BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun berkembang dari Negara agraria menuju Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN DI PASAR KOTA SUKOHARJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu bangsa ingin menguasai tanah orang atau bangsa lain. karena sumber-sumber alam yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga inilah yang bergerak dalam hal pembiayaan sumber dana. Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. BIRO INSTALATIR : Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Tenaga Listrik di CV. Cahaya Teknik kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

PEMBIAYAAN DAN JAMINAN (Aspek Jaminan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. integritas dalam kehidupan perekonomian suatu negara. lembaga tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu.

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menguntungkan. Tetapi banyak peternak masih mengabaikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Umanity) sejak

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wakil Presiden RI M.Yusuf Kalla pada Selasa, 8 Mei 2007 di Jakarta. Alangkah

BAB I PENDAHULUAN. meluas dipergunakannya perjanjian baku/perjanjian standar (standard

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan garam membuat negara harus memproduksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Persoalan yang timbul kemudian adalah apabila dalam waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia, yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

MEDIASI DAN KONSUMEN Studi Tentang Peran Mediator Dalam Penyelesaian Sengketa Konsumen Oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat, berlakunya standar-standar dan kualitas baku

SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ISBN: Cetakan Pertama, tahun Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, orang membutuhkan tanah. Begitu pentingnya tanah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. 1

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

Model Perlindungan Hukum Profesi Dokter

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya *

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada

PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP PERKEMBANGAN PD. BKK KARTASURA. (Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Kredit PD.BKK Kartasura)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi, baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. beli makanan dan minuman yang melintasi batas-batas wilayah suatu Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan data Kualitatif (data yang tidak terdiri dari angka-angka) melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin kompetitif dan totalitas pelayanan (service totally).

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB III METODE PENELITIAN. Produk PT Djarum. Menurut Maman penelitian deskriptif berusaha. bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan konsumen tidak semata-mata masalah orang-perorangan,

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi. arus perdagangan barang dan/atau jasa semakin meluas.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu alat yang terus berlangsung dalam kehidupan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi menghasilkan, mengeluarkan sebanyak-banyaknya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwasanya yang disebut sebagai Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun sepertinya implementasi dari undang-undang ini masih sangat jauh. Masyarakat diarahkan kesikap konsumtif yang dikendalikan oleh pasar, industri dan bisnis. Tidak benar jika masyarakat sekarang disebut sebagai masyarakat agraris, itu hanya tinggal sebagai simbul saja. Lihat saja faktanya di lapangan, pasar lokal diganti dengan mall, supermarket dan sejenisnya itu. itu semua karena adanya kepentingan. Kesamaan kedudukan (equality before the law) berubah menjadi kesamaan daya tawar. Masyarakat modern hidup di era globalisasi yang mempengaruhi berbagai bidang. Kondisi itu mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat (unfair trade practice). Itu semua juga dipengaruhi oleh pertumbuhan perusahaan multinasional dan transnasional. Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan 1

2 informatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/jasa yang ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. 1 Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Disisi lain, kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. Kehadiran Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat dalam suatu negara sangat penting untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. LPKSM sebagai arus bawah yang kuat dan tersosialisasi secara luas di masyarakat dan sekaligus secara representatif dapat menampung dan memperjuangkan aspirasi konsumen. 2 Pengaturan tugas-tugas Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, merupakan hal penting agar tujuan perlindungan konsumen yang diemban oleh lembaga ini lebih terarah dan hasilnya dapat dirasakan oleh 1 2 http://lpksmpublik.blogspot.com/, di akses 26 Mei 2013 Pukul 08.00 WIB. Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hlm.213.

3 konsumen. 3 Dasar hukum LPKSM dapat ditemukan di dalam konsideran PP No 59 Tahun 2001 tentang LPKSM sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen khususnya amanat Pasal 44 dan; 2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945 khususnya di dalam amanat Pasal 5 ayat (2). Setelah diundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, maka dalam Pasal 2 menentukan bahwa: 1. Pemerintah mengakui LPKSM yang memenuhi syarat, yakni terdaftar pada Pemerintah Kabupaten/Kota dan bergerak di bidang perlindungan konsumen sebagaimana tercantum dalam anggaran dasarnya. Pendaftaran tersebut hanya dimaksudkan sebagai pencatatan dan bukan merupakan perizinan. Demikian pula, bagi LPKSM yang membuka kantor perwakilan atau cabang di daerah lain, cukup melaporkan kantor perwakilan atau cabang tersebut kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat dan tidak perlu melakukan pendaftaran di tempat kedudukan kantor perwakilan atau cabang tersebut. 2. LPKSM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat melakukan kegiatan perlindungan konsumen di seluruh wilayah Indonesia. 3. Tata cara pendaftaran LPKSM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diatur lebih 1anjut da1am Keputusan Menteri. Kemudian berdasarkan Pasal 3 PP No 59 Tahun 2001 tentang LPKSM khususnya pengaturan mengenai tugas LPKSM yaitu: 1. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban serta kehati-hatian konsumen, dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; 2. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukan; 3. melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen; 3 Ibid, Hal. 214.

4 4. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen; 5. melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. Dari ketentuan di atas, tidak ada tugas LPKSM dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintah yang juga mempunyai tanggung jawab dalam melakukan perlindungan konsumen. Hal ini jelas bertentangan dengan semangat independensi dari suatu LSM yang mewakili kepentingan rakyat khususnya dalam perlindungan konsumen yang mengebiri hak dari LSM untuk melakukan kritik koreksi terhadap tanggung jawab dari pemerintah dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen yang terjadi di dalam masyarakat sebagaimana di uraikan di paragrap di atas. Dari tugas yang limitatif dan cenderung intervensi kekuasaan tersebut dalam Pasal 3 PP No. 59 Tahun 2001 tersebut mencerminkan LPKSM sulit mewujudkan sebagai bagian dari LSM yang bebas melakukan kritik yang membangun untuk melakukan perlindungan konsumen. Bahkan ketentuan Pasal 3 PP No. 59 Tahun 2001 tersebut justru inkonsisten dengan hakikat independensi suatu LSM yang mewakili masyarakat dan hal tersebut diatur di dalam Pasal 1 angka 3 PP. No. 59 Tahun 2001 yang menyatakan bahwa Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disebut LPKSM adalah Lembaga Non Pemerintah. Berdasarkan penjelasan dan kritik terhadap LPKSM di atas oleh beberapa sumber penelitiaan di literatur, diperlukan suatu penelitian lanjutan yang lebih ilmiah untuk membuktikan suatu hipotesa dari kritik yang berkembang mengenai eksistensi lembaga LPKSM khususnya di Kota

5 Surakarta. Untuk menjawab permasalahan di atas maka Penulis tertarik untuk menulis Studi Tentang Pola-Pola Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Oleh LPKSM Solo Raya di Surakarta. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dimaksudkan untuk menegaskan masalah-masalah yang diteliti sehingga memudahkan untuk melakukan pembahasan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kedudukan LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen? 2. Bagaimanakah pola-pola perlindungan hukum yang dilakukan oleh LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen? C. Tujuan Penelitian Penelitian agar terarah dan mengenai sasaran, maka harus mempunyai tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Objektif. a. Untuk Mendiskripsikan kedudukan LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen. b. Untuk mendeskripsikan dan mengeksplanasikan pola-pola perlindungan hukum yang dilakukan oleh LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen.

6 2. Tujuan Subjektif a. Untuk menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap penerapan teori-teori yang telah diterima selama menempuh kuliah guna mengatasi masalah hukum yang terjadi pada masyarakat. b. Memperdalam pengetahuan tentang hukum perlindungan konsumen khususnya terhadap peran dari LPKSM Solo Raya dalam melakukan perlindungan hukum. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat diharapkan dan diambil oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu hukum pada umumnya dan khususnya mengenai pola-pola perlindungan hukum yang dilakukan oleh LPKSM Solo Raya untuk melindungi konsumen dari terjadinya sengketa konsumen. Peran serta LPKSM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi aktif dari peran serta masyarakat dalam memahami urgensitas hukum perlindungan konsumen bagi mereka. 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pihak baik masyarakat secara umum, pelaku usaha, konsumen, maupun

7 penyelenggara pemerintahan khususnya di wilayah hukum Kota Surakarta. b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan keilmuwan bagi penulis, khususnya mengenai penanganan pola-pola perlindungan hukum oleh LPKSM Solo Raya dalam penyelesaian sengketa konsumen. c. Penulisan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca atau masyarakat serta dapat membantu memecahkan masalah yang mungkin atau sedang dihadapi masyarakat kalau terjadi suatu sengketa perlindungan konsumen yang timbul dilingkungannya. E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan non-doktrinal yang kualitatif. 4 Hal ini disebakkan di dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat, sebagai perwujudan makna-makna simbolik dari pelaku sosial, sebagaimana termanifestasi dan tersimak dalam dan dari aksi dan interkasi 4 Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, Hal. 1 dan 3

8 antar mereka. Dengan demikian di dalam penelitian ini akan dicoba dilihat keterkaitan antara faktor hukum dengan faktor-faktor ekstra legal yang berkaitan dengan objek yang diteliti yaitu mengenai pola-pola perlindungan hukum bagi konsumen oleh LPKSM Solo Raya di Surakarta. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat di Surakarta. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, yang didasarkan pada pertimbanganpertimbangan, yaitu : pertama, karena selama ini mengenai keberadaan peran serta LPKSM masih dirasa kurang mendapat perhatian dari masyarakat khususnya para konsumen. Kedua, Penelitian ini dilakukan di Surakarta sehingga mempermudah di dalam mengakses jarak lokasi penelitiaan dengan tempat tinggal penulis. Ketiga, sebagai lembaga publik milik masyarakat walaupun beberapa kritik terhadap independensi LKSM muncul di tengah-tengah masyarakat kita, maka Penulis berharap dengan melakukan penelitiaan empiris terhadap lembaga ini diharapkan kritik tersebut dapat terjawab di dalam hasil penelitian dengan harapan menjadi kritik yang bersifat membangun dengan menyempurnakan peran serta LPKSM dalam melakukan perlindungan hukum terhadap adanya sengketa konsumen. 3. Spesifikasi Penelitian Tipe kajian dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara jelas (dengan tidak menutup

9 kemungkinan pada taraf tertentu juga akan mengeksplanasikan/ memahami) tentang berbagai hal yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu kedudukan LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen, pola-pola perlindungan hukum yang dilakukan oleh LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen dan hambatan-hambatan dari pelaksanaan perlindungan hukum penyelesaian sengketa konsumen oleh LPKSM Solo Raya. 4. Sumber dan Jenis Data Penelitian ini membutuhkan dua jenis data yang berasal dari dua sember yang berbeda, yaitu : a. Data Primer Yaitu data-data yang berasal dari sumber data utama, yang berwujud tindakan-tindakan sosial dan kata-kata, 5 dari pihak-pihak yang terlibat dengan objek yang diteliti (sesuaikan dengan obejek masing-masing). Adapun data-data primer ini akan diperoleh melalui para informan dan situasi sosial tertentu, yang dipilih secara purposive, dengan menentukan informan dan situasi soisal awal terlebih dahulu. 6 Penentuan informan awal, dilakukan terhadap beberapa informan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) mereka yang menguasai dan memahami fokus permasalahannya melalui proses 5 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, hal. 112 Sanapiah Faisal, Op. Cit, hal 56.

10 enkulturasi; (2) mereka yang sedang terlibat dengan ( didalam ) kegiatan yang tengah diteliti dan; (3) mereka yang mempunyai kesempatan dan waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 7 Untuk itu mereka-mereka yang diperkirakan dapat menjadi informan awal adalah Ketua LPKSM Solo Raya. Penentuan informan lebih lanjut akan dilakukan terhadap informan-informan yang dipilih berdasarkan petunjuk/saran dari informan awal, berdasarkan prinsip-prinsip snow bolling 8 dengan tetap berpijak pada kriteria-kriteria diatas. Sedangkan penentuan situasi sosial awal, akan dilakukan dengan mengamati proses objek yang diteliti Penentuan situasi sosial yang akan diobservasi lebih lanjut, akan diarahkan pada : (a) situasi sosial yang tergolong terhimpun dengan sampel situasi awal dan (b) situasi sosial yang kegiatannya memiliki kemiripan dan sampel situasi awal. 9 Wawancara dan observasi tersebut akan dihentikan apaila dipandang tidak lagi memunculkan varian informasi dari setiap penambahan sampel yang dilakukan. 10 b. Data Sekunder Yaitu data yang berasal dari bahan-bahan pustaka, baik yang meliputi: 7 Ibid, hal 58; Bandingkan dengan James P. Spradley, The Etnographic Interview, Dialihbahasakan oleh Misbah Zulfah Elizabeth, dengan judul Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, hal. 61. 8 Ibid, hal 60. 9 Ibid, hal 59-60. 10 Ibid, hal 61.

11 1) Dokumen-dokumen tertulis, yang bersumber dari peraturan perundang-undangan (hukum positif Indonesia), artikel ilmiah, buku-buku literatur, dokumen-dokumen resmi, arsip dan publikasi dari lembaga-lembaga yang terkait 2) Dokumen-dokumen yang bersumber dari data-data statistik, baik yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, maupun oleh perusahaan, yang terkait denga fokus permasalahannya. 5. Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan dikumpulkan melalui tiga cara, yaitu : melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan, yang dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : Pada tahap awal, akan dilakukan studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara cara, mencari, mengiventarisasi dan mempelajari peraturan perundang-undangan, doktrin-doktrin, dan data-data sekunder yang lain, yang berkaitan dengan fokus permasalahannya, Lalu akan dilakukan wawancara secara intensif dan mendalam terhadap para informan, dan dan observasi tidak terstruktur, yang ditujukan terhadap beberapa orang informan dan berbagai situasi. Kedua cara yang dilakukan secara simultan ini dilakukan, dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci dan mendalam, tentang apa yang tercakup di dalam berbagai permasalahan yang telah ditetapkan terbatas pada satu fokus permasalahan tertentu, dengan cara mencari kesamaan-kesamaan elemen, yang ada dalam masing-masing bagian dari

12 fokus permasalahan tertentu, yang kemudian dilanjutkan dengan mencari perbedaan-perbedaan elemen yang ada dalam masing-masing bagian dari fokus permasalahan tertentu. 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian terdiri dari instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen penunjangnya berupa rekaman/catatan harian di lapangan, daftar pertanyaan dan tape recorder. 7. Metode Analisis Data Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka dalam penelitian ini analisis akan dilakukan dengan metode analisis secara kualitatif. Dalam hal ini analisis akan dilakukan secara berurutan antara metode analisis domain, analisis taksonomis, dan analisis komponensial. Penggunaan metode-metode tersebut akan dilakukan dalam bentuk tahapan-tahapan sebagai berikut : pertama akan dilakukan analisis domain, dimana dalam tahap ini peneliti akan berusaha memperoleh gambaran yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup disuatu pokok permasalahan yang diteliti. Hasilnya yang akan diperoleh masih berupa pengetahuan ditingkat permukaan tentang berbagai domain atau kategori-kategori konseptual. Bertolak dari hasil analisis domain tersebut diatas, lalu akan dilakukan analisis taksonomi untuk memfokuskan penelitian pada domain tetentu yang berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena yang menjadi sasaran semula

13 penelitian. Hal ini dilakukan dengan mencari struktur internal masingmasing domain dengan mengorganisasikan atau menghimpun elemenelemen yang berkesamaan disuatu domain. Dari domain dan kategori-kategori yang telah di identifikasi pada waktu analisis domain serta kesamaan-kesamaan dan hubungan internal yang telah dipahami melalui analisis taksonomis, maka dalam analisis komponensial akan dicari kontras antar elemen dalam domain. Dengan mengetahui warga suatu domain (melalui analisis domain), kesamaan dan hubungan internal antar warga disuatu domain (melalui analisis taksonomis), dan perbedaan antar warga dari suatu domain (melalui analisis komponensial), maka akan diperoleh pengertian yang komprehensip, menyeluruh rinci, dan mendalam mengenai masalah yang diteliti 11. Tahap terakhir dari analisis data ini adalah dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dengan tujuan untuk mengecek keandalan dan keakuratan data, yang dilakukan melalui dua cara, yaitu : pertama, dengan menggunakan teknik triangulasi data, terutama triangulasi sumber, yang dilakukan dengan jalan : (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (c) membandingkan keadaan dan perspektif dengan berbagai pendapat yang berbeda stratifikasi sosialnya; (d) membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan; Kedua, pemeriksaan sejawat melalui 11 Sanapiah Faisal. Op. Cit. 74-76

14 diskusi analitik. 12 Setelah semua tahapan analisis tersebut dilakukan, pada tahapan akhirnya akan dilakukan pula penafsiran data, dimana teori-teori yang ada diaplikasikan ke dalam data, sehingga terjadi suatu dialog antara teori di satu sisi dengan data di sisi lain. Dengan malalui cara ini, selain nantinya diharapkan dapat ditemukan beberapa asumsi, sebagai dasar untuk menunjang, memperluas atau menolak, teori-teori yang sudah ada tersebut, diharapkan juga akan ditemukan berbagai fakta empiris yang relevan dengan kenyataan kemasyarakatannya. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi memberikan gambaran dan mengemukakan garis besar skripsi agar memudahkan didalam mempelajari seluruh isinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai arah dan ruang lingkup skripsi ini, maka disajikan sistematika skripsi sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisikan tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka, berisikan tentang: Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen, Tinjauan Umum tentang Sengketa Konsumen, Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum Sengketa Konsumen, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya 12 Sanapiah Faisal, Op. Cit. hal. 70 dan 99; Bandingkan dengan James P. Spradley, The Etnographic Interview, Dialihbahasakan oleh Misbah Zulfah Elizabeth, dengan judul Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1998.

15 Masyarakat, Teori bekerjanya Hukum dalam masyarakat menurut Robert B. Seidmann. Bab III. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan tentang: Kedudukan LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen, Pola-pola perlindungan hukum yang dilakukan oleh LPKSM Solo Raya dalam menangangi pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen, Hambatan-hambatan dari pelaksanaan perlindungan hukum penyelesaian sengketa konsumen oleh LPKSM Solo Raya. Bab IV Penutup, berisikan tentang: Kesimpulan, Saran.