Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

dokumen-dokumen yang mirip
Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Kognitif Siswa Pada Materi Mengenal Penggunaan Uang Sesuai Dengan Kebutuhan

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 13BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidik di dalam kelas, namun juga sebagai teladan di luar kelas.

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melelui proses

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

SKRIPSI OLEH : VICKA AYU KRISTIANINGTYAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGUASAAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA PGSD UNIMED MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ELVA AYU ANDRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN IPA MITIGASI BENCANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Deby Maria Juliana Purba Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

ABSTRAK. Kata Kunci: minat belajar, hasil belajar, Dasar Otomotif

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLiS) PADA MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Korelasi di Kelas IV SDN 02 Batu Buil, Kecamatan Belimbing)

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Rineka Cipta : Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

Muhammad Nasrul Waton Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang, Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

SKRIPSI. Disusun Oleh : MEINAR TRIA SUSANTI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PENGAMATAN GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI SKRIPSI

JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh: HAMZAH FANSURI

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB III METODE PENELITIAN

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HAK ASASI MANUSIA DI KELAS VII PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Abstract: Keyword: Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang saptopurnomo96@yahoo.com Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan penelitian eksperimen dengan bentuk Quasi Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII. Analisis data yang menggunakan teknik statistik kuantitatif. Kesimpulan penelitian yaitu: 1) Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam pengukuran awal (pre-test) berdasarkan hasil tabel perbedaan mean (rata-rata) persentasi terdapat selisih sebesar 8,35%. Adapun nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 59.57 dengan kategori Kurang. Sedangkan pada kelas kontrol mencapai nilai sebesar 65 dan dapat dikategorikan Cukup. 2) Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test) dapat dikemukakan bahwa perbedaan hasil belajar siswa adalah 10,43 poin (13,22%). Sedangkan perbedaan harga Indeks Gain Hake kelas eksperimen sebesar 0,91 dengan kategori sangat baik dan pada kelas kontrol dengan harga Indeks Gain Hake sebesar 0,109 dengan kategori rendah. 3) Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa, dapat diinterpretasikan memiliki pengaruh secara signifikan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan rumus uji t-test diperoleh harga thitung = 5,404>ttabel sebesar 2,000. Artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan batas taraf kesalahan sebesar 0,5%, maka keputusannya bahwa setiap guru yang memiliki kompetensi profesional dalam mengajar jauh lebih baik hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang tidak memiliki kompetensi profesional. 4) Respon siswa terhadap kompetensi profesional guru dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan adanya perlakuan dalam pembelajaran pokok bahasan Hak Asasi Manusia (HAM) di Kelas VII jauh lebih baik dan pro-aktif dalam belajar dari pada siswa tanpa diberikan perlakuan. Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru dan Hasil Belajar Siswa.

PENDAHULUAN Upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin umat. Adapun pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Selanjutnya Usman (2010: 15) dalam bukunya Menjadi Guru Profesional mendefinisikan bahwa: guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Pendidik atau guru adalah tenaga profesional seperti yang diamanatkan dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU RI No 20/2003 yang mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 1 PP No

19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI No 14/2005 yang mengamanatkan guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Peran guru sebagai tenaga pendidik sangatlah penting. Karena dalam kegiatan belajar mengajar guru merupakan pelaku yang bertindak sebagai perantara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Jadi, fungsi dan peran guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi dari sifat Ketuhanan. Secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang, baik dalam keluarga, dalam masyarakat atau di sekolah. Profesi mengajar merupakan kewajiban bagi seorang guru, hanya dibebankan kepada setiap orang yang berpengetahuan. Dengan kata lain, profesi mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dengan kualifikasi akademik tertentu. Mengajar, bagi seseorang yang tidak mempunyai kompetensi professional justru akan berpengaruh terhadap ketercapaian hasil belajar yang tidak diharapkan. Kemudian, apabila sesuatu dilakukan oleh sesuatu yang bukan ahlinya, maka akan berimbas rendah hasil belajar siswa itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tentukan penelitian dengan judul skripsi tentang Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pokok Bahasan Hak Asasi Manusia Di Kelas VII Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tahun Pelajaran 2013 / 2014. METODE Menurut Sugiyono (2013: 3) Metode merupakan cara. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Sedangkan menurut Kerlinger dalam (Darmadi (2011: 32) Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan penggetahuan

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Bentuk penelitiannya adalah Penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Sugiyono (2013: 108) terdapat beberapa macam desain dalam penelitian eksperimen, yaitu sebagai berikut Pre-Eksperimen, True Eksperimen, Factorial Eksperimen, dan Quasi Eksperimen. Sehubungan dengan uraian di atas, maka desain penelitian eksperimen yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah desain Quasi Eksperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Keterangan: O 1 O 2 O 3 O 4 X Gambar 1. Desain Penelitian Quasi-Eksperimen Nonequivalent Control Group Design O1 X O2 (kelompok eksperimen) O3 O4 (kelompok kontrol) (Sumber: Sugiyono 2013: 116) = Tes awal (Pre- test) kelompok eksperimen = Tes akhir (Post-test) kelompok eksperimen = Tes awal (Pre-test) kelompok kontrol = Tes akhir (Post-test) kelompok kontrol = Perlakuan untuk kelas eksperimen Desain di atas merupakan desain yang menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding bagi kelompok eksperimen. a. Didalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu eksperimen dan kelompok kontrol. b. Sebelum memasuki perlakuan kedua kelompok diberi pre-test (O1 dan O3) untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kotrol. Hasil pre-test yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. c. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan X, sedangkan

kelompok kontrol tidak di beri perlakuan. d. Tahap terakhir diberi post-test (O2 dan O4) untuk mengetahui keadaan terakhir adakah perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti berkaitan dengan kompetensi profesional guru pada pokok bahasan hak asasi manusia dikelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tahun Pelajaran 2013/2014 dapatlah diinterpretasikan dari instrumen penelitian berupa hasil belajar siswa terlihat dari 20 soal tes yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam pengukuran awal (pre-test) terhadap kompetensi profesional guru pada pokok bahasan hak asasi manusia diperoleh hasil perhitungan pada tabel perbedaan mean hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran awal (pretest), dapat diuraikan bahwa perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 190 poin. Dimana bahwa hasil belajar kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen terlihat nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa pada pengukuran awal (pre-test) sebesar 59,57 dengan kategori kurang dan termasuk belum tuntas sesuai nilai KKM. Sedangkan pada hasil pengukuran awal (pre-test) kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas eksperimen, yaitu mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 65 dengan tafsiran masuk kategori cukup. Adapun selisih perbedaan nilai belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran awal tersebut adalah 190 poin. Perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ini tidak begitu besar, dan dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar siswa pada pengukuran awal (pre-test) kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sama-sama tidak diberikan perlakuan pada mata pelajaran PKn pokok bahasan hak asasi manusia dikelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dikategorikan kurang. Berdasarkan kategorisasi yang ditentukan sebagai jawaban dari penelitian ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa perbedaan nilai rata-rata kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa adanya perlakuan dalam pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran PKn pokok bahasan hak asasi manusia dikelas VII di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tahun Pelajaran 2013/2014 termasuk kategori Kurang. SIMPULAN DAN SARAN Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam pengukuran awal (pre-test), hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil tabel perbedaan mean (rata-rata) hasil pernyataan sikap siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada siswa kelas kontrol. Namun perbedaan sikap ini tidak mencolok, karena dari perhitungan persentasi terdapat selisih sebesar 8,35% saja. Artinya bahwa perbedaan selisih antara hasil belajar siswa pada pengukuran awal antara kelas kontrol dan eksperimen dapat dikatogorikan sangat tipis perbedaannya. Adapun nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 59.57, apabila ditafsirkan dapat dikategorikan Kurang. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat mencapai nilai persentasi akhir diperoleh sebesar 65 dan dapat ditafsirkan masuk dalam kategori Cukup. Berdasarkan kategorisasi yang ditentukan sebagai jawaban dari penelitian ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa sikap siswa dalam belajar sebelum adanya perlakuan atau tes pengukuran awal menunjukkan perbedaan yang tipis dengan kategori cukup. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test) dapat dikemukakan bahwa perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah 10,43 poin (13,22%). Adapun nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 78.86, apabila ditafsirkan dapat dikategorikan Baik dan harga Indeks Gain Hake sebesar 0,91 dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata akhir sebesar 68,43 dan dapat ditafsirkan masuk dalam kategori Cukup dan harga Indeks Gain Hake sebesar 0,109 dengan kategori rendah. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar siswa pada pengukuran akhir (post-test) kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas kontrol tanpa adanya perlakuan dalam proses pembelajaran PKn pokok bahasan hak asasi manusia dikelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tahun Pelajaran 2013/2014 terdapat perbedaan yang signifikan sebesar 13,22%. Terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hak asasi manusia dikelas VII di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 5 Belitang Hulu Tehun Pelajaran 2013/2014, bahwa kompetensi profesional guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa secara signifikan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji t-test diperoleh bahwa harga t hitung = 5,404. Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, ternyata signifikan. Dimana perolehan harga t hitung sebesar 5,404 lebih besar dari t tabel sebesar 2,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan batas taraf kesalahan sebesar 0,5%, maka keputusannya bahwa setiap guru yang memiliki kompetensi profesional dalam mengajar jauh lebih baik hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang tidak memiliki kompetensi profesional. Berdasarkan dari hasil penelitian, bahwa guru merupakan agen pembelajaran diharapkan kedepan tidak hanya sebatas memiliki kemampuan dalam hal keilmuannya dalam dunia pendidikan guna menciptakan manusia yang berkualitas, namun yang lebih terpenting adalah bagaimana juga dapat menciptakan anak didik yang berdaya guna dan berahklak mulia dihadapan manusia dan Tuhan. Dari segi sikap dan perilaku guru sehingga menjadi guru yang tauladan dan berbudi pekerti, memiliki kepribadian yang mantap dan stabil serta selalu bersikap dewasa dalam menghadapi siswanya, bersikap disiplin, arif, dan berwibawa namun guru juga selalu berupaya menjadi panutan bagi peserta didiknya. Namun yang lebih terpenting adalah senantiasa menjadi guru yang bertanggung jawab secara kelimuan yang diimplemetasikan sesuai perilaku. Saran kepada guru, untuk menuju kunci sukses sebagai guru profesional adalah selalu untuk menjadi guru yang teladan, ditiru dan digugu senantiasa memiliki panggilan hati yang tulus menjadi seorang guru yang mulia baik dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan. Sehingga image guru saat ini tidak dicap sebagai guru yang tidak professional, tidak bertanggung jawab dan tidak berahklak. Semoga harapan ini senantiasa menjadi kenyataan bagi guru masa depan yang cemerlang dan terbaik sepanjang hayat.

DAFTAR RUJUKAN Hamalik, Oemar, (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetens. Jakarta: Bumi Aksara, Cet, Ke-4. Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cet. Ke-1. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Uzer Usman. Moh, (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.