Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

dokumen-dokumen yang mirip
Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan ernakan Tropika

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem)

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

VIII. ANALISIS FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

VII. ANALISIS FINANSIAL

ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN AYAM KAMPUNG (LOKAL) DI TINGKAT PETANI STUDI KASUS KELOMPOK PETERNAK AYAM KAMPUNG "BAROKAH" DI CIAMIS

A. Kerangka Pemikiran

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

III. METODE PENELITIAN

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science.

VII. RENCANA KEUANGAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. atau sumber energi, serta pengelolaan lingkungan hidupnya. Kegiatan pengolahan

KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA. (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

Ujong Blang village Banda Sakti district of Lhokseumawe

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR SUNJU MANDIRI DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERBIBITAN SAPI BALI DENGAN MENERAPKAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK

Dessy Ayu Arisman Fatmala*, Dr. Ir. Arief RM Akbar, M.Si dan Alia Rahmi, S.TP, M. EngSc

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

II. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF CATTLE FATTENNING IN KOPERASI TERNAK ROJO KOYO POGALAN SUB-DITRICT OF TRENGGALEK REGENCY

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science.

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIALUSAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG. Sitanggang, Yanshen Manatap

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

Jawaban yang tidak sesuai dengan soal, tidak akan dikoreksi!!! TUGAS AKHIR ini dan Jawaban soal pada UAS, dikumpulkan SEMUA pada saat UAS!!!

Melinda Al Masyhur Mahasiswa Peternakan, Abdul Hamid Arsyad, Syamsul Bahri

III KERANGKA PEMIKIRAN

KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

Jl.Veteran No.53.A Lamongan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI PERUSAHAAN JAKA MAKMUR SEMARANG SKRIPSI. Oleh HAPOSAN IMMANUEL SORMIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan,, Denpasar E-mail: goenady13@yahoo.co.id Hp: 08246504876 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha budidaya pullet. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2016 di UD Prapta yang berlokasi di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. tingkat kelayakan finansial dari usaha ini dilihat berdasarkan analisis kriteria investasi, analisis Pay Back Period dan Break Even Point. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha budidaya pullet layak secara financial yang dapat dilihat dari NPV yang positif yaitu sebesar Rp. 71.677.012,-, IRR 19%, Net B/C 1,33. Pay Back Period terjadi setelah 4,31 bulan dan Break Even Point terjadi setelah usaha ini berjalan selama 7,01 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada jumlah produksi pullet sebanyak 4.312 ekor atau pada harga Rp. 45,104,-/ ekor. Kata kunci: budidaya pullet, kelayakan financial, titik impas FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PULLET PRODUCTION (Case Study at UD Prapta Pasedahan Village, District Manggis, Karangasem regency) ABSTRACT This study aims to determine financial feasibility of pullet production. The research was conducted from January to March 2016 at UD Prapta located in the Pasedahan village, Manggis District, Karangasem regency. Primary and secondary data were used in this study. The financial feasibility of this business was analyzed based on the analysis of investment criteria, analysis Pay Back Period and Break Even Point. The results of this study indicate the financial feasibility that this business generates a positive NPV of Rp. 71.677.012, -, IRR of 19%, Net B / C of 1,33, Pay Back Period reached after 4,31 months and Break Even Point achived after the business run for 7,01 years. The results of the sensitivity analysis shows that this business reached breakeven when the number of production as many as 4.312 head, or at the pullet price of Rp. 45.104 - /pullet. Keywords: pullet production, even point, financial feasibility 463

PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam petelur merupakan bagian dari kegiatan subsektor peternakan yang secara cepat dapat menghasilkan protein hewani berupa telur. Keberhasilan usaha ini sangat ditentukan oleh kemampuan petani dalam mengelola usahanya. Kesalahan manajemen sangat rentan terjadi pada usaha peternakan ayam petelur. Manajemen yang kurang bagus menyebabkan produktivitas yang rendah bahkan mengakibatkan kerugian, sebaliknya manajemen yang baik akan mampu memberikan hasil yang baik pula. Menurut data Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem (2014), sejak tahun 2009 sampai dengan 2014 terjadi peningkatan jumlah populasi ayam petelur di Kabupaten Karangasem dari 823.789 ekor meningkat sebanyak 33,8% menjadi 1.002.262 ekor. Produksi telur di Indonesia juga mengalami peningkatan. Menurut data Badan Ketahanan Pangan dan Kementerian Pertanian (2015), produksi telur pada tahun 2010 sebanyak 1.366 ton meningkat 6,62 % menjadi 1.764 ton di tahun 2014. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap perotein hewani yang berasal dari telur ayam yang juga mengalami peningkatan. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015), konsumsi telur ayam ras tahun 2013 sebanyak 0,169 kg/kapita/minggu meningkat menjadi 0,171 kg/kapita/minggu pada tahun 2014. Pullet merupakan ayam dara menjelang bertelur dengan umur sekitar 16 minggu. Pullet menjadi salah satu penentu keberhasilan usaha peternakan ayam petelur. Kebutuhan pullet di peternakan ayam petelur semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah populasi ayam petelur. Manajemen budidaya pullet yang baik akan dapat menghasilkan ayam petelur yang memiliki produktivitas yang baik pula. Budidaya pullet memerlukan biaya yang besar sehingga pemeliharaaan pullet membutuhkan manajemen yang baik. Saat ini peternak ayam petelur dihadapkan pada dua pilihan terkait dengan penyedian pullet, yaitu apakah memproduksi pullet sendiri atau membeli pullet dari suplayer Apabila memproduksi pullet sendiri, maka diperlukan biaya investasi dan biaya operasional yang cukup besar sehingga perlu dikaji lebih dalam sejauhmana tingkat kelayakan finansialnya. Hasilnya tentu dapat dijadikan sebagai acuan bagi peternak dalam menentukan keputusan apakah membeli atau memproduksi pullet sendiri. Salah satu perusahaan peternakan ayam petelur yang sudah memproduksi pullet sendiri adalah UD Prapta yang berlokasi di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 464

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di UD Prapta yang berlokasi di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, dari bulan Januari sampai Maret 2016. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif meliputi koefisien teknis produksi, penerimaan dari usaha budidaya pullet, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya pullet. Sedangkan data kualitatif meliputi manajemen usaha, aspek teknik produksi dan pemasaran. Data primer bersumber dari pemilik usaha UD Prapta dan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian ini. Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik wawancara dilakukan dengan mewawancarai pemilik usaha dan anak kandang dengan kuisioner. Teknik dokumentsi yaitu melihat pembukuan usaha yang ada, sedangkan teknik observasi merupakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui kegiatan usaha. Data dikumpulkan dari instansi-instansi terkait dengan metode dokumentasi. Analisis kelayakan finansial dari usaha ini ditentukan berdasarkan analisis kriteria investasi yang meliputi analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Analisis Kriteria Investasi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rumus yang digunakan dalam perhitungan analisis kriteria investasi No Analisis Kriteria Investasi 1 NPV (Net Present Value) Rumus NPV = net Present Value B t = benefit pada tahun ke t (Rp) Keterangan Kriteria kelayakan NPV adalah: NPV > 0 (layak) NPV < 0 (tidak layak) NPV = 0 = BEP C t i = biaya yang dikeluarkan pada tahun ke t (Rp) = discount rate(12%) Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 465

2 IRR (Internal Rate of Return) t = periode tahun (0,1,2,,10) Kriteria kelayakan IRR adalah : i 1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV positif. i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif. NPV 1 = NPV positif NPV 2 = NPV negative IRR > SOCC (layak) IRR < SOCC (tidak layak) IRR = SOCC = BEP SOCC (Social opportunity cost of capital) 3 Net B/C Kriteria kelayakan Net B/C adalah: Sumber : Ibrahim (2003) B t = benefit pada tahun ke t. C t = biaya yang dikeluarkan pada tahun ke t. i = discount rate (12%). t = periode tahun (0,1,2,,10) Net B/C > 1(layak) Net B/C < 1(tidak layak) Net B/C = 1 = BEP Analisis Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi dan jangka waktu untuk mencapai titik impas. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini dapat dilihat seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rumus yang digunakan dalam perhitungan PBP dan BEP No PBP dan BEP Rumus Keterangan 1 PBP (Pay Back Semakin kecil nilai PBP Period) maka semakin cepat PBP = pay back period. T p-1 = tahun sebelum terdapat PBP. I i = investasi yang telah di-diskon icp-1 = benefit yang telah di-diskon sampai pada tahun sebelum PBP. pengembalian biaya investasi, sehingga usaha ini semakin layak untuk dijalankan. Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 466

2 BEP (Break Even Point) p = jumlah benefit di-diskon pada PBP berada. T p-1 = tahun sebelum terdapat BEP TC i = total cost yang telah di-diskon. B icp-1 = benefit yang telah di-diskon sampai pada tahun sebelum BEP berada. B p = jumlah benefit di-diskon pada BEP Semakin kecil nilai BEP maka semakin cepat mencapai titik impas, maka usaha ini semakin layak untuk dijalankan. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pemilik usaha sebelum usaha dijalankan (Dewi, 2015). Biaya tersebut digunakan untuk membeli barang dan modal untuk beberapa kali periode. Biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha budidaya pullet di UD. Prapta dengan skala 5000 ekor sebesar Rp. 217.572.000,-. Biaya tersebut meliputi biaya bangunan, sewa lahan, peralatan kandang, kendaraan, serta instalasi listrik dan air Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan usaha budidaya pullet. Biaya operasional yang dikeluarkan UD. Prapta berbeda-beda setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan masukan fisik dalam satu tahun berbeda-beda. Produksi pullet mampu melakukan tiga kali produksi dalam satu tahun. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah yang dipengaruhi oleh jumlah produksi (Rustianawati, 2015). Biaya tetap dalam usaha budidaya pullet meliputi penyusutan, sewa lahan, listrik, biaya telepon, bunga pinjaman, dan gaji karyawan. Sedangkan biaya variabel meliputi biaya DOC, pakan, sekam, vaksin, gas, vitamin dan obat-obatan. Manfaat atau benefit dalam usaha budidaya pullet merupakan penerimaan secara keseluruhan berbentuk rupiah yang diterima dari usaha tersebut. Benefit yang diterima di UD. Prapta berbeda-beda setiap tahunnya sampai tahun ke-10. Benefit yang diterima meliputi penjualan pullet, penjualan limbah sekam dan kotoran. Kelayakan usaha ini menunjukkan bahwa usaha budidaya pullet layak secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan yang disajikan pada tabel 4. Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 467

Tabel 4 Kelayakan finansial usaha budidaya pullet di UD Prapta No Analisis Kelayakan Finansia Hasil Keterangan 1 NPV (Net Present Value) Rp.76.677.012,- NPV positif 2 IRR (Internal Rate of Return) 19% IRR >SOCC 3 Net B/C (Net Benefit Cost Ratio) 1,33 Net B/C > 1 4 PBP (Pay Back Period) 4,31 bulan Jangka waktu pengembalian biaya investasi 5 BEP (Break Even Point) 7,01 tahun Jangka waktu untuk mencapai titik impas 6 Titik impas produksi 4.312 ekor Skala produksi lebih dari 4.312 ekor maka usaha ini layak untuk dijalankan dan sebaliknya jika dibawah 4.312 ekor maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. 7 Titik impas harga pullet Rp. 45.104,- Harga yang lebih dari Rp 45.104,- /ekor layak dan sebaliknya jika kurang dari Rp 45.104,-/ekor maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan NPV (Net Present Value) pada usaha budidaya pullet di UD Prapta bernilai positif, sebesar Rp. 76.677.012,- yang artinya dalam jangka waktu 10 tahun, usaha budidaya pullet dengan skala 5000 ekor mampu memberikan keuntungan bersih sebesar (net benefit) Rp. 76.677.012,- dalam bentuk present value (nilai sekarang). Nilai IRR (Internal Rate of Return) yang dihasilkan pada usaha budidaya pullet sebesar 19% (discount rate estimate 12%) yang artinya usaha ini mampu memberikan keuntungan sampai pada tingkat discount rate sebesar 19% dan jika tingkat discount rate diatas 19% maka usaha budidaya pullet ini tidak layak untuk dijalankan. Net B/C dari usaha budidaya pullet di UD Prapta sebesar 1,33. Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha budidaya pullet akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 1,33 dalam bentuk present value (nilai sekarang). Pernyataan tersebut sesuai dengan Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa apabila didapatkan hasil Net B/C > 1, maka usaha ini layak untuk dijalankan. PBP (Pay Back Period) dari usaha budidaya pullet di UD Prapta adalah 4,31 bulan. Artinya usaha budidaya pullet di UD Prapta mampu mengembalikan biaya investasi dalam jangka waktu 4,31 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 468

mampu mengembalikan biaya investasi dalam kurun waktu yang sangat cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa semakin cepat sebuah usaha dapat mengembalikan biaya investasi, maka semakin layak usaha tersebut untuk dijalankan karena perputaran modal dari usaha tersebut semakin lancar. BEP (Break Even Point) usaha budidaya pullet di UD Prapta dicapai dalam waktu 7,01 tahun. Nilai BEP yang dihasilkan menunjukkan bahwa usaha ini mencapai titik impas pada saat usaha tersebut berjalan selama 7 tahun 1 bulan. Pernyataan ini didukung oleh Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa sebuah usaha dikatakan mencapai Break Even Point (BEP) dimana total revenue (jumlah penerimaan) sama dengan total cost (jumlah biaya). Keuntungan mulai diperoleh setelah perusahaan beroperasi lebih dari 7,01 tahun. Menurut Sukanata dan Rahayu (2013) penentuan titik impas produksi dan titik impas harga dapat dilakukan dengan menentukan analisis sensitivitas yaitu menentukan nilai switching value dari masing-masing variabel yang dianalisis. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kelayakan apabila terjadi perubahan biaya atau manfaat. Berdasarkan hasil analisis switching value kelayakan terhadap jumlah budidaya pullet, UD Prapta mencapai titik impas (NPV=0) pada jumlah produksi pullet sebanyak 4.312 ekor. Artinya pada skala 4.312 ekor, usaha budidaya pullet di UD Prapta mengalami titik impas dimana usaha ini dalam keadaan tidak untung namun juga tidak rugi. Usaha ini layak secara finansial untuk dijalankan apabila skala usaha pullet lebih dari 4.312 ekor dan akan mengalami kerugian jika jumlahnya kurang dari 4.312 ekor. Switching value harga pullet menunjukkan bahwa usaha ini mencapi titik impas (NPV = 0) ketika harga jual pullet Rp 45.104,-/ekor. Jika harga pullet berada diatas harga Rp 45.104,-/ ekor maka usaha ini layak secara financial, sedangkan jika dibawah harga tersebut maka usaha ini tidak layak secara finansial untuk dijalankan. SIMPULAN Usaha budidaya pullet di UD Prapta layak secara finansial untuk dijalankan, yang ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp. 76.677.012,-, IRR 19%, dan Net B/C 1,33. Budidaya pullet ini mampu mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam jangka waktu 4,31 bulan, dan mencapai titik impas setelah usaha ini berjalan selama 7,01 tahun. Titik impas produksi dari usaha budidaya pullet di UD Prapta sebanyak 4.312 ekor/periode. Titik impas harga dari usaha budidaya pullet di UD Prapta sebesar Rp. 45.104,- UCAPAN TERIMAKASIH Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 469

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Komang Sumadi yang telah memberikan ijin melakukan penelitian dan memberikan informasi yang diperlukan, serta Bapak/Ibu Dosen Fakultas Peternakan yang telah banyak memberikan saran dan masukkan dalam penulisan karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Ketahanan Pangan dan Kementerian Pertanian, 2015. Perkembangan produksi komoditas pangan tahun 2010-2014. Jakarta Badan Pusat Statistik. 2015. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Dewi, A.A.A S, Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggemukan Sapi Bali Berbasis Pakan Jerami Padi (Studi Kasus pada UD. Mupu Amerta di Banjar Sala Desa Abuan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli). 2015. Fakultas Peternakan. Denpasar Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem. 2014. Buku Statistik Peternakan 2014. Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem. Provinsi Bali Ibrahim, H.M.Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Rustianawati, D.A. C. Analisis Kelayakan Usaha Perbibitan Sapi Bali dengan Menerapkan Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (Studi Kasus Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung. 2015. E-jurnal vol.3, no 3 (2015) Sukanata, I W dan B. R. T. Putri. 2013. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pembibitan Sapi Bali pada Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI). Laporan penelitian Dosen Muda. Fakultas Peternakan. Denpasar. Arta et al. Vol. 4 No. 2 Th. 2016: 463-470 Page 470