BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat, khususnya kasus-kasus

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia terlupa akan pendidikan karakter bangsa. Padahal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan di dunia. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu harus dimulai dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan harus menjadi prioritas utama pemerintah. Banyak yang beranggapan pendidikan seseorang merupakan kualitas dirinya. Pendidikan didapatkan seseorang dari lingkungan keluarga maupun sekitar yang biasa disebut pendidikan nonformal serta pendidikan sekolah yang dikenal dengan pendidikan formal. Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan yang sangat beragam dan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra (dalam Masnur Muslich, 2011:48) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan, dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Disamping itu, pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan moral bagi setiap individu supaya menjadi manusia yang berbudaya sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah Tuhan Semesta Alam, sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifah-nya di muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga negara yang berarti dan bermanfaat bagi suatu negara.

2 Sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, pada Pasal yang ke- 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Maka untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut berbagai usaha harus dilakukan di sekolah, yang mana sekolah merupakan wadah untuk menempah dan mencetak generasi penerus bangsa. Disamping persaingan yang semakin ketat seperti MEA maupun AFTA, maka kualitas SDM bangsa harus ditingkatkan. Tentunya prestasi merupakan indikator utama yang harus ditingkatkan di dalam lingkungan sekolah. Prestasi siswa biasanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dari berbagai macam faktor internal dengan eksternal, penulis tertarik untuk meneliti faktor internal yakni pendidikan karakter. Hal ini dikararenakan dewasa ini sangat banyak masalah yang berhubungan moral dengan karakter. Karakter merupakan masalah yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa, ditambah dengan semakin menurunnya moral bangsa saat ini. Berikut pendapat seorang ahli yang menyatakan bahwa begitu urgensinya masalah karakter dalam suatu bangsa sehingga sangat berpengaruh dalam perkembangan bangsa tersebut. Thomas Lickona( Heri Gunawan, 2011:45) seorang profesor pendidikan dari cortland University, mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda Zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, (5) semakin kaburnya moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

3 Krisis moral yang terjadi di Indonesia ditandai dengan maraknya aksi kekerasan dan tindak kriminal, korupsi, pembalakan liar, penipuan, sampai kepada praktik-praktik kebohongan dalam dunia pendidikan misalnya seperti menyontek, bolos sekolah, tawuran, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, pornografi, perkosaan, perilaku anak didik yang kurang sopan, bahkan ironisnya sudah tidak menghormati orangtua, baik guru maupun sesama, budaya kekerasan di kalangan remaja, terkikisnya rasa malu, pergaulan bebas dan sebagainya. Kejadian krisis tersebut dapat kita lihat di media, seperti TV, koran, majalah, dan lain-lain. Misalnya tawuran antar sekolah tayangan Sindo TV(Tawuran Kembali Marak, Pemprov DKI Lakukan Ini Rabu, 15 Maret 2017-13:58 WIB), Kasus Bullying di kalangan SD di Sumbar yang viral di youtube dan lain-lain. Tak mudah memang untuk menciptakan sekolah yang berkarakter tersebut ditengah gejolak dan krisis moral yang terjadi sekarang ini. Sebagai contoh sekolah karakter mungkin kita bisa bercermin dari novel terlaris karya Andrea Hirata Laskar Pelangi. Sekolah itu bukan sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana, bahkan fasilitasnya sangat minim dari layak. Tapi sekolah ini banyak mengajarkan kita dan memberi inspirasi bagaimana karakter yang baik itu mampu membangun dan mengubah paradigma berfikir banyak orang. Perlunya sopan santun, etika yang baik dan kejujuran dapat menunjukkan identitas siswa disini bahkan kecerdasannya. Hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukkan peningkatan motivasi siswa siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah sekolah yang menerapkan Pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif menunjukkan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik ( dalam Zubaedi, 2011:41).

4 Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh semata-mata oleh kemampuan teknis (hard skill) saja tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain saja(soft skill) yang lebih berhubungan dengan faktor kecerdasan emosional (EQ). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditingkatkan untuk peserta didik guna meraih prestasi akademik yang diinginkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Deviani tentang pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi siswa. Siswa akan lebih berprestasi bila pendidikan karakter diterapkan. Dimana dengan menanamkan pendidikan karakter yang berhubungan dengan sikap dan perasaan akan lebih berpengaruh dalam meningkatkan prestasi siswa. Dalam pendidikan karakter semua aspek dimasukkan yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, jadi sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa. Tetapi untuk mendapat prestasi belajar ekonomi, tidak hanya pendidikan karakter yang perlu diperhatikan, disiplin belajar siswa juga menjadi faktor penting dalam mencapai prestasi. Disiplin belajar harus dimiliki oleh setiap siswa karena dengan memiliki disiplin belajar yang baik, siswa akan mampu melakukan kegiatan belajar secara teratur. Slameto (2010:67) menjelaskan bahwa Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah, dan di perpustakaan. Untuk sekolah, disiplin sangat perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, alasannya yaitu dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial. Selain itu disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Karena menjadi salah satu prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib

5 kehidupan yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Menegakkan disiplin tidak bertujuan mengurangi kebebasan atau kemerdekaan siswa. Memang pada permulaannya disiplin dirasakan sebagai aturan yang mengekang kebebasan, akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu aturan yang harus dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan bersama maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin diri sendiri. Jadi disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar yang memberikan keterbatasan, akan tetapi disiplin telah merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu yang wajar yang dilakukan sehari-hari. Jadi siswa yang terbiasa dalam belajar, akan selalu teratur dalam belajarnya, baik itu di rumah maupun di sekolah. Tugas yang selalu diberikan oleh guru tidak merupakan beban dalam dirinya, akan tetapi merupakan pemacu bagi dirinya untuk mengetahui sejauhmana kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak disiplin dalam belajar, akan selalu resah karena tugas-tugas yang diberikan guru merupakan beban bagi dirinya. Siswa tersebut akan merasa kesulitan dalam belajar. Siswa yang selalu disiplin dalam belajar selalu siap menerima pelajaran. Dengan demikian prestasi yang dicapainya tentu akan lebih baik dari pada yang kurang/tidak disiplin dalam belajar. Prestasi belajar menjadi salah satu tolok ukur kualitas pendidikan bangsa Indonesia, termasuk di antaranya adalah prestasi belajar ekonomi. Mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang memiliki keeratan hubungan dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam rangka perubahan kebutuhan manusia. Penguasaan terhadap mata pelajaran ekonomi diharapkan memberi kemampuan pada siswa untuk menghadapi masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupannya, memahami teori atau konsep dasar untuk memecahkan masalah ekonomi dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

6 Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Girsip Bolon, perilaku dan prestasi siswa masih kurang memuaskan. Hal itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman sampai pada perilaku siswa. Fenomena krisis moral dan karakter diatas juga masih terjadi di sekolah ini. Misalnya seperti menyontek, bolos sekolah, kasus bullying terhadap satu anak, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, perilaku anak didik yang kurang sopan, bahkan ironisnya sudah tidak menghormati orangtua, baik guru maupun sesama, budaya kekerasan di kalangan remaja, terkikisnya rasa malu, pergaulan bebas, merokok dan lain-lain. Masalah tersebut ditemukan penulis saat melakukan observasi selama seminggu yakni dari tanggal enam belas hingga 20 Januari 2017. Masalah tersebut dilihat mulai dari penulis mengantar surat penelitian, wawancara dengan kepala sekolah, Wakil kepala Sekolah 1 Ibu Sianturi, Tata Usaha serta Guru Mata Pelajaran Ekonomi Bapak Nainggolan. Penulis juga diizinkan untuk ikut masuk ke kelas untuk melakukan pengamatan serta memberikan angket pendidikan karakter sebelum dilakukan penelitian untuk melihat apakah pendidikan karakter di sekolah ini telah diterapkan dengan baik. Selain itu masalah disiplin seperti terlambat datang ke sekolah, mengulur-ulur waktu masuk kelas saat pergantian pelajaran terutama pelajaran Ekonomi, tidak mengerjakan tugas piket, dan mengabaikan tugas yang diberikan guru kepada siswa. Selain itu tingkat disiplin belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Girsip Bolon juga kurang memuaskan. Di saat jam pelajaran, mereka tidak memanfaatkan waktu belajar untuk belajar. Tidak ada perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Terlihat hanya beberapa siswa saja yang serius mengikuti pelajaran. Masalah disiplin belajar lainnya yang terjadi di kelas X SMAN 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran Semester ganjil 2015/2016 adalah masalah absensi dan masalah keterlambatan. Sekitar 71,5% dari 268 (peneliti mengambil data absensi dari 7 kelas saat kelas sampel masih kelas X)

7 siswa pernah alpha atau tidak hadir di sekolah tanpa pemberitahuan. Data ini diambil dari buku absen siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsip semester I Tahun Ajaran 2015/2016. Begitu juga dengan masalah terlambat masuk sekolah. Sekitar 43,8% dari 268 siswa pernah mengalami masalah keterlambatan masuk sekolah. Data ini diambil dari buku BK kelas X SMA Negeri 1 Girsip semester I Tahun Ajaran 2015/2016. Prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017 pun kurang memuaskan. Hal ini tampak dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Girsip semester I Tahun Ajaran 2015/2016. Rendahnya nilai siswa ini dapat dilihat dari masih ada siswa yang nilainya berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dimana Kriteria ketuntasan minimum di SMA Negeri 1 Girsip Bolon sebesar 75. Berikut merupakan data mengenai nilai-nilai siswa di SMA Negeri 1 Girsip pada mata pelajarn Ekonomi: Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Girsip Bolon No Test KKM Kelas XI IPS-1 (39 Siswa) Kelas XI IPS-2 (36 siswa) Kelas XI IPS-3 (34 siswa) Nilai Nilai Nilai Nilai Dibawah Nilai Diatas Dibawah Nilai Diatas Dibawah Diatas KKM KKM KKM KKM KKM KKM JLH 1 UH1 75 28 2 UH2 75 30 % 71,01 3 UH3 75 30 63,05 JLH 63,05 9 % JLH % JLH % 11 29,09 33 91,5 3 09,5 26 9 27,05 20 59,5 16 41,5 21 27,05 25 70,5 11 29,5 16 55 Sumber: Daftar Kumpulan Nillai SMA Negeri 1 Girsip Bolon JLH % JLH % Tabel 1.1 menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM dari total 109 siswa yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI IPS-1 siswa mencapai KKM 10 orang (27,3%), XI IPS-2 80 67,5 13 8 20 Rata-rata 30 65,70 10 27,73 25 73,83 10 26,83 21 67,5 13 32,5 18 32,5 45

8 mencapai KKM 10 orang (26,83%) dan XI IPS-3 siswa mencapai KKM 13 (32,5%). Nilai mereka tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum. Mereka harus mengikuti remedial agar bisa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum. Berangkat dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimanakah penanaman karakter dan disiplin belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan Karakter dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter telah diterapkan, namun karakter siswa masih kurang baik dan belum sepenuhnya menghasilkan siswa yang berkarakter sesuai dengan nilai religius, berbudi pekerti, inovatif, jujur, mandiri dan nilai lainnya. 2. Disiplin siswa masih kurang, mulai dari keterlambatan, absensi, tidak mengerjakan PR, mengulur-ulur waktu masuk kedalam kelas meskipun bel telah berbunyi. 3. Prestasi belajar siswa belum memuaskan, dimana nilai ulangan hariannya masih rendah. 1.3 Pembatasan Masalah

9 Untuk menghindari meluasnya permasalahan penelitian ini maka peneliti membatasi penelitian mengenai : Pendidikan Karakter dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Apakah ada pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Apakah ada Pengaruh Pendidikan Karakter dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan tujuan dari penelitian ini, yaitu :

10 1. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Karakter dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Girsip Bolon Tahun Ajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan penulis tentang pengaruh Pendidikan Karakter dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa. 2. Sebagai bahan masukan ataupun perbandingan bagi pihak yang terkait, terutama bagi guru di SMA Negeri 1 Girsip Bolon tentang pentingnya Pendidikan karakter dan disiplin belajar. 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan penulis lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.