BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Provinsi Lampung

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

Badan Pertanahan Nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Badan Pertanahan Nasional. pembentukan Badan Pertanahan Nasional.Badan ini merupakan peningkatan dari

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III DESKRIPSI PLA DAN PELAKSANAAN PLA

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 80 TAHUN 2017

BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENTINGNYA PERALATAN KANTOR DALAM MENUNJANG AKTIVITAS KERJA PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TOMOHON TUGAS AKHIR

Total Tahun

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS UTAMA INSPEKTORAT UTAMA SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

PERUBAHAN KODE IDENTIFIKASI UNIT KERJA UNTUK PENOMORAN PADA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROSES PEMECAHAN SERTIFIKAT TANAH HAK MILIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN JEPARA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III. Deskripsi Tempat Program Latihan Akademik dan Pelaksanaan Program Latihan Akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA Sejarah Badan Pertanahan Nasional (BPN) tentang Badan Pertanahan Nasional.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II KANTOR WILAYAH AGRARIA TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONALSUMATERA UTARA

PETUNJUK PENGARAH SURAT TENTANG SINGKATAN ARAHAN SURAT SERTA PENOMORAN KEPUTUSAN YANG DITANDA TANGANI UNIT PENGOLAH A.N. KBPN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENTERI DALAM NEGERI

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

3.1.2 Sejarah Kantor Pertanahan Kabupaten Subang

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i

MEMUTUSKAN : / BAB I...

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB IV PEMBAHASAN. di Provinsi Gorontalo yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Lampiran I Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 923/KEP-3.4.3/XI/2013 Tanggal : 22 November 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

-1- URAIAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusional Undang-Undang Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-

Formulir 1 TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM MENERBITKAN SERTIFIKAT HAK MILIK TERHADAP PERWUJUDAN GOOD GOVERNANCE. 1. Pengertian Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PROSES PENDAFTARAN TANAH WAKAF YANG BERASAL DARI TANAH NEGARA DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR NAMA JABATAN FUNGSIONAL, KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Pelayanan Proses Peralihan Hak Milik Atas Tanah

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

d) mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan e) membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN 50 TAHUN AGRARIA TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010

PENTINGNYA DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TOMOHON. Oleh: RISTHA KOLOAY NIM

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

BAB III TINJAUAN UMUM. dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.

BAB II PERAN KANTOR PERTANAHAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN SENGKETA TANAH SECARA MEDIASI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Implementor Kebijakan Larasita di Kota Bandung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 4 PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA GORONTALO

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

1 of 5 02/09/09 11:28

WALIKOTA TASIKMALAYA

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah Ringkas Kabupaten Kuantan Singingi. Kabupaten Kuantan Singingi pada awalnya merupakan bagian dari

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi disemarang dengan jurusan Pendaftaran Tanah. Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi Agraria. Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada Akademi Agraria di Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan dan diganti menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhirnya semua jurusan di Akademi ini ditiadakan lagi. Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria dialihkan dari Departemen dalam negeri ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) sampai sekarang. Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini disebut sebagai lembaga Pemerintah Non Departemen tetapi dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (sesuai dengan Perpres No 10 tahun 2006). Badan Pertanahan Nasional (BPN) mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah dibidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Pada tahun 1993, nama Akademi Agraria pun diganti menjadi Akademi Pertanahan Nasional. 8

9 Pada tahun yang sama Akademi Pertanahan Nasional jenjang pendidikannya ditingkatkan menjadi D4, nama Akademi pun diubah menjadi Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN). Pada tahun 1996, dibuka program D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) sampai sekarang. A1. Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Visi : Badan Pertanahan Nasional sendiri mempunyai visi yaitu menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Kota Medan kota Rantau Prapat dan Sekitarnya. Misi : Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan juga mempunyai misi, antara lain: a) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam berkaitan dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4). b) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan menggatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penatan perangkat hukum dan system pengolahan pertanah sehingga tidak melahirkan sengketa dan perkara dikemudian hari.

10 c) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesi dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan. d) Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas. A2. Arti Logo Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lambang Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan tulisan terdiri dari: a. Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan. b. Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia. Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara.

11 c. Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang dan 3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960. d. Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11 (Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI. Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh. Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran. Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.

12 Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Medan Gambar 2.1 Logo Badan Pertanahan Nasional Kota Medan A3. Tugas Pokok dan Fungsi BPN Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, BPN mmpunyai tugas pokok, antara lain: a) Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional (BPN). b) Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh. c) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah d) Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara sistematis. e) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan sendiri, antara lain: a) Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan. b) Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah serta pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang, dan/atau badan hukum dengan

13 tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan dibidang pertanahan. d) Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah. e) Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia di bidang pertanahan. B. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan. Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankanoleh seorang tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian adalah penetapan seksiseksi sesuai dengan tugasnya. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana seksiseksi di dalamnya dikoordinasikan bersama-sama disuatu jalur wewenang dan tanggung jawab. Struktur organisasi adalah penggambaran secara grafik yang menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi. Struktur organisasi hanya dapat mewujudkan hubungan wewenang yang formal saja dan tidak dapat menggambarkan seberapa besar wewenang, tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan yang terinci.

14 Adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2 C. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN SUB BAGIAN TATA USAHA. BAGIAN PERENCANAAN & KEUANGAN URUSAN UMUM & KEPEGAWAIAN SEKSI SURVEI PENGUKURAN & PEMETAAN SUBSEKSI PENGUKURAN DAN PEMETAAN SUBSEKSI TEMATIK DAN POTENSI TANAH SEKSI HAK TANAH & PENDAFTARAN TANAH PENETAPAN HAK TANAH PENGATURAN TANAH PEMERINTAH PENDAFTARAN SEKSI PENGATURAN & PENATAAN PERTAHANAN PENATAGUNA AN TANAH & KAWASAN TERTENTU LANDREFORM & KONSOLIDASI TANAH SEKSI PENGENDALIAN & PEMBERDAYAAN PENGENDALIAN PERTANAHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI SENGKETA, KONFLIK & PERKARA SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN PERKARA PERTANAHAN PERALIHAN, PEMBEBANAN HAK DAN PPAT Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Medan Sumber : Kantor Pertanahan Nasional Kota Medan, (2014)

15 C. Jos Description di Kantor Badan Pertanahan Nasional Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur organisasi Badan PertAnahan Nasionl (BPN) Kota Medan, sebagai berikut: a. Kepala Kantor Badan Pertanahan Kota Medan Kepala Kantor Badan pertanahan Nasional Kota Medan memiliki tanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasuinal Provinsi Sumatera Utara. b. Sub Bagian Tata Usaha Tugasnya: Memberikan pelayanan administrative kepada seluruh satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan. Fungsinya: a. Pengolahan data dan informasi. b. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah. c. Pelaksanaan urusan kepegawaian. d. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian. e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan perasarana. f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program. g. Koordinasi pelayanan pertanahan

16 Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari: 1) Urusan Perencanaan dan Keuangan Tugasnya: Menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran laporan akuntanbilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran. 2) Urusan Umum Dan Kepegawaian Tugasnya: Melakukan urusan kepegawaian dan Pengembangan sumberdaya manusia pertanahan. c. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan Tugasnya: Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi. Fungsinya: a. Pelaksanana kegiatan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang tanah. Pengukuran batas wilayah, dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi. b. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan. c. Pelasanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah. d. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik dan komputerisasi. e. Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian tanah

17 Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnya dibidang pengukuran. 2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan penbinaan pejabat penilai tanah. d. Sub Bagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Tugasnya: Menyiapkan abhan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertipan bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hah atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT). Fungsinya: a. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah. b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar-menukar, saran dan pertimabangan serta,melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan. c. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak.

18 d. Mengatministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik Negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan. e. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak. f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan pertanahan. g. Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak. h. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari: 1) Subseksi Penetapan Hak Tanah Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjang jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan dan atau rekomendasi perpanjang jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan pendaftaran hak tanah perorangan. 2) Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, dan hak pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintahan, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijianan, peralihan hak atas tanah; rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanh pemerintah. 3) Subseksi Pendaftaran Hak Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah;pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelola,tanah wakaf, data lainnya,data fisik bidang tanah, data

19 komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah. 4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian dibidang pendaftaran tanah. d. Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil perbatasan dan wilayah tertentu lainnya. Fungsinya: a. Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah,neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota. b. Pemelihara basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota. c. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform. d. Penyediaan tanah untuk pembangunan. e. Pengolahan sumbangan tanah untuk pembangunan. f. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform. Seksi Pengaturan dan Penataan tanah terdiri dari: 1) Subseksi Penatagunaan tanah dan kawasan tertentu Tugasnya: Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah rencana penataan, kawasan,

20 pelaksaanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis, penangguhan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuain penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual. 2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah Tugasnya: Menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform,penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin peralihan atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan penerbitan surat keputusan restribusi tanah dan pengeluaran tanah dari landreform, monitoring dan evaluasi restribusi tanah, ganti rugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran,usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh,daerah bencana dan daerah bekas konflikserta permukiman kembali penyediaan tanah dan pengelola sumbangan tanah untuk pembangaunan teknik dan metode, promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat, kerja sama dan fasilitas, pengolahan basis data dan informasi monitoring dan evaluasi serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah. e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

21 Fungsinya: a. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan kritis. b. Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumberproduktif. c. Pemanfaatan tanah terlantar dan tanaha kritis untuk pembangunan. d. Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah, terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat. e. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengendalian Pertanahan Tugasnya: Menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah menanganan serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, harmonosasi dan program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis. 2) Subseksi pemberdayaan Masyarakat Tugasnya : Menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan, dan pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam penolahan pertanahan, serta

22 melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan. f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan Fungsinya: a. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan. b. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif, penyelesaian melalui mediasi, fasilitas dan sebagainya usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang dan badan hukum dengan tanah. c. Pengkordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan. d. Pelaporan penganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari: 1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan Tugasnya: Menyiapkan pengkajian hukum,sosoal, budaya, ekonomi dan polotik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan badan hukum

23 dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian semgketa melalui mediasi, fasilitas, koordinasi penanganan sengketa dan konflik. 2) Subseksi Perkara Pertanahan Tugasnya: Menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian antar orang dan badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.