1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah dasar, prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika relatif lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini terjadi biasanya karena rendahnya motivasi siswa untuk belajar matematika. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengungkapkan ide ide atau penjelasan atas soal soal latihan yang diberikan di depan kelas kurang jelas. Tidak jarang siswa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena matematika dianggap sulit, menakutkan bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi malas dan tidak termotivasi untuk belajar matematika yang berimbas pada prestasi matematika yang rendah (Abin, 2008). Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional yang kebanyakan belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, Yuniawati (2006: 1). Berbicara mengenai masalah rendahnya hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar matematika dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (Slameto, 2003). Faktor dari dalam siswa ialah kecerdasan, kedisplinan, motivasi dan sebagainya sedangkan faktor dari luar siswa meliputi lingkungan, guru, metode mengajar serta pendekatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar disekolah, model pembelajaran yang digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar dapat membuat siswa merasa bosan sehingga tidak tertarik untuk 1
2 mengikuti pelajaran tersebut. Pada umumnya proses pembelajaran matematika disekolah menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan hanya sedikit melibatkan siswa. Kadir (2005), berpendapat bahwa penggunaan pendekatan yang tepat merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan penguasaan materi matematika. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat diterapkan adalah Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) atau Realistic Mathematic Education (RME). Menurut Kadir (2005), melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) kita dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dengan menggunakan pendekatan ini, siswa akan dilatih untuk mengontruksikan pengalamannya/pengetahuan dan yang terpenting adalah menekankan konteks nyata yang dikenal murid untuk mengontruksikan pengetahuan matematika oleh murid itu sendiri dengan pelajaran yang akan dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan semacam ini siswa akan lebih cepat memahami apa yang sedang dipelajari, dan pelajaran yang diperoleh akan lebih melekat dalam ingatan siswa. Dalam pengajarannya guru memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan kondisi lingkungan siswa sehingga siswa mudah menyerap pelajaran yang disampaikan. Dari uraian diatas tampak bahwa, pemecahan masalah merupakan kompetensi penting yang harus dicapai peserta didik. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya (Permendiknas No. 22 th 2006-Standar isi; 416). Sekarang ini banyak sekali dan mudah didapatkan media pembelajaran yang bisa 2
3 digunakan dalam menyajikan suatu materi pelajaran. Salah satu media pembelajaran matematika atau alat peraga yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran agar lebih menarik dan nyata, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino pada pokok bahasan pecahan sebagai implementasi dari pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Sedangkan menurut Khosmatun (2010), dalam pembelajaran matematika dengan mengunakan media pembelajaran kartu domino dirasakan akan lebih efektif dan berhasil daripada menggunakan metode ceramah/ informasi terutama bagi siswa yang daya ingatnya kurang dalam belajar karena banyaknya materi yang harus diterima di sekolah, selain itu dengan menggunakan kartu domino ada keasyikan tersendiri dalam belajar sehingga siswa akan tertarik dan mudah untuk menerima, mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari. Di dukung dengan iklim kelas dan sikap guru yang demikian diharapkan dapat mendatangkan motivasi bagi siswa untuk belajar matematika. Dimyati (2006), menjelaskan di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi sangat besar peranannya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya motivasi. Oleh sebab itu bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar hal itu bukan semata-mata karena kesalahan siswa, tetapi mungkin juga karena guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi belajar. Jika siswa termotivasi untuk belajar maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Realistic Mathematic Education (RME) dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika 3
4 yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan hasil beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Munarsih (2008) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas III SDN Karangnongko II Boyolali). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) terdapat peningkatan hasil belajar non skolastik yaitu ketekunan dalam belajar (mengerjakan soal) sebelum putaran (18,75%), pada putaran I (37,5%), pada putaran II (75%), pada putaran III (100%). 2) terdapat peningkatan hasil belajar non skolastik yaitu usaha dalam belajar (bertanya) sebelum putaran (12,5%), pada putaran I (25%), pada putaran II (62,5%), pada putaran III (86,72%). 3) terdapat peningkatan hasil belajar non skolastik yaitu partisipasi aktif dalam belajar (maju kedepan kelas) sebelum putaran (6,25%), pada putaran I (18,75%), pada putaran II (56,25%), pada putaran III (75%). 4) terdapat peningkatan hasil belajar non skolastik yaitu penyelesaian tugas (tepat waktu) sebelum putaran (25%), pada putaran I (37,5%), pada putaran II (68,75%), pada putaran III (87,5%). 5) terdapat peningkatan hasil belajar skolastik yaitu mengerjakan soal latihan dengan benar sebelum putaran (25%), pada putaran I (56,25%), pada putaran II (75%), pada putaran III (87,5%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajari matematika siswa Sekolah Dasar, sehingga diharapkan para guru matemetika menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pembelajaran matematika. Upu (2010) dalam penelitianya yang berjudul Improving Mathematics Students achievement through Realistic Mathematics Education Approach at grade VII-7 Public Junior High School 3 Sinjai, 4
5 Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pada akhir Siklus I, skor rata-rata prestasi belajar matematika siswa adalah 40,1 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100,0 dengan standar deviasi 20,9. Kemudian pada akhir Siklus II diperoleh skor rata-rata pretasi belajar matematika siswa adalah 68,0 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100,0 dengan standar deviasi sebesar 15,7. Dengan demikian secara kuantitatif prestasi belajar matematika siswa Kelas VII-7 SMP Negeri 3 Sinjai mengalami peningkatan dari kategori rendah menjadi tinggi. Rahayu (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Penaburan 1 Purbalingga, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pendekatan RME (Realistic Mathematics Educations) terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas II SD Negeri Penaruban I Purbalingga. Hal itu ditunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai t hitung 3,968 lebih besar dari nilai t tabel 2, 021 pada taraf signifikan 5%. Hasil akhir nilai rata-rata prestasi belajar matematika pertemuan 3 pada kelompok eksperimen sebesar 82,5 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 68,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai ratarata kelompok kontrol. Badarudin (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Alat Peraga Bangun Ruang Di Kelas V SD Negeri Tapen Kecamatan Wanadi Kabupaten Banjarnegara, menyebutkan bahwa hasil penelitian pada studi awal siswa kurang merespon terhadap pelajaran matematika materi volum bangun ruang, kemudian pada siklus I dan Siklus II, melalui alat peraga bangun ruang, siswa lebih antausias dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Pada siklus II terbukti adanya peningkatan prestasi yang 5
6 mencapai nilai rata-rata 82,38 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 90,47%. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka peneliti memilih satu SD inti di gugus Gajah Mada Kecamatan Ampel untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu SD Negeri 1 Ampel kelas IV A dan IV B karena materi pecahan senilai diajarkan pada kelas IV. Dari studi dokumentasi pada hasil tes sebelumnya masih didapatkan 30,4 % siswa yang belum tuntas pada pokok bahasan ini dengan KKM 60. Berdasarkan masalah dan referensi penelitian diatas yang menyimpulkan bahwa penggunaan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah dasar, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: Implementasi Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan Menggunakan Kado Pecah (Kartu Domino Pecahan) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pokok Bahasan Pecahan Senilai 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Apakah implementasi pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan menggunakan kado pecah (kartu domino pecahan) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah dasar pada pokok bahasan pecahan senilai? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sekolah dasar pada pokok bahasan pecahan senilai dengan implementasi pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan menggunakan kado pecah (kartu domino pecahan). 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoristis 6
7 Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa melalui Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Secara khusus hasil penelitian ini memberikan kontribusi dalam strategi pembelajaran matematika yang tidak hanya mementingkan hasil tetapi juga proses selama pembelajaran. 2) Manfaat Praktis 1. Bagi guru: Guru mendapat masukan pererapkan metode mengajar yang menyenangkan dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang dapat membantu siswa lebih jelas dan termotivasi dalam memahami materi dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar matematika 2. Bagi siswa: Dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya, khususnya pada pokok bahasan pecahan senilai, sehingga dapat digunakan sebagai media untuk memahami konsep matematika yang sifatnya abstrak 3. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika 4. Bagi penulis: Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam tahapan pembinaan diri sebagai calon pendidik. 7