BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

2

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis baru untuk Gamatechno Campus Suite, meliputi kegiatan, waktu

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASSAN PENGGUNA UNIVERSITAS CIPUTRA LIBRARY SURABAYA. Oleh Diajeng Variant C ( )

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Arus modal yang keluar masuk, hingga melampaui batas-batas negara

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

Nomor : 33 /B3.1/KM/ Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

2012, No

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perubahan zaman menjadikan pula besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen. nilai lebih tinggi dibanding pesaing kepada konsumen, seperti harga yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinggi swasta secara operasional di wilayah kerjanya dengan mendapat bantuan teknis

BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Pendidikan menjadi landasan kuat yang diperlukan untuk meraih kemajuan bangsa pada masa depan, bahkan lebih penting lagi sebagai bekal dalam menghadapi era global yang sarat dengan persaingan antarbangsa yang berlangsung sangat ketat. Dengan demikian, pendidikan menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi karena ia merupakan faktor determinan bagi suatu bangsa untuk bisa memenangi kompetisi global. Sumber keterpurukan bangsa Indonesia adalah mentalitas bangsa yang mulai luntur sehingga masalahpun berdatangan. Pribadi bangsa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dengan keadaan yang cepat berubah. Jika kita ingin memperbaiki mentalitas bangsa, maka kita harus memulainya dengan memperbaiki mental setiap individunya dan menjaga generasi penerus dari keburukan generasi pendahulunya. Dunia pendidikan membantu mengembangkan daya pikir dan mentalitas masyarakat melalui pendekatan teoritis maupun aplikatif. Bangsa yang maju adalah bangsa yang dapat menghargai dunia pendidikan dengan baik, hal ini dapat dilakukan dengan cara memprioritaskan pembangunan di sektor ini. 1

2 Maka cara yang dapat dipilih untuk memperbaiki mentalitas bangsa yang mulai luntur adalah dengan mengembangkan dunia pendidikan yang berkualitas yang diiringi dengan pendidikan moral yang seimbang dengan tingginya tuntutan zaman yang semakin lama semakin tidak berbatas. Persaingan di dunia pendidikanpun semakin ketat, setiap perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta mencari cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup perguruan tinggi tersebut. Karena di zaman teknologi yang berbatas ini pola pikir bangsa Indonesia pun menjadi berubah, tidak hanya terpaku pada sebuah titik yang menjadi acuan dasar tetapi berbagai kelebihan dan kekurangan dari sebuah perusahaan dinilai dengan baik, terlebih lagi sebuah perusahaan di bidang pendidikan. Kompetisi global juga sudah melanda dunia pendidikan. Setiap tahun, saat lulusan SMA atau SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun berlomba-lomba mempromosikan diri dan menjaring calon-calon mahasiswa potensial. Potensial bisa berarti mampu secara akademis atau finansial. Perguruan tinggi dari luar negeri pun tidak mau kalah, gencar berpromosi. Begitu pula perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) melakukan berbagai upaya pemasaran dan menjadikan dunia pendidikan tinggi seperti bisnis dan industri. Jumlah perguruan tinggi yang tercatat di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 3.016 yang terdiri atas 83 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 2.933 Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Keberadaan perguruan tinggi tersebut menyebar di seluruh kota besar, propinsi, dan wilayah Indonesia. Namun, sebaran perguruan tinggi di setiap kota, daerah, atau wilayah tersebut tidak merata dimana terdapat kota atau daerah yang sangat banyak populasi perguruan tingginya dan di tempat lain sangat terbatas dan bahkan mungkin tidak ada.

3 Tabel 1.1. Jumlah perguruan tinggi di lingkungan DITJEN DIKTI berdasarkan kelompok Kopertis Wilayah 2009 NO Kelompok Kopertis Wilayah / PTN Jumlah 00 PTN 83 01 Kopertis Wilayah I 328 02 Kopertis Wilayah II 203 03 Kopertis Wilayah III 324 04 Kopertis Wilayah IV 469 05 Kopertis Wilayah V 121 06 Kopertis Wilayah VI 236 07 Kopertis Wilayah VII 316 08 Kopertis Wilayah VIII 125 09 Kopertis Wilayah IX 334 10 Kopertis Wilayah X 235 11 Kopertis Wilayah XI 155 12 Kopertis Wilayah XII 87 Jumlah 3.016 Sumber Data : lingkungan DITJEN DIKTI berdasarkan kelompok Kopertis Wilayah 2009 Data berikut dapat menunjukkan tingkat kepadatan perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan Kopertis Wilayah/ PTN, provinsi,dan sebagian kota besar di Indonesa yang dipaparkan pada Tabel 1.1 dan Table 1.2,secara nasional nampak bahwa Kopertis wilayah IV Propinsi Jawa Barat dan Banten menempati proporsi tertinggi yaitu dengan jumlah perguruan tinggi sebanyak 469 institusi, diikuti oleh Kopertis Wilayah I (328 institusi), Wilayah III (324 institusi), dan Wilayah IX (334 institusi). Sementara itu, dari sisi proporsi jumlah perguruan tinggi nasional, jumlah PTN hanya sebanyak 83 institusi. Sejalan dengan sebaran perguruan tinggi berdasarkan Kopertis Wilayah/PTN, dan kewilayahan seperti yang diuraikan di atas, keberadaan perguruan tinggi telah menyebar ke seluruh provinsi. Artinya, pada setiap provinsi

4 di Indonesia telah didirikan sebuah perguruan tinggi yang jumlahnya bervariasi, seperti yang terlihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Jumlah perguruan tinggi di lingkungan DIKTI berdasarkan provinsi tempat penyelenggaraan kegiatan pendidikan 2009 NO NAMA PROVINSI JUMLAH 01 DKI JAKARTA 323 02 JAWA BARAT 381 03 JAWA TENGAH 242 04 D I YOGYAKARTA 124 05 JAWA TIMUR 327 06 NANGROE ACEH DARUSSALAM 95 07 SUMATRA UTARA 239 08 SUMATRA BARAT 107 09 RIAU 69 10 JAMBI 37 11 SUMATRA SELATAN 106 12 LAMPUNG 72 13 KALIMANTAN BARAT 40 14 KALIMANTAN TENGAH 22 15 KALIMANTAN SELATAN 40 16 KALIMANTAN TIMUR 62 17 SULAWESI UTARA 49 18 SULAWESI TENGAH 29 19 SULAWESI SELATAN 203 20 SULAWESI TENGGARA 35 21 MALUKU 22 22 BALI 52 23 NUSA TENGGARA BARAT 45 24 NUSA TENGGARA TIMUR 36 25 PAPUA 39 26 BENGKULU 17 27 BANTEN 102 28 MALUKU UTARA 15 29 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 14 30 GORONTALO 11 31 IRIAN JAYA BARAT 17 32 KEPULAUAN RIAU 27 33 SULAWESI BARAT 17 GRAND TOTAL 3.016

5 Data dan informasi pada Tabel 1.2. menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat menempati daerah yang paling banyak mempunyai perguruan tinggi; yakni, sebanyak 381 institusi; provinsi berikutnya adalah Jawa Timur (327 institusi), DKI Jakarta (323 institusi), Jawa Tengah (242 institusi), Sumatera Utara (239 institusi), Sulawesi Selatan (203 institusi), DI Yogyakarta (112 institusi), dan seterusnya. Mengingat akan persaingan di dunia pendidikan yang semakin ketat, maka perguruan tinggi swasta harus dapat memahami apa saja yang menjadi faktor utama penilaian kualitas suatu produk jasa yang ditawarkan kepada calon mahasiswa baru, khususnya yang sudah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan dari kinerja bauran pemasaran jasa pendidikan universitas tersebut yang terdiri dari product, price, promotion, people, place, pcysical evidence, process yang dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap corporate image atau citra perusahaan (perguruan tinggi), baik di lingkungan masyarakat dan khususnya di lingkungan mahasiswa universitas tersebut. Namun Universitas Widyatama pada survey awal penelitian ini masih terdapat permasalahan pada kinerja bauran pemasaran jasa, hal ini ditemukan pada survey awal dengan wawancara kebeberapa mahasisw/mahasiswi beberapa angkatan yang menyatakan ketidak puasan dalam pelaksanaan bauran pemasaran jasa yaitu : akreditas di Universitas Widyatama belum semua prodi terakreditas A, promosi masih belum efektif dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat khususnya masyarakat daerah yang belum tau bahwa Universitas Widyatama itu adalah STIEP, dan promosi tidak sampe keseluruh daerah lain, proses akademik yang selalu berubah-ubah, masih banyak dosen yang system mengajarnya tidak dimengerti oleh mahasiswa. Citra sebuah perguruan tinggi menjadi satu hal yang penting dan menjadi satu pertimbangan calon mahasiswa ketika mereka memutuskan perguruan tinggi mana yang akan dipili oleh calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi mana yang akan dipilih secara terpadu, sehingga

6 diharapkan kinerja bauran pemasaran jasa perguruan tinggi dapat meningkatkan citra dari perguruan tinggi yang bersangkutan Hal ini dapat dilihat dari minat terhadap produk jasa yang ditawarkan Universitas Widyatama. Maka untuk itu, Universitas Widyatama perlu menjaga juga meningkatkan kinerja bauran pemasaran jasa untuk membentuk citra perguruan tinggi dimana citra perguruan tinggi tersebut dinilai oleh mahasiswa Universitas Widyatama yang sedang melaksanakan studinya. Zeithalm and Bitner (2009 : 25) mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai berikut : Marketing mix defined as the elements an organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan. Citra perusahaan bisa menjadi payung bagi produk yang dibangun dengan investasi waktu dan biaya yang besar. Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai produk dan dampak dari pelaksanaan marketing mix, maka konsumen akan mempunyai citra yang positif atas perusahaan tersebut. Menurut Margaret Grisdela dalam legalexpertconnections.com mendefinisikan citra : Corporate image is the sparkle of pride that shines from pages of your website, brochure and other sales pieces. It is the seamless integration, in appearance and functionality, of your entire sales and marketing process. Melihat hal tersebut di atas, penulis menaruh perhatian untuk melakukan studi kasus pada mahasiswa Universitas Widyatama mengenai Pengaruh kinerja bauran pemasaran (marketing mix) jasa Universitas Widyatama yang bergerak dibidang pendidikan terhadap citra perusahaan (corporate image). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Universitas Widyatama.

7 2. Bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai citra perusahaan (corporate image) Universitas Widyatama 3. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran jasa Universitas Widyatama yang bergerak di bidang pendidikan terhadap citra perusahaan (corporate image) 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari data-data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan marketing mix serta pengaruhnya dengan corporate image dalam rangka penyusunan tugas besar pemasaran untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Tanggapan mahasiswa mengenai bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Universitas Widyatama. 2. Tanggapan mahasiswa mengenai citra perusahaan (corporate image) Universitas Widyatama 3. Besar pengaruh bauran pemasaran jasa Universitas Widyatama yang bergerak di bidang pendidikan terhadap citra perusahaan (corporate image) 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Dan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai manajemen pemasaran serta untuk membandingkan teori yang telah diperoleh selama kuliah mengenai manajemen pemasaran tersebut dengan praktek nyata dalam dunia yang sebenarnya.

8 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada manajemen Universitas Widyatama dalam mengembangkan dan menyempurnakan bauran pemasaran untuk meningkatkan citra perguruan tinggi dengan memperhatikan perilaku konsumen (mahasiswa) terhadap Universitas Widyatama Bandung. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Perguruan tinggi yang dijadikan objek penelitian adalah Universitas Widyatama Jurusan Manajemen Angkatan 2010-2012 yang terletak di jalan Cikutra no. 204 A Bandung. Penelitian dilakukan bulan Agustus 2014 sampai dengan selesai.