BAB I PENDAHULUAN. hidup suatu perusahaan dan juga menjadi sumber pendapatan yang utama untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan penting dalam hal pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor industri berkembang dengan pesat di Indonesia. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian saat ini yang belum stabil, menuntut setiap perusahaan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

Bab I. Pendahuluan. Menjamurnya pusat perbelanjaan modern seperti mall, hypermarket, swalayan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan industri,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi yang berkembang saat ini, bila dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pesat di berbagai bidang, baik di sektor perdagangan maupun sektor perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan maka untuk mengelola faktor - faktor produksi tersebut di atas haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian Indonesia sampai saat ini masih belum stabil. Hal ini

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat, ditambah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin kompleks operasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen persediaan (inventory management) yang baik. merupakan kunci keberhasilan setiap perusahaan, baik perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan seperti yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persediaan adalah salah satu bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan dan juga menjadi sumber pendapatan yang utama untuk perusahaan tersebut. Bagi sebuah perusahaan, persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat besar nilainya. Pernyataan ini didukung oleh Arens, et al. (2006:306) yang menyatakan: Inventory is generally major item on the balance sheet, and it is often the largest item marking up the account include in working capital. Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus akan mengalami suatu perubahan. Penjualan persediaan akan menghasilkan pendapatan bagi suatu perusahaan yang selanjutnya akan digunakan untuk membayar keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Demi mempertahankan eksistensinya, perusahaan harus memperhatikan setiap aktivitas dalam operasional perusahaannya agar dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin, termasuk di dalamnya aktivitas pengelolaan persediaan. Walaupun demikian dalam prakteknya, persediaan sering kali rentan terhadap timbulnya penyimpangan yang terjadi didalam suatu perusahaan, seperti hilangnya sejumlah persediaan tanpa alasan yang jelas, kesalahan pencatatan jumlah persediaan, dan jumlah persediaan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Bab I Pendahuluan 2 Mengingat pentingnya arti persediaan bagi sebuah perusahaan, maka diperlukan upaya-upaya dalam meminimalisasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam aktivitas pengelolaan persediaan tersebut. Perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk persediaan agar menghindari penyimpangan atau penyelewengan, seperti penyalahgunaan wewenang atau pencurian. Bagian pemeriksaan intern yang independen diperlukan agar tujuan pengendalian internal atas persediaan dapat tercapai dan berjalan dengan efektif, dimana adanya pemisahan fungsi pertanggungjawaban atas fungsi-fungsi otorisasi, pencatatan, dan penyimpanan dalam semua bidang di perusahaan tersebut. Pemeriksa intern melaksanakan fungsinya atau tugasnya sebagai bagian yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dari suatu pengendalian internal. Pengelolaan persediaan barang jadi yang efektif ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi dibutuhkan perencanaan dan pengarahan yang cukup matang dari pemeriksa intern tersebut. Oleh karena itulah, perencanaan dan pengendalian persediaan barang jadi tersebut mengharuskan adanya suatu rencana yang terkoordinasi dengan baik dan dimengerti oleh semua fungsi yang ada di dalam perusahaan. Perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan, penentuan waktu atau penjadwalan serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang diproyeksikan. Pengendalian internal atas persediaan meliputi pengendalian kualitas dan jumlah dalam batas-batas yang selalu direncanakan dan perlindungan fisik persediaan.

Bab I Pendahuluan 3 Bagian terpenting dari pengendalian internal atas persediaan adalah pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk melakukan ini secara efektif, sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat perhitungan persediaan secara fisik dilakukan. Bilamana pegawai klien tidak mengikuti instruksi ini, maka auditor harus menghubungi atasannya untuk mengatasi masalah ini atau memodifikasi prosedur pengamatan secara fisik. Seorang auditor internal diperlukan untuk melindungi persediaan dari kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan (Arens et al., 2006:321). Adanya pengendalian internal yang memadai dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang tidak disengaja dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan dan jika terjadi kesalahan akan dapat diketahui sedini mungkin. Meskipun demikian tidak berarti bahwa dengan adanya pengendalian internal yang andal akan menghilangkan semua kesalahan dan kecurangan. Pengendalian internal tidak menjamin tidak adanya kecurangan tetapi hanya berusaha untuk meminimalkan kecurangan ataupun kesalahan yang mungkin terjadi. Tujuan dari pengendalian internal atas pengelolaan persediaan barang jadi ini adalah karena persediaan barang jadi sangat berhubungan erat dengan kelancaran dari kegiatan penjualan perusahaan, sehingga pengendalian internal atas pengelolaan persediaan barang jadi ini sangat penting dan diperlukan bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

Bab I Pendahuluan 4 EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG JADI (STUDI KASUS PADA PT PARAHITA SANU SETIA DI JAKARTA). 1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang akan dibahas sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengendalian internal atas persediaan barang jadi yang ada pada perusahaan sudah cukup memadai. 2. Apakah pengelolaan persediaan barang jadi telah dilaksanakan secara efektif. 3. Seberapa besar pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian internal atas persediaan barang jadi yang ada pada perusahaan sudah cukup memadai. 2. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengelolaan persediaan barang jadi yang telah dilaksanakan oleh perusahaan sudah efektif 3. Untuk mengetahui dan menilai sejauh mana pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi.

Bab I Pendahuluan 5 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak: 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau bahan masukan yang berguna bagi perusahaan sehubungan dengan pengendalian internal, terutama mengenai persediaan barang jadi, serta pengaruhnya terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. 2. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan dalam hal pengendalian internal persediaan. 3. Bagi penulis Hasil penelitian ini menjadi pengalaman berharga karena dapat memperoleh gambaran secara nyata dari penerapan teori-teori yang diajarkan dari perkuliahan dengan praktek dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Selain itu, skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Jurusan Akuntansi. 1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimum. Dalam menghasilkan laba, perusahaan harus dapat meningkatkan penjualan produk. Produk yang dimiliki oleh perusahaan tersebut berhubungan

Bab I Pendahuluan 6 langsung pada persediaan yang dimiliki perusahaan, dimana persediaan tersebut merupakan suatu investasi besar yang perlu ditangani serta dikendalikan dengan sebaik-baiknya demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dengan adanya persediaan, maka kecermatan dalam perhitungan persediaan yang akan disediakan di dalam perusahaan jumlahnya harus dihitung dengan setepat mungkin sehigga pemborosan biaya dapat dihilangkan atau setidaknya dapat dikurangi. Perhitungan persediaan yang biasanya digunakan oleh perusahaan ada bermacam-macam. Metode tersebut adalah EOQ dan ROP. 1. Economic Order Quantity (EOQ) Adalah jumlah pesanan yang secara ekonomis, menguntungkan yaitu besarnya pesanan yang menyebabkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang minimum. 2. Reorder Point (ROP) Merupakan saat atau titik dimana harus diadakan pesanan kembali sehingga kedatangan barang yang dipesan adalah tepat pada waktunya. Dalam suatu perusahaan, baik perusahaan industri atau dagang, pengelolaan persediaan yang efektif memegang peranan yang sangat penting, dimana tanpa adanya persediaan bahan baku yang cukup memadai, maka akan dapat mengganggu kelancaran proses produksi, sedangkan di lain pihak, penumpukan persediaan dalam jumlah yang berlebihan mempunyai risiko di dalam penyediaan dana, risiko kerusakan, biaya penyimpanan dan biaya lain-lain.

Bab I Pendahuluan 7 Syarat-syarat pengelolaan persediaan barang jadi yang efektif menurut Wilson dan Campbell yang di alihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997:430-431) adalah sebagai berikut: 1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan. 2. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik. 3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan. 4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak. 5. Standardisasi dan simplikasi persediaan. 6. Catatan dan laporan yang cukup. 7. Tenaga kerja yang memuaskan. Adapun ketujuh syarat pengelolaan persediaan barang jadi yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan Tanggung jawab didefinisikan sebagai penugasan pekerjaan dan kewajiban spesifik untuk dilaksanakan oleh seseorang dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab ini harus disertai kewenangan yang diperlukan yaitu hak untuk membuat keputusan-keputusan dan untuk meminta atau memperoleh ketaatan tehadap instruksi-instruksi yang ada hubungannya dengan pelaksanaan permintaan. 2. Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik Mereka yang betanggungjawab untuk melaksanakan keinginan pimpinan dalam hubungannya dengan persediaan, harus memahami dengan jelas aturanaturan bertindak yang akan menjadi pedoman bagi mereka. Tidak ada yang demikian dan merusak moral dan dapat menimbulkan kebingungan pelimpahan suatu tugas tetapi tidak mengetahui harapan dari tugas yang diharapkan dari tugas itu.

Bab I Pendahuluan 8 3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan Faktor ketiga yang penting dalam pengendalian persediaan adalah fasilitasfasilitas pergudangan dan penyelenggaraan yang cukup. Tidak ada prosedur yang sekalipun telah direncanakan dengan sangat baik dapat berhasil dalam suatu bidang pergudangan atau penyimpanan yang tidak terorganisir, atau dilengkapi dengan tindakan yang tidak baik. 4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak Klasifikasi ini harus dikenal dalam menetapkan anggaran dan pengendalian serta memperoleh keyakinan bahwa persediaan telah dicatat sebagaimana mestinya. Pengendalian akuntansi menjadi betul-betul tidak berguna apabila barang yang diminta dilaporkan sebagai barang lain. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara wajar adalah perlu bagi suatu pengendalian persediaan yang efektif. 5. Standardisasi dan simplikasi persediaan Standardisasi merupakan suatu istilah yang lebih lazim yang berhubungan dengan penetapan standar. Dalam hal persediaan, standardisasi berhubungan dengan pengurangan suatu garis produk menjadi beberapa jenis, ukuran, karakteristik tetap yang dianggap sebagai standar. Tujuannya adalah untuk mengurangu banyaknya unsur atau jenis barang untuk menetapkan kemungkinan dapat ditukarkannya berbagai bagian atau produk yang telah siap diolah, dan untuk menetapkan standar kualitas bahan. Dengan adanya pengurangan dalam banyaknya jenis atau unsur persediaan yang mungkin diselenggarakan, maka masalah pengendalian dapat dipermudah. Simplikasi

Bab I Pendahuluan 9 hanya menyangkut eliminasi jenis dan ukuran produk yang berlebihan. Eliminasi produk-produk yang tidak dijual dapat dengan cepat memberikan kontribusi besar untuk mengurangi persediaan yang harus dilaksanakan. 6. Catatan dan laporan yang cukup Perencanaan dan pengendalian persediaan didasarkan pada suatu anggapan pendahuluan yaitu adanya pengetahuan mengenai fakta-fakta, dan ketersediaan fakta-fakta memerlukan catatan dan laporan persediaan yang cukup. Catatan-catatan persediaan harus berisi informasi untuk memenuhi kebutuhan para staf pembelian, produksi, penjualan, dan keuangan. Selain itu, jika di perusahaan terjadi persediaan barang jadi yang kurang memadai, para pengusaha akan berhadapan dengan risiko bahwa perusahaan pada suatu saat nanti tidak dapat memenuhi keinginan langganan yang memerlukan atau meminta barang yang dihasilkan sehingga perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka masalah yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut akan menjadi semakin kompleks, dimana masalah ini harus dapat dihadapi dan diselesaikan oleh manajemen. Masalah tersebut misalnya adalah semakin sulitnya pengawasan pada perusahaan dan kemungkinan besar dapat terjadi penyimpangan atau penyelewengan, seperti penyalahgunaan wewenang dan pencurian, terutama dalam hal persediaan barang dagangan. Keadaan tersebut memaksa manajemen untuk menjalankan fungsi pengendalian yang baik dengan membagi wewenangnya kepada bawahan, tetapi

Bab I Pendahuluan 10 wewenang yang dilimpahkan pada bawahan tetap merupakan tanggungjawabnya. Fungsi pengendalian tersebut juga dapat dilakukan dengan adanya auditor internal di perusahaan dan oleh seorang yang indenpenden. Pengendalian internal atas persediaan merupakan kegiatan yang penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu harta perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan keuangan. Pimpinan perusahaan harus melindungi persediaan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, karena jika terjadi kehilangan persediaan baik disengaja maupun tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan umum ditetapkannya pengendalian internal menurut Arens, et al. (2006:397) sebagai berikut: 1. Reliability of financial reporting 2. Effectiveness and efficiency of operations 3. Compliance with applicable laws and regulations. Berikut penjelasan dari ketiga tujuan pokok tersebut 1. Reliability of Financial Reporting (Keandalan Pelaporan Keuangan) Manajemen bertanggungjawab atas menyiapkan laporan keuangan untuk investor, kreditor, dan pengguna lainnya. Manajemen mempunyai teanggung jawab baik hukum dan profesional untuk yakin bahwa informasi telah disiapkan secara wajar menurut sistim pelaporan seperti GAAP. 2. Effectiveness and Efficiency of Operations (Efektivitas dan Efisiensi Operasi)

Bab I Pendahuluan 11 Kendali di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan efesien atas sumber dayanya, mencakup personil, untuk mengoptimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal. 3. Compliance with applicable laws and regulations (Ketaatan pada Hukum dan Perundang-undangan) Organisasi diminta untuk mengikuti banyak hokum dan peraturan. Beberapa hanya secara tidak langsung berhubungan dengan akuntansi. Namun apabila kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik maka pengendalian internal yang bagaimanapun baiknya akan mengalami kegagalan. Menurut Arens, et al. (2003,272) terdapat enam rincian yang harus dipenuhi oleh pengendalian internal untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam jurnal dan catatan perusahaan: 1. Recorded transaction are exist (existence). 2. Existing transaction are recorded (completeness). 3. Recorded transaction are stated at the correct amount (accuracy). 4. Transaction are properly classified (classification). 5. Transaction are recorded on the correct dates (timing). 6. Recorded transaction are properly included in the master file and correctly summarized (posting and summarization). Pengertian di atas menjelaskan tujuan khusus pengendalian internal persediaan barang dagangan adalah: 1. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan dilaksanakan (eksistensi).

Bab I Pendahuluan 12 2. Transaksi yang terjadi diidentifikasikan dan dicatat secara lengkap (kelengkapan). 3. Transaksi yang terjadi telah dicatat dengan nilai yang benar (akurasi). 4. Transaksi yang terjadi diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi). 5. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat (ketepatan waktu). 6. Transaksi dimasukkan ke dalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran). Adapun unsur-unsur pengendalian Menurut Arens, et al (2004:401-414) adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Kendali (Control Enviroment) 2. Penilaian risiko (Risk assessment) 3. Aktivitas pengendalian (Control activities) 4. Informasi dan komunikasi (Information and communications) 5. Pengawasan (Monitoring) Perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian oleh penulis adalah sebuah perusahaan garmen. Perusahaan ini memproduksi sendiri pakaian-pakaian orang dewasa baik pria maupun wanita. Oleh karena itulah, pada perusahaan ini memiliki barang jadi dalam jumlah yang cukup besar yang disimpan digudang. Pada setiap perusahaan pengendalian intern sangat diperlukan, demikian pula pada perusahaan garmen yang kemungkinan persediaan barang jadi yang dimiliki dapat hilang atau dicuri. Pengendalian intern pada perusahaan garmen biasanya dapat berupa pengecekan persediaan barang jadi dengan teratur ataupun dengan diadakan inspeksi mendadak untuk dapat mengetahui jumlah persediaan barang jadi yang sebenarnya ada digudang.

Bab I Pendahuluan 13 Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, maka penulis menarik suatu hipotesa yaitu sebagai berikut: Pengendalian internal yang dilaksanakan dengan memadai akan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. 1.6 Metode Penelitian Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Indriantoro, 1999:27). Sedangkan untuk pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut (Cooper dan Emory, 1997:289): 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara: a. Wawancara (Interview) yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan dengan obyek penelitian. b. Kuesioner (Questionnaire) yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. c. Observasi (Observation)

Bab I Pendahuluan 14 yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur, buku-buku akuntansi, dan juga tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan, 2004:5). Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data. Metode dalam menganalisis data ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab III. 1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. Parahita Sanu Setia, yang berlokasi di Jakarta Pusat. Penelitian ini diadakan pada bulan September 2007 sampai dengan pembuatan skripsi ini selesai.