BAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. satu titik yaitu rendahnya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, dan (3) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Human Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

Setia, 2011), hlm Sarbini & Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, (Bandung; Pustaka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, dan keahlian, sehingga lulusannya dapat. mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ESS II TAHUN 2017 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALSEL

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SD NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peringkat pendidikan Indonesia di dunia masih berada pada posisi yang sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index (HDI) tahun 2010, Indonesia berada pada peringkat 108 dari 169 negara. Pada tanggal 2 Nopember 2011, UNDP mengumumkan Human Development Index (HDI) dan Indonesia berada pada posisi 124 dari 187 negara. Sedangkan pada tahun 2012 HDI Indonesia berada pada peringkat 121 dari 187 negara (Summary UNDP, 2013: 15). Keadaan tersebut perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Secara nasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY tahun 2010 mencapai 75,77 menduduki peringkat keempat setelah Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Riau, sedangkan IPM Kabupaten Gunungkidul menduduki peringkat 285 secara nasional atau peringkat ke-5 dari lima kabupaten/kota. Peringkat IPM kabupaten Gunungkidul tidak berubah dibanding tahun sebelum, tetap berada pada peringkat ke-5 dari lima kabupaten/kota (BPS DIY, 2010). Keadaan ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama dinas pendidikan kabupaten Gunungkidul. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu mendapat prioritas yang baik dalam program pembangunan di kabupaten Gunungkidul. 1

Pembangunan manusia Indonesia yang ingin dibangun melalui sistem pendidikan nasional memiliki sejumlah karakteristik. Karakteristik tersebut memiliki tiga unsur, yaitu 1) kecerdasan; 2) Akhak mulia; dan 3) Krakteristik kepribadian. Karakteristik tersebut mencerminkan kompleksitas kualitas manusia Indonesia yang diharapkan akan dihasilkan melalui sistem pendidikan nasional (Ali, 2009: 63). Peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang bermutu akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana disampaikan Mulyasana (2011: 120) Pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik (good planning system) dengan materi dan sistem tata kelola yang baik (good governance system) dan disampaikan oleh guru yang baik (good teachers) dengan komponen pendidikan yang bermutu khususnya guru. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan manusia seutuhnya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 menyatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kualitas sumber daya manusia (SDM) berkaitan erat dengan kualitas guru. Guru yang profesional akan berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas SDM (Ali, 2009: 119). Layanan belajar yang diberikan guru menjadi peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi peserta didik. Ketidakmampuan guru dalam memberikan layanan belajar yang baik akan berdampak buruk bagi 2

peserta didik. Senada dengan yang disampaikan Mulyasana (2011: 44) Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas lulusan. Kemampuan guru dalam memberikan layanan yang baik perlu dibina dan ditingkatkan. Peran pengawas dan kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan kemampuan guru perlu mendapat perhatian yang baik. Menurut Kemendiknas (2011) Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Sebagaimana pula dalam PP No 74 tahun 2008 tentang Guru, pasal 15 ayat 4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas kepengawasan. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap maju mundurnya mutu pendidikan di sekolah yang menjadi tempat tugasnya. Sebagaimana disampaikan Mulyasa (2012: 5) Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (who is behind the school). Kemampuan kepala sekolah tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap manajemen dan kepemimpinan, serta tugas yang dibebankan kepadanya Pengelolan dan pembinaan yang baik terhadap para guru, yang dilakukan kepala sekolah akan berdampak pada kinerja guru. Sebagaimana menurut Sulthon (2009: 9-10) karakteristik kepala sekolah yang efektif dapat didasarkan pada sikap, harapan dan perilaku nyata yang ditujukan dalam pengelolaan sekolah sehari-hari. 3

Di samping itu kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang dapat memberdayakan sumber-sumber yang ada di sekolah dan lingkungannya secara efektif. Salah satu sumber daya utama di sekolah yang harus diberdayakan adalah guru. Kebijakan Renstra Depdiknas dalam rencana pembangunan jangka panjang, pada tahun 2005-2009 menyatakan bahwa rasio SMA dan SMK semula 70% : 30% menjadi 60% : 40%, pada tahun 2010-2015 menjadi 50% : 50%, tahun 2015-2020 menjadi 40% : 60% dan pada tahun 2020-2025 menjadi 30% : 70% (Depdiknas, 2007). Kebijakan tersebut perlu mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Berdasarkan Dapodik Dinas Pendidikan kabupaten Gunungkidul tahun 2011/2012 jumlah SMA sebanyak 23 dan jumlah SMK sebanyak 44 sekolah, jumlah tersebut sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan komposisi SMA:SMK sebesar 50%:50% pada tahun 2010-2015. Supervisi yang dilakukan pengawas sekolah boleh jadi berpengaruh pada kinerja guru. Kinerja guru yang baik dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia. Penelitian Ruswandi yang terkait dengan supervisi pengawas sekolah menunjukan bahwa supervisi akademik oleh pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Ruswandi, 2011). Sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa kepala sekolah mempunyai peran yang cukup besar dalam membina dan meningkatkan kemampuan guru. Penelitian ini meneliti pengaruh variabel supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sehingga penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Kinerja guru perlu dibina dalam rangka meningkatkan kualitas sumber 4

daya manusia. Supervisi yang berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran merupakan supervisi pada aspek akademik. Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan pada guru dan sekolah pada umumnya agar kualitas pembelajaran meningkat (Arikunto, 2006). Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah (Kemendiknas, 2011). Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (Mulyasa, 2012). Permasalahan masih rendahnya IPM di kabupaten Gunungkidul perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, ada kemungkinan rendahnya IPM tersebut dipengaruhi oleh supervisi akademik yang dilakukan pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul, sehingga penting untuk dilakukan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah ada pengaruh supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul? 2. Apakah ada pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah 5

terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul? 1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk membuktikan pengaruh supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul. 2. Untuk membuktikan pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di kabupaten Gunungkidul. 1.5 Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil dari penelitian ini memberikan manfaat akademis dan praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya tentang pengaruh supervisi akademik oleh Pengawas Sekolah dan kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan dalam mengambil keputusan, adapun manfaat praktis tersebut: 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul khususnya Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang upaya peningkatan kinerja guru. 6

2. Bagi Pengawas sekolah sebagai masukan dalam melakukan pembinaan dalam upaya meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal supervisi akademik. 3. Bagi kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya membina dan meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal kepemimpinan. 4. Bagi guru sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kinerjanya, terutama dalam hal akademik dan pengelolaan proses belajar siswa. 5. Bagi Praktisi pendidikan dapat memberikan gambaran empirik tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya peningkatan kinerja guru di SMK Negeri. 1.6 Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini tidak mengungkap semua faktor yang mempunyai hubungan dengan kinerja guru, karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Variabel bebas yang diteliti hanya variabel eksternal saja yaitu: supervisi akademik yang dilakukan Pengawas Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri pada kabupaten Gunungkidul. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran. 7

Bab Pertama menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab Kedua menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan secara umum dan kepemimpinan kepala sekolah, teori tentang supervisi secara umum dan supervisi pengawas sekolah. Kemudian membahas mengenai pengertian kinerja baik secara umum maupun kinerja guru. Bab Ketiga menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, data dan metode pengumpulan data, sampel dan teknik pengambilan sampel, uji validitas dan reliabillitas instrumen penelitian, uji asumsi klasik dan metode analisis data. Bab Keempat menguraikan hasil penelitian berupa proses pengumpulan data yang diperoleh hingga analisis dan pembahasan penelitian yang mencakup pengaruh supervisi pengawas sekolah terhadap kinerja guru dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Bab Kelima dalam penelitian ini berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian serta keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan. 8