PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

M E M U T U S K A N : : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN DAN PENGAWASAN TANDA DAFTAR GUDANG

PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 9

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

LEMBARAN DAERAH TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU- BAU,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran : 1 (Satu) Nomor : /DJPDN/IV/1998 DAFTAR ISIAN PERMOHONAN TANDA DAFTAR GUDANG (TDG)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN GUDANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

2 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik I

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG IZIN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERGUDANGAN, DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN KOTA BATAM

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 39 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 27 TAHUN 2003 T E N T A N G WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 126 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI C NOMOR 9

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

r-... .L1 No. 16 Tahun 2005 Peraturan Daerah BU KLET,./ INFORMASI HUKU Tentang Wajib Daftar Pergudangan

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2010 SALINAN TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa semua jenis usaha yang telah menjadi kewenangan Pemerintah Daerah perlu dilakukan pengaturan, penataan dan pembinaan, maupun pengendalian; b. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan penataan dan pembinaan pergudangan berdasarkan pelimpahan kewenangan yang diberikan kepada daerah, perlu menetapkan peraturan mengenai tanda daftar gudang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-Daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Pergudangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2759); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2469);

6. 7. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4402); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3651 ); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor, 90 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nonmor 3717 ) ; Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16/M- DAG/PER/3/2006, tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULELENG dan BUPATI BULELENG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Buleleng. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dengan sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Bupati adalah Bupati Buleleng. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten Buleleng. 5. Kas daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Buleleng.

6. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama lain dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 7. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk diapakai khusus sebagai tempat penyimpanan barangbarang perniagaan dan tidak untuk kebutuhan sendiri, serta memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Bupati. 8. Usaha Pergudangan adalah kegiatan jasa pergudangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan melalui pemanfaatan gudang milik sendiri, dan/atau pihak lain untuk mendukung/memperlancar kegiatan perdagangan barang. 9. Tanda Daftar Gudang disingkat TDG adalah surat tanda daftar yang berlaku sebagai bukti bahwa gudang tersebut telah didaftar untuk melakukan kegiatan sarana distribusi. 10. Surat Keterangan Penyimpanan Barang yang disingkat SKPB adalah tanda bukti penyimpanan barang yang harus dimiliki oleh pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang terhadap jenis barang yang mempunyai karakteristik tertentu. 11. Barang yang mempunyai karakteristik tertentu adalah jenis barang yang mempunyai sifat masa simpan dan masa penjualan relatif lebih lama. 12. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. 13. Anak Perusahaan adalah Perusahaan yang dimiliki secara keseluruhan atau sebagian terbesar saham/modal yang ditempatkan dalam anak perusahaan tersebut. 14. Cabang Perusahaan adalah perusahaan yang merupakan bagian dari perusahaan induknya yang terdapat berkedudukan ditempat yang berlainan dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagaian tugas dari perusahaan induknya. 15. Agen Perusahaan adalah perusahaan yang diberi kuasa untuk melakukan sebagaian atau seluruh kegiatan dari perusahaan lain yang mengageni dengan suatu ikatan atau perjanjian. 16. Perwakilan Perusahaan adalah perusahaan yang bertindak mewakili kantor pusat perusahaan untuk melakukan suatu kegiatan dan atau pengurusnya ditentukan sesuai wewenang yang diberikan. 17. Kantor Pembantu Perusahaan adalah perusahaan yang menangani sebagian tugas dari kantor pusat atau cabang.

BAB II NAMA,OBYEK DAN SUBYEK TANDA DAFTAR GUDANG Pasal 2 Dengan nama Tanda Daftar Gudang (TDG) diberikan kepada orang pribadi atau badan hukum untuk memberikan perlindungan dan legalitas kegiatan dunia usaha dalam wilayah Kabupaten Buleleng. Pasal 3 Obyek Tanda Daftar Gudang (TDG) adalah pemberian Tanda Daftar Gudang (TDG) dalam Kabupaten Buleleng atas kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan. Pasal 4 Subyek Tanda Daftar Gudang adalah orang pribadi atau badan yang memiliki gudang termasuk rumah/ bangunan lain yang dimanfaatkan sebagai gudang, yang dimiliki oleh orang untuk menyimpan barang perniagaan. BAB III BIAYA ADMINISTRASI DAN JANGKA WAKTU TANDA DAFTAR GUDANG Pasal 5 Gudang diklasifikasikan berdasarkan luas gudang sebagai berikut : a. Gudang kecil dengan luas 36 m 2 sampai dengan 2.500 m 2 ; b. Gudang menengah dengan luas diatas 2.500 m 2 sampai dengan 10.000 m 2 ; dan c. Gudang besar dengan luas diatas 10.000 m 2. Pasal 6 (1) Setiap perusahaan atau perorangan yang memiliki gudang wajib memiliki TDG. (2) TDG mempunyai masa laku 5 (lima) tahun dan wajib diperpanjang 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku TDG. (3) Pelaksanaan penerbitan TDG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan biaya administrasi sebagai berikut : a. gudang kecil sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) b. gudang menengah sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) c. gudang besar sebesar Rp. 300.000,- ( tiga ratus ribu rupiah) (4) Biaya administrasi TDG sebagaimana dimaksud ayat (3) seluruhnya disetor ke kas daerah. Pasal 7 (1) TDG diterbitkan terhadap perusahaan atau perorangan yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng. (2) TDG diberikan kepada setiap perusahaan atau perorangan yang memiliki gudang yang berkewarganegaraan Indonesia.

BAB IV KEWENANGAN PENERBITAN TANDA DAFTAR GUDANG Pasal 8 Bupati melimpahkan kewenangan penerbitan TDG kepada pejabat yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan. Pasal 9 Pelimpahan kewenangan penerbitan TDG di tetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V KEWAJIBAN DAN PENGECUALIAN PENDAFTARAN TANDA DAFTAR GUDANG Pasal 10 Perusahaan yang memiliki gudang dan menjalankan usahanya di wilayah Kabupaten Buleleng dapat berstatus: a. kantor tunggal b. kantor pusat/induk, kantor cabang atau kantor pembantu perusahaan. c. anak perusahaan d. kantor agen e. kantor perwakilan perusahaan. Pasal 11 (1) Hal-hal yang wajib didaftarkan oleh perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 adalah meliputi data umum perusahaan, legalitas usaha, data kegiatan perusahaan dan katagori perusahaan. (2) Apabila perusahaan yang berbentuk PT dibubarkan, maka likuidator yang bersangkutan wajib mendaftarkan pembubaran PT. Pasal 12 Dalam menjalankan usahanya perusahaan atau perorangan wajib: a. memenuhi ketentuan - ketentuan sebagaimana yang tertera dalam TDG. b. menjalankan usahanya sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku. c. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku menyangkut tenaga kerja, kegiatan usaha, keamanan, kesehatan serta kelestarian lingkungan. Pasal 13 Dikecualikan dari Peraturan Daerah ini adalah gudang-gudang yang berada pada : a. Pelabuhan pelabuhan oleh penguasa pelabuhan. b. Kawasan berikat; dan

c. Gudang yang melekat dengan usaha industrinya. BAB VI TATA CARA PERMOHONAN PENERBITAN TANDA DAFTAR GUDANG Pasal 14 (1) Permohonan TDG disampaikan oleh pemilik gudang dengan mengisi Daftar Isian Permohonan TDG yang telah ditandatangani, dengan melampirkan : a. Copy perizinan pendirian gudang dari Pemerintah daerah Kabupaten Buleleng berupa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). b. Copy perjanjian pemakaian atau penguasaan gudang dengan pemilik gudang bagi sewa atau kontrak c. Surat keterangan dari Lurah/ Perbekel setempat untuk rumah/ bangunan lain yang dipergunakan untuk penyimapanan barang yang diperniagakan. d. Foto copy KTP pemilik gudang/ penyewa gudang. e. Foto Copy SIUP, TDP dan Ijin lainnya. (2) Permohonan TDG disampaikan kepada Bupati c.q. Pejabat yang ditunjuk di bidang perdagangan. (3) Bentuk dan format isian Permohonan TDG sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. (4) Bupati c.q. Pejabat yang ditunjuk menerbitkan TDG selambat lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterima daftar isian permohonan TDG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara lengkap dan benar. (5) Format dan bentuk formulir TDG sebagaimana tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. (6) Apabila pengisian daftar isian permohonan TDG sebagaimana dimaksud pada ayat (3), belum dilakukan secara benar dan lengkap, maka Bupati c.q. Pejabat yang ditunjuk, dapat menolak daftar isian permohonan TDG dan wajib memberitahukan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya daftar isian permohonan TDG kepada perusahaan yang bersangkutan disertai alasannya. (7) Terhadap pengembalian daftar isian permohonan TDG sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan, maka selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan penolakan, perusahaan yang bersangkutan dapat melengkapi persyaratan yang diminta. (8) Apabila setelah melebihi jangka waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), perusahaan yang bersangkutan tidak melaksanakan ketentuan permohonan TDG secara benar dan lengkap, TDG ditolak dan perusahaan wajib mengajukan permohonan TDG yang baru.

BAB VII PENYIMPANAN BARANG Pasal 15 (1) setiap pemilik, pengelola atau penyewa gudang yang melakukan penyimpanan barang yang diperdagangkan di gudang wajib menyelenggarakan administrasi mengenai barang-barang yang masuk dan keluar gudang. (2) Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan laporan penyimpanan barang yang masuk dan keluar gudang, apabila jumlah barang disimpan : a. di gudang kecil dengan jumlah lebih 50% dari kapasitas gudang; b. di gudang menengah dengan jumlah lebih 40% dari kapasitas gudang; c. di gudang besar dengan jumlah lebih 30 % dari kapasitas gudang; (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pejabat yang ditunjuk pada tanggal 15 setiap bulan. Pasal 16 Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang wajib memberikan keterangan yang diminta oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk untuk tujuan pelaksanaan penataan dan pembinaan kelancaran distribusi barang yang diperdagangkan. Pasal 17 (1) Penyimpanan barang yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan (produsen, eksportir, importir, distributor, wholesaler, pedagang besar, grosir, agen, pengecer, toko) di gudang sesuai dengan izin yang diberikan dapat dibenarkan sepanjang jumlahnya masih dalam batas kewajaran sebagai stok/persediaan barang berjalan untuk memenuhi permintaan pasar maksimal untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dalam kondisi normal berdasarkan data/pencatatan dari perusahaan yang bersangkutan.; (2) Dalam keadaan yang sangat mendesak dan kebutuhan masyarakat untuk jenis barang dengan karakteristik tertentu yang memerlukan masa simpan dan masa penjualan relatif lebih lama, pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang dibolehkan mempunyai stok/persediaan barang berjalan di gudang melebihi dan 3 (tiga) bulan kebutuhan; (3) Untuk dapat melakukan penyimpanan sebagaimana dimaksud ayat (2) pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang penyewa gudang wajib memiliki Surat Keterangan Barang (SKPB) yang diterbitkan Bupati Buleleng c.q. Pejabat yang ditunjuk; (4) Penyimpanan stok/persediaan barang tanpa dilengkapi SKPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat digolongkan sebagai kegiatan penimbunan barang; (5) Bentuk dan format Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB) sebagaimana tercantum dalam Lampiran III sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini.

(6) Bupati c.q. Pejabat yang ditunjuk menerbitkan SKPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor antara lain : a. kebiasaan yang lazim dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan dalam memelihara stok dalam kondisi normal; b. jenis dan sifat barang dikaitkan dengan masa simpanan dan masa penjualan; c. sistem persediaan yang dilakukan oleh perusahaan; d. kecepatan pendistribusian dan penyerapan pasar; e. pertimbangan kondisi daerah/ lokasi. Pasal 18 Kewenangan pemeriksaan dokumen SKPB terhadap adanya dugaan penimbunan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (4) dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk terhadap pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang atau oleh Tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati. BAB VIII SANKSI Pasal 19 (1) Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 16 dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis oleh Pejabat Penerbit TDG. (2) Bentuk dan format surat peringatan TDG sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini. (3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan oleh Pejabat Penerbit TDG. Pasal 20 (1) Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang yang tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dikenakan sanksi pencabutan TDG. (2) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Pejabat Penerbit TDG. (3) Perusahaan yang telah dicabut TDG nya, dapat mengajukan keberatan kepada Pejabat Penerbit TDG selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari kerja terhitung sejak tanggal pencabutan. (4) Pejabat Penerbit TDG sebagai dimaksud dalam ayat (3) selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan keberatan dapat menerima atau menolak permohonan tersebut secara tertulis disertai alasanalasan. (5) Apabila permohonan keberatan diterima, TDG yang telah

dicabut dapat diterbitkan kembali. (6) Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang yang telah dicabut TDG nya dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh TDG baru setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencabutan. Pasal 21 (1) Pemilik, pengelola dan/atau penyewa gudang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (3) diancam pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah ). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan pelanggaran. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya pada Berita Daerah Kabupaten Buleleng. Diundangkan di Singaraja pada tanggal 19 Juli 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULELENG, ttd I KETUT GELGEL ARIADI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2010 NOMOR 01. Salinan Sesuai Dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum ttd Ida Bagus Suradnyana,SH, MS. I NIP.1962111 198903 2 208 Ditetapkan di Singaraja pada tanggal 19 Juli 2010 BUPATI BULELENG, ttd PUTU BAGIADA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN I. PENJELASAN UMUM. Gudang merupakan sarana pendukung usaha perdagangan sebagai tempat penyimpanan barang niaga guna menjamin kelancaran arus distribusi barang tanpa mengurangi kualitas barang tersebut, sehingga stabilitas harga dapat dipantau. Dalam rangka penyelenggaraan penataan dan pembinaan pergudangan, dan untuk mengawasi kemungkinan adanya penyalahgunaan fungsi gudang menjadi tempat penimbunan barang niaga dengan tujuan spekulasi dagang untuk memperoleh keuntungan pribadi tanpa memperhatikan kebutuhan pasar perlu adanya tanda daftar gudang. Dengan adanya kewajiban Tanda Daftar Gudang dapat mencegah atau menghindari timbulnya perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan masyarakat, karena Pendaftaran Gudang merupakan sumber informasi resmi mengenai identitas dan hal-hal yang menyangkut dunia usaha dan perusahaan yang didirikan. Sejalan dengan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, untuk pembinaan perkembangan kegiatan usaha perdagangan khususnya dalam memberikan pelayanan Pendaftaran Gudang di Daerah, telah menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Dengan demikian sebagai landasan operasional dalam pelayanan Tanda Daftar Gudang, diperlukan perangkat lunak berupa produk hukum daerah guna menjamin kepastian hukum bagi masyarakat dengan tetap mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya untuk Gudang menengah dan Gudang besar. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Rumah atau bangunan lain yang dimaksudkan adalah rumah tinggal, rumah kos, bangunan bekas kantor, rumah toko(ruko) dan ruangan dengan luas 36 m² keatas yang dimanfaatkan untuk menyimpan barang barang perniagaan.

Pasal 5 Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 6 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Huruf a Huruf b Huruf c Ayat 4 Pasal 7 Ayat 1 Ayat 2 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Huruf a

Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Pasal 11 Ayat 1 Ayat 2 Pasal 12 Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 13 Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 14 Ayat 1 Huruf a Huruf b Ayat 2 Ayat 3

Ayat 4 Ayat 5 Ayat 6 Ayat 7 Ayat 8 Pasal 15 Ayat 1 Ayat 2 Huruf a Huruf b Huruf c Ayat 3 Pasal 16 Pasal 17 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 6 Huruf a

Huruf b Huruf c Pasal 18 Pasal 19 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Pasal 20 Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 6 Pasal 21 Ayat 1 Pasal 22 Ayat 2 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 01.

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR : TENTANG : PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DAFTAR ISIAN PERMOHONAN TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) Diisi oleh Pemohon I. IDENTITAS PERUSAHAAN Kepada Yth. Dinas... Kab. Buleleng di- 1. Nama Perusahaan / perorangan :... 2. Alamat Perusahaan :... 3. Jalan dan Nomor :... 4. RT / RW, Desa/Kelurahan :... 5. Kecamatan :...... 6. Kabupaten / Kota :... 7. Propinsi :... 8. No. Telp. Dan Fax :... 9. Jenis Kegiatan Usaha :... II. IDENTITAS PEMILIK GUDANG 1. Nama Pemilik Gudang :... 2. Alamat Pemilik Gudang :... 3. Jalan dan Nomor :... 4. RT / RW, Desa/Kelurahan :... 5. Kecamatan :... 6. Kabupaten / Kota :... 7. Propinsi :... 8. No. Telp. Dan Fax :... III. IDENTITAS GUDANG 1. Lokasi Gudang :... Jalan dan Nomor (sebutkan bila :... berada di komplek pertokoan/ perkantoran, lantai dan ruang) RT / RW, Desa / Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten / Kota :... Propinsi :...

2. Luas Gudang :...m2 (dalam huruf) 3. Macam dan jenis isi gudang :... a. b. c. d. (boleh ditambah) 4. Sarana Gudang :... Listrik :...Watt Air PAM : PAM / Sumur Bor *) Forklif :...buah Komputerisasi (sebutkan sarana Otorisasi gudang) :... IV. IDENTITAS LAIN 1. Nomor izin pendirian gudang dari :... pemerintah daerah setempat (copy terlampir) 2. Izin Usaha lain dari instansi teknis:... Demikian permohonan ini diisi / dibuat dengan sebenarnya, dan apabila dikemudian hari ternyata keterangan tersebut tidak benar, maka kami bersedia dicabut TDG nya, dan atau dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku...,., 200... Tanda tangan Pemilik / Pengelola / Penyewa Gudang Cap Perusahaan Meterai Rp. 6.000,- (.....) Nama Jelas

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR : TENTANG : PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN KOP DINAS PEMERINTAH KABUPATEN.. TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) Nomor :.. Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa : 1. a. Nama Perusahaan / Perorangan :.. b. Alamat Perusahaan / Perorangan :.. : Tlp., Fax.. 2. a. Nama Pemilik / Perorangan :.. b. Alamat Pemilik / Perorangan :.. : Tlp., Fax. 3. Lokasi Gudang (per unit) : Jl No.. RT... RW. : Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten / Kota Propinsi 4. Luas Gudang (per unit) : a. m2 (dalam huruf) b. m2 (dalam huruf) c. m2 (dalam huruf) d. dst. 5. Klasifikasi Gudang : Gudang Besar/Gudang Menengah/Gudang Kecil TDG diterbitkan dengan ketentuan : Kesatu : TDG ini berlaku untuk pemanfaatan gudang guna penyimpanan barang di wilayah Republik Indonesia selama pemilik/penguasa gudang masih menjalankan kegiatan usahanya. Kedua : Pemilik / penguasa gudang wajib menyampaikan laporan mutasi barang di gudangnya selama 6 (enam) bulan sekali., 20 Kepala Kantor Dinas Kabupaten.. NIP... Tembusan disampaikan Kepada Yth, 1. SESJEN Dep. Perdagangan; 2. IRJEN Dep. Perdagangan; 3. DIRJEN PDN; 4. Dir Bina Pasar dan Distribusi; 5. Pertinggal. *) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR : TENTANG : PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN KOP DINAS PEMERINTAH KABUPATEN.. SURAT KETERANGAN PENYIMPANAN BARANG (SKPB) Nomor :.. Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa : Nama Perusahaan Alamat Perusahaan :.. :... Nama Pemilik Gudang *) :... Alamat Pemilik Gudang *) :... Lokasi Gudang : Jl No.. RT... RW. Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten / Kota... Propinsi... Luas Gudang (per unit) :... Macam dan jenis barang :... Adalah pemilik/penguasa *) gudang pada lokasi tersebut diatas untuk melakukan penyimpanan barang-barang tersebut dalam rangka stok barang/persediaan berjalan yang melebihi kebutuhan lebih dari 3 (tiga) bulan. Demikian surat ketarangan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya., 20 Kepala Kantor Dinas... Kabupaten... NIP...... Tembusan disampaikan Kepada Yth, 1. SESJEN Dep. Perdagangan; 2. IRJEN Dep. Perdagangan; 3. DIRJEN PDN; 4. Dir Bina Pasar dan Distribusi; 5. Pertinggal. *) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR : TENTANG : PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN KOP DINAS PEMERINTAH KABUPATEN.. Diisi oleh Pejabat ybs Nomor :...,.. 200... Lampiran : Perihal : Peringatan ke. Kepada Yth. Tentang Tanda Daftar Gudang. di-. Sesuai dengan Tanda Daftar Gudang (TDG) Nomor... tanggal.. atas nama. yang melakukan pemanfaatan gudang, setelah diadakan penelitian ternyata gudang Saudara tidak memenuhi prosedur penataan dan Pembinaan Pergudangan, antara lain : 1. 2. 3... dst. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami minta agar Saudara dalam waktu 1 (satu) bulan sejak dikeluarkan Surat ini sudah memenuhi ketentuan yang berlaku dan melaporkannya kepada kami. Sekian, untuk menjadi perhatian Saudara., 200.. Kepala Kantor Dinas Kabupaten.. NIP... Tembusan disampaikan Kepada Yth, 1. SESJEN Dep. Perdagangan; 2. IRJEN Dep. Perdagangan 3. DIRJEN PDN 4. Dir Bina Pasar dan Distribusi 5. Pertinggal