PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Oleh: MARSUDI SANTOSO A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembaharuan metode atau cara mengajar. Pembaharuan dalam metode atau cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam menentukan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran sangat penting.

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

I. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah

DI INDONESIA PADA SISWA KELAS XI TKR 2

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan. mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan.

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN PORTOFOLIO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan pendidikan, pemerintah merintis KTSP (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN PELAJARAN

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION YANG DIMODIFIKASI DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN PADA SISWA DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 4 PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: DWI SETYANINGSIH A 420 050 068 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat, Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan mernbutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas terutama dalam bidang pendidikan formal sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengalami perubahan untuk mencapai keberhasilan. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adalah pencapaian kualitas proses belajar siswa. Keberhasilan ini ditentukan o1eh baik tidaknya kegiatan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanakan. Permasalahan aktual yang dihadapi guru sebagai pendidik adalah kurang berhasilnya pendidikan di sekolah menengah serta belum optimalnya kualitas proses belajar yang memerlukan perhatian dan penanganan secara benar. Guru harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Salah satu pemyebab kurang maksimalnya pencapaian kualitas proses belajar adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Proses pembelajaran di kelas akan lebih bermutu apabila pengajar dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, tujuan dan karakteristik materi yang akan diajarkan. Pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran biologi yang terjadi di SMPN 4 Purwantoro masih didominasi oleh metode ceramah. Selama 1

menerapkan model pembelajaran ini terlihat siswa kurang memperlihatkan aktivitas positif dalam proses pembelajaran, hal inilah yang menyebabkan belum optimalnya proses pembelajaran sains biologi di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro yaitu jika mencapai optimal di antaranya adalah, a) keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran jika mencapai 79,29% dengan indicator yang telah ditentukan sedangkan dalam observasi baru mencapai 49,29%, b) suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung jika mencapai 98,75% dengan indikator yang telah ditentukan, sedangkan dalam observasi baru mencapai 75,63%, dan c) Ketuntasan prestasi belajar siswa jika mencapai 85% siswa tuntas, sedangkan dalam observasi baru mencapai 70%. Peningkatan prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata hasil tes dan prosentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Menurut Mulyasa (2002 : 99) keberhasilan kelas untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes. Jika hasil belajar siswa mencapai 65% atau mendapatkan nilai 65 secara individual dan 85% secara klasikal. Meskipun rata-rata mata pelajaran sains biologi di kelas VIIIB yaitu: 64,80 yang sebenamya telah melebihi batas tuntas pencapaian kompetensi belajar biologi SMPN 4 Purwantoro yaitu: 60,00 akan tetapi kualitas proses pembelajarannya masih rendah. Dengan demikian, siswa mampu mencapai 100% tuntas karena dari sekolah secara nyata sudah menentukan batas tuntas sesuai dengan kemampuan prestasi belajar siswa belajar siswa. Interaksi siswa yang masih rendah mendorong peneliti untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran yang belum pernah diterapkan sehingga

menimbulkan motivasi siswa untuk belajar dan meningkatkan prestasinya. Salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif adalah metode peer instruction yang menekankan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Pelaksanaan peer instruction diawali dengan tes konsep berupa multiple choice dengan bentuk jawaban berupa flash card yang diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan menambahkan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta diakhiri dengan postes. Berikut adalah sebuah artikel yang mendukung pelaksanaan tes konsep. Setelah ceramah tentang topik untuk 10-15 menit, guru akan berhenti dan memberikan sebuah tes pilihan ganda pertanyaan kuis untuk siswa pemahaman tentang topik yang didiskusikan. Pertanyaan-pertanyaan ini kadang-kadang disebut Concep Tests sering digunakan untuk menguji umum kesalahpahaman dari topik. Semua siswa di kelas kemudian menjawab pertanyaan itu. Ini dapat dilakukan dalam beberapa cara: tanggapan menggunakan sistem elektronik, flash card, atau hanya dengan menunjukkan tangan (Redish, 2006). Penerapan tes konsep dan postes akan membuat siswa aktif berpikir dan berdiskusi sehingga memperkecil kesempatan siswa untuk melakukan aktivitas negatif yang tidak diharapkan. Metode peer instruction dikembangkan oleh Eric Mazur, seorang dosen perguruan tinggi Amerika Serikat yang prihatin dengan perkembangan pemahaman konsep mahasiswanya terhadap konsep yang sedang dipelajari. Multiple choice digunakan untuk menguji pemahaman konsep siswa setelah mempelajari

materi dalam makalah pembelajaran yang telah dibagikan sebelumnya. Multiple choice dipilih untuk menghemat waktu yang dibutuhkan siswa satu dengan yang lain untuk beradu argumen dalam mempengaruhi dan berusaha mencari jawaban yang paling benar dan soal yang diberikan dan dikuasai mereka. Hasil penelitian Zuhdi Yusroni (2005: 45-46), menunjukkan bahwa metode peer instruction lebih efektif dibandingkan dengan metode tanya jawab. Hal ini menurut peneliti penggunaan soal pilihan ganda pada peer instruction memungkinkan terjadinya interaksi guru dan murid, juga antara murid dengan murid sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep dengan penjelasan dan temannya. Sebagaimana pernyataan Mazur (1997: 10) bahwa Metode peer instruction adalah metode yang efektif karena metode menggali interaksi siswa dalam pembelajaran, memaksa siswa untuk berpikir sehingga argumennya berkembang serta membangun kepercayaan diri. Metode ini juga dapat digunakan untuk segera mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam menerima konsep yang dipelajari. Sebuah artikel memberikan dukungan terhadap pernyataan di atas sebagai berikut peer instruction merniliki beberapa keuntungan di antaranya mudah diimplementasikan pada berbagai subyek dan kelas, tidak membutuhkan latihan dan rencana yang khusus serta tidak menghabiskan banyak uang dan waktu (Anonim, 2009).

Berdasarkan karakteristik materi kelas VIIIB yang memerlukan peragaan karena berhubungan dengan suatu proses atau cara kerja maka metode peer instruction perlu dimodifikasi dengan metode lain yang sesuai. Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu kepada siswa. Metode ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk menjelaskan konsep biologi secara kongkret yang diharapkan dapat lebih memahami konsep yang sedang diberikan oleh guru. Kelemahan metode ini adalah siswa menjadi pasif, banyak tergantung pada guru sehingga menghambat kemandirian siswa. Oleh sebab itu, metode ini tidak beridri sendiri, perlu metode lain yang berorientasi pada keaktifan siswa untuk melengkapinya. Penerapan metode ini diharapkan dapat menjadikan pembelajaran biologi akan menjadi hidup, menarik dan memperkecil kemungkinan munculnya aktivitas negatif yang tidak dikehendaki sehingga dapat mempermudah menanamkan konsep biologi dalam proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi belajar yang telah ditetapkan. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul: PENGGUNAAN METODE PEER INSTRUCTION YANG DIMODIFIKASI DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIB SMP N 4 PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan untuk memperjelas permasalahan maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah metode pembelajaran peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada siswa di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB semester II SMPN 4 Purwantoro Tahun Pelajaran 2008 / 2009. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah: a. Metode pembelajaran peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi. b. Kualitas proses pembelajaran dalam hal ini hanya dibatasi oleh: 1) Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang dipilih. 2) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dengan indikator sebagai berikut: a. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai halhal yang belum jelas.

b. Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan soal diskusi atau LKS) c. Kerjasama dan keterlibatan siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. d. Siswa menjawab pertanyaan guru atau teman tanpa ditunjuk e. Siswa tidak mengantuk pada saat pelajaran berlangsung f. Siswa tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung g. Segera memasuki kelas pada saat guru memasuki kelas 3) Suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa sangat intensif partisipasinya, dengan indikator sebagai berikut: a. Siswa membuat catatan materi pembelajaran b. Siswa memperhatikan guru sewaktu guru menerangkan c. Siswa tidak belajar mata pelajaran lain d. Siswa tidak sering ijin meninggalkan pelajaran D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi pada siswa di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro.

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan: 1. Siswa menjadi lebih aktif selama penerapan metode metode pembelajaran peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi terutama dalam bertanya dan menjawab pertanyaan 2. Guru bisa memanfaatkan waktu dengan baik disetiap pembelajaran selama penerapan metode metode pembelajaran peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi 3. Dapat dijadikan masukan pada sekolah intuk segera menambah alat-alat praktikum di laboratorium Biologi.