RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 129/PUU-XIII/2015 Sistem Zona Dalam Pemasukan (Impor) Hewan Ternak I. PEMOHON 1. Teguh Boediyana; 2. dr. drh. Mangku Sitepu; 3. Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI); 4. Gun Gun Muhamad Lutfi Nugraha, S.Sos.; 5. Drs. H. Asnawi; 6. DR. IR. H. Rachmat Pambudy Kuasa Hukum Hermawanto, S.H., M.H., dkk berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Oktober 2015 II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: - Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945); - Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945; 1
IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) Para Pemohon adalah perseorangan warga Indonesia terdiri atas: 1) Pemohon I adalah peternak sapi; 2) Pemohon II adalah seorang dokter hewan sekaligus dokter manusia; 3) Pemohon III adalah Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) yang mewadahi perkumpulan peternak sapi perah di Indonesia; 4) Pemohon IV adalah petani dan konsumen daging dan susu segar; 5) Pemohon V adalah pedagang daging sapi sekaligus konsumen daging; 6) Pemohon VI adalah dosen sekaligus konsumen daging dan susu segar; yang merasa dirugikan dan/atau potensial dirugikan hak-hak konstitusionalnya akibat pemberlakuan zona base di Indonesia berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kerugian konstitusional yang dimaksud adalah karena prinsip minimum security dengan pemberlakuan zona tersebut mengancam kesehatan ternak, menjadikan sangat bebasnya importasi daging segar yang akan mendesak usaha peternakan sapi lokal, serta tidak tersedianya daging dan susu segar sehat yang selama ini telah dinikmati. V. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN DAN NORMA UUD 1945 A. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN Norma materiil yaitu: 1. Pasal 36C ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Pemasukan ternak ruminansia indukan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat berasal dari suatu negara atau zona dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukannya. 2. Pasal 36C ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Pemasukan ternak ruminansia indukan yang berasal dari zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus terlebih dahulu: 2
a. Dinyatakan bebas penyakit hewan menular di negara asal oleh otoritas veteriner negara asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan badan kesehatan hewan dunia dan diakui oleh otoritas veteriner Indonesia. b. Dilakukan penguatan sistem dan pelaksanaan surveilan di dalam negeri; dan c. Ditetapkan tempat pemasukan tertentu. 3. Pasal 36D ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Pemasukan ternak ruminansia indukan yang berasal dari zona sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36C harus ditempatkan di pulau karantina sebagai instalasi karantina hewan pengamanan maksimal untuk jangka waktu tertentu. 4. Pasal 36E ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Dalam hal tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, dapat dilakukan pemasukan ternak dan/atau produk hewan dari suatu negara atau zona dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukan ternah dan/atau produk hewan. B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945. 1. Pembukaan UUD 1945...melindungi segenap rakyat Indonesia...dst 2. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Negara Indonesia adalah negara hukum 3. Pasal 28A UUD 1945 Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. 4. Pasal 28C ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. 3
(2) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. 5. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 6. Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. 7. Pasal 28H ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. 8. Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Rumusan norma tentang penerapan sistem zona melalui frasa atau zona dalam suatu negara yang telah dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 137/PUU-VII/2009 tanggal 25 Agustus 2010 justru dihidupkan kembali dalam Undang-Undang perubahan yaitu UU 41/2014 yang menjadi objek permohonan a quo; 2. Undang-Undang baru tentang peternakan dan kesehatan hewan justru semakin memperluas kebijakan importasi ternak di tengah ketergantungan yang tinggi pada impor ternak dan produk ternak. Seharusnya pemerintah 4
berbenah memperbaiki industri peternakan dan peternakan rakyat di dalam negeri; 3. Pemberlakuan sistem zona tersebut merugikan hak konstitusional Pemohon untuk hidup sehat, sejahtera, aman, dan nyaman dari bahaya penyakit menular dari hewan ataupun produk hewan yang dibawa karena proses impor dari zona yang tidak aman; VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan para pemohon; 2. Menyatakan : - frase atau zona dalam suatu negara dalam Pasal 26C ayat (1); - kata zona dalam Pasal 36C ayat (3) - kata zona, dalam Pasal 36D ayat (1), dan - frase atau zona dalam suatu negara dalam Pasal 36E ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619) bertentangan dengan Undang Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Menyatakan : - frase atau zona dalam suatu negara dalam Pasal 26C ayat (1); - kata zona dalam Pasal 36C ayat (3) - kata zona, dalam Pasal 36D ayat (1), dan - frase atau zona dalam suatu negara dalam Pasal 36E ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 4. Memerintahkan amar Putusan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang mengabulkan permohonan untuk dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia. 5
Atau, apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. 6