SAMPLING DAN PREPARASI SAMPEL POLUTAN UDARA DI LINGKUNGAN PLTU BATUBARA CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN RADIONUKLIDA DALAM PARTIKULAT UDARA UKURAN TSP DISEKITAR PLTU CILACAP, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Pengertian dari udara ambien

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2 Jurusan Teknik Lingkungan FALTL Universitas Trisakti Gasal 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

PERBANDINGAN PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI UDARA AMBIEN MENGGUNAKAN ALAT HIGH VOLUME AIR SAMPLER DAN GENT STACKED FILTER UNIT SAMPLER

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 11 September 2013

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

Bab IV Metodologi Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

3. METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ringkasan Eksekutif. Kajian Internalisasi Biaya Eksternal Pengembangan Energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Efisiensi PLTU batubara

PENGKAJIAN POLUTAN UDARA DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA DI SEKITAR PAITON PROBOLINGGO (JATIM 2)

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Kota Surabaya Berbasis Android

STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

Kajian logam berat di udara ambien-th2013

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pollution Monitoring Network (BAPMoN) tahun 1960, Global Atmosphere Watch

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

DAMPAK PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA TERHADAP KUALITAS UDARA AMBIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN EMISI DAN KONDISI DARURAT PENCEMARAN UDARA KEGIATAN DAN/ATAU USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

Session 2B: Tinjauan Metode sampling udara ambien

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTARISI. ABSTRAKS KATA PENGANTAR DAFTAR lsi DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPlRAN

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCEMARAN PUSARPEDAL, DEPUTI VII KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

SAMPLING DAN PREPARASI SAMPEL POLUTAN UDARA DI LINGKUNGAN PLTU BATUBARA CILACAP Sutanto.W.W., Iswantoro, Tri Rusmanto -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail : ptapb@batan.go.id ABASRAK SAMPLING DAN PREPARASI SAMPEL POLUTAN UDARA DI LINGKUNGAN PLTU BATUBARA CILACAP. Telah dilakukan sampling pada tanggal 14 Juni sampai dengan 20 Juni 2012 di daerah lingkungan PLTU Cilacap, menggunakan alat e- sampler untuk filter PM-10 dan PM-2,5 di tiga lokasi sampling sebagai perwakilan daerah polutan udara. Alat High Volume Air Sampler digunakan untuk sampel udara ambient jenis filter TSP. Filter sebelum dibawa ke lokasi sampling ditimbang (keadaan kosong) menggunakan pinset yang bersih, tidak boleh dipegang dengan tangan telanjang, untuk menghindari kontaminasi. Selesai sampling kembali ke Yogyakarta, dan filter sesampai di loboratorium disimpan dalam aksikator selama 24 jam. Penentuan konsentrasi udara ambient dilakukan dengan metoda gravimetri yang diperoleh dari pengurangan hasil penimbangan berat sampel pada filter PM-10, PM- 2,5 dan TSP dengan berat filter kosong. Kata Kunci : Sampling, preparasi, filter PM 2,5, PM 10, TSP ABSTRACT SAMPLING AND PREPARATION OF AIR POLLUTIONS IN THE ENVIRONMENT CILACAP COAL POWER PLANTS. Sampling has been conducted june 14-120, 2012 in the plant environment Cilacap using e-sampler for PM-2.5 and PM-10 at the three sampling locations as the representative pollutant, high volume air sampler type of TSP. Filter before being taken to the sampling site was weighed (empty) using a clean planshet, should no be held with bare hands extremely guarded contamination. Sampling is complete back to Yogyakarta and stored in exicator filter for 24 hours. Determination of ambient air concentrations conducted by gravimetric method derived from a reduction in weighing the samples on the filter PM-2.5; PM-10 and STP to the weight of the empty filter. Keyword : Sampling, preparation, filter PM 2,5, PM 10, TSP PENDAHULUAN K ualitas udara di Indonesia mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh dominan, diantaranya adalah peningkatan transportasi akibat pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi, ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak, serta masih rendahnya tingkat kesadaran pemerintah dan masyarakat [1]. Pencemaran udara yang semakin memburuk ini berdampak pada kesehatan masyarakat dan beban finasial. Peningkatan urbanisasi, aktivitas ekonomi, pertumbuhan penduduk dan transportasi menyebabkan polusi udara. Parameter polusi udara yang utama disamping CO, SO 2, NO dano 3, komponen terbesar adalah particulate matter (PM). Partikel dengan diameter aerodinamik < 10 µm disebut PM-10 sedangkan partikel mempunyai diameter aerodinamik < 2,5 µm disebut PM-2,5 atau partikel halus. Konsentrasi PM-2,5 potensial mempengaruhi kesehatan karena bersifat karsinogetik dan mampu bernetrasi ke dalam parupara [2]. Oleh karena itu penanggulangan secara dini dan tepat perlu dilakukan dengan penentuan sumber pencemar, untuk menekan tingkat pencemaran. Sutanto, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 199

Udara ambient atau yang lebih mudah dipahami sebagai udara yang berada di sekitar kita miliki kualitas udara yang mudah berubah. Pemantauan kualitas udara di lingkungan merupakan kasus yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia. Rendahnya kualitas udara di lingkungan berakibat langsung dengan penurunan kondisi kesehatan masyarakat. Penyebab utama tingkat pencemaran yang melebihi ambang batas di beberapa bagian dari bumi ini adalah adanya kegiatan yang dilakukan manusia secara terus menerus namun kurang memperhatikan dampak dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan hidup sekitarnya, salah satunya adalah industri. Selain itu penurunan kualitas udara juga dikarenakan kenaikkan polusi yang berdampak pada kelangsungan hidup makhluk itu sendiri. Menurut Keputusan Negara Lingungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001, pembangunan PLTU berpotensi menimbulkan dampak pada kualitas udara. Kontaminan seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO 2 ), oksida belerang (SOX), senyawa karbon dan debu dapat ditimbulkan dari pemakaian batubara sebagai bahan bakar [3]. Kontaminasi CO 2 yang dihasilkan dari emisi kegiatan industri ikut berperan dalam proses pemanasan global. Selain kontaminasi di atas, ada kontaminasi bersifat karsinogen yaitu radioaktif. Salah satu PLTU di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap JATENG II. PLTU JATENG II terletak di desa Kesugihan Kecamatan Karangkandri, Kabupaten Cilacap, Jawa tengah dengan kapasitas 600 MW dan tinggi cerobong 210 meter. Batubara yang digunakan berasal dari Kalimatan dengan konsumsi batubara 6000 ton/hari. Tujuan sampling dan preparasi ini adalah untuk memperoleh pengembangan kontrol kualitas lingkungan dengan sampling udara menggunakan 3 filter (PM-10, PM-2,5 dan TSP) yang akan dilakukan pengukuran radioaktivitas alam dengan metoda teknik spektrometri gamma dan menentukan logam-logam, terutama logam berat dengan metoda analisis aktivasi neutron (AAN). TATA KERJA Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah filter jenis TSP, filter jenis selulosa dengan tingkat ukuran PM10 dan PM 2,5. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat pengambilan sampel udara ambient (e-sampler) (untuk PM 2,5 dan PM 10) dan High Volume Air Sampler (untuk TSP) dengan menggunakan pompa air sampler dengan laju alir rerata 2 L/menit yang disewa dari Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII), filter glass untuk menyimpan filter. Alat bantu lainnya, timbangan analitik, pinset, GPS, termometer, petrides, aksikator, jenset, stabilizer dan alat-alat tulis. Cara Kerja 1. Sebelum dilakukan sampling dipersiapkan peralatan yang akan dibawa semuanya dalam keadaan siap beroperasi. 2. Sebelum dilakukan penimbangan filter dikondisikan pada ruang yang bersih dengan temperatur sekitar 20 25 0 C, dalam eksikator dengan kelembaban sekitar 55 %. 3. Filter sebelum dibawa ke lokasi sampling ditimbang (keadaan kosong) menggunakan pinset yang bersih, tidak boleh dipegang dengan tangan telanjang,. untuk menghindari kontaminasi 4. Pengambilan sampel udara ambient dilakukan dua hari satu kali selama 24 jam dan pengambilan di tiga lokasi. Dimulai pada tanggal 14 Juni sampai dengan 20 Juni 2012, menggunakan alat e-sampler untuk filter PM-10 dan PM-2,5 di tiga lokasi sampling sebagai perwakilan daerah polutan udara. Alat High Volume Air Sampler digunakan untuk sampel udara ambient jenis filter TSP. 5. Alat e-sampler untuk filter PM-10 digunakan bergantian dengan filter PM-2,5 disetiap lokasi setelah beroperasi 24 jam memakai filter PM-10 kemudian diganti memakai filter PM-2,5 dengan waktu operasi yang sama. 6. Alat High Volume Air Sampler digunakan di setiap sampling satu kali operasi 24 jam waktunya bersamaan dengan beroperasinya filter PM-10. 7. Selesai beroperasinya peralatan filter yang digunakan diambil dengan hati-hati menggunakan pinset bersih kemudian disimpan dalam petridics 8. Selesai sampling kembali ke Yogyakarta, dan filter sampai di loboratorium disimpan dalam eksikator selama 24 jam. 9. Dilakukan penimbangan filter yang telah terkontaminasi udara ambient hasil sampling 10. Penentuan konsentrasi udara ambient dilakukan dengan metoda gravimetri [2], yang diperoleh dari pengurangan hasil penimbangan berat sampel pada filter PM-10, PM-2,5 dan TSP dengan berat filter kosong. HASIL DAN PEMBAHASAN Tempat Sampling sampling didapat dari pengambilan di daerah PLTU Batubara Jateng II, Cilacap di tiga lokasi yang didasarkan pada data dari stasiun Meteorologi Cilacap, yaitu: Buku I hal. 200 ISSN 1410 8178 Sutanto, dkk

Lokasi 1 Sampling di lokasi 1, daerah dusun Menganti, Desa Penganti Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap merupakan bagian Barat dari PLTU. Jarak lokasi dari lokasi cerobong PLTU berkisar antara 1,5 km, pengambilan di tanah lapang dekat sawah jalan aspal dengan pengukuran GPS: S=07 0 41 09,5 dan E=109 0 04 43,9. Sampling beroperasi 24 jam tanpa henti, awal sampling pada tanggal 14 Juni 2011 dan berakhir esok harinya dengan jam yang sama hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1. Lokasi 2 Sampling di lokasi 2, daerah dusun Semampir, Desa Slarang Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap merupakan bagian Utara dari PLTU. Lokasi berada di jarak sekitar 1,5 km dari sumber cerobang PLTU dengan S=07 0 40 35,4 dan Tabel 1. Pengambilan sampling untuk TSP E=109 0 05 52,2. Sampling udara dilakukan pada 16 Juni 2011 jam 18.30, selesai pada tanggal 17 Juni 2011 dengan jam yang sama. Lokasi 3 Sampling di lokasi 3, daerah dusun Karangkandri, Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap merupakan bagian Timur dari PLTU. Lokasi berada di jarak sekitar 1,4 km dari sumber cerobang PLTU dengan S=07 0 41 38,7 dan E=109 0 04 55,1. Sampling udara dilakukan 19 Juni 2011. Semua data yang diperlukan dicatat, terutama debit alat suhu udara, jarak dari lokasi dari tempat asal polutan udara, kelembapan udara sekitar, kecepatan angin beroperasinya alat High Volume Air Sampler sampler maupun e-sampler untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan Tabel 4. Sampling awal 14 Juni 2011 16 Juni 2011 19 Juni 2011 Sampling akhir 15 Juni 2011 Debit (L/menit) 1,13 1,13 1,13 Kelembaban (%) 41 50 51 GPS S=07 0 41 09,5 S=07 0 40 35,4 S=07 0 41 38,7 E=109 0 04 43,9 E=109 0 05 52,2 E=109 0 04 55,1 Daerah Dusun Menganti Dusun Semampir Dusun Karangkandri Tabel 2. Pengambilan sampling untuk PM-10 Sampling awal 14 Juni 2011 16 Juni 2011 19 Juni 2011 Sampling akhir 15 Juni 2011 Debit (L/menit) 2 2 2 Kelembaban (%) 41 50 51 GPS S=07 0 41 09,5 S=07 0 40 35,4 S=07 0 41 38,7 E=109 0 04 43,9 E=109 0 05 52,2 E=109 0 04 55,1 Sutanto, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 201

Tabel 3. Pengambilan sampling untuk PM-2,5 Sampling awal 15 Juni 2011 (jam 19.00) Sampling akhir 16 Juni 2011 18 Juni 2011 (jam 19.00) 21 Juni 2011 Debit (L/menit) 2 2 2 Kelembaban (%) 44 49 61 GPS S=07041 09,5 S=07040 35,4 S=07041 38,7 E=109004 43,9 E=109005 52,2 E=109004 55,1 Tabel 4. Hasil penimbangan konsentrasi berat sampel untuk masing-masing filter di 3 lokasi sampling. No Sampel Berat (gram) Kosong filter Sampel + filter Sampel (udara) 1 TSP-1 2,76369 2,91069 0,14700 2 TSP-2 2,74600 2,95261 0,20661 3 TSP-3 2,73972 2,92310 0,18338 4 PM-2,5 (1) 0,17821 0,17864 0,00025 5 PM-2,5 (2) 0,17996 0,18025 0,00029 6 PM-2,5 (3) 0,17697 0,17703 0,00006 7 PM-10 (1) 0,17935 0,17951 0,00016 8 PM-10 (2) 0,18084 0,18113 0,00029 9 PM-10 (3) 0,17650 0,17700 0,00050 Konsentrasi berat ditentukan menggunakan metoda gravimetri. Berat dalam filter PM-10 hasil penimbangan dikurangi dengan berat filter PM-10, begitu jaga untuk filter PM-2,5 dan filter TSP. Setelah dilakukan penimbangan hasil berat dari sampel udara ambient dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk filter TSP pada lokasi 2 mempunyai berat terbesar, begitu jaga untuk filter PM-2,5 sedangkan filter PM-10 pada lokasi 3 yang mempunyai konsentrasi yang terbesar. Dari data ini selanjutnya dipergunakan untuk menentukan konsentrasi radioaktivitas alam dalam sampel dan juga konsentrasi logam-logam yang terdapat dalam sampel dengan metoda analisis aktivasi neutron. Gambar 1. Histogram rasio berat sampel udara terhadap berat filter PM-10 dan PM-2,5 Gambar 2. Histogram perbandingan berat udara terhadap berat filter TSP Untuk mengetahui berat sampel udara ambient terhadap berat filter PM-10 dan PM-2,5 dapat dilihat histogram Gambar 1. Gambar 1 ini diambil dari data berat sampel dibagi berat filter kosong sehingga didapat hasil seperti yang terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Sebagaimana pada Tabel 4, maka pada Gambar 1 terlihat jelas perbandingan histogram berat sampel udara ambient terhadap berat filter PM-10 dan PM-2,5, dimana filter PM-10 terlihat tertinggi dengan nilai 2, 83286 pada lokasi 3 dibandingkan dengan lokasi 1 dan 2 juga dibandingkan untuk PM-2,5. Hal ini menunjukkan konsentrasi berat pada lokasi 3 untuk PM-10 mempunyai daya kapasitas polutan sangat besar, akan tetapi sebaliknya untuk PM-2,5 mempunyai daya kapasitas polutan terkecil dari ketiga lokasi sampling. Buku I hal. 202 ISSN 1410 8178 Sutanto, dkk

Gambar 3.Lokasi pengambilan sampel udara PLTU Jateng II (Googlemap, 2011) Lokasi pengambilan sampel terletak disebelah timur, utara dan barat PLTU sejauh 1500 meter. ARAH DARI PLTU GPS Utara : Slarang, Kesugihan, Cilacap S = 07 o 40 35,4 E = 109 o 05 52,2 Timur : Karangkandri, Kesugihan, Cilacap S = 07 o 40 38,7 E = 109 o 04 55,1 Barat : Menganti, Kesugihan, Cilacap S = 07 o 41 09,5 E = 109 o 04 43,9 Perbandingan filter PM-10 dan filter PM- 2,5 pada lokasi 3 ini berkisar (2,832861/0,33904) = 8,3 sangat besar dan dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi yang signifikan. Dibandingkan dengan dari lokasi 2 dimana perbandingan PM-10 dan PM-2,5 hampir sama yaitu 0,995 mendekati nilai 1 (satu) atau bisa dikatakan tidak ada perbedaan yang nyata. KESIMPULAN 1. Sampling di daerah PLTU Batubara Jateng II, Cilacap di tiga lokasi yang didasarkan pada data dari stasiun Meteorologi Cilacap, yaitu: lokasi 1, daerah Menganti bagian Barat dari PLTU, dengan pengukuran GPS: S=07 0 41 09,5 dan E=109 0 04 43,9. lokasi 2, di daerah Semampir, bagian Utara dari PLTU, dengan S=07 0 40 35,4 dan E=109 0 05 52,2. Sampling di lokasi 3, daerah Karangkandri, bagian Timur dari PLTU. dengan S=07 0 41 38,7 dan E=109 0 04 55,1. udara berjarak sekitar 1,5 Km dari sumber cerobang PLTU. 2. Filter yang akan digunakan di simpan dalam eksikator 2 x 24 jam sebelum dan sesudah proses penyedotan udara di lokasi sampling.konsentrasi berat ditentukan menggunakan metoda gravimetri. Berat dalam filter PM-10 hasil penimbangan dikurangi dengan berat filter PM-10, begitu jaga untuk filter PM-2,5 dan filter TSP setelah proses penyedotan udara. DAFTAR PUSTAKA 1. MUHAYATUN, LESTIANI.D.W., HIDAYAT.A., KUMALASARI.L., Konsentrasi PM-2,5 dan Pm-10 Udara Ambien di Bandung dan Lembang Tahun 2000-2006. PTNBR BATAN Bandung., (2009), 363-367 2. SYAHFITRI.W.Y.N., MUHAYATUN., LESTIANI.D.D., ADVENTINI. N., Validasi Metoda AAN untuk Analisis Unsur dalam Sampel Partikulat Udara., Proseding SIMNAS Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN Bandung., (2009), 221-225 3. METRI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Menurut Keputusan Negara Lingungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001. Jakarta (2001) TANYA JAWAB Dwi Purnomo (PTAPB) Berdasarkan apa pemilihan lokasi sampling dilakukan? Sutanto Berdasarkan arah anin yang diperoleh dari BMKG Kabupaten Cilacap yang disesuaikan waktu akan dilakukan sampling dengan pertimbangan polutan udara akan searah dengan arah angin. Sihono (PTAPB) Apakah alat e-sampler merupakan alat standar untuk sampling udara? Sutanto Alat e-sampler merupakan alat standar untuk sampling udara berdasarkan SNI sehingga dapat digunakan. Alat lain yang dapat digunakan selain e-sampler adalah Geni. Sutanto, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 203