ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman e-issn

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. MATERI DAN METODE

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

3. METODE DAN PELAKSANAAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

KELAYAKAN USAHATANI TEMBAKAU

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

198 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

III. MATERI DAN METODE

INSTRUMEN IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU (IMPACT POINT) ASPEK TEKNIS UNTUK PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

218 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Transkripsi:

17 ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN (Analysys Farming System of Spring Onion ( Allium fistulusom L) at District Binuang, Tapin South Kalimantan) Susmawati Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Email : susmawati_bbpp@yahoo.co.id ABSTRACT The study aims:1. To determine the cost of farming system onion 2. To determine income of farming system onions 3. To determine whether the farm is worth it or not. This result was conducted in the experimintal BBPP Binuang for 3 months from April until the month of June 2016. Analysis of data used in this study :1). Analysis BEP Volume Production 2.)Analysis BEP Production Price 3.)Analysis B/C ratio 4.) Analysis of ROI. Production volume analysis result show 146,7 kg, the analysis results BEP price production show Rp. 11.404,11;the analysis results B/C ratio 1,31 show that the farm should be develoved onion, whereas the analysis results show 31,53 % ROI. The results of analysis of total cost production Rp.81.503.030, while the results of the analysis of the total revenue Rp.107.201.850;the results of cost analysis show profit each harvest of Rp.25.698.000 Key word : onion, farming, cost analysis PENDAHULUAN Sayuran tergolong kedalam salah satu jenis tanaman hortikultura yang kaya akan vitamin dan mineral sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat, namun tingkat konsumsi sayuran juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya harga dan tingkat pendapatan. Banyaknya manfaat sayuran bagi pemenuhan gizi masyarakat menyebabkan sayuran menjadi bagian dari komoditas hortikultura yang terus diproduksi. Pada tahun 2001-2006 tingkat produksi sayuran di Indonesia cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan luas panen dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,2 persen per tahun (Nelda, 2008) Pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia, komoditas hortikultura yang meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias merupakan salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi baru pada sektor pertanian. Bahkan beberapa produk komoditas sayuran Indonesia telah menjadi mata dagang ekspor dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, produksi, produktivitas, dan kualitas sayuran nasional perlu ditingkatkan terutama untuk jenis sayuran potensial yang selama ini belum mendapat perhatian. Salah satu jenis komoditas sayuran potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis adalah bawang daun (Allium fistulosum L.). Tanaman ini diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara, kemudian meluas ditanam di berbagai daerah (Negara) yang beriklim tropis maupun subtropis (Meltin, 2009). Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersil. Saat ini di Kalimantan Selatan bawang daun merupakan salah satu produk tanaman sayur yang diunggulkan. Selain itu luas areal panen bawang daun di Indonesia setiap tahun terus meningkat, karena prospek pemasaran

18 komoditas ini menunjukkan kecenderungan yang semakin baik. Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar luar negeri. Jenis bawang daun yang diekspor ke Singapura dan Belanda adalah bawang prei. Selain itu, permintaan bawang daun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk (Cahyono, 2005) Kondisi lahan dan cuaca di Indonesia yang sangat sesuai untuk pengembangan bawang prei. Selain itu, pembudidayaan bawang prei relatif mudah dan murah. Perkembangan produksi bawang prei dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Meskipun pernah terjadi penurunan luas panen pada tahun 2003 dan 2005, namun penurunan luas panen tersebut tidak diikuti oleh penurunan produksi maupun produktivitas bawang prei. Hal ini terlihat dari nilai pro duksi dan produktivitas bawang prei pada tahun 2003 dan 2005 yang justru meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya perbaikan teknologi atau teknik penanaman dalam usahatani bawang prei (Dewi, 2015). Sejauh mana usahatani bawang prei akan memberikan hasil dan memberikan sumbangan pendapatan terhadap petani masih belum banyak dilakukan peneliti, oleh sebab itu penulis mencoba untuk meneliti Analisa Usaha Tani Bawang Prei (A llium porrum Bl.) Di Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Sehingga, diharapkan hasil penelitian nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi petani dalam mengambil keputusan yang tepat dalam berusahatani. METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan di Lahan Praktek Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Kalimantan Selatan jalan A. Yani Km. 85 Binuang dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sekop, sabit, garu, papan merek, tali, timbangan, timbangan analitik, gunting, gembor, alat ukur dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bawang daun dan pupuk kandang sapi, pestisida dan herbisida. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dimana analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan dan pengeluaran (biaya produksi) usahatani bawang daun sehingga dapat dihitung ratio penerimaan dan pendapatan (R/G) untuk menentukan Tabel 1. Analisa Usaha Tani Bawang Skala 270 m2 (0,027 Ha) No Nama Biaya Jenis Jumlah Satuan Biaya Per Jumlah Biaya Item Satuan 1. Pengeluaran A. Biaya Operasional 1. Sewa Lahan 0,027 Hektar 100.000 2. Benih 50 Kg 27.000 1.350.000 3. Pestisida Score 1 Botol 50.000 50.000 4. Pupuk NPK Ponska 3 Kg 5000 15.000 NPK Mutiara 3 Kg 14.000 42.000 Gandasil D 1 Bungkus 10.000 10.000

19 5. Tenaga Kerja Persiapan 1 HKSP 100.000 100.000 Lahan Penanaman 1 HKSP 100.000 100.000 Penyemprotan 1 HKSP 100.000 100.000 Pemupukan 2 HKSP 100.000 200.000 Panen 0,50 HKSP 100.000 50.000 6. Peralatan Hand Sprayer 1 Unit 250.000 50.000 Cangkul 1 Unit 100.000 20.000 Ember 1 Unit 20.000 4.000 Gembor 1 Unit 50.000 10.000 Total Biaya 2.201.000 2. Pendapatan Hasil Panen 193 Kg 15.000 2.895.000 3. Keuntungan 694.000 Ket: Penyusutan Peralatan 20 % per musim tanam. kelayakan usahatani bawang prei yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut (Kasim, 1995): a. BEP Volume Produksi, dimana BEP Volume Prod = Harga ditingkat Petani b. BEP Harga Produksi, dimana BEP Harga Prod = c. B/C Ratio, dimana B/CRatio = d. ROI, dimana ROI = Total Produksi Total Pendapatan Keuntungan Usaha Tani 100 % Modal Usaha Tani HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bawang Daun Tahapan budidaya bawang daun adalah sebagai berikut a. Pembibitan Bibit yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan cara membeli bibit dari petani yang siap langsung ditanam dilahan dengan harga Rp. 27.000 per kilogramnya, kebutuhan bibit sebanyak 50 kg dengan biaya yang harus dikeluarkan sebanyak Rp. 1.350.000. Bibit bawang yang digunakan adalah bibit bawang yang telah berumur 2 bulan b. Persiapan Lahan dan Pengolahan Lahan. Pengolahan tanah yang dilakukan berupa pembersihan rumput dan pembajakan, setelah itu diratakan dan dibuat bedengan (1 x 3 m), tinggi bedeng 20 cm dan jarak antar bedeng 30 cm. Pupuk kandang diberikan 3 hari sebelum tanam yaitu setelah selesai melakukan pengolahan tanah, dengan dosis. Pupuk kandang diberikan dengan cara, mencampurnya dengan tanah pada setiap bedeng sedalam 15-20 cm. c. Penanaman Penanaman dilakukan 3 hari sesudah perlakuan pupuk kandang. Sebelum penanaman dilakukan, bibit bawang daun dikelompokan (disortir atau greeding) menurut ukuran bibit. Semua daun yang tua dipangkas agar daun/tunas baru tumbuh. Bibit bawang daun berupa anakan, ditanam secara tegak lurus sebanyak satu anakan dalam lubang tanam yang telah dibuat dengan tugal, dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Setelah

20 penanaman dilakukan penyiraman pada setiap bedengan (petak percobaan). d. Pemeliharaan Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati, penyiangan terhadap gulma di lakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 3-4 minggu dan pada saat tanaman berimur 6 minggu dengan menggunakan cangkul. Penyiraman dilakukan apabila tanah terlihat kekurangan air. e. Pemupukan Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu, pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK Ponska dan NPK Mutiara. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dibuat lubang sedalam sekitar 5-7 didekat tanaman, jarak lubang dengan tanaman sekitar 5 cm, pupuk dimasukkan kedalam lubang-lubang tersebut, setelah itu ditutup dengan tanah. Selain itu juga dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk daun Gandasil D, pupuk ini diberikan dengan cara menyemprotkannya pada tanaman. Penyemprotan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 40 dan 60 hari. Penyemprotan dilakkan pada saat pagi hari. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pupuk dau yaitu pada saat tanaman berumur 40 dan 60 hari, dengan menggunakan pestisida Score. g. Panen dan Pasca Panen Tanaman bawang daun dapat dipanen setelah tanaman berumur 70 75 hari setelah tanam, dengan tanda beberapa bagian dari bagian bawah daun telah berwarna menguning atau mengering, jumlah anakan bawang daun berjumlah 7-10 anakan. Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman atau rumpun tanaman dengan hatihati agar supaya tanaman tidak ada yang patah atau rusak. Pemanenan dilakukan pagi hari atau sore hari pada saat cuaca cerah. Setelah bawang daun dipanen dilakukan pembersihan terhadap tanah yang masih menempel pada bawang dau yang telah dipanen, selain itu juga dilakukan pembersihan terhadap daun bawang yang telah mengering. B. Analisa Biaya Produksi 1. BEP Volume Produksi BEP Volume Prod = 2.201.000 15.000 = 146,7 Hal ini menunjukkan, bahwa pada saat diperoleh produksi sebesar 146,7 kg bawang daun, maka usaha tani bawang daun tersebut tidak menghasilkan keuntungan namun juga tidak mengalami kerugian. 2. BEP Harga Produksi BEP Harga Prod = 2.201.000 193 = 11.404,14 Hal ini menunjukkan bahwa pada saat harga bawang daun ditingkat petani sebesar Rp. 11.404,14 usaha tani bawang daun tersebut tidak mengalami keuntungan, namun juga tidak mengalami kerugian. 3. B/C ratio B/CRatio = 2.895.000 2.201.000 = 1,31 Nilai B/C ratio sebesar 1,31 menunjukkan bahwa dari pengeluaran biaya sebesar Rp. 2.201.000 akan diperoleh penerimaan 1,31 kali dari biaya yang digunakan. 4. ROI ROI = 694.000 2.201.000 100 % = 31,53 % Nilai ROI sebesar 31,53 % menunjukkan bahwa setiap pengeluaran modal sebesar Rp.100; akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 31,53;

21 Dari Tabel 1 memperlihatkan bahwa total biaya produksi untuk lahan seluas 0,027 Ha sebesar Rp.2.201.000; hasil panen bawang daun sebanyak 193 kg dengan harga ditingkat petani sebesar Rp. 15.000 akan diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 2.895.000, sehingga dalam 1 kali musim tanam akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 694.000. Diasumsikan bila usaha tani bawang daun dilakukan di lahan seluas 1 Ha maka biaya produksi akan menjadi Rp. 81.503.030; dengan hasil panen sebanyak 7.146,79 kg dengan harga ditingkat petani sebesar Rp.15.000; akan diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 107.201.850, sehingga dalam 1 kali musim tanam akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 25.698.000; KESIMPULAN 1. Besar biaya produksi usahatani bawang daun adalah sebesar Rp. 81.503.030/Ha. 2. Pendapatan usahatani bawang daun adalah sebesar Rp. 25.698.000/Ha/musim tanam. 3. Dengan menggunakan analisa B/C ratio diperoleh hasil B/C ratio 1,31 maka dapat disimpulkan bahwa usahatani bawang daun di daerah penelitian sudah efisien atau menguntungkan. Dewi. E. 2015. AnalisaUsahatani dan Efisiensi Pemasaran Bawang Daun ( Allium Porrum B) di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. (Studi Kasus di Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung). Jurnal Agribisnis Fakultas PertanianUnita Vol. II No. 13 April 2015. Kasim.S.A. 1995. Pengantar Ekonomi Produksi. Fakultas Pertanian. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Meltin. L. 2009. Budidaya Tanaman Bawang Daun (Allium Fistulosum L) di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Tawangmangu. Universitas Sebelas Maret. Syamsuddin Laude dan YohanisTambing. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun (Allium Fistulosum L) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Agroland. 17 (2):144-148. Agustus 2010 DAFTAR PUSTAKA Cahyono. B. 2005. Teknik Budidaya danusahatani Bawang Daun. Kanisius. Yogyakarta.