I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan rencana Pembangunan Jangka Menengah sampai tahun 2009 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan global

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN Sejak lndonesia merdeka, sektor agribisnis menempati tempat yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. peranan Komoditas Karet Dalam Perekonomian Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mampu memberikan surplus perdagangan yang tinggi dibandingkan sektor

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan sektor-sektor yang terkait dengan sektor agribisnis

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga akhir tahun 2000 yang ditunjukkan dengan masih belum stabilnya harga tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar. Di satu sisi harga tukar Dollar yang tinggi terhadap Rupiah telah membuat banyak perusahaan di berbagai bidang usaha tidak mampu untuk melanjutkan usahanya. Perusahaan yang masih bertahan, umumnya mengalami penciutan atas skala usahanya. Di sisi lain, ada beberapa perusahaan yang justru mendapat keuntungan dari naiknya harga tukar mata uang asing tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang Agribisnis misalnya, termasuk perusahaan yang mampu bertahan di saat situasi krisis berlangsung. Perusahaan dengan latar belakang pertanian tersebut juga bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar dalam Rupiah. Hal ini dikarenakan prospek dari agribisnis yang memang cukup berpotensi untuk bersaing di pasaran. Dengan tersedianya tanah yang subur sebagai lahan utama usaha bersangkutan, ditambah lagi dengan bergeraknya para pelaku untuk mengekspor produknya, justru membuat sektor ini semakin berkibar dan menjanjikan. Ekspor yang dilakukan memberikan masukan berupa mata uang Dollar, yang bila dikonversikan pada mata uang rupiah akan memberi keuntungan yang sangat besar.

Perkembangan sektor Agribisnis salah satunya dilakukan pada usaha perkebunan yang merupakan usaha pertanian dengan skala menengah ke atas. Usaha perkebunan ini juga memberikan tingkat pengembalian serta keuntungan yang cukup baik. Perkebunan sebagai komponen penting dalam usaha Agribisnis (Pertanian) mempunyai peran cukup besar pada perkembangan pertanian nasional, yang dilandasi oleh Tri Dharma perkebunan. Tri Dharma perkebunan sendiri meliputi : 1. Peningkatan devisa negara 2. Penyediaan lapangan pekerjaan 3. Pelestarian lingkungan serta sumber daya alam Salah satu usaha perkebunan Indonesia yang cukup baik hasil dan pemasarannya yaitu perkebunan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). Tanaman teh ini umumnya dikonsumsi sebagai minuman penyegar. Komoditas teh merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar keempat pada sektor agribisnis setelah karet, kopi dan kelapa sawit (Surjanti, 1995). Perkebunan teh juga mampu menyerap tenaga kerja yang besar dibanding usaha perkebunan lainnya dengan indeks tenaga kerja rata-rata sebesar 1,2 sampai 2. Maksud angka indeks tersebut yaitu ; setiap 1000 Ha areal perkebunan, akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1200 sampai 2000 orang tenaga kerja (Iskandar, 1988). Komoditas teh juga memberikan kontribusi sebesar US $ 57,8 juta dengan volume ekspor sebesar 52.110 ton pada tahun 1995 dan terus meningkat menjadi US $ 75 juta dengan volume ekspor sebesar 69.556 2

ton pada tahun 1996 (BPS, 1996). Sementara negara Indonesia sebelum adanya krisis ekonomi, merupakan negara pengekspor teh yang terbesar keenam di dunia setelah India, Cina, Kenya, Srilangka, dan Turki (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1996). Industri pengolahan teh di Indonesia juga berkembang dengan cepat. Pelaku perkebunan teh di Indonesia dibedakan menjadi tiga pelaku utama yaitu : 1. Perkebunan Besar Negara (PBN) yang dikelola oleh PT Perkebunan Nasional (PTPN) 2. Perkebunan Rakyat (PR) yang merupakan perkebunan teh tradisonal dan diupayakan oleh petani, serta; 3. Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang dikelola oelh swasta. PBS (Perkebunan Besar Swasta Nasional) umumnya dikelola oleh pengusaha dalam negeri atau pengusaha nasional dan kepemilikan sahamnya 100% milik pengusaha pribumi atau bekerjasama dengan pihak asing dalam penyediaan modal serta pengelolaannya. Perkembangan yang sangat cepat dari industri teh di Indonesia ditunjukkan dengan semakin luasnya areal perkebunan teh yang ada. Pada tahun 1981 luas perkebunan teh di Indonesia hanya mencapai 16.537 hektar dengan kapasitas produksi sebesar 110.317 ton pertahun. Peningkatan pada tahun 1992 berubah menjadi seluas 129.550 hektar dengan kapasitas produksi 163.293 ton/tahun dan terus meningkat sebesar 131.532 hektar dengan kapasitas produksi 168.192 ton/tahun 3

pada tahun 1993 (Data CIC, 1994). Sebelum krisis terjadi, sekitar tahun 1996, perkebunan teh di Indonesia telah mencapai luas areal sekitar 142.482 Ha yang terdiri atas 43.282 Ha perkebunan milik negara, 33.828 Ha milik swasta serta perkebunan rakyat seluas 61.480 Ha (Direktorat Jendral Perkebunan, 1997). Menurut Soeria (1995), konsumsi teh akan terus meningkat dan perkembangannya akan seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan (konsumsi teh menurut fungsi pendapatan). Sementara Bank Dunia juga meramalkan bahwa untuk tahun 2000, kebutuhan teh dunia akan lebih tinggi dibandingkan dengan produksinya. Tentu saja ini merupakan indikasi yang positif bagi para pelaku agribisnis di perkebunan teh, sehingga mendorong negara penghasil untuk meningkatkan kapasitas produksinya (Nazarudin dan Paimin, 1996). Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan perluasan areal serta dengan ditemukannya teknologi penanganan yang baru dan tergolong efektif serta efisien. 1.2 Perumusan Masalah Konsep dasar manajemen keuangan mempelajari mengenai konsep dan teori dari pengambilan keputusan-keputusan keuangan dalam hal investasi, demi peningkatan atas kesejahteraan pemilik perusahaan (Suad Husnan, 1996). Pendanaan ini dapat dilakukan dengan memakai dana sendiri atau mencari alternatif pembiayaan melalui dana dari luar perusahaan. Investasi yang dilakukan dapat berupa perluasan usaha ataupun menambah kapasitas yang telah ada tanpa perluasan usaha. 4

Teknologi petik konvensional terhadap tanaman teh merupakan suatu treatment atau perlakuan awal dan sangat penting dalam hal pengolahan produksi teh. Penggunaan teknologi ini melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak dengan hasil yang beragam dalam pemetikan pucuk teh. Dengan semakin meningkatnya permintaan komoditi teh di pasaran dunia, maka produsen dituntut untuk lebih efektif dan efisien untuk memproduksinya dengan tingkat produksi yang tinggi dan kualitas yang baik. Berdasarkan hal sebelumnya, penggunaan teknologi petik gunting yang dilakukan oleh perkebunan teh PT Chakra Holding Company, diyakini nantinya merupakan salah satu usaha untuk memperluas usahanya demi mendapatkan produksi yang lebih efektif, efisien dan menguntungkan. Perumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah : 1. Berapa besar biaya untuk pengadaan alat berupa gunting yang telah dimodifikasi untuk pengelolaan petik gunting 2. Berapa besar biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dengan dilakukannya teknologi petik gunting 3. Berapa tingkat produksi yang dihasilkan dengan adanya teknologi petik gunting 4. Apa saja manfaat lain yang didapatkan dari penggunaan teknologi petik gunting 5. Apa saja aspek negatif yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi petik gunting 5

6. Berapa besar ratio manfaat-biaya yang terjadi dengan adanya teknologi petik gunting ini. Ratio ini diukur dengan membandingkan nilai manfaat yang didapatkan dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan. Benefits serta Costs dihitung dalam satuan moneter yaitu dalam Rupiah. 7. Menilai nilai waktu dari uang (Time Value of Money) melalui perhitungan Present Value (Nilai Uang Sekarang) dari penggunaan teknologi petik gunting. 8. Bagaimana prospek penggunaan teknologi petik gunting untuk jangka pendek serta jangka panjang bagi perusahaan perkebunan teh. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian geladikarya ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi petik gunting ini memberikan manfaat atau keuntungan bagi perusahaan 2. Menentukan besarnya tingkat ratio manfaat-biaya (Benefits-Costs Ratio) dari investasi pada teknologi petik gunting di perusahaan perkebunan milik PT Chakra Holding Company 3. Memberikan masukan kepada pihak manajemen tentang perbandingan keuntungan serta kerugian antara teknologi yang telah digunakan sebelumnya (teknologi dengan pemetikan secara manual) dibandingkan dengan teknologi petik gunting 6

4. Memberikan saran atau masukkan bagi perusahaan agar lebih efisien serta efektif dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan nantinya dari penggunaan teknologi petik gunting. 7

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 8