BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2015). Ada beberapa daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan (Husnan,2015). Menurut Hartono (2015) pasar dikatakan efisien jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. Sedangkan Husnan (2015) mengatakan dalam keadaan pasar modal yang efisien, hubungan yang 1
2 positif antara resiko dan keuntungan diharapkan akan terjadi. Meskipun secara umum konsep pasar modal yang efisien (efficient capital markets) dipercaya oleh kalangan akademisi, tidak semua masyarakat keuangan mempercayainya. Bahkan istilah pasar modal yang efisien sering dipergunakan dengan arti atau maksud yang berbeda-beda. Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock prices reflect all available information. Menurut Fama (1970) bentuk efisien pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis) ; (1) hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form of the efficient market hypothesis), (2) hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat (semi-strong form of the efficient market hypothesis), dan (3) hipotesis pasar efisien bentuk kuat (strong form of the efficient market hypothesis). Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara
3 infomasi (informationally efficient market). Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Pengujian efisiensi pasar modal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat secara keputusan (decisionally efficient market). Konsep pasar efisiensi secara keputusan dikembangkan oleh Hartono (2005), dimana pengujiannya melibatkan kepintaran pasar dalam mengambil keputusan dan merupakan perkembangan dari pasar efisien secara informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi (informationally efficient market) menekankan pada fully reflect dan quickly reflect, tetapi tidak memperhitungkan kecanggihan investor dalam mengolah informasi, sementara efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan (decisionally efficient market) mencakup fully reflect, quickly reflect dan kecanggihan pasar. Investor yang canggih (sophisticated investor) seharusnya dapat menginterpretasikan dan menganalisis informasi, sehingga mampu membedakan informasi yang bernilai ekonomis dan tidak benilai ekonomis. Pengertian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi oleh Fama (1970) tepat untuk corporate action yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti pengumuman laba. Laba yang mengalami peningkatan atau penurunan berarti menunjukkan kinerja perusahaan yang meningkat atau menurun. Dalam hal ini, faktor yang penting adalah
4 ketersediaan informasi bagi seluruh pelaku pasar, sehingga investor dapat bertindak untuk membentuk keseimbangan harga. Harga keseimbangan inilah yang mencermikan informasi yang tersedia. Di samping itu, terdapat pula corporate action yang memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti inisiasi dividen sehingga konsep Fama (1970) dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memperhitungkan kecanggihan pelaku pasar dalam menginterpretasikan sinyal yang berasal dari inisiasi dividen tersebut. Inisiasi dividen merupakan salah satu dari kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh investor ketika menginvestasikan dananya di pasar modal. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2015), kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Dividen juga sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan laba perusahaan yang akan menjadi target investasinya. Pengumuman inisiasi dividen ini erat kaitannya dengan Signaling Theory atau Information Signalling Content. Signaling theory di dalam pengumuman dividen merupakan pendekatan baru dalam kebijakan dividen. Teori ini berargumen bahwa pengumuman dividen mengandung informasi tentang laba saat ini dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Peningkatan dividen yang lebih tinggi dari yang diharapkan adalah suatu sinyal kepada investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan laba yang baik di masa depan. Sebaliknya, pengurangan dividen atau peningkatan dividen dengan jumlah yang lebih kecil meramalkan laba yang buruk di masa depan.
5 Menurut Hartono (2005), dalam efisiensi pasar secara keputusan menjelaskan bahwa sinyal inisiasi dividen pada perusahaan tidak bertumbuh seharusnya direspon secara negatif oleh pasar. Hal ini dikarenakan informasi inisiasi dividen dari perusahaan yang tidak bertumbuh atau tidak berprospek merupakan sinyal yang tidak valid dan merupakan informasi yang tidak bernilai ekonomis. Sebaliknya, apabila inisiasi dividen dilakukan oleh perusahaan yang sedang bertumbuh seharusnya direspon positif oleh pasar. Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan telah dilakukan oleh Mar ati (2012) terhadap pengumuman laba. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pasar modal Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat, karena pengumuman kenaikan dan penurunan pendapatan mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal Indonesia. Informasi mengenai perusahaan yang disampaikan kepada publik selama ini merupakan informasi yang relevan untuk para investor di pasar modal. Relevan disini berarti informasi tersebut akurat atau menggambarkan kondisi perusahaan yang dapat dengan cepat diterima oleh publik sehingga informasi terebut dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan yang tepat oleh investor. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Artini (2014) menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia belum efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan terhadap pengumuman dividen, karena tidak terdapat kandungan informasi di dalam pengumuman dividen tersebut. Dalam penelitian ini terdapat insider trader dimana mereka yang mempunyai
6 akses privat terhadap informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk bertransaksi sebelum informasi diterbitkan yang menguntungkan dirinya sendiri. Investor beranggapan bahwa pengumuman dividen tidak membawa sinyal yang positif atau tidak membawa informasi yang baik (bad news) yang tidak dapat memberikan prospek perusahaan yang baik di masa mendatang. Hal ini membuat para investor kurang yakin bahwa dividen akan memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan kedepannya. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat secara keputusan agar mendapat konfirmasi lebih mendalam. Berbeda dengan pengujian sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat secara keputusan terhadap inisiasi dividen. Pengujian terbaru tentang efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan terhadap inisiasi dividen yang dilakukan oleh Sari (2015) menujukkan hasil bahwa pasar modal Indonesia belum efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan. Inisiasi dividen memiliki kandungan informasi, namun reaksi pasar lambat dan berkepanjangan. Melihat pentingnya inisiasi dividen bagi investor dan pentingnya penelitian terbaru tentang pengujian efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat secara keputusan, maka dilakukan penelitian dengan judul Analisis Efisiensi Pasar Modal Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Terhadap
7 Inisiasi Dividen pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015 B. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar ex-dividend date inisiasi dividen? 2. Apakah pasar modal Indonesia bereaksi secara cepat terhadap inisiasi dividen? 3. Apakah pasar modal Indonesia bereaksi secara tepat terhadap inisiasi dividen? 4. Apakah pasar modal Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar ex-dividend date inisiasi dividen. b. Untuk mengetahui apakah pasar modal Indonesia bereaksi secara cepat terhadap inisiasi dividen. c. Untuk mengetahui apakah pasar modal Indonesia bereaksi secara tepat terhadap inisiasi dividen.
8 d. Untuk menguji apakah pasar modal Indonesia dapat dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan. 2. Kontribusi Penelitian a. Kontribusi teoritis (akademis) 1) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu, referensi, dan dukungan akademik dalam menyusun penelitianpenelitian yang akan datang. b. Kontribusi praktis 1) Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi investor sebagai dasar dan referensi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi. 2) Bagi perusahaan Penelitian ini mempunyai gambaran mengenai kondisi efisiensi pasar modal Indonesia melalui reaksi dari investor atas keputusan inisiasi dividen yang diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan untuk kebijakan-kebijakan investasi perusahaan pada periode selanjutnya.