17 TINJAUAN PUSTAKA Bio-ekologi Burung Satwa burung (avifauna) merupakan salah satu satwa yang mudah dijumpai hampir di setiap tempat. Jenisnya sangat beranekaragam dan masingmasing jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Burung memerlukan syarat syarat tertentu dalam kehidupannya, antara lain ialah kondisi habitat yang cocok dan aman dari segala macam gangguan. Burung merupakan satwa liar pengguna ruang yang cukup baik yang terlihat dari penyebarannya baik secara horizontal maupun vertikal (Wisnubudi, 2009). Burung sebagai salah satu komponen ekosistem memerlukan tempat atau ruanguntuk mencari makan, minum, berlindung, bermain dan tempat untuk berkembangbiak, tempat yang menyediakan kebutuhan tersebut membentuk suatu kesatuan yang disebut habitat. Habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dariberbagai komponen, baik fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dandipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biak satwa liar (Alikodra, 2002). Habitat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhikeanekaragaman jenis burung. Burung menggunakan kawasan mangrovesebagai habitat untuk mencari pakan, berbiak, berlindung atau sekedar beristrahat. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutanmaupun habitat bukan hutan seperti tanaman perkebunan, tanaman pertanian,pekarangan, gua, padang rumput, savana dan habitat perairan (Alikodra, 2002). Habitat secara sederhana dapat dikatakan sebagai tempat hidup burung ituberada. Pada prinsipnya burung memerlukan tempat untuk mencari
18 makan,berlindung, berkembang biak dan bermain. Tempat yang menyediakan keadaan yangsesuai dengan kepentingan diatas disebut dengan habitat karenahabitat merupakan bagian penting bagi distribusi dan jumlah burung. Habitat juga berfungsi sebagai tempat untuk bersembunyi dari musuh yangakan menyerang dan mengganggunya (Odum, 1993). Burung air cenderung berkumpul dan terkonsentrasi dalam mencarimakan pada suatu daerah dimana keberadaan mangsa mereka mudah untukdidapat. Jenisjenis mangsa utama yang disukai oleh burung air antara lainbivalvia, Gastropoda, Crustaceae, Polychaeta dan Pisces. Jenis-jenis mangsa tersebut biasa terdapat dalam air berlumpur dalam kawasanmangrove. Hal inilah yang menyebabkan banyak jenis burung air mendatangikawasan mangrove untuk mencari makan(howes et al, 2003). Peran suatu vegetasi sangat penting bagi kehidupan burung untuk bermacam kegiatan seperti mencari makan, membuat sarang, bertengger, menarik pasangan ataupun hanya bermain-main. Setiap burung memiliki relung sendiri dalam keberlangsungan hidupnya. Beberapa burung hidup dan membangun sarang di bagian atas pohon, beberapa burung lainnya membuat sarang di bagian tengah pohon. Sehingga pada satu pohon yang sama mungkin digunakan oleh beberapa jenis burung (Pen, 2003).Wiens (1992) menambahkanburung tidak memanfaatkan seluruh habitatnya, melainkan ada seleksiterhadap beberapa bagian dari habitat tersebut yang digunakan sesuai dengankebutuhannya. Secara umum, burung memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan,beraktifitas, berkembangbiak dan berlindung. Hernowo (1985) menyatakan bahwaterdapat hubungan antara penyebaran jenis burung dengan
19 tingkat dominasi burung, dimana jenis yang memiliki penyebaran dan dominasi yang tinggi maka jenis tersebut lebih survival terhadap perubahan lingkungan yang akan terjadi dan akan lebih sering dijumpai. Wiens (1992) menambahkan pemahaman tentang hubungan antara burung dan habitatnya sangat penting untuk diketahui karena dari pengetahuan ini dapat digunakan untuk memprediksi dampak perubahan habitat terhadap populasi burung. Ruskhanidar dan Hambal (2007) menyatakan bahwa setiap makhluk hidup akan memilih tempat yang sesuai dengan keperluan hidupnya. Sumber pakan, dan tempat berlindung merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan hewan, apabila daya dukung ini tidak mampu disediakan oleh habitat, maka dengan sendirinya hewan akan pindah mencari tempat yang baru. Alikodra (1988) menambahkan bahwa kompetisi terjadi ketika organisme-organisme, baik jenis yang sama maupun dari jenis yang lain dalam menggunakan sumber daya yang ada. Norvell et al (2003) menjelaskan bahwa pemantauan kelimpahan burung, preferensi habitat dan hubungan antara kelimpahan dan habitatnya menyediakan informasi dasar untuk menentukan faktor penyebab fluktuasi populasi jenis burung. Informasi tersebut dapat digunakan dalam membantu upaya konservasi dan pengelolaan jenis-jenis yang terancam dan hampir punah.swastikaningrum dkk (2012) menambahkan bahwa indeks keanekaragaman didukung secara penuh oleh kondisi ekologis dalam suatu kawasan. Hutan Mangrove Hutan mangrove memiliki fungsi ekologisdan ekonomi yang sangat bermanfaat bagiumat manusia. Fungsi mangrove secaraekologis sebagai sumber
20 nutrien, karbon,daerah pemijahan (spawning grounds) dandaerah asuhan (nursery grounds) berbagaijenis ikan, udang, kerang-kerangan danspesies lainnya. Mangrove merupakan habitatbagi berbagai jenis satwa seperti jenis burung,reptilia, mammalian dan berbagai jenis makhlukhidup lainnya. Hutan mangrove memilikikeanekaragaman hayati (biodiversity) danplasma nutfah (genetic pool) yang tinggi sertaberperan penting sebagai sistem penunjang kehidupan (Hutchings dan Saenger, 1987). Menurut Bengen (2004), komunitas fauna hutan mangrove membentuk percampuran antara dua kelompok yaitu : 1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat adaptasi khusus untuk hidup di dalam hutan mangrove, karena melewatkan sebagian besar hidupnya diluar jangkauan air laut pada bagian pohon yang tinggi, meskipun mereka dapat mengumpulkan makanannya berupa hewan lautan pada saat air surut. 2) Kelompok fauna perairan/akuatik, terdiri atas dua tipe yaitu : yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan, dan udang; yang menempati substrat baik keras (akar dan batang pohon mangrove maupun lunak (lumpur), terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis avertebrata lainnya. Lahan basahsebagai ekosistem yang kompleks memiliki berbagai fungsi ekologis yang sangatpenting seperti fungsi pengatur hidrologis, penghasil sumberdaya alam hayati danhabitat dari berbagai jenis satwa liar dan tumbuhan. Kekhasan kawasan tersebutmenyebabkan adanya pemanfaatan oleh burung-
21 burung air yang hanya dapattinggal pada kawasan tertentu atau cocok dengan kebutuhannya (Sibuea, 1997). Berbagai jenis burung, terutama burungair banyak ditemukan di daerah mangrove.burung air yaitu jenis burung yang hidupnyasangat tergantung pada air, baik untuk mencarimakan, berlindung, istirahat, berbiak dan untuk melakukan aktivitas sosial lainnya. Berbagaijenis burung air berkaki dan berjari panjang,sehingga mudah berjalan di rawa dan di daerahberair lainnya, misalnya jenis burung sukurallidae, Ardeidae, dan Ciconiidae. Selainitu ada juga burung darat (Terestrial bird)yang memanfaatkan hutan mangrove sebagaitempat mencari makan dan bermain (MacKinnon dkk,2000). Pemanfaatan Strata Vertikal Vegetasi oleh Burung Penyebaran vertikal pada jenis-jenis burung dapat dilihat dari stratifikasi ruang pada profil hutan. Berdasarkan stratifikasi profil hutan maka dapat diperoleh gambaran mengenai burung dalam memanfaatkan ruang secara vertikal, yang terbagi dalam kelompok burung penghuni bagian paling atas tajuk hutan, burung penghuni tajuk utama, burung penghuni tajuk pertengahan, burung penghuni tajuk bawah, dan burung penghuni lantai hutan, selain itu juga ada yang menghuni batang pohon. Penyebaran jenis-jenis burung sangat dipengauhi oleh kesesuaian tempat hidup burung, meliputi adaptasi burung terhadap lingkungan, kompetisi, strata vegetasi, ketersediaan pakan dan seleksi alam (Rohman, 1997). Pemanfaatan stratahutan bervariasi menurut waktu dan ruang. Secara umum berbagai jenis burungmemanfaatkan relungnya pada siang hari (Alikodra, 2002). Welty (1982)menambahkan bahwa penutupan tajuk, ketinggian tajuk dan keanekaragaman jenispohon menentukan keanekaragaman jenis burung di suatu
22 tempat. Hubungan burungdengan habitatnya dapat diketahui dengan melakukan pengamatan pemanfaatanburung terhadap habitatnya, yaitu dengan melihat sejauh mana burung tersebutmenggunakan fungsi habitat sebagai tempat istirahat, berlindung, mencari pakan danberkembang biak (Yuda, 1995). Bibby et al (2000) menyatakan pemilihan strata olehburung ditentukan karena burung juga memiliki kebutuhan habitat mikro. Banyakjenis burung yang hidup di lapisan tajuk atas, sehingga sulit untuk menemukan burung-burung tersebut (terutama karena bergerak cepat). Namun ada juga jenisburung yang tidak menempati strata dalam vegetasi, melainkan memilih habitatsemak yang biasanya berada dibawah tegakan. Pemilihan habitat semak jugadisebabkan karena habitat tersebut cocok dan mampu memenuhi kebutuhanhidupnya.