam) Tanah asli 600 92,587 31,058 0,556 10-3 0,005 0,298 17,887 Kompos 75 129,478 31,058 6,215 10-3 0,056 3,335 200,109 Campuran 1 168 78,587 31,058 1,684 10-3 0,015 0,904 54,222 Campuran 2 193 93,587 31,058 1,746 10-3 0,016 0,937 56,207 Campuran 3 132 75 31,058 2,047 10-3 0,018 1,099 65,916 Gambar 4. Grafik hubungan antara prosentase campuran kompos dengan laju resapan tanah 50

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Data di atas menunjukkan bahwa dengan tanah asli genangan yang dapat meresap perjamnya adalah 0,556 10-3 m 3, jika tanah dicampurkan kompos dengan komposisi perbandingan tanah 85% : kompos 15% maka genangan yang dapat meresap perjamnya sebesar 1,684 10-3 m 3. Tanah yang dicampurkan kompos dengan komposisi perbandingan tanah 75% : kompos 25% maka genangan yang dapat meresap perjamnya sebesar 1,746 10-3 m 3. Tanah yang dicampurkan kompos dengan komposisi perbandingan tanah 65% : kompos 35% maka genangan yang dapat meresap perjamnya sebesar 2,047 10-3 m 3. Diketahui dari data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Binamarga dan Pematusan Kota Surabaya Tahun 2012 bahwa tinggi genangan di daerah Kyai Tambak deres adalah 40 cm, dengan kondisi tanah asli maka waktu yang dibutuhkan untuk meresapkan genangan setinggi 40 cm tersebut adalah: = 40 cm / 0,298 cm/menit = 134 menit Jika tanah dicampurkan dengan kompos dengan komposisi tanah 85%: kompos 15%, maka waktu yang dibutuhkan untuk meresapkan genangan setinggi 40 cm tersebut adalah: = 40 cm / 0,904 cm/menit = 44 menit Jika tanah dicampurkan dengan kompos dengan komposisi tanah 75%: kompos 25%, maka waktu yang dibutuhkan untuk meresapkan genangan setinggi 40 cm tersebut adalah: = 40 cm / 0,937 cm/menit = 43 menit Jika tanah dicampurkan dengan kompos dengan komposisi tanah 65%: kompos 35%, maka waktu yang dibutuhkan untuk meresapkan genangan setinggi 40 cm tersebut adalah: = 40 cm / 1,099 cm/menit = 36 menit Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa jumlah kompos yang ditambahkan ke tanah berpengaruh terhadap peningkatan resapan tanah. Semakin banyak kompos yang ditambahkan maka semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan air genangan untuk meresap ke dalam tanah, sehingga tinggi genangannya menjadi berkurang. Hal ini tentu berhubungan dengan porositas tanah, dimana semakin banyak kompos yang ditambahkan, porositas tanah menjadi semakin besar, sehingga genangan lebih mudah meresap ke dalam tanah. Selain menggunakan kompos, media lain yang dapat digunakan sebagai media resapan adalah pasir dan kerikil, dimana pasir dan kerikil juga dapat meningkatkan porositas tanah sehingga memperbesar resapannya. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai media selain kompos ini. 4. KESIMPULAN Dari penelitian mengenai studi campuran tanah dan kompos ini, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Penambahan kompos ke dalam tanah dapat meningkatkan laju resapan dari 0,298 cm/menit menjadi: Tanah 85%: kompos 15% laju resapan menjadi 0,904 cm/menit. Tanah 75%: kompos 25% laju resapan menjadi 0,937 cm/menit. Tanah 65%: kompos 35% laju resapan menjadi 1,099 cm/menit. Campuran tanah dan kompos dapat mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk meresapkan genangan setinggi 40 cm dari 134 menit menjadi: Tanah 85%: kompos 15% laju resapan menjadi 44 menit. Tanah 75%: kompos 25% laju resapan menjadi 43 menit. Tanah 65%: kompos 35% laju resapan menjadi 37 menit 51

SULISYA NENGSE DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. (1990). SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar. Jakarta Badan Standarisasi Nasional. (2004). RSNI T-06-2004 tentang Tata Cara Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah di Lapangan Menggunakan Infiltrometer Cincin Ganda. Jakarta Das, B.M. (1988). Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) jilid 1. Erlangga, Jakarta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya. (2012). Data Banjir Kota Surabaya Tahun 2012. Surabaya. Liu, C. (1981). Soils and Foundations. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Murbandono, L. (2009). Membuat Kompos. Penebar Swadaya, JakartaMenteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per.IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Shirley. (1987). Penuntun Praktis Geoteknik dan Mekanikan Tanah (Penyelidikan Lapangan & Laboratorium). Nova, Bandung. Soong, T. T. and Dargush, G. F. (1997). Passive energy dissipation systems in structural engineering. John Wiley & Sons, Chichester, England. 52