PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN TIMUR

PENERAPAN ANALISIS JABATAN DALAM PENEMPATAN PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG TELIHAN KECAMATAN BONTANG BARAT

Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui Pendidikan Formal Dan Pelatihan Di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT BONTANG BARAT KOTA BONTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank NTB Cabang Utama Pejanggik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KUTAI BARAT

Roosilawati Arham Jonathan 1, Nur Fitriyah 2, Masjaya 3

KAJIAN TENTANG KARAKTERISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KORPRI KABUPATEN KUTAI TIMUR

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Rangka Pelayanan Publik Di Lingkungan Kerja Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai keberhasilan suatu instansi atau organisasi termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

Pengembangan Kompetensi Aparatur Melalui...(Widia)

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN KREATIVITAS STAF PADA BAGIAN KEUANGAN REKTORAT UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang menitik beratkan perhatiannya terhadap masalah yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN DIKLAT TERHADAP KINERJA DOSEN UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA. Oleh : M.Asbullah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

KORELASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI DI KANTOR CAMAT LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR KECAMATAN SAMARINDA ULU

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INSANI BARAPERKASA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III DI MARINDA

Pengembangan Kemampuan Sumberdaya Manusia Di Lingkungan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu : anggaran,

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di

KAJIAN TENTANG KINERJA TENAGA KERJA KONTRAK DAERAH (TK2D) PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PENGARUH MUTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Elizar Ramli 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan dan mendesainnya sebaik mungkin. positif dalam pembangunan dan peningkatan SDM.

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu kompleks maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

PENGARUH ANALISIS JABATAN DAN PENGEMBANGAN KARIR MELALUI KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TEBO

PEMBERDAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 1-10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggun Sulistyaningsih, 2013

Transkripsi:

ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (2): 457-466 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR Imelda Juniar 1, Djumadi 2, Farhanuddin Jamanie 3 Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Kompetensi Pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah Model Interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pengembangan kompetensi pegawai di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur telah berhasil menambah kompetensi pegawai sesuai bidang tugasnya. Hal tersebut ditandai oleh bertambahnya pegawai yang memiliki legalitas pelatihan, baik dibidang administrasi, bidang teknis, kepemimpinan, elektronik maupun fungsional/widyaiswara. Kata Kunci: Pendidikan, Pelatihan, Kompetensi Pegawai Abstract The purpose of research is to describe and analyze Education and Training in the Context of Competence Development Officer. The method used is a qualitative descriptive method. Analysis of the data used is the Interactive Model. The results showed that education and training as an effort to develop employee competence in Personnel Agency, Education and Training East Kutai has managed to increase the competence of the employees according their respective sectors. It is characterized by an increase in employees who have a legal training, both in the administrative, technical, leadership, electronic or fungsional/trainers. Keywords: Education, Training, Competence of Employees Pendahuluan Dalam rangka efektivitas tugas dan fungsi lembaga maka perlu ditunjang dengan pegawai yang profesional. Sebagai satuan kerja perangkat daerah maka seiring dengan dengan tugas dan fungsinya tentunya perlu ditunjang dengan pegawai yang profesional. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan sebagai salah satu SKPD Kabupaten Kutai Timur, yang memiliki tugas dan fungsi yang begitu kompleks, maka sudah semestinya ditunjang dengan pegawai yang handal 1. Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL - Samarinda 2. Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL Samarinda. 3. Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip UNMUL Samarinda.

ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: 457-466 dan kompeten. Tetapi fakta menunjukkan bawa tidak semuanya pegawai memiliki kompetensi sesuai bidang kerjanya. Terindikasi oleh masih banyaknya pegawai yang belum mempunyai legalitas pelatihan sesuai bidang kerjanya, dan adanya sebagian pegawai yang kurang menguasasi penggunaan program informasi teknologi. Sesuai fenomena tersebut dikuatirkan dapat menghambat tugas dan fungsi lembaga dalam mewujudkan visi dan misi. Atas dasar fenomena yang terjadi tersebut maka salah satu pilihan strategis untuk meningkatkan kompetensi pegawai adalah memberikan kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Kerangka Dasar Teori Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan pemanfaatan, pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan sumber daya manusia (Simamora, 2001:5). Pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi karena kedudukannya bukan hanya sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu perlu dikelola dan diberdayakan secara optimal, sehingga mampu memberikan yang berarti untuk mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan determinan penting untuk menyiapkan manusiamanusia (pegawai) yang mampu berdaya saing sehingga mampu memberikan kontribusi yang berarti untuk mencapai tujuan organisasi.. Menurut Simamora (2004:7) terdapat 4 (empat) aspek penting berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia : 1. Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian ber-bagai kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan bisnis. 2. Tanggung jawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi terletak hanya pada manajer khusus, tetapi sekarang dianggap teletak pada manajemen lini senior. 3. Perubahan fokus dari hubungan serikat pekerja manajemen menjadi hubungan manajemen karyawan, dari kolektivisme menjadi individualisme. 4. Terdapat aksentuasi pada komitmen dan melatih inisiatif dimana manajer berperan sebagai penggerak dan fasilitator. Pembinaan Sumberdaya Manusia Menurut Thoha (2004 : 178), pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan sesuatu. Ada dua unsur dalam pengertian ini yakni pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan dan kedua pembinaan menunjuk kepada perbaikan atas sesuatu. Pada dasarnya pembinaan pegawai merupakan suatu tindakan yang diarahkan untuk kemajuan, peningkatan atau perbaikan atas sesuatu. Di 458

Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Kompetensi... (Imelda Juniar) lingkungan pemerintahan, pembinaan pegawai (aparatur) dilakukan atas segi kemanusiaan dan keahlian. Pembinaan kemanusiaan itu sendiri dilakukan dengan memenuhi kebutuhan hidup pegawai dan keluarganya baik jasmani maupun rohani, sedangkan pembinaan keahlian dilakukan dengan memenuhi kebutuhan pegawai untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kedua kebutuhan apabila dipenuhi akan memberikan prestasi yang besar bagi organisasi (Moenir, 2002 : 219). Lebih lanjut dikatakan bahwa ada 12 (dua belas) jenis pembinaan aparatur antara lain : (1) Pendidikan dan pelatihan, (2) Pemberian gaji/upah yang layak, (3) Pemberian kesempatan dan dorongan untuk mengambangkan karier; (4) Pendisiplinan terhadap aturan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi yang tinggi; (5) Pemberian istirahat yang memadai; (6) Pemberian penghargaan atas jasa atau kebaktiannya terhadap organisasi, baik material atau non-material; (7) Pemberian kesempatan berhimpun dalam organisasi kepegawaian, (8), Pemberian fasilitas kerja dan sosial yang adil; (9) Keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja; (10) Pemberian perangsang; (11) Pemberian atau pengaturan rekreasi; dan (12) Pemberian jaminan hari tua atau pensiun. Pendidikan dan Pelatihan Menurut Siagian (2003:175) pendidikan dan pelatihan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut John Bella (dalam Sinambela, 2003:62), pendidikan dan pelatihan adalah merupakan proses kegiatan yang dilakukan melalui pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian, serta dapat membentuk kepribadian, sikap mental dan perilaku yang baik. Lebih jelas dikatakan Hasibuan (2003:105), pendidikan dan pelatihan merupakan dua istilah yang memiliki makna berbeda. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan di dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab Why sedangkan pelatihan berorientasi pada praktek, dilakukan di lapangan berlangsung singkat dan menjawab How. Dari pendapat di atas memperlihatkan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan dua konsep yang berbedan. Pelatihan berhubungan dengan pekerjaan, sedangkan pendidikan berhubungan dengan penge-tahuan secara umum. Di sisi lain pendidikan bersifat teoritis, sedangkan pelatihan lebih bersifat praktis. Pengertian pendidikan dan pelatihan menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2000, dinyatakan bahwa: Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penye-lenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Dengan Pendidikan dan pelatihan artinya agar pegawai tersebut memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik. Memperhatikan urgensinya program pendidikan dan pelatihan, Mangkunegara (2006 : 52) menetapkan penyusunan pelatihan dan pengembangan 459

ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: 457-466 ke dalam tahapan-tahapan yang lebih terperinci, yaitu: a) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan; 2) Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; 3) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya; 4) Menetapkan metode pelatihan/pengembangan; 5) Mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan 6) Mengimplementasikan dan mengevaluasi. Jenis Pendidikan dan Pelatihan Sebagai upaya meningkatkan meningkatkan kemampuan praktis dapat dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan. Hanya saja jenis pendidikan dan pelatihan apa yang relevan untuk diberikan pada aparatur. Apalagi setiap aparatur memiliki bidang tugasnya yang berbeda justru pemilihan pendidikan dan pelatihannya tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kepentingan. Sehubungan dengan pengembangan kompetensi pegawai maka dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain melalui pendidikan dan pelatihan. Sebagaimana yang dikemukakan Siagian (2003:93), bahwa pendidikan dan pelatihan, merupakan suatu cara untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Pendapat senada juga disampaikan oleh Ranupandoyo (2003:142), bahwa pendidikan dan pelatihan penting dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai. Dengan demikian pentingnya dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai bukan hanya untuk meningkatkan kompeteni pegawai tetapi sekaligus dapat membentuk sikap dan perilaku pegawai menjadi baik. Secara konseptual pendidikan dan pelatihan cukup beralasan jika diberikan pada setiap pegawai, agar memiliki kecakapan, keterampilan dan keahlian pegawai, karena di balik kegiatan tersebut dapat diperoleh pegawai yang cakap dan terampil dan berkepribadian yang baik dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai modal kerja (Sedarmayanti, 2001:182). Dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan, maka seiring dengan peningkatan kompetensi, menurut Simamora (2004:152) pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pendidikan dan pelatihan bidang Administrasi 2. Pendidikan dan pelatihan bidang Teknis 3. Pendidikan dan pelatihan sistem Informasi elektonik 4. Pendidikan dan pelatihan bidang Kepemimpinan 5. Pendidikan dan pelatihan secara Fungsional Dari beberapa pendapat yang dikiemukakan diatas, maka dalam pengukuran mengenai pendidikan dan pelatihan, penulis tidak apriori pada salah satu pendapat analis, tetapi mengkombinsikan dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, yang diselaraskan dengan fenomena yang terjadi di objek penelitian. Pengembangan Kompetensi Pegawai Menurut Hasibuan (2001:68), pengembangan diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan daya kemampuan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun kolektif, yang diarahkan adanya perubahan yang lebih baik. Sehubungan dengan 460

Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Kompetensi... (Imelda Juniar) pengambangan kompetensi maka dirahkan pada suatu perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya. Pendapat senada dikemukakan Jan Bella (dalam Flippo, 1999:96), pengembangan suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan sesuatu, yang lebih baik daripada sebelumnya. pengembangan suatu proses yang tidak ternilai ketika organisasi ingin memperkenalkan metode-metode kerja yang fleksibel dan untuk menciptakan sikap karyawan yang sesuai dalam menghadapi perubahan. Pengembangan bisa digunakan untuk memperkuat keyakinan dalam mencapai hasil sesuai tujuan yang diharapkan, yaitu untuk memperoleh keuntungan dalam rangka mempertahankan esksistensi organisasi. Pengembangan merupakan suatu perubahan yang dilakukan secara terencana atas segala sesuatu, dan hal tersebut bisa mengarah pada suatu keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya, dan juga sebaliknya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsep pengembangan diarahkan untuk meningkatkan segala sesuatu yang lebih baik atau adanya perubahan lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Pengembangan merupakan usaha yang dilakukan terhadap segala sesuatu untuk menambah daya keyakinan guna mencapai perubahan yang lebih baik. Sedangkan makna kompetensi dapat dikemukakan dari pendapat McCleallend, (2005:94) kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki sesorang ditunjuk-kan atas hasil kerja yang dicapai. Karena itu kompetensi pegawai penting untuk menunjang kelancaran tugas. Pemahaman mengenai kompetensi, dalam Surat Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas - tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kemudian dalam hal pengembangan kompetensi dapat diambil dari pendapat Mitrani (dalam McCleallend, (2005:217) bahwa kompetensi sebagai : an underlying characteristic s of an individual which is causally related to criterion-referenced effective and or superior performance in a job or situasion (karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaan). Menurut Hasibuan (2001:68), bahwa pengembangan kompetensi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan teknis, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan hal tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan penjenjangan, dan berbagai jenis latihan. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan agar memiliki wawasan yang lebih luas dan pola pikir yang kritis dan analistis. Sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kete-rampilan teknis untuk menunjang pelaksanaan tugas. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengebangan kompetensi pegawai merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kematangan berpikir seseorang 461

ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: 457-466 untuk membentuk perilaku pegawai agar memiliki komitmen yang kuat dan moral yang lebih baik, sehingga dapat mempermudah pegawai yang bersangkutan untuk melaksanakan tugasnya. Menurut Sedarmayanti (2005:124), terdapat 4 (empat) aspek yang berkenaan dengan dilakukan pengembangan kompetensi pegawai, yaitu: 1. Memberikan penekanan pada kapasitas (capacity), yaitu upaya meningkatkan kemampuan beserta energi yang diperlukan untuk itu. 2. Pemberian kekuasaan dan wewenang (empowerment) yang lebih besar kepada masyarakat. Dengan maksud agar hasil pembangunan dapat benarbenar bermanfaat bagi masyarakat, karena aspirasi dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan dapat meningkat. Disamping adanya wewenang untuk memberikan koreksi terhadap keputusan yang diambil tentang lokasi resource 3. Penekanan pada aspek pemerataan (equity) dalam rangka meng-hindari perpecahan di dalam masyarakat yang dapat menghan-curkan kapasitasnya. 4. Pembangunan ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup karena itu harus diperhatikan mengingat keterbatasan kemampuan sumber daya manusia yang ada. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif untuk menggambarkan atau mendeskripsikan relasi sebuah peristiwa atau gejala untuk memperoleh informasi yang lebih jelas terhadap masalah yang diteliti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data model interaktif melalui tahapan-tahapan yaitu kondensasi data (data kondensation), penyajian data (data display), pengambilan kesimpulan atau verifikasi (drawing and verifying conclusition). Hasil Penelitian dan Pembahasan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Administrasi Pendidikan dan pelatihan bidang administrasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan yang berkenaaan dengan pengadministrasian. Karena tidak semua pegawai yang menangani pekerjaan tersebut maka pihak lembaga memberikan kesempatan pegawai untuk mengikuti pelatihan bidang administrasi. Diharapkan dapat menambah pegawai yang cakap dan terampil sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk meningkatkan hasil kerja. Fakta menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur mampu menambah sebanyak 9 orang pegawai yang memiliki legaitas pelatihan. Dengan bertambahnya pegawai yang cakap dan terampil di bidang administrasi, sehingga pegawai dapat bekerja lebih efektif. Pendidikan dan pelatihan administrasi ternyata dapat memberikan kontribusi, bukan hanya pada peningkatan kompetensi pegawai yang bersangkutan tetapi juga dapat menambah sumberdaya organisasi. 462

Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Kompetensi... (Imelda Juniar) Terdapat perubahan yang berarti dalam hal pekerjaan justru pegawai dapat memiliki legalitas pelatihan bidang administrasi mampu menyelesaikan pekerjaan lebih efektif dan efisien. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pendidikan dan pelatihan bidang teknis penting untuk diberikan pada pegawai agar sebagai tenaga yang cakap dan terampil. Apalagi seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan pekerjaan, maka perlu tersedianya sarana dan prasarana yang bernuansa teknologi. Di samping itu juga perlu tersedianya pegawai yang secara teknis menguasai dan mampu mengoperasikan sarana dan prasarana tersebut. Mengingat kurang tersedianya pegawai yang kompeten maka pihak lembaga juga memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan bidang teknis. Fakta menunjukkan bahwa sehubungan dengan peningkatan keterampian di bidang teknis, ternyata upaya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur, untuk meningkatkan keterampilan teknis telah berhasil menambah 7 orang pegawai yang memiliki legalitas teknis. Dengan bertambahnya pegawai yang memiliki keterampilan di bidang teknis, dapat menambah sumberdaya organisasi, dan di samping itu dapat mengurangi kesenjangan terhadap ketidak selarasan antara formasi kerja dengan keterampilan dan keahlian yang dimiliki pegawai. Dari hasil temuan tersebut diperoleh fakta bahwa perlunya dilakukan pendidikan dan pelatihan adalah untuk meningkatkan kecakapan, keterampilan dan keahlian dalam rangka menunjang kelancaran tugas. Dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang teknis maka aparatur akan dengan mudah untuk menyelesaikan tugas rutin lebih efektif. Suatu hal yang dianggap cukup strategis dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai adalah dengan cara memberikan pelatihan dibidang teknis. Kurang optimalnya dalam hasil yang dicapai dari pendidikan dan pelatihan disebabkan oleh terbatasnya alokasi anggaran yang disediakan dan keragaman minat pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang teknis, sehingga peningkatan kompetensi pegawaai kurang terealisasi sesuai yang diharapkan Pendidikan dan Pelabihan Kepemimpinan Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim) merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan profesional. Atas dasar pelatihan tersebut dapat memberikan arahan dan membuka wawasan yang lebih luas guna penunjang perannya sebagai pimpinan. Fakta menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dilakukan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur berhasil menambah pegawai yang memiliki legalitas pelatihan kepemimpinan. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini lembaga tersebut dapat menambah sebanyak. Dari 7 orang tersebut, diantaranya yang ditugaskan untuk mengikuti diklatpim IV sebanyak 4 orang, kemudian untuk diklatpim III sebanyak 3 orang, dan diklatpim II hanya 1 orang, 463

ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: 457-466 dan semuanya berhasil dan mendapat legalitas pelatihan sesuai jenjang yang diikuti. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pegawai, bahwa pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tidak hanya meningkatkan kemampuan manajerial dan profesional tetapi juga dapat membentuk kepribadian sikap dan perilaku pegawai yang lebih baik. Pendidikan dan Pelatihan Penguasaan Elektronik Tuntutan publik yang terus meningkat terhadap penggunaan peralatan elektronik maka sebagai lembaga publik atau satuan kerja perangkat daerah) Kutai Tumur dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang terus berkembang. Dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IT), diharapkan para penyelenggara dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang terus berkembang. Apalagi dengan perkembangan dan kemajuan tenologi yang begitu pesat, maka pengelenggaraan tugas dan fungsi lembaga tidak lagi menggunakan cara-cara yang konvensional, justru bergesar pada cara-cara yang lebih praktis, efektif dan efisien. Untuk mengiringi hal tersebut maka perlu kesiapan, bukan hanya tersedianya peralatan yang bernuansa teknologi tetapi juga tersedianya pegawai yang memiliki kemampuan yang menggerakkan/menggunakan peralatan dimaksud. Sehingga peralatan tersebut dapat berfungsi secara efektif dan memberikan kontribusi untuk menunjang kelancara tugas. Mengingat terbatasnya pegawai yang mengusai peralatan tersebut maka Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur memberikan kesempatan untuk mengikuti peatihan bidang elektronik. Upaya yang dilakukan ternyata mampu menambah sebanyak 4 orang pegawai yang memiliki legalitas bidang elektronik. Dengan bertambahnya pegawai yang memiliki kemampuan elektronik, dapat menunjang kelancaran tugas. Fakta menunjukkan bahwa ada perubahan yang lebih baik setelah pegawai yang bersangkutan mengikuti pelatihan bidang elektronik. Ini berarti pendidikan dan pelatihan bidang elektronik mempunyai kontribusi yang berarti, bukan saja untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian pegawai, tetapi juga meningkatkan kompetensi pegawai dalam penggunaan dan pemanfaatan peralatan elektronik. Meskipun hasil yang dicapai kurang memenuhi kualifikasi yang diharap-kan, tetapi dari segi kemanfaatan justru dapat mengatasi persolan formasi pegawai. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional/Bidang Widyaiswara Pendidikan dan pelatihan Training of Trainer dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai widyaiswara. Untuk memenuhi hal tersebut, maka diperlukan pegawai yang memiliki kemampuan yang profesional terutama berkenaan dengan tenaga widyaiswara, yang handal sehingga mampu melaksanakan tugasnya sebagai widyaiswara secara efektif. Berdasarkan hasil temuan di objek penelitian menunjukkan bahwa upaya untuk menambah tenaga 464

Pendidikan dan Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Kompetensi... (Imelda Juniar) widyaiswara nampaknya berhasil, yaitu dapat menciptakan 11 orang tenaga widyaiswara umum dan 1 orang widyaiswara khusus. Meskipun telah menambah sejumlah tenaga widyaiswara namun demikian secara kuantitas dan kualitasnya kurang memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pengembangan kompetensi pegawai di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kutai Timur telah berhasil menambah kompetensi pegawai sesuai bidang tugasnya. Hal tersebut ditandai oleh bertambahnya pegawai yang memiliki legalitas pelatihan, baik dibidang administrasi, bidang teknis, kepemimpinan, elektronik maupun fungsiona/widyaiswara. Meskipun secara kuantitas hasil yang dicapai kurang optimal, namun demikian bertambahnya beberapa pegawai yang memiliki legalitas pelatihan, menunjukkan suatu prestasi lembaga dalam pengembangan kompetensi pegawai. Tetapi suatu hal yang sangat esensial dari pendidikan dan pelatihan tersebut adalah nilai manfaatnya, yaitu bukan hanya meningkatnya pegawai yang cakap dan terampil tetapi dapat menambah investasi sumberdaya, dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga. 2. Kurang optimalnya hasil pendidikan dan pelatihan karena dihadapkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasan alokasi anggaran operasional, terbatasnya lembaga pelatihan di Kabupaten kutai Timur yang berkualitas, dan keragaman minat pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di luar daerah. Saran 1. Sehubungan dengan kecilnya anggaran pengembangan kompetensi pegawai, maka demi percepatan tenaga yang cakap dan terampil, perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk peningkatan kompetensi aparatur, sesuai kebutuhan organaisasi sehingga percepatan pengembangan kompetensi dapat direalisasikan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui rencana yang ditentukan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2. Sehubungan dengan beragamnya minat pegawai mengikuti pelatihan maka dalam rangka pengembangan kompetensi pegawai hendaknya dilakukan pembinaan secara simultan. Sehingga responsibilitas terhadap pendidikan dan pelatihan terus meningkat. 3. Mengusulkan kepada Pimpinan Vertikal Pemerintah Kabupaten Kutai Timur perlunya dibentuk/didirkannya lembaga pelatihan yang berku-alitas, sesuaia kebutuhan lembaga di daerah dengan cara melakukan kerjasama 465

ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 2, 2017: 457-466 dengan pihak perguruan tinggi dan lembaga pemerintah daerah Provinsi/kota dan kabupaten 4. Pegawai yang telah memperoleh legalitas, baik dari pendidikan formal maupun dari pendidikan dan pelatihan hendaknya ditempatkan sesuai dengan bidangnya kerjanya dan dimanfaatkan secara optimal agar lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas. Daftar Pustaka Anonimus. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.. Keputusan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil. Flipo, B. Edwin. 1999. Manajemen Personalia. Diterjemahkan Moh. Masud. Edisi keenam. Erlangga: Jakarta. Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. Haji Masagung: Jakarta. Kartasasmita, Ginandjar. 2004, Ekonomi Rakyat : Memadukan Perumbuhan Dan Pemerataan. Cides: Jakarta. Mangkunegara, Anwar Pabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Refika Aditama: Bandung. Manullang. 2005. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia: Jakarta. McCleallend. 2005. Memacu Masyarakat Berprestasi. Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Berprestasi. Intermedia: Jakarta. Moenir, H, AS. 2002. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Gunung Agung: Jakarta. Nawawi, Ismail. 1999. Strategi Manajemen Pengembangan Pariwisata. Sunan Ampel Press: Surabaya. Ranupandoyo, dan Husnan. 2003. Manajemen Personalia. BPFE: Yogyakarta Sedarmayanti. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung: Bandung. Siagian, P. Sondang. 2000. Manajemen Sumber Saya Manusia. STIE YKPN: Yogyakarta.. 2003. Manajemen Strategis Pembangunan. Cetakan Ke-4. Gunung Agung: Jakarta. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3. STIE YKPN: Yogyakarta.. 2004. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Wursito. 1998. Manajemen Kepegawaian. Penerbit Kansusius: Yogyakarta 466